Struktur Dan Mekanisme Organ Pencernaan
Struktur Dan Mekanisme Organ Pencernaan
Yolanda Phingkasari
102013552/D8
FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),Fax: (021) 563-1731
Email: wieyolanda@ymail.com
Abstrak
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah
menjadi satuan- satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di
dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem
pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati,
pankreas. Semuaorgan tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk
menguraikan makanan darimolekul kompleks menjadi sederhana yang dapat
digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.
Abstract
Digestion is a process of decomposition of food from complex structures converted into
smaller units that can be absorbed by the enzymes produced in the digestive system. The
main organs that play a role in digestive system include the mouth, esophagus, stomach,
small intestine, colon, rectum, and anus. While the additional organs in the digestive system
include the liver, pancreas. Semuaorgan produces enzymes that are useful to decipher the
complex into simple darimolekul food that can be used by every cell in the human body
activity.
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan,
minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan baku untuk
membangun tubuh. Sebelu dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem
pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster
melewati esofagus lalu dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian
dikeluarkan lewat anus
Pembahasan
Struktur Makroskopis Organ Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang
merentang dari mulut (cavum oris) sampai anus, dan organ-organ aksesoris seperti gigi,
lidah,kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak
dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.1
Organ-organ yang akan dibahas adalah mulut, esofagus, gaster, hepar & pankreas, usus halus
(duodenum, jejunum, ileum),kolon dan rektum.
1
Cavum Oris
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian
luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri
atas rongga mulut.2 Selain itu terdapat rima oris yaitu rongga diantara dua bibir. Rima oris
disusun atas bibir labium superior dan inferior, kedua labium ini digerakan oleh Mm.
orbicularis oris. Sedangkan pipi bagian dalam dapatdigereakan oleh m. buccinators. Lalu
terdapat lubang besar di selaput pipi bagiandalam setinggi molar kedua atas yang merupakan
muara dari kelenjar parotis yangdisebut papilla salaivaria buccalis.Mulut digunakan untuk
mengunyah makanan, maka dari itu untuk menggerakan mulut dibutuhkan otot-otot
pengunyah sebagai berikut:
M. masseter.
Otot ini terletak vertikal dari maxilla sampai kemandibula. Pars superficialis digunakan untuk
kontraksi mulut sertaelevasi dan menarik mandibula ke depan (protruda). Sedangkan pars
profunda untuk retruda.
M. temporalis.
Otot ini terletak di bagian temporal. Pars anterior untuk mengangkat mandibula. Sedangkan
pars posterior untuk retrusi.
M. pterygoideus
lateralis/externus yang berarah horizontal. Bergunauntuk membuka mulut. Sedangkan
yang medialis/internus terdapat dibagian dalam mandibula dan searah dengan M.
Massater. Digunakan untuk menutup mulut
Keempat otot diatas dipersarafi oleh cabang dari n. Trigeminus
2
Gigi
Selain itu, didalam rongga mulut pun terdapat organ-organ aksesoris sepertigigi-geligi.
Gigi secara makro terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas
mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi,dan akar gigi yang
tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih.
Gigi dipersarafi oleh Nn. Alveolares superiores &inferiores. Perdarahan gigi dilakukan oleh
Rr. Alveolaris Aa. Maxillaris externus danA. infraorbitalis, A. palatini major serta A.
buccalis.Secara mikro dentin membentuk bagian terbesar dari gigi. Dentin berasal
darimesoderm dan dibentuk oleh odontoblas. Lalu email gigi berasal dari ektoderm, mirip
bahan terkeras pada tubuh. Email dibentuk oleh ameoblas dan tidak mengandung kolagen,
kaya enamelin yaitu protein yang kaya prolin.
3
Lidah
Selain gigi, organ aksesoris lainnya adalah lidah (lingua). Lidah direkatkan pada dasar
mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkanmakanan saat dikunyah
atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara. 3 Secara makro lidah terutama
terdiri dari otot-otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot-ototekstrinsik untuk menggerakkan lidah
sebagai satu kesatuan sedangkan otot-otot intrisik untuk merubah bentuk lidah.
Otot-otot ekstrinsik terdiri dari M. genioglossus untuk menjulurkan lidah,
M.Hyoglossus untuk menarik lidah ke bawah, M. Styloglossus untuk mengangkat lidahke
arah postero-cranial dan M. palatoglossus untuk memperkecil isthmus faucium.Sedangkan
otot-otot intrinsik terdiri dari M. vertikalis, M. longitudinalis superior, M.longitudinalis
inferior, dan M. transversalis. Perdarahan lidah adalah lewat a. lingualiscabang dari a. carotis
externa.Persarafan lidah dibagi menjadi dua yaitu, motorik untuk semua otot ekstrinsik dan
intrinsik yang dipersarafi oleh N. hypoglossus (XII) kecuali M. palatoglossusyang dipersarafi
N. glossopharyngeus (IX). Sedangkan yang sensorik yaitu di bagian2/3 anterior lidah yang
sensibel oleh N. lingualis dan bagian pengecap oleh chordatympani. Sedangkan bagian 1/3
posterior yang sensibel oleh N. IX & X serta yang pengecap oleh N. IX.
4
Glandula Salivarius
Kelenjar saliva mensekresikan saliva kedalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer
yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. 1 terdapat 3 kelenjar
saliva pada manusia, yaitu:
Kelenjar parotid. Merupakan kelenjar saliva terbesar yang terletak agak ke bawah dan
di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid. Kelenjar ini dilalui oleh N.
Facialis, V. Facialis posterior, A. Carotis eksterna, A. Temporalis superficialis, A.
Maxilaris interna.
Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan).Faring berupa
saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulomembranosa) dengan bagian
terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra
cervikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid,tempat faring bersambung dengan
esofagus.4
Pada faring terdapat otot-otot melingkar yaitu, M. levator veli palatini, M. konstriktor
faringeus superior, media dan inferior.Sedangkan otot-otot membujur yaitu, M.
palatofaringeus, M. stylofaringeus, dan M.salpingofaringeus. Untuk perdarahannya oleh A.
thyroidea superior dan A. Faringea ascendens, sedangkan persarafannya oleh plexus venosus
faringeus dan plexusfaringeus (N. IX + N. X). Dinding faring tersusun atas tiga lapisan yaitu
lapisan mukosa, lapisan fibrosadan lapisan berotot. Mukosa faring tidak memiliki muskularis
mukosa dan di dalamlamina propria terdapat lapis fibrosa padat tebal kaya serat elastin yang
duduk di atasotot faringeal dibawahnya, yang terdiri atas serat-serat longitudinal dalam dan
oblik luar atau longitudinal bergaris melintang. Lapis fibroelastis menyatu dengan
jaringanikat interstisial dari otot, menyusupkan juluran-juluran di antara berkas serat otot.5
Esofagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menujugaster,
bentuknya seperti silinder yang berongga. Perjalanan esofagus berawal sebagaistruktur
cervikal setinggi kartilago krikoid pada C6 di leher. Di dalam toraks, esofagus melewati
mediastinum superior di atas dan mediastinum inferior di bawah. Setelah miring sedikit ke
kiri di daerah leher esofagus kembali ke garis tengah di torakssetinggi T5. Dari situ esofagus
terus turun ke arah bawah dan depan sampai ke pintu esofageal di diafragma T10.6
Batas-batas esofagus adalah sebagai berikut. Pada pars cervikalis di anterior terdapat
trakea dan gl.Tiroidea.Diposterior terdapat vertebra cervikalis dan f. prevertebralis. Di kanan
kirinya terdapat A. carotis communis dan n. recurrens sedangkan di kirinya terdapat A.
subclavia + duktus torasikus. Pada pars torakalis dianterior terdapat trakea, bronkus kiri,
perikardium, atrium kiri, diafragma. Di posterior terdapat vertebra torakalis, duktus torakikus,
v. azigos dan aorta ascendens. Di kiriterdapat arcus aorta,n. reccurens kiri, a. subclavia kiri,
duktus torasikus dan pleura. Dikanan terdapat pleura dan v. azigos. Persarafan simpatis
esofagus berasal dari cabang-cabang N. vagus dan N. recurrens. Sedangkan parasimpatis di
bawah hilus pulmonis,nn. Vagi membentuk plexus pada dinding esofagus, yang kiri ke sisi
danterior danyang kanan ke posterior.
6
Gaster
Gaster adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Gaster dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusunoleh otot-otot
polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melaluikontraksi otot-otot
tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu ototmemanjang, otot melingkar,
dan otot menyerong. Gaster terletak di bagian atasabdomen, terbentang dari permukaan
bawah arcus costalis sinistra sampai regioepigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster
terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai
dua lubang, ostiumcardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan
curvatura minor;dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi
padakedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah
bergerak.Gaster cenderung terletak tinggi dan tranversum pada orang pendek dan gemuk
(gaster steer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gaster
berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dantergantung
pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.7
Sedangkan
untuk
perdarahan
gaster,
arteri
berasal
dari
cabang
Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi.
Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalisdextra, dan hemidiaphragma dextra
memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri
untuk mencapaihemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung
di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior, membentuk cetakan
visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura colidextra, ren
dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris.7
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsulafibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh
peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralispada masing-masing lobulus
bermuara ke vena hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat
cananishepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah
cabangductus choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel
hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.7
Perdarahan hepar adalah arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus, berakhir dengan
bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis.Vena portae
hepatis bercabang dua menjadi dua cabang terminal yaitu ramus dexter dansinister yang
masuk porta hepatis di belakang arteri. Vena hepaticae (tiga buah atau lebih)muncul dari pars
posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.7
8
Vesica Biliaris
Vesica biliaris (kantung empedu) adalah sebuah kantong berbentuk buah pir
yangterletak pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica biliaris dibagi
menjadifundus, corpus, dan collum. Fundus vesicae biliaris berbentuk bulat dan biasanya
menonjol di bawah margo inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus
bersentuhan dengandinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra.
Corpus vesicae biliaristerletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya
ke atas, belakang, dankiri. Collum vesicae biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus,
yang berbelok ke dalamomentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus
communis untuk membentuk ductus choledochus.7
Perdarahan vesica biliaris adalah arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra.
Venacystica mengalirkan darah langsung ke vena porta. Sejumlah arteriae dan vena kecil juga
berjalan di antara hepar dan vesica biliaris. Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk
plexus
coeliacus. Vesica
biliaris
berkontraksi
sebagai
respons
terhadap
hormon
Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar
menghasilkan
sekret
yang
mengandung
enzim-enzim
yang
dapat
menghidrolisis
protein,lemak, dan karbohidrat. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak
padaepigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang planum
transpyloricum.Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda.Pankreas
memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar kelenjar. Pankreas
eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asiniserosa yang
berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra-dan
interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini.
Didalam massa asini serosa, terdapat pulau Langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah
bagianendokrin pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.8
Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk
piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke
dalamsetiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam
lumennya.Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang
sempit.Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar
berlanjutsebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai
duktusinterlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapajsdi antara lobuli.
Duktusinterlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada
duktusyang lebih besar.8
Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan
hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolikam tempat bersambung
dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus
besar. Usus halus mengisi sebagian besar rongga abdomen dan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.3
Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang
merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Dudoneum melengkung di sekitar
caput pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang
permukaananterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum
minus yang melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir
bawahnya.Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum
yang lain ter-letak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum. 7
Duodenum dibagi menjadi 4 bagian
Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke atasdan
belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada
planumtranspyloricum.
Pars Descendens Duodenum, bagian kedua duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan
vertikal ke bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales II
danIII. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledochus
dan ductus pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung
untuk membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni
major.Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, muara ke dalam duodenum sedikit lebih
tinggi, yaitu pada papilla duodeni minor.
Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri pada
planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah
caput pancreatis.
Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri keflexura
duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz,yang
melekat pada crus dextrum diaphragma.
Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenali superior,
cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria
pancreaticoduodenalis
inferior,
cabang
pancreaticoduodenalis
superior
bermuara
arteria
ke
mesenterica
vena
portae
superior.
Vena
hepatik,
vena
Ileum memiliki
panjang
sekitar
2-4
dan
terletak
setelah duodenum dan jejunum , dan dilanjutkan oleh usus buntu . Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) danberfungsi untuk menyerap vitamin B12 dan garamgaram empedu .
Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria
mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di
dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomis satu dengan
yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga
oleh arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior dan
mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari saraf
simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior6
Jejunum
Jejunum atau usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak diantara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter , 1-2 meter adalah bagian dari jejunum.
Ileum
Ileum atau usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus . Pada sistem
pencernaan manusia .
Ileum memiliki
panjang
sekitar
2-4
dan
terletak
setelah duodenum dan jejunum , dan dilanjutkan oleh usus buntu . Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) danberfungsi untuk menyerap vitamin B12 dan garamgaram empedu .
Struktur Mikroskopik Sistem Pencernaan
Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori
yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak
di antara gigi dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi
gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dank eras dibagian atas, lidah di bagian
bawah, dan orofaring di bagian belakang.1,2,3
1. Bibir tersusun dari otot rangka (orbicularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini
berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
a. Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut,
kelenjar keringat serta kelenjar sebasea.
b. Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah
karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.
c. Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Bagian frenulum labia
melekatkan membran mukosa pada gusi di garis tengah.
2. Pipi mengandung otot buksinotar mastikasi. Lapisan epithelial pipi merupakan
subjek abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan selsel baru yang membelah dengan cepat.
3. Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingus. Lidah berfungsi
untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan,
dan dalam produksi wicara.
a. Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah
serta berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.
b. Otot-otot intrinsic lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah
untuk membentuk sudut satu sama lain. Ini memberikan mobilitas yang besar
pada lidah.
c. Papilla adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan
dorsal lidah. Papilla-papila ini mentebabkan tekstur lidah menjadi kasar.
(1) Papilla fungiformis dan papilla sirkumvalata memiliki kuncupkuncup pengecap.
(2) Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur
dengan makanan pada permukaan lidah dan membantu pengecap rasa.
d. Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian
belakang lidah.
4. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari
cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung
mucus.
a. Ada tiga pasang kelenjar saliva
(1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah
dan di depan telinga dan membuka melalui duktum parotid (Stensen)
menuju suatu elevasi kecil (papilla) yang terletak berhadapan dengan gigi
molar kedua pada kedua sisi.
(2) Kelenjar submakullar (submandibular) kurang lebih sebesar kacang
kenari dan terletak di permukaan dalam pada mandibular serta membuka
melalui duktus Wharton menuju ke dasar mult pada kedua sisi frenulum
lingua.
(3) Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui
duktus sublingual kecil menuju ke dasar mulut.
Gaster / Lambung
Ada tiga lapisan jaringan dasar pada struktur histologi lambung, yaitu mukosa, submukosa,
dan jaringa muskularis beserta modifikasinya.5 Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
cardia, fundus, dan pilorus. Pada bagian fundus, lapisan mukosa lambung dilapisi epitel
selapis torak. Sumur-sumur lambung juga erdapat di sini berupa celah diantara dua tonjolan
mukosa. Pada dasar sumur terdapat muara kelenjar kubah (kelenjar fundus) yang biasanya
merupakan kelenjar tubulosa simpleks dan lurus-lurus.
Dapat ditemukan 4 macam sel pada bagian ini, yaitu sel mukus leher, sel parietal, sel chief,
dan sel argentafin. Pada bagian pilorus, epitel yang melapisinya sama dengan epitel kubah
yaituselapis torak. Pilorus mempunyai sumur-sumur lambung yang dalam. Di dalam lamina
propia terdapat nodulus limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke lapisan
submukosa. Lapisan otot yang melingkar amat tebal karena membentuk otot lingkar yaitu
sfingter pilorus.
Usus Halus
Usus halus terdiri atas tiga daerah yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Tunika mukosa usus
halus memperlihatkan lipatan yang disebut dengan vili intestinal. Pada tunika submukosa
tampak lipatan spiral yang disebut dengan plika sirkularis. Pada pembahasan kali ini, ketiga
daerah tersebut akan dibahas satu per satu.
Duodenum
Pada duodenum, lapisan mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili
dan sel piala. Sel piala disini belum begiu banyak. Mukosa mempunyai vili intestinal yang
gemuk-gemuk. Lamina propia terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn.
Lapisan otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestial. Lapisan submukosa dipenuhi
kelenjar Burnner. Lapisan otot terdiri atas lapisan lingkar dan mamanjang, dan dianataranya
terdapat pleksus saraf.
Jejunum
Pada jejunum, lapisan mukosanya mirip dengan duodenum tetapi vilusnya lebih langsung dan
sel gobletnya lebih banyak. Pada dasarnya kriptus dapat ditemukan sel paneth, berupa sel
berbentuk limas dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat
granula kasar berwarna merah. Lapisan submukosa disini tidak terdapat kelenjar.
Ileum
Lapisan mukosa pada ileum seperti jejunum tetapi sel pialanya jauh lebih banyak. Di dalam
lamina propia terdapat kelompok nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus ang
disebut plaque peyeri yang dapat terliht meluas ke dalam submukosa. Lapisan submukosa
terdiri tas jaringan ikat jarang dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai
kelenjar.
Usus Besar
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan
rektum, dimana nantinya raktum akan berlanjut ke anus. Pada kolon usus besar, lapisan
mukosa mempunyai bangunan mirip vilus tetapi itu bukan vilus, itu adalah potongan kriptus
liberkuhn. Kadang-kadang dapat ditemukan nodulus limfatikus di dalam lamina propia.
Lapisan otot mukosa mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapisan submukosa. Lapisan
submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang di dalamnya dapat ditemukan pleksus
meissner. Umbai cacing atau dikenal juga dengan appendix lapisan mukosanya seperti usus
lainnya, yaitu epitel selapos torak yang mempunyai sel goblet. Terdapat banyak nodulus
limfatikus di dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling dindingnya.
Mekanisme Pencernaan
Motilitas Lambung
Pengisian
Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50ml tetapi volume lambung dapat
bertambah hingga sekitar 1 liter saat makan. Lambung dapat terisi tanpa mengalami
Pengosongan
Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorong untuk
mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum bergantung pada
kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dipengaruhi oleh faktor lambung dan
duodenum. Karena itu, pengosongan lambung juga dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi
atau menghiperpolarisasi otot polos lambung, yang kemudian dapat menentukan derajat
akivitas peristaltik antrum.
Faktor lambung yang mempengaruhi adalah jumlah kimus dan derajat keenceran kimus.
Jumlah kimus menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot polos lambung, serta
bekerja melalui pelksus intrinsik, saraf vagus dan gastrin. Akibatnya, peningkatan jumlah
kimus merangsang motilitas dan pengosongan. Derajat keenceran memiliki efek langsung
karena isi harus berbentuk cair sebelum dievakuasi. Semakin encer, maka semakin cepat
pengosongannya. Faktor duodenum meliputi adanya lemak, asam, hipertonisitas, dan
peregangan duodenum. Kesemuanya itu memulai refleks enterogastrik atau memicu
pelepasan enterogastron. Faktor-fakto yang ada di duodenum ini menghambat motilitas dan
pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang ada.
Sekresi Lambung
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang mengeluarkan
getah lambung berada di lapisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi dua
daerah berbeda. Daerah yang pertama adalah mukosa oksintik yang melapisi korpus dan
fundus. Daerah kedua adalah daerah kelenjar pilorus yang melapisi antrum.
Di dinding foveola gastrika dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik
eksokrin lambung, yaitu sel mukus, chief cell, dan parietal sel. Sel mukus melapisi foveola
gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini mengelurkan mukus encer. Bagian lebih dalam
di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih
banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen. Sel parietal mengeluarkan HCl dan faktor
intrinsik.
Pencernaan Lambung
yang baru masuk. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam
usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu defekasi.
Sekresi Usus Besar
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperluka karena
pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari laruan
mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari
cederamekanis
dan
kimiawi.
Mukus
mempermudah
feses
bergerak,
sementtara
NaHCO3 menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal.
Pencernaan Usus Besar
Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan. Bakteri
kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme mereka
sendiri.
Penyerpan Usus Besar
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Clmengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon
menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui
penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.Tinja atau feses merupakan
hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat
meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan residu makanan yang tidak
diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut
flatus.
Refleks Defekasi
Ketika gerakan masa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan yang teradi di
rektum merangsang reseptor regang di didinding rektum, memicu refleks defekasi. Refleks
defekasi memicu sfingter ani internus (otot polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid
berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka) juga melemas maka terjadi
defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika
keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani
eksternus secara segaja.
Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas,
dan keinginan unntuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong
lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum serta memicu refleks
defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang
melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara
bersamaan.
Aksi
Karbohidrat
Amilase saliva
(ptialin)
Kelenjar saliva
Amilase
pankreas
Pankreas
Maltase
Usus halus
Maltosa : glukosa
Sukrase
Usus halus
Laktase
Usus halus
Protein
Pepsin
Lambung
Protein : Polipeptida
Tripsin
Pankreas
kecil
Kimotripsin
Pankreas
Peptidase
Usus halus
Lemak
Lipase pankreas
Pankreas
(dengan garam
empedu)
Lipase usus
Usus halus
(dengan garam
empedu)
Kesimpulan
Diare disebabkan karena adanya gangguan sistem pencernaan. Gangguan tersebut dapat
berupa gangguan mekanisme kerja organ dalam saluran pencernaan, pengeluaran enzim,
maupun adanya gangguan dari luar seperti bakteri atau benda asing lainnya.
Daftar Pustaka
1.Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
2.Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
3.Pearce EC. Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.
4.Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003.
5.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
6.Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.