Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH

TEORI AKUNTANSI
SAP VII
PSAK No. 18 dan PSAK No. 53

Oleh :
Kelompok 2

I Made Marta Sanjaya

(01)

I Wayan Candra

(02)

I Wayan Ade Arimbawa

(05)

I Made Wahyu Artana

(21)

I Putu Gede Tata Trenida

(25)

PROGRAM REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

PEMBAHASAN

PSAK No. 18 ( Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya )


Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah
dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dana Pensiun mempunyai tujuan
dan kegiatan usaha yang berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu
disusun Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai
pedoman proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan
Standar Akuntansi Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan,
penilaian aset dan penentuan kewajiban manfaat pensiun. Program Pensiun adalah suatu
program yang mengupayakan tersedianya uang pensiun (atau disebut juga manfaat
pensiun) bagi pesertanya. Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), besar manfaat kita sangat tergantung pada
besar iuran yang disetor oleh hasil pengembangan dana yang mempunyai potensi
lebih menguntungkan dibandingkan dengan beberapa produk keuangan lain
karena dana pension memperoleh fasilitas pajak dari pemerintah.
b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), besar manfaat pension ditentkan
berdasarkan rumus tertentu yang telah ditetapkan di awal. Rumus tersebut
biasanya dikaitkan dengan masa kerja dan besar penghasilan kita. Dana Pensiun
adalah lembaga keuangan nonbank yang menyelenggarakan program pensiun.
Dana pension merupakan badan hukun dengan manajemen, kegiatan operasional
dan kekayaan yang terpisah dari pendirinya.
Dana Pensiun dapat berupa :
Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Adalah
dana pension yang didirikan oleh pemberi kerja bagi sebagian atau seluruh
karyawannya. Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan PPIP
atau PPMP,
Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan PPIP.
Adalah dana pension yang didirikan oleh bank atau perusahaan asuransu jiwa
bagi masyarakat umum, baik karyawan maupun pekerja mandiri.

Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan


perundangan yang berlaku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Kemampuan financial
Mengikuti program pension pada dasarnya tidak membutuhkan biaya yang besar.
Namun, dalam memilih desain program pension yang tepat kita perlu
memperhatikan kemampuan financial kita. Bagi yang mengharapkan program
manfaat pasti, kemampuan financial pemberi kerja perlu menjadi pertimbangan
utama.
b. Biaya
Penyelenggaraan dana pensiun, baik DPPK dan DPLK membutuhkan biaya.
Setiap calon peserta perlu mempertimbangkan besar biaya yang dibebankan
kepadanya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dana pension yang
membebankan biaya lebih tinggi tidak serta merta berarti lebih buruj daripada
menawarkan biaya lebih rendah. Calon peserta perlu membandingkan biaya yang
dibebankan kepadanya dengan manfaat dan jasa yang akan diperoleh dari dana
pensiun.
c. Waktu
Ketika bermaksud untuk mempersiapkan kesinambungan penghasilan di hari tua,
kita sebenarnya, akan semakin ringan biaya yang harus kita keluarkan setiap
tahun atau bulan. Semakin panjang masa mengiur kita, semakin besar pula
akumulasi dana yang dapat kita kumpulkam untuk hari tua kita.
Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), Mencakup: laporan
aset bersih;laporan perubahan aset bersih;neraca;perhitungan hasil usaha; laporan arus
kas;catatan atas laporan keuangan.
Penilaian Aktiva Dana Pensiun
Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih,
aktiva dinilai sebagai berikut :
a. Uang tunai, rekening giro dan deposito di bank di nilai menurut nilai nominal;

b. Sertifikat deposito, SBBI, SBPU, dan surat pengakuan hutang dari setahun dinilai
berdasarkan nilai tunai;
c. Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek,
dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
d. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek,
dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
e. Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai
hasil penilaian independen;
f. Piutang

dilaporkan

berdasarkan

jumlah

yang

dapat

ditagih,

setelah

memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan


g. Aktiva operasional antara lain computer, peralatan kantor dan peralatan lainnya
dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.
Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini
dianjurkan
PSAK No.53 ( Pembayaran Berbasis Saham )
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis
Saham terdiri dari paragraf 1- 68. PSAK 53 (revisi 2010) dilengkapi dengan Pedoman
Aplikasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 53 (revisi 2010). Seluruh paragraf
dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan
huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 5 (revisi 2010) harus
dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib
diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
Perbedaan dengan IFRS
ED PSAK 53 (revisi 2010) : Pembayaran Berbasis Saham mengadopsi seluruh
pengaturan dalam IFRS 2 Oktober 2009: Share-based Payment, kecuali :
4

IFRS 2 paragraf 61 tentang amandemen atas paragraf 5 yang harus diterapkan


untuk laporan tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Juli 2009. Jika entitas
menerapkan IFRS 3 (revisi 2008) untuk periode yang lebih awal, amandemen tersebut
juga harus diterapkan untuk periode yang lebih awal tersebut tanggal efektif dan
ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak relevan.
IFRS 2 paragraf 62 tentang beberapa amandemen (perlakuan atas kondisi nonvesting, Memenuhi Kondisi Vesting dan Kondisi Vesting dalam lampiran A, adan
amandeman paragraf 28 dan 28 A terkait dengan pembatalan) yang harus diterapkan
secara retrospektif untuk laporan tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2012.
IFRS 2 paragraf 63 tentang penerapan secara retrospektif atas amandemen terhadap
Pembayaran Berbasis Saham Antara Kelompok Entitas.
A. Sebelum Revisi
PSAK 53 bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk kompensasi
berbasis saham. Istilah kompensasi dalam Pernyataan ini mencakup semua imbalan
yang diberikan oleh perusahaan kepada pemasok barang atau jasa. Pemasok mencakup
pihak karyawan dan nonkaryawan. Dalam transaksi pemerolehan barang atau jasa,
perusahaan dapat menempuh cara kompensasi dengan menerbitkan instrumen ekuitas
atau mengakui kewajiban yang jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham
atau instrumen ekuitas perusahaan. Untuk menarik karyawan berkualitas, perusahaan
dapat merancang program kompensasi dengan memberikan instrumen ekuitas kepada
karyawan. Demikian juga, untuk mengembangkan kemitran usaha dengan para pemasok
dan mitra bisnis, perusahaan dapat menempuh cara yang sama. Ruang lingkup dari
PSAK 53 adalah diterapkan pada semua transaksi pemerolehan barang atau jasa yang
dilakukan oleh perusahaan dengan imbalan atau kompensasi berupa pemberian
instrumen ekuitas atau berupa kewajiban yang jumlahnya ditentukan berbasis pada
harga instrumen ekuitas, dan juga diterapkan pada semua transaksi kompensasi yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk pemberian instrumen ekuitas
seperti saham dan opsi saham.
Penentuan nilai wajar
a. Nilai wajar ditentukan dengan dasar harga pasar pada suatu pasar yang aktif.
5

b. Apabila harga pasar tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan
dengan estimasi berdasar pada harga aktiva sejenis.
c. Apabila estimasi tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan
dengan metode penilaian yang sesuai dengan kondisi masing-masing.
Metode pengukuran
Kompensasi yang Dilakukan dengan Penerbitan Instrumen Ekuitas :
a. Saham tanpa hak, Nilai wajar saham tanpa hak yang diberikan kepada karyawan
diukur dengan harga pasar saham (atau harga pasar estimasian apabila saham
tersebut tidak tercatat di bursa efek), seolah-olah saham tersebut telah menjadi hak
karyawan dan diterbitkan pada tanggal pemberian kompensasi.
b. Saham berbatas jual, dinilai sebesar nilai wajar saham yang berhak penuh (vested
share) dan beredar (atau taksiran harga pasar, bila saham tersebut tidak tercatat di
bursa efek).
c. Opsi saham perusahaan publik, Nilai wajar opsi (atau yang setara) perusahaan
public diestimasi dengan menggunakan model penentuan harga opsi (option- pricing
model). Nilai wajar opsi yang diestimasi pada tanggal pemberian kompensasi tidak
boleh disesuaikan walaupun terjadi perubahan harga saham, ketidakstabilan harga
saham (stocks volatilitas), periode opsi, dividen atas saham tersebut, atau suku
bunga bebas risiko (risk-free interest rate).
d. Program pembelian saham oleh karyawan ( employee stock purchase plan)
Program pembelian saham oleh karyawan yang memenuhi semua kriteria yang
terdapat dalam paragraf 29 bukan merupakan kompensasi kepada karyawan (not
compensatory). Untuk program yang tidak bersifat kompensasi, jumlah diskonto
(yang merupakan penjualan saham di bawah nilai wajarnya) mengurangi jumlah
yang diperoleh dari penerbitan saham.
Kompensasi yang dilakukan dengan pembayaran kas
Program kompensasi berbasis saham tertentu dapat menimbulkan kewajiban
perusahaan kepada karyawan karena karyawan dapat menuntut perusahaan untuk
memberikan kompensasi dengan pembayaran kas atau transfer aktiva lainnya kepada
karyawan sebagai pengganti penerbitan instrumen ekuitas.

Pengakuan Beban Kompensasi


Jumlah beban kompensasi yang diakui untuk suatu program kompensasi
karyawan berbasis saham ditentukan berdasarkan atas jumlah instrumen ekuitas yang
pada akhirnya akan menjadi hak karyawan. Jika karyawan gagal memenuhi persyaratan
jasa untuk memperoleh hak kompensasi pada suatu kompensasi penghargaan tetap
(fixed award), maka beban kompensasi yang berasal dari program kompensasi yang
gagal dimiliki oleh karyawan, tidak diakui oleh perusahaan. Beban kompensasi juga
tidak diakui jika perusahaan tidak mencapai suatu persyaratan kinerja (misalnya,
perusahaan tidak mencapai laba bersih sebagaimana yang ditentukan dalam program).
Namun, beban kompensasi akan tetap diakui apabila persyaratan memperoleh hak
kompensasi atau eksekusi didasarkan pada suatu target harga saham (target stock price)
atau pada nilai intrinsic tertentu.
Pengungkapan
Perusahaan yang memiliki satu atau lebih program kompensasi berbasis saham
menyajikan penjelasan mengenai program kompensasi, termasuk persyaratan umum
program kompensasi, seperti persyaratan pemberian hak kompensasi, periode
maksimum opsi, dan jumlah saham yang ditetapkan untuk opsi atau instrument ekuitas
lainnya.
B. Sesudah Revisi Menjadi ED PSAK 53; yang Membedakan PSAK 53 Dengan ED
PSAK Adalah Sebagai Berikut:
Tujuan.
Dalam ED PSAK 53 tujuannya adalah Mensyaratkan entitas untuk menyajikan
dalam laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan dampak transaksi pembayaran
berbasis saham.
Ruang lingkup.
Secara jelas membagi transaksi pembayaran berbasis saham dikelompokkan menjadi:
a. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas
b. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen kas
c. Transaksi yang memberikan pilihan kepada entitas atau suplier untuk diselesaikan
dengan instrumen ekuitas atau dengan kas.
7

Defenisi
Tanggal pemberian adalah tanggal pada saat persetujuan tersebut diperoleh.
Defenisi kondisi vesting, Dijelaskan dengan baik pada pedoman implementasi.
Pengukuran Tidak mengatur.
Klasifikasi

transaksi

PBS

yang

diselesaikan

dengan

kas.

Entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul
sebesar nilai wajar liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan, entitas
harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada setiap akhir periode pelaporan
dan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode tersebut.
Transaksi Pembayaran berbasis saham yang memberikan opsi kepada entitas atau
suplier untuk diselesaikan dengan instrument ekuitas atau kas. Transaksi PBS dimana
persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau suplier untuk
diselesaikan dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas,
maka entitas harus mengakui transaksi tersebut atau komponen transaksi tersebut
sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, jika dan
sepanjang, entitas telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau
aset lain, atau sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan
instrumen ekuitas jika dan sepanjang, tidak terdapat liabilitas yang timbul.
Ketentuan transisi Retrospektif.
C. Contoh Kasus
Entitas memberikan 100 opsi saham kepada setiap orang dari 500 karyawan
entitas tersebut. Setiap pemberian tersebut mensyaratkan bahwa karyawan tetap bekerja
pada entitas selama tiga tahun mendatang. Entitas mengestimasi bahwa nilai wajar
setiap opsi saham adalah Rp15.
Atas dasar probabilitas rata-rata tertimbang, entitas mengestimasi bahwa 20
persen karyawan akan berhenti dalam periode tiga tahun dan oleh karena itu melepaskan
hak mereka atas opsi saham.
Skenario 1; Jika segala sesuatu berjalan seperti yang diharapkan, entitas mengakui
jumlah berikut selama periode vesting, untuk jasa yang diterima sebagai imbalan atas
pemberian opsi saham.
8

Tahun Perhitungan

Beban

remunerasiBeban

selama periode

remunerasi

Rp
50.000 opsi x 80% x Rp 15 x200.000

kumulatif
Rp
200.000

1/3 tahun
(50.000 opsi x 80% x Rp 15 x200.000

400.000

2/3 tahun) Rp 200.000


(50.000 opsi x 80% x Rp 15 x200.000

600.000

3/3 tahun) Rp 400.000


Skenario 2; Selama tahun ke-1, 20 karyawan berhenti. Entitas merevisi estimasi jumlah
karyawan yang berhenti dalam periode 3 tahun dari 20 persen (100 karyawan) menjadi
15 persen (75 karyawan). Selama tahun ke-2, 22 karyawan lagi berhenti. Entitas
merevisi estimasi jumlah karyawan yang berhenti dalam periode 3 tahun dari 15 persen
menjadi 12 persen (60 karyawan). Selama tahun ke-3, 15 karyawan lagi berhenti.
Dengan demikian, sejumlah 57 karyawan melepaskan hak mereka atas opsi saham
dalam periode tiga tahun, dan sejumlah 44.300 opsi saham (443 karyawan x 100 opsi
untuk setiap karyawan) vested pada akhir tahun ke 3.
Thn Perhitungan

Beban

remunerasiBeban remunerasi

selama periode

kumulatif

Rp
50.000 opsi x 85% x Rp 15 x212.500

Rp
212.500

1/3 tahun
(50.000 opsi x 88% x Rp 15 x 227.500

440.000

2/3 tahun) Rp 212.500


(44.300 opsi x Rp 15 x) Rp224.500

664.500

400.000

Anda mungkin juga menyukai