Anda di halaman 1dari 22

Struktur dan Mekanisme Organ Pencernaan

Yolanda Phingkasari
102013552/D8
FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),Fax: (021) 563-1731
Email: wieyolanda@ymail.com

Abstrak
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah
menjadi satuan- satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di
dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem
pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati,
pankreas. Semuaorgan tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk
menguraikan makanan darimolekul kompleks menjadi sederhana yang dapat
digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.
Abstract
Digestion is a process of decomposition of food from complex structures converted into
smaller units that can be absorbed by the enzymes produced in the digestive system. The
main organs that play a role in digestive system include the mouth, esophagus, stomach,
small intestine, colon, rectum, and anus. While the additional organs in the digestive system
include the liver, pancreas. Semuaorgan produces enzymes that are useful to decipher the
complex into simple darimolekul food that can be used by every cell in the human body
activity.

Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan,
minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan baku untuk
membangun tubuh. Sebelu dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem
pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster
melewati esofagus lalu dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian
dikeluarkan lewat anus
Pembahasan
Struktur Makroskopis Organ Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang
merentang dari mulut (cavum oris) sampai anus, dan organ-organ aksesoris seperti gigi,
lidah,kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak
dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.1
Organ-organ yang akan dibahas adalah mulut, esofagus, gaster, hepar & pankreas, usus halus
(duodenum, jejunum, ileum),kolon dan rektum.
1

Cavum Oris
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian

luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri
atas rongga mulut.2 Selain itu terdapat rima oris yaitu rongga diantara dua bibir. Rima oris
disusun atas bibir labium superior dan inferior, kedua labium ini digerakan oleh Mm.
orbicularis oris. Sedangkan pipi bagian dalam dapatdigereakan oleh m. buccinators. Lalu
terdapat lubang besar di selaput pipi bagiandalam setinggi molar kedua atas yang merupakan
muara dari kelenjar parotis yangdisebut papilla salaivaria buccalis.Mulut digunakan untuk
mengunyah makanan, maka dari itu untuk menggerakan mulut dibutuhkan otot-otot
pengunyah sebagai berikut:
M. masseter.
Otot ini terletak vertikal dari maxilla sampai kemandibula. Pars superficialis digunakan untuk
kontraksi mulut sertaelevasi dan menarik mandibula ke depan (protruda). Sedangkan pars
profunda untuk retruda.

M. temporalis.
Otot ini terletak di bagian temporal. Pars anterior untuk mengangkat mandibula. Sedangkan
pars posterior untuk retrusi.
M. pterygoideus
lateralis/externus yang berarah horizontal. Bergunauntuk membuka mulut. Sedangkan
yang medialis/internus terdapat dibagian dalam mandibula dan searah dengan M.
Massater. Digunakan untuk menutup mulut
Keempat otot diatas dipersarafi oleh cabang dari n. Trigeminus
2

Gigi

Selain itu, didalam rongga mulut pun terdapat organ-organ aksesoris sepertigigi-geligi.
Gigi secara makro terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas
mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi,dan akar gigi yang
tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih.
Gigi dipersarafi oleh Nn. Alveolares superiores &inferiores. Perdarahan gigi dilakukan oleh
Rr. Alveolaris Aa. Maxillaris externus danA. infraorbitalis, A. palatini major serta A.
buccalis.Secara mikro dentin membentuk bagian terbesar dari gigi. Dentin berasal
darimesoderm dan dibentuk oleh odontoblas. Lalu email gigi berasal dari ektoderm, mirip
bahan terkeras pada tubuh. Email dibentuk oleh ameoblas dan tidak mengandung kolagen,
kaya enamelin yaitu protein yang kaya prolin.
3

Lidah
Selain gigi, organ aksesoris lainnya adalah lidah (lingua). Lidah direkatkan pada dasar

mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkanmakanan saat dikunyah
atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara. 3 Secara makro lidah terutama
terdiri dari otot-otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot-ototekstrinsik untuk menggerakkan lidah
sebagai satu kesatuan sedangkan otot-otot intrisik untuk merubah bentuk lidah.
Otot-otot ekstrinsik terdiri dari M. genioglossus untuk menjulurkan lidah,
M.Hyoglossus untuk menarik lidah ke bawah, M. Styloglossus untuk mengangkat lidahke
arah postero-cranial dan M. palatoglossus untuk memperkecil isthmus faucium.Sedangkan
otot-otot intrinsik terdiri dari M. vertikalis, M. longitudinalis superior, M.longitudinalis
inferior, dan M. transversalis. Perdarahan lidah adalah lewat a. lingualiscabang dari a. carotis

externa.Persarafan lidah dibagi menjadi dua yaitu, motorik untuk semua otot ekstrinsik dan
intrinsik yang dipersarafi oleh N. hypoglossus (XII) kecuali M. palatoglossusyang dipersarafi
N. glossopharyngeus (IX). Sedangkan yang sensorik yaitu di bagian2/3 anterior lidah yang
sensibel oleh N. lingualis dan bagian pengecap oleh chordatympani. Sedangkan bagian 1/3
posterior yang sensibel oleh N. IX & X serta yang pengecap oleh N. IX.
4

Glandula Salivarius

Kelenjar saliva mensekresikan saliva kedalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer
yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. 1 terdapat 3 kelenjar
saliva pada manusia, yaitu:

Kelenjar parotid. Merupakan kelenjar saliva terbesar yang terletak agak ke bawah dan
di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid. Kelenjar ini dilalui oleh N.
Facialis, V. Facialis posterior, A. Carotis eksterna, A. Temporalis superficialis, A.
Maxilaris interna.

Kelenjar submaxillaris (submandibular). Kurang lebih sebesar kacang kenari dan


terletak di permukaan dalam mandibula serta membuka melalui duktus Wharton
menuju ke dasar mulut pada kedua sisifrenulum lingua.

Kelenjar sublingualis. Terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus


sublingualis kecil menuju ke dasar mulut.

Faring dan Esofagus

Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan).Faring berupa
saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulomembranosa) dengan bagian
terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra
cervikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid,tempat faring bersambung dengan
esofagus.4
Pada faring terdapat otot-otot melingkar yaitu, M. levator veli palatini, M. konstriktor
faringeus superior, media dan inferior.Sedangkan otot-otot membujur yaitu, M.
palatofaringeus, M. stylofaringeus, dan M.salpingofaringeus. Untuk perdarahannya oleh A.
thyroidea superior dan A. Faringea ascendens, sedangkan persarafannya oleh plexus venosus
faringeus dan plexusfaringeus (N. IX + N. X). Dinding faring tersusun atas tiga lapisan yaitu
lapisan mukosa, lapisan fibrosadan lapisan berotot. Mukosa faring tidak memiliki muskularis

mukosa dan di dalamlamina propria terdapat lapis fibrosa padat tebal kaya serat elastin yang
duduk di atasotot faringeal dibawahnya, yang terdiri atas serat-serat longitudinal dalam dan
oblik luar atau longitudinal bergaris melintang. Lapis fibroelastis menyatu dengan
jaringanikat interstisial dari otot, menyusupkan juluran-juluran di antara berkas serat otot.5
Esofagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menujugaster,
bentuknya seperti silinder yang berongga. Perjalanan esofagus berawal sebagaistruktur
cervikal setinggi kartilago krikoid pada C6 di leher. Di dalam toraks, esofagus melewati
mediastinum superior di atas dan mediastinum inferior di bawah. Setelah miring sedikit ke
kiri di daerah leher esofagus kembali ke garis tengah di torakssetinggi T5. Dari situ esofagus
terus turun ke arah bawah dan depan sampai ke pintu esofageal di diafragma T10.6
Batas-batas esofagus adalah sebagai berikut. Pada pars cervikalis di anterior terdapat
trakea dan gl.Tiroidea.Diposterior terdapat vertebra cervikalis dan f. prevertebralis. Di kanan
kirinya terdapat A. carotis communis dan n. recurrens sedangkan di kirinya terdapat A.
subclavia + duktus torasikus. Pada pars torakalis dianterior terdapat trakea, bronkus kiri,
perikardium, atrium kiri, diafragma. Di posterior terdapat vertebra torakalis, duktus torakikus,
v. azigos dan aorta ascendens. Di kiriterdapat arcus aorta,n. reccurens kiri, a. subclavia kiri,
duktus torasikus dan pleura. Dikanan terdapat pleura dan v. azigos. Persarafan simpatis
esofagus berasal dari cabang-cabang N. vagus dan N. recurrens. Sedangkan parasimpatis di
bawah hilus pulmonis,nn. Vagi membentuk plexus pada dinding esofagus, yang kiri ke sisi
danterior danyang kanan ke posterior.
6

Gaster

Gaster adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Gaster dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusunoleh otot-otot
polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melaluikontraksi otot-otot
tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu ototmemanjang, otot melingkar,
dan otot menyerong. Gaster terletak di bagian atasabdomen, terbentang dari permukaan
bawah arcus costalis sinistra sampai regioepigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster
terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai
dua lubang, ostiumcardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan
curvatura minor;dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi
padakedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah
bergerak.Gaster cenderung terletak tinggi dan tranversum pada orang pendek dan gemuk

(gaster steer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gaster
berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dantergantung
pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.7
Sedangkan

untuk

perdarahan

gaster,

arteri

berasal

dari

cabang

truncuscoeliacus.Arteria gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteria gastricadextra


bersal dari arteria hepatica communis. Arteria gastricae breves bersal dariarteriaa lienalis.
Arteria gastroomentalis sinistra berasal dari arteria splenica. Arteriagastroomentalis dextra
berasal dari arteria gastroduodenalis.
Vena mengalirkan dari kedalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra
bermuara langsung ke vena portae hepatis. Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis
sinistra bermuara kedalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam
vena mesentericasuperior. Persarafan termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari
plexuscoeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra.3
7

Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi.

Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalisdextra, dan hemidiaphragma dextra
memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri
untuk mencapaihemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung
di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior, membentuk cetakan
visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura colidextra, ren
dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris.7
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsulafibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh
peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralispada masing-masing lobulus
bermuara ke vena hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat
cananishepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah
cabangductus choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel
hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.7
Perdarahan hepar adalah arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus, berakhir dengan
bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis.Vena portae
hepatis bercabang dua menjadi dua cabang terminal yaitu ramus dexter dansinister yang

masuk porta hepatis di belakang arteri. Vena hepaticae (tiga buah atau lebih)muncul dari pars
posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.7
8

Vesica Biliaris
Vesica biliaris (kantung empedu) adalah sebuah kantong berbentuk buah pir

yangterletak pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica biliaris dibagi
menjadifundus, corpus, dan collum. Fundus vesicae biliaris berbentuk bulat dan biasanya
menonjol di bawah margo inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus
bersentuhan dengandinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra.
Corpus vesicae biliaristerletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya
ke atas, belakang, dankiri. Collum vesicae biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus,
yang berbelok ke dalamomentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus
communis untuk membentuk ductus choledochus.7
Perdarahan vesica biliaris adalah arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra.
Venacystica mengalirkan darah langsung ke vena porta. Sejumlah arteriae dan vena kecil juga
berjalan di antara hepar dan vesica biliaris. Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk
plexus

coeliacus. Vesica

biliaris

berkontraksi

sebagai

respons

terhadap

hormon

kolesistokininyang dihasilkan oleh tunica mucosa duodenum karena masuknya makanan


berlemak darigaster.7
Dinding kantung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan
jaringanikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan
adventisiayang melekatkannya pada hepar.Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi
dengansitoplasma terpulas pucat dan inti di basal. Lamina propria mengandung jaringan ikat
longgar dan beberapa jaringan limfoid difus. Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular
berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan
organ lain yang mempunyaiserosa atau adventisia menutupi lapisan muskular, kandung
empedu memiliki lapisan lebar yang terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular yang
mengandung pembuluh darah, pembuluh limf, dan saraf; serosa adalah lapisan terluar dan
menutupi semua bangunan ini.8
9

Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar

menghasilkan

sekret

yang

mengandung

enzim-enzim

yang

dapat

menghidrolisis

protein,lemak, dan karbohidrat. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak

padaepigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang planum
transpyloricum.Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda.Pankreas
memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar kelenjar. Pankreas
eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asiniserosa yang
berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra-dan
interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini.
Didalam massa asini serosa, terdapat pulau Langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah
bagianendokrin pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.8
Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk
piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke
dalamsetiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam
lumennya.Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang
sempit.Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar
berlanjutsebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai
duktusinterlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapajsdi antara lobuli.
Duktusinterlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada
duktusyang lebih besar.8
Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan
hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolikam tempat bersambung
dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus
besar. Usus halus mengisi sebagian besar rongga abdomen dan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.3
Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang
merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Dudoneum melengkung di sekitar
caput pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang
permukaananterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum
minus yang melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir
bawahnya.Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum

yang lain ter-letak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum. 7
Duodenum dibagi menjadi 4 bagian
Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke atasdan
belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada
planumtranspyloricum.
Pars Descendens Duodenum, bagian kedua duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan
vertikal ke bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales II
danIII. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledochus
dan ductus pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung
untuk membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni
major.Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, muara ke dalam duodenum sedikit lebih
tinggi, yaitu pada papilla duodeni minor.
Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri pada
planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah
caput pancreatis.
Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri keflexura
duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz,yang
melekat pada crus dextrum diaphragma.
Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenali superior,
cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria
pancreaticoduodenalis

inferior,

cabang

pancreaticoduodenalis

superior

bermuara

arteria
ke

mesenterica
vena

portae

superior.

Vena

hepatik,

vena

pancreaticoduodenalisinferior bermuara ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari


saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus
superior.7 Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel
pelapisnya,lamina propria, dan mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa di bawahnya
dengankelenjar duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos muskularis eksterna;
danserosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa pada
gaster, usus halus, dan usus besar.8 Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria
pancreaticoduodenalis superior, cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah
diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica

superior.Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena portae hepatik, vena


pancreaticoduodenalisinferior bermuara ke vena mesenterica superior.Saraf-saraf berasal dari
saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus
superior.7 Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel
pelapisnya,lamina propria, dan mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa di bawahnya
dengan kelenjar duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos muskularis eksterna;
danserosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa pada
gaster, usus halus, dan usus besar.8
Ileum atau usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus . Pada sistem
pencernaan manusia .

Ileum memiliki

panjang

sekitar

2-4

dan

terletak

setelah duodenum dan jejunum , dan dilanjutkan oleh usus buntu . Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) danberfungsi untuk menyerap vitamin B12 dan garamgaram empedu .
Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria
mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di
dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomis satu dengan
yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga
oleh arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior dan
mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari saraf
simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior6
Jejunum
Jejunum atau usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak diantara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter , 1-2 meter adalah bagian dari jejunum.

Ileum

Ileum atau usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus . Pada sistem
pencernaan manusia .

Ileum memiliki

panjang

sekitar

2-4

dan

terletak

setelah duodenum dan jejunum , dan dilanjutkan oleh usus buntu . Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) danberfungsi untuk menyerap vitamin B12 dan garamgaram empedu .
Struktur Mikroskopik Sistem Pencernaan

Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori
yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak
di antara gigi dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi
gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dank eras dibagian atas, lidah di bagian
bawah, dan orofaring di bagian belakang.1,2,3
1. Bibir tersusun dari otot rangka (orbicularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini
berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
a. Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut,
kelenjar keringat serta kelenjar sebasea.
b. Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah
karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.
c. Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Bagian frenulum labia
melekatkan membran mukosa pada gusi di garis tengah.
2. Pipi mengandung otot buksinotar mastikasi. Lapisan epithelial pipi merupakan
subjek abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan selsel baru yang membelah dengan cepat.
3. Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingus. Lidah berfungsi
untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan,
dan dalam produksi wicara.
a. Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah
serta berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.
b. Otot-otot intrinsic lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah
untuk membentuk sudut satu sama lain. Ini memberikan mobilitas yang besar
pada lidah.
c. Papilla adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan
dorsal lidah. Papilla-papila ini mentebabkan tekstur lidah menjadi kasar.
(1) Papilla fungiformis dan papilla sirkumvalata memiliki kuncupkuncup pengecap.
(2) Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur
dengan makanan pada permukaan lidah dan membantu pengecap rasa.
d. Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian
belakang lidah.
4. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari
cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung
mucus.
a. Ada tiga pasang kelenjar saliva
(1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah
dan di depan telinga dan membuka melalui duktum parotid (Stensen)

menuju suatu elevasi kecil (papilla) yang terletak berhadapan dengan gigi
molar kedua pada kedua sisi.
(2) Kelenjar submakullar (submandibular) kurang lebih sebesar kacang
kenari dan terletak di permukaan dalam pada mandibular serta membuka
melalui duktus Wharton menuju ke dasar mult pada kedua sisi frenulum
lingua.
(3) Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui
duktus sublingual kecil menuju ke dasar mulut.
Gaster / Lambung
Ada tiga lapisan jaringan dasar pada struktur histologi lambung, yaitu mukosa, submukosa,
dan jaringa muskularis beserta modifikasinya.5 Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
cardia, fundus, dan pilorus. Pada bagian fundus, lapisan mukosa lambung dilapisi epitel
selapis torak. Sumur-sumur lambung juga erdapat di sini berupa celah diantara dua tonjolan
mukosa. Pada dasar sumur terdapat muara kelenjar kubah (kelenjar fundus) yang biasanya
merupakan kelenjar tubulosa simpleks dan lurus-lurus.
Dapat ditemukan 4 macam sel pada bagian ini, yaitu sel mukus leher, sel parietal, sel chief,
dan sel argentafin. Pada bagian pilorus, epitel yang melapisinya sama dengan epitel kubah
yaituselapis torak. Pilorus mempunyai sumur-sumur lambung yang dalam. Di dalam lamina
propia terdapat nodulus limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke lapisan
submukosa. Lapisan otot yang melingkar amat tebal karena membentuk otot lingkar yaitu
sfingter pilorus.
Usus Halus
Usus halus terdiri atas tiga daerah yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Tunika mukosa usus
halus memperlihatkan lipatan yang disebut dengan vili intestinal. Pada tunika submukosa
tampak lipatan spiral yang disebut dengan plika sirkularis. Pada pembahasan kali ini, ketiga
daerah tersebut akan dibahas satu per satu.
Duodenum
Pada duodenum, lapisan mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili
dan sel piala. Sel piala disini belum begiu banyak. Mukosa mempunyai vili intestinal yang
gemuk-gemuk. Lamina propia terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn.
Lapisan otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestial. Lapisan submukosa dipenuhi

kelenjar Burnner. Lapisan otot terdiri atas lapisan lingkar dan mamanjang, dan dianataranya
terdapat pleksus saraf.
Jejunum
Pada jejunum, lapisan mukosanya mirip dengan duodenum tetapi vilusnya lebih langsung dan
sel gobletnya lebih banyak. Pada dasarnya kriptus dapat ditemukan sel paneth, berupa sel
berbentuk limas dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat
granula kasar berwarna merah. Lapisan submukosa disini tidak terdapat kelenjar.
Ileum
Lapisan mukosa pada ileum seperti jejunum tetapi sel pialanya jauh lebih banyak. Di dalam
lamina propia terdapat kelompok nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus ang
disebut plaque peyeri yang dapat terliht meluas ke dalam submukosa. Lapisan submukosa
terdiri tas jaringan ikat jarang dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai
kelenjar.
Usus Besar
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan
rektum, dimana nantinya raktum akan berlanjut ke anus. Pada kolon usus besar, lapisan
mukosa mempunyai bangunan mirip vilus tetapi itu bukan vilus, itu adalah potongan kriptus
liberkuhn. Kadang-kadang dapat ditemukan nodulus limfatikus di dalam lamina propia.
Lapisan otot mukosa mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapisan submukosa. Lapisan
submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang di dalamnya dapat ditemukan pleksus
meissner. Umbai cacing atau dikenal juga dengan appendix lapisan mukosanya seperti usus
lainnya, yaitu epitel selapos torak yang mempunyai sel goblet. Terdapat banyak nodulus
limfatikus di dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling dindingnya.

Mekanisme Pencernaan
Motilitas Lambung
Pengisian
Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50ml tetapi volume lambung dapat
bertambah hingga sekitar 1 liter saat makan. Lambung dapat terisi tanpa mengalami

perubahan tegangan didndingnya melalui mekanisme berikut. Bagian interior lambung


membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris
mendatar sewaktu lambung sedikit melemas setiap kami makanan masuk. Relaksasi refleks
lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif. Relaksasi ini
meningkatkan kemampuan lambung menampung volume makanan dengan hanya
menyebabkan sedikit peningkatan tekanan lambung
Penyimpanan
Sekelompok sel pemacu yang terletak di fundus bagian atas lambung menghasilkan potensial
gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter pilorus
dengan frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik depolarisasi spontan ini (BER) terjadi terus
menerus dan disertai oleh kontrkasi lapisan otot sirkular.
Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum dan
sfigter pilorus. Karena lapisan otot di fundus dan korpus titpis maka kontraksi di bagian ini
lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh lebih kuat karena otot
disini lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur berlangsung lemah maka
makanan yang disalurkan ke lambung disimpan di bagian korpus yang relatif tenang tanpa
mengalami pencampuran.
Pencampuran
Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus maju menuju
sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus normalnya menyebabkan sfigter ini nyaris
tertutup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan lain tetapi
terlalu kecil untuk kimus kental kejuali jika didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang
kuat.
Dari sekitar 30 ml kimus yang dapat ditampung di antrum, biasanya hanya beberapa mililiter
yang terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Masa kimus antrum yang
sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di sfingter
yang tertutup dan memantul balik ke antrum, hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan
memantuk balik oleh gelombang peristaltik baru. Gerakan maju mundur ini disebut retropulsi
yang berfungsi untuk mencampur kimus secara merata.

Pengosongan
Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorong untuk
mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum bergantung pada
kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dipengaruhi oleh faktor lambung dan
duodenum. Karena itu, pengosongan lambung juga dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi
atau menghiperpolarisasi otot polos lambung, yang kemudian dapat menentukan derajat
akivitas peristaltik antrum.
Faktor lambung yang mempengaruhi adalah jumlah kimus dan derajat keenceran kimus.
Jumlah kimus menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot polos lambung, serta
bekerja melalui pelksus intrinsik, saraf vagus dan gastrin. Akibatnya, peningkatan jumlah
kimus merangsang motilitas dan pengosongan. Derajat keenceran memiliki efek langsung
karena isi harus berbentuk cair sebelum dievakuasi. Semakin encer, maka semakin cepat
pengosongannya. Faktor duodenum meliputi adanya lemak, asam, hipertonisitas, dan
peregangan duodenum. Kesemuanya itu memulai refleks enterogastrik atau memicu
pelepasan enterogastron. Faktor-fakto yang ada di duodenum ini menghambat motilitas dan
pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang ada.
Sekresi Lambung
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang mengeluarkan
getah lambung berada di lapisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi dua
daerah berbeda. Daerah yang pertama adalah mukosa oksintik yang melapisi korpus dan
fundus. Daerah kedua adalah daerah kelenjar pilorus yang melapisi antrum.
Di dinding foveola gastrika dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik
eksokrin lambung, yaitu sel mukus, chief cell, dan parietal sel. Sel mukus melapisi foveola
gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini mengelurkan mukus encer. Bagian lebih dalam
di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih
banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen. Sel parietal mengeluarkan HCl dan faktor
intrinsik.
Pencernaan Lambung

Dua proses pencernaan terpisah berlangsung di dalam lambung. Di korpus lambung,


makanan berada dalam keadaan setengah padat karena kontraksi peristaltik di bagian ini
terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di korpus lambung makanan tidak
dicampur maka disini tidak berlangsung banyak pencernaan proterin.
Namun, di bagian dalam masa makanan, pencernaan karbohidrat berlanjut dibawah pengaruh
amilase liur. Meskipun asam menginaktifkan amilase liur, namun bagian dalam masa
makanan yang tidak tercampur, bebas dari asam. Pencernaan pleh getah lambung itu sendiri
berlangsung di antrum lambung, tempat makanan dicampur merata dengan HCl dan pepsin,
yang mengawali pencernaan protein.
Penyerapan Lambung
Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah melalui mukosa lambung. Namun,
dua bahan non-nutrien dapat diserap langsung dari lambung. Kedua bahan tersebu adalah etil
alkohol dan aspirin. Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat berdifusi melalui
membran lemak sel epotel yang melapisi bagian dalam lambung dan dapat masuk ke darah
melalui kapiler submukosa.
Motilitas Usus Halus
Segmentasi
Segmentasi merupakan mode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan, yang
meliputi proses mencampur dan mendorong kimus secara perlahan. Segementasi terdiri dari
kontraksi otot polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin disepanjang usus halus.
Cincin kontraktil ini tidak menyapu di sepanjang usus seperti halnya gelombang peristaltik.
Setelah suatu periode singkat segmen-segmen yang berkontrasi melemas dan kontraksi
berbentuk cincin ini muncul di bagian-bagian yang sebelumnya melemas.
Kontraksi baru mendorong kimuss di bagian yang semula rileks untuk bergerak ke kedua
arah ke bagian-bagian yang kini melemas disampingnya. Karena itu, segmen yang baru
melemas menerima kimus dari kedua egmen yang berkontraksi tepat di belakang dan
depannya. Segera setelah itu bagian yang berkontraksi meleas kembali berganti. Dengan cara
ini kimus dipotong, digilng dan dicampur secara merata. Fungsi dari proses segmentasi ini
adalah untuk mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen
usus halus dan memanjankan semua kimus ke permukaan absorptif mukosa usus halus.

Migrating Motility Complex


Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi berhenti dan diganti di
antara waktu makan oleh migrating mitility complex. Motilitas disini berbentuk gelombang
peristaltik leemah berulang yang bergerak dalam jarak pendek ke hilir sebelum lenyap.
Gelombang peristaltik ini memerlukan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya
bermigrasi dari lambung ke ujung usus halus, dengan setiap kontraksi menyapu maju sisasisa makanan sebelumnya.
Sekresi Usus Halus
Setiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus mensekresikan ke dalam lumen
sekitar 1,5 liter larutan cair garam dan mukus yang disebut sukus enterikus (jus usus).
Sekeresi meningkat setelah makan sebagai repons terhadap stimulasi lokal mukosa usus halus
oleh adanya kimus.
Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu, sekresi cair
menyerdiakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernan makanan oleh enzim. Tidak ada
enzim pencernaan yang disekresikan ke dalam getah usus ini. Usus halus memang
mensintesis enzim pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di dalam membran brushborder sel epotel yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak disekresikan langsung ke
dalam lumen.
Pencernaan Usus HalusPencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas
enzim-enzim pankreas, lemak di reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida
dan asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen
peptida kecil dan beberapa asam amino. Karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa
monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah seleai di dalam lumen usus halus, tetapi
pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.
Nantinya, pencernaan karbohidrat dan protein akan dituntaskan di brush border yang
mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran. Yaitu: enterokinase
(mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen), disakaridase meliputi maltase-sukrase-laktase
(menuntaskan pencernaan karbohidrat), dan aminopeptidase (menghidrolisis fragmenfragmen peptida kecil menjadi komponen asam aminonya).

Penyerapan Usus Halus


Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein, serta seagain besar elektrolit,
vitamin, dan air, normlnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan
kalsium dan bsi yang biasnya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu semakin
banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak ayang akan dicerna dan diserap.
Penyerapan sebagaian besar berlangsung di duodenum dan jejunum. 50% bagian dari usus
halus dapat diangkat tanpa menyebabkan gangguan penyerapan, namun jika ileum terminal
diangkat, maka akan terjadi gangguan penyerapan vitamin B12 dan garam empedu.
Motilitas Usus Besar
Gerakan Mencampur (Haustrasi)
Umumnya gerakan usus besar belangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya
sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra
yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan
kolon membentuk haustra, serupa dengan segemntasi susu halus tetapi terjadi jauh lebih
jarang. Lokasi kantung haustra secara bertahap berubah sewaktu segmen yang semula meleas
dan membentuk kantung mulai berkontraksi secara perlahan sementara bagian yang tadinya
berkontrasi melemas secara bersamaan membentuk kantung baru. Gerakan ini tidak
mendorong isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya masju-mundur sehingga isis kolon
teroanjan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks lokal
yang melibatkan pleksus intrinsik.
Gerakan Massa
Tiga atau empat kali sehari, terjadi peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen
besar kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simultan, mendorong tinja
sepertiga sampai seperempat panjang kolon dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini yang
secara tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar, tempat
bahan disimpan sampai terjadi defikasi.
Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon, yang menjadi pemicu utama
gerakan massa di kolon. Ketika makanan masuk ke saluran cerna, terpicu refleks-refleks yang
memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan

yang baru masuk. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam
usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu defekasi.
Sekresi Usus Besar
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperluka karena
pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari laruan
mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari
cederamekanis

dan

kimiawi.

Mukus

mempermudah

feses

bergerak,

sementtara

NaHCO3 menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal.
Pencernaan Usus Besar
Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan. Bakteri
kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme mereka
sendiri.
Penyerpan Usus Besar
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Clmengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon
menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui
penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.Tinja atau feses merupakan
hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat
meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan residu makanan yang tidak
diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut
flatus.

Refleks Defekasi
Ketika gerakan masa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan yang teradi di
rektum merangsang reseptor regang di didinding rektum, memicu refleks defekasi. Refleks
defekasi memicu sfingter ani internus (otot polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid
berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka) juga melemas maka terjadi
defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika
keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani
eksternus secara segaja.

Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas,
dan keinginan unntuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong
lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum serta memicu refleks
defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang
melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara
bersamaan.

Enzim Sistem Pencernaan


Enzim merupkan katalis organik dan termasuk protein globular. Enzim bekerja melalui
penggabungan dengan substrat pada suatu tempat aktif yang spesifik untuk membentuk suatu
zat antara berupa kompleks enzim-substrat yang kemudian berdisosiasi menjadi enzim bebas
dan produk (hasil rekasi).5
Dalam sistem pencernaan, terdapat sejumlah enzim yang digunakan untuk mengkatalis
molekul-molekul makanan besar menjadi molekul-molekul kecil. Enzim-enzim tersebut
digunakan untuk mencerna tiga bahan makanan utama yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
Secara sederhana, enzim-enzim tersebut akan dipaparkan melalui table berikut ini.
Tabel 1. Enzim-Enzim Pencernaan5
Enzim
Sumber Sekresi

Aksi

Karbohidrat
Amilase saliva
(ptialin)

Kelenjar saliva

Zat tepung : maltosa

Amilase
pankreas

Pankreas

Zat tepung : disakarida dan maltose

Maltase

Usus halus

Maltosa : glukosa

Sukrase

Usus halus

Sukrosa : glukosa dan fruktosa

Laktase

Usus halus

Laktosa : glukosa dan galaktosa

Protein
Pepsin

Lambung

Protein : Polipeptida

Tripsin

Pankreas

Protein dan peptida : pepetida yang lebih

kecil
Kimotripsin

Pankreas

Protein dan peptida : peptida yang lebih


kecil

Peptidase

Usus halus

Dipeptida : asam amino

Lemak
Lipase pankreas

Pankreas
(dengan garam
empedu)

Lipase usus

Usus halus

Trigiserida : monogliserida dan asam


lemak

Monogliserida : asam lemak dan gliserol

(dengan garam
empedu)

Kesimpulan
Diare disebabkan karena adanya gangguan sistem pencernaan. Gangguan tersebut dapat
berupa gangguan mekanisme kerja organ dalam saluran pencernaan, pengeluaran enzim,
maupun adanya gangguan dari luar seperti bakteri atau benda asing lainnya.

Daftar Pustaka
1.Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.

2.Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
3.Pearce EC. Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.
4.Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003.
5.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
6.Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.

Anda mungkin juga menyukai