Anda di halaman 1dari 9

Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu arthros, sendi dan podos, kaki.

Oleh karena itu ciri utama


hewan yang termasuk dalam phyllum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah species
anggota phyllum ini adalah terbanyak dibandingkan phyllun lainnya, yaitu lebih dari 800.000 species.
Habitat hewan anggota phyllum Arthropoda di air dan darat. Di air dapat mencapai kedalaman lebih dari
6000 meter, sedangkan di darat dapat mencapai ketinggian lebih dari 7000 meter. Sifat hidup Arthropoda
bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain (Kastawi,
2005).
Secara umum, berikut anatomi dan morfologi Arthropoda :
1. Pembagian tubuh
Moyang (Anchestor) Arthropoda kemungkinan seperti Annelida yang memiliki dinding tubuh
berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Pada Crustacea, Insecta, Chilopoda dan
Diplopoda tubuh dibedakan menjadi 3 daerah yang jelas yaitu kepala, dada dan abdomen ; atau kepala
dan dada bergabung menjadi cephalothorax. Ukuran dan jumlah segmen setiap pembagian tubuh tersebut
berbeda di dalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan dan aktivitas setiap species
(Kastawi, 2005).
2. Rongga tubuh
Rongga tubuh Arthropoda bukan coelom sebenarnya, tetapi terisi dengan darah sehinggga dikenal
sebagai homocoel. Coelom sebenarnya hanya ada terdapat pada masa embrio yaitu berupa rongga yang
terletak di dalam segmen mesodermal. Sedangkan pada saat hewan dewasa, coelom sebenarnya terbatas
untuk rongga dari organ-organ reproduksi dan organ-organ eksresi tertentu (Kastawi, 2005).
3. Eksoskeleton
Tubuh Arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suatu eksoskeleton yang terbuat dari lapisanlapisan protein dan polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan keras pada beberapa bagian tubuh
maupun setipis kertas dan fleksibel di bagian-bagian yang lain, misalnya di buku-buku. Eksoskeleton
yang kaku melindungi hewan dan menyediakan titik perlekatan bagi otot-otot yang menggerakkan
tonjolan. Namun itu juga berarti bahwa Arthropoda tidak bisa tumbuh tanpa mengganti eksoskeletonnya
dan menghasilkan eksoskeleton yang lebih besar. Proses pergantian eksoskeleton (molting) ini boros
energi. Arthropoda yang sedang atau baru saja berganti eksoskeleton juga rawan terhadap predasi dan
bahaya-bahaya lain hingga eksoskeleton nya yang baru dan lunak telah mengeras (Campbell, 2008).
4. Otot
Susunan otot yang menunjang pergerakan Arthropoda berbeda dengan yang dimiliki Annelida. Pada
Arthropoda otot silinder terbagi menjadi berkas-berkas otot lurik yang terletak pada permukaan dalam
sistem kerangka. Otot terletak pada permukaan dalam eksoskeleton akibat adanya sel-sel epidermis yang
khusus. Pergangan dan pengkerutan antara keping-keping tubuh diakibatkan oleh kontraksi otot dimana
otot dan kutikula bekerja bersama seperti suatu sistem pengangkat (Kastawi, 2005).

5. Sistem saraf
Arthropoda memiliki sebuah otak dan rangkaian saraf ventral yang pendek. Otak terdiri atas
beberapa pasang ganglion yang berfusi bersama. Otak dibedakan atas beberapa bagian yang dikenal
sebagai otak depan, otak tengah dan otak belakang. Tali saraf ventral biasanya terdiri atas sejumlah masa
jaringan saraf dan masing-masing terdiri atas beberapa pasang ganglion (Kastawi, 2005).
6. Sistem sirkulasi
Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka (open circulatory system) dengan cairan yang disebut
hemolimfe didorong oleh jantung melalui arteri-arteri yang pendek dan kemudian menuju ke ruang-ruang
yang disebut sinus di sekeliling jaringan dan organ (Istilah darah umumnya digunakan untuk cairan dalam
sistem sirkulasi tertutup). Hemolimfe masuk lagi ke dalam jantung Arthropoda melalui pori-pori yang
biasanya dilengkapi dengan katup. Sinus tubuh yang terisi oleh hemolimfe secara kolektif disebut
hemocoel, yang bukan bagian cari coelom (Campbell, 2008).
7. Sistem respirasi
Respirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trakea atau dengan insang. Pada species terestrial
bernapas dengan menggunakan trakea atau pada Arachnida menggunakan paru-paru buku atau
menggunakan keduanya yaitu paru-paru buku dan trakea (Kastawi, 2005).
8. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan telah lengkap, terdiri dari mulut, kerongkongan (esophagus), tembolok (crop),
lambung (gizzard), gastric caeca, usus (intestine), rectum dan anus. Saluran pencernaan terdiri atas 3
daerah. Usus depan atau stomodeum dan usus belakang atau proctodeum merupakan daerah ektodermal
dan dilapisi dengan kitin. Usus tengah berasal dari mesoderm dan tidak dilapisi kitin. Panjang, diameter
dan pembagian saluran pencernaan menjadi berbagai bagian berhubungan erat dengan kebiasaan makanan
suatu species dan cukup berbeda dalam kelompok yang berbeda (Kastawi, 2005).
9. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu
yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masingmasing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioceus (berumah dua).
Fertilisasi terjadi secara internal. Hasil fertilisasi berupa telur. Perkembangan individu baru terjadi secara
langsung atau melalui stadium larva (Adhi, 2008).
10. Sistem eksresi
Sistem eksresi dengan kelenjar hijau atau coxal, atau dengan saluran malpighi yang bersatu dengan
usus. Saluran-saluran malpighi bermuara pada saluran pencernaan dan limbahnya di keluarkan melalui
anus (Sutarno,dkk 2014).
Menurut Ammi, dkk (2011: 38), phyllum ini dibagi dalam lima classis, yaitu :
1. Crustacea (Crusta = kulit)

Hidup di air, bernapas dengan insang, terdapat antena dua pasang pada bagian kepala, thorax
beruas-ruas dengan jumlah yang berbeda, kaki terdapat satu pasang pada setiap ruas tubuh dan jumlahnya
banyak.
2. Chilopoda (Cheilos = bibir dan pous = kaki)
Hidup di darat, bernapas dengan trakea, terdapat antena satu pasang pada daerah kepala, seluruh
tubuh bersegmen, tubuh agak pipih dan memanjang, kaki satu pasang untuk setiap segmen.
3. Diplopoda (Diplo = dua/ganda)
Terdapat antena satu pasang yang pendek, seluruh tubuh bersegmen, bentuk relatif bundar dan
memanjang, kaki terdapat dua pasang pada setiap segmen, kecuali tiga segmen pada bagian anterior
masing-masing hanya terdapat satu pasang kaki.
4. Insecta
Hidup di darat, bernapas dengan trakea, thorax terdiri dari tiga buah segmen (prothorax,
mesothorax dan metathorax). Kaki terdiri dari tiga pasang, kaki belakang lebih besar dan panjang, terdiri
dari coxa, trochanter, femur, tarsus dan pulvillus.
5. Arachnida (Arachne = laba-laba)
Hidup di darat, bernapas dengan trakea atau paru-paru buku, tidak mepunyai antena dan sayap.
Segmentasi tidak sempurna, kaki empat pasang pada daerah kepala dada. Bagian tubuh terdiri dari kepaladada (cephalothorax) dan abdomen

a. Morfologi udang (Penaeus sp)


Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala dada) merupakan
pennyatuan bagian kepala dan badan. Udang memiliki rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar yang
keras ini karena mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat sepasang mandibula dan dua pasang
maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun
(uropod). (Anonim, 2010)
Uropod

terletak

di

antara

sisi

ekor

yang

mendatar

(telson).

Udang merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko, amerika tengah dan amerika selatan.
Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (chepalothorax) dan perut
(abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula , antena, mandibula, dan sepasang maxillae.
Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang
maxillae dan 3 pasang maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki
renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Sift
udang vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa
sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta mencari makan
lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post
larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa
(Haliman 2005 diacu dalam Pranoto 2007).
b.

Anatomi udang (Penaeus sp)

Struktur Tubuh
Tubuh udang

bersegmen

(beruas)

dan

terdiri

atas

sefalotoraks

(kepala

dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar,
sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
dua pasang antena
satu pasang mandibulla, untuk menggigit mangsanya,
satu pasang maksilla,
satu pasang maksiliped. (Cherian dan Sim, 1994).
Maksilla
menghantarkan

dan
makanan

maksiliped

berfungsi

ke

Alat

mulut.

gerak

untuk
berupa

menyaring
kaki

(satu

makanan

dan

pasang

setiap

ruas

pada

abdomen)

dan

berfungsi

untuk

berenang,

merangkak

atau

menempel di dasar perairan.


Sistem Organ
Sistem Pencernaan
Makanan udang berupa
Alat

pencernaan

sedangkan

Hewan

kepala

melalui

berupa

esophagus,

posterior.
di

bangkai

ini

juga

mulut

terletak

lambung,
di

kedua

dibuang

dan

kelenjar
sisi

bagian
anus

pencernaan

abdomen.

melalui

kecil

pada

usus

memiliki

dada

anus,

hewan-hewan

alat

eksresi

tumbuhan.

anterior

tubuhnya,

terletak

di

bagian

hati

yang

terletak

pencernaan

selain

dibuang

atau

Sisa

dan

disebut

kelenjar

hijau

yang

terletak di dalam kepala. (Eldred dan Hutton 1960 diacu dalam Muzaki 2004).
Sistem Saraf
Susunan
dengan

saraf

alat

udang

indera

adalah
yaitu

tangga

tali.

antena

Ganglion

(alat

otak

peraba),

berhubungan

statocyst

(alat

keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.


Sistem Peredaran Darah
Sistem
Artinya

peredaran

darah

mengandung

darah Crustacea disebut

beredar

tanpa

haemoglobin,

melalui

melainkan

peredaran

pembuluh

darah

darah.

hemosianin

yang

terbuka.

Darah
daya

tidak
ikatnya

terhadap O2 (oksigen) rendah.


Sistem Pernafasan
Pada
yang

umumnya Crustacea bernafas

bertubuh

sangat

kecil

dengan
bernafas

insang.
dengan

Kecuali Crustacea
seluruh

permukaan

tubuhnya. (Brown dan Patlan 1974).


Alat Reproduksi
Alat

reproduksi

Crustacea rendah.
Sedangkan

alat

Alat

pada

umumnya

kelamin

kelamin

betina

jantan

terpisah,
terdapat

terdapat

pada
pada

kecuali
pasangan
pasangan

pada
kaki
kaki

beberapa
ketiga.
kelima.

Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh) Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis
atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih
muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan
sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita
menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses
regenerasi. (Sihombing, 2005).

Habitat
Udang ini umumnya terdapat dimana-mana, bagian pesisir pantai sampai ke laut dalam dan pada
air tawar.
c.

Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Crustacea
Ordo : Paneasuicea
Family : Panaesuides
Genus : Panaesus
Species: Panaesus sp

d.

Morfologi belalang (Sexava sp)


Tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena
yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan
mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila, dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan
dibagian dada (toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2
pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat seperti duri. Dibagian perut
(abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki
sayap

yang

menutupi

bagian

atas

perut

(abdomen).

Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan utamanya adalah rerumputan. Belalang
merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum arthropoda. (Paul.1999).
Berikut ini klasifikasi dari belalang :
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Family : Coelifera
Genus : Dissostira
Species: Dissostira carolina
e.

Morfologi laba-laba
Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan
abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan

bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus
(capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada
mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian
posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.
Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau
kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.
Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk
menjebak mangsa.
f.

Morfologi kelabang (Scutigera sp).


Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena, mata dan mulut dengan
sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang
spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat beracun.Alat penyengat digunakan unutk
menyengat musuh atau pengganggunya. (Buwono, I.D., 1993)

g.

Morfologi kaki seribu (Julus sp).


Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap
segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar
beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat
dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya
dan pura-pura mati.

h.

Morfologi kepiting
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama
dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting,
kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut
kepiting ditutupi oleh maxillipedcarapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang . Insang
kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun
dengan struktur yang berbeda (Wikipedia, 2010).
Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau, di mana rajungan (Portunus
pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki

berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang
dan lebih runcing. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi
tanpa air. Bila kepiting hidup di perairan payau, seperti di hutan bakau atau di pematang tambak, rajungan
hidup di dalam laut. Rajungan memang tergolong hewan yang bermukim di dasar laut, tapi malam hari
suka naik ke permukaan untuk cari makan. Makanya rajungan disebut juga swimming crab alias
kepiting yang bisa berenang. Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari kepiting bakau,
dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang terdapat pada sebelah kanan kiri mata. Bobot
rajungan dapat mencapai 400 gram, dengan ukuran karapas sekitar 300 mm (12 inchi), Rajungan bisa
mencapai panjang 18 cm, capitnya kokoh, panjang dan berduri-duri. Rajungan mempunyai karapas
berbentuk bulat pipih dengan warna yang sangat menarik. Ukuran karapas lebih besar ke arah samping
dengan permukaan yang tidak terlalu jelas pembagian daerahnya. Sebelah kiri dan kanan karapasnya
terdapat duri besar, jumlah duri sisi belakang matanya sebanyak 9, 6, 5 atau 4 dan antara matanya terdapat
4 buah duri besar (Wordpress,2010).
Klasifikasi kepiting
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda
Famili : portunidae
Genus : scylla
Spesies : scylla sp

i.

Morfologi kecoa (Periplaneta sp).


Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di
bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang,
sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik,
berwarna coklat sampai coklat tua. Kecoa mempunyai bentuk tubuh khas, yaitu pipih, dengan kepala

tersembunyi di bawah pronotum yang lebar. Panjang tubuhnya antara beberapa milimeter sampai hampir
100-an milimeter. Tubuh kecoa kebanyakan berwarna coklat muda sampai coklat tua mendekati hitam.
(Harwood ( 1969 ).
Kingdom

: Animalia

Pillum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Familia

: Blattellidae

Genus

: Periplaneta

Spesies

: Periplaneta sp

Anda mungkin juga menyukai