Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

MODUL

: Destilasi Batch

PEMBIMBING

: Dr. Ir. Ahmad Rifandi, MSc

Praktikum

: 26 November 2015

Penyerahan (Laporan) :14 Desember 2015

Oleh :
Kelompok

: 5 dan 6

Nama

: 1. Ken Putri Kinanti

NIM.131424013

2. Luhfiyah Sinatrya

NIM.131424014

Kelas

3. Nabila Vidiaty Novera

NIM.131424015

4. Nadhira Rifarni

NIM.131424016

: 3A TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan izin dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Laboratorium Teknik Kimia pada
semester lima jurusan Teknik Kimia program studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih
Politeknik Negeri Bandung. Adapun judul dari laporan ini adalah Laporan Praktikum
Destilasi Batch.
Dalam menyusun laporan ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Ahmad Rifandi, MSc, selaku dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
yang telah membimbing penulis dalam menyusun laporan ini.
2. Seluruh rekan di kelas 3A-TKPB yang telah membantu dan memberikan arahan untuk
penyusunan laporan ini.
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dalam kelancaran penyusunan
laporan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga bantuan dan bimbingan serta dorongan dibalas oleh Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak agar penulis dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan diri di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan menambah
pengetahuan umumnya bagi keluarga besar Politeknik Negeri Bandung.

Bandung, 26 November 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemisahan komponen yang memiliki sifat fisik atau kimiawi merupakan salah satu proses
yang sering dijumpai pada proses teknik kimia selain pencampuran, evaporasi dll.
Distilasi atau dikenal juga penyulingan bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi atau
kemurnian satu atau lebih komponen yang biasanya produknya memiliki titik didih lebih
rendah (produk atas). Sedangkan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan diperoleh
pada produk bawah dan jika lebih dari dua komponen akan merupakan residu.
Penggunaan pemanas biasanya kukus atau steam sangat besar pengaruhnya terhadap
rancang bangun dari peralatannya sendiri.
Dalam prakteknya distilasi dilaksanakan menurut salah-satu dari dua metoda utama.
Metoda pertama berdasarkan atas pembentukkan uap dengan mendidihkan zat cair yang
akan dipisahkan kemudian mengembunkan uap tanpa ada zat cair yang kembali ke bejana
didih. Metoda ini merupakan metoda distilasi yang tidak memakai reflux. Metoda kedua
berdasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu
kondisi tertentu sehingga zat cair yang dikembalikan ini dapat berkontak dengan baik
dengan uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metoda ini dapat
dilakukan dalam proses kontinyu maupun proses tumpak.
1.2 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat

Menjalankan peralatan unit destilasi dengan aman dan benar


Mampu menjelaskan flow diagram unit destilasi secara baik dan benar
Memperkirakan kebutuhan kukus (steam) untuk reboiler sebagai catu kalor
seoptimum mungkin

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Destilasiadalahsuatu metodepemisahanHukumRaoultberdasarkanperbedaan titik
didih.Untukmembahasdestilasiperludipelajariproses
kesetimbanganini

kesetimbanganfasauap-cair;

tergantungpadatekananuaplarutan.HukumRaoultdigunakanuntuk

menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan
samadengantekananuapkomponenmurnidikalikanfraksimol

komponenyang

menguap

dalamlarutanpadasuhuyangsama(Armid,2009).
Prinsip destilasi adalahpenguapan cairan danpengembunan kembali uap tersebut
pada suhu titikdidih. Titikdidihsuatu cairanadalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengantekananatmosfer.Cairanyangdiembunkankembalidisebutdestilat.Tujuandestilasi
adalahpemurnianzatcairpadatitikdidihnya,danmemisahkancairantersebutdarizatpadat
yangterlarutataudarizatcairlainnyayangmempunyaiperbedaantitikdidihcairanmurni.Pada
destilasibiasa,tekananuapdiatascairanadalahtekananatmosfer(titikdidihnormal).Untuksen
yawamurni,suhuyang

tercatatpadatermometeryang

ditempatkanpadatempat

terjadinyaprosesdestilasiadalahsamadengantitikdidihdestilat(Sahidin,2008).

Distilasi Berkesinambungan ( Jenis Fraksionasi)


Distilasi berkesinambungan merupakan jenis unit distilasi yang paling sering digunakan

oleh industri kimia. Dengan cara memperbanyak tahap permukaan bidang sentuh antar fasa
sepanjang kolom, pemisahan yang dihasilkan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan
operasi tahap tunggal. Fraksionasi itu sendiri berlangsung dalam kolom fraksionasi, sebuah
silinder tegak didalamnya dilengkapi baik unggun atau sekat yang dibuat untuk memacu
persentuhan antar fasa cair dan fasa uap. Umpan pada tahap awal pengumpanan berwujud
cair dimasukan kedalam kolom terletak pada pertengahan atas kolom. Produk atas kaya akan
komponen yang lebih mudah teruapkan diperoleh pada puncak kolom dan produk bawah
kaya akan komponen yang sulit teruapkan diperoleh pada bagian dasar kolom. Bagian kolom
di atas titik pengumpanan disebut bagian peningkatan (rectifying section atau eriching
section), sedangkan pada bagian kolom dibawah titik pengumpanan disebut titik peluruhan

(stripping section atau exhausting section). Fasa uap dihasilkan oleh kerja pemanas ulang
yang terletak pada bagian dasar kolom. Fasa cair didalam bagian peningkatan dihasilkan oleh
kerja pendingin yang terletak dekat bagian pucuk kolom tempat panas yang menyertai proses
dilenyapkan.
Pada setiap sekat/pelat di dalam kolom uap bersentuhan dengan cairan dan massa
dipertukarkan; yaitu massa pensusun yang lebih sukar diuapkan dipindahkan dari fasa uap ke
fasa cair dan massa pensusun yang lebih mudah diuapkan dipindahkan dari fasa cair ke fasa
uap. Di sini tampak terjadi penurunan suhu sepanjang kolom dari bagian bawah ke atas yang
berakibat terjadi pengembunan sebelum campuaran uap mencapai pucuk kolom dan
pendingin, tentu saja bertitik embun lebih tinggi akan terembunkan terlebih dahulu.

BAB III
METODOLODI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Unit Destilasi

Gambar 1. Flowsheet Distilation


2.
3.
4.
5.
6.
7.

Etanol-air 3 drum
Air pendingin
Steam
Stopwatch
Selang
Pompa tangan portable

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Tahap Start-Up
a. Pengisian umpan
Umpan dimasukan ke dalam labu (T1), di mana pada percobaan ini umpan yang
digunakan adalah ethanol-air, sebanyak 3 drum.
b. Membuka katup udara tekan
Hal ini dilakukan untuk mengkonsumsikan tekanan pada setiap instrumen yang
menggunakan sistem pneumatik sehingga dapat difungsikan secara baik. Di samping
itu dengan adanya udara tekan maka akan menghilangkan kotoran/ debu-debu pada
bagian dalam panel kontrol yang dapat mengganggu kinerja kontrol instrumen
pengendali.
c. Pengaktifan kontrol panel
Kontrol panel diaktifkan sebagai suatu instrumen yang akan mengatur
pengoperasian alat dari unit distilasi secara elektrik ataupun secara pneumatik. Pada
kontrol panel ini kita atur laju keluar air pendingin dengan suhu yang kita set pada
suhu tertentu dan katup akan beroperasi secara otomatis. Pada kontrol panel ini
terdapat tombol On-Off untuk pompa.
d. Membuka katup-katup air pendingin
Kolom pendingin diisi dengan air pendingin dengan cara mengatur besarnya
bukaan pada bagian inlet secara manual. Kolom pendingin harus terisi terlebih dahulu
sebelum dilakukan proses pemanasan diaktifkan agar tidak terjadi over-heating pada
unit distilasi yang akan menyebabkan kegagalan operasi distilasi ataupun kerusakan
alat.
e. Pemanasan menggunakan preaheater
Umpan dipompa menggunakan pompa P2 ke pemanasan awal (preaheater). Setelah
preheater terisi oleh umpan, valve steam dibuka untuk pemanasan. Pembukaan dan
penutupan valve steam terus dikontrol secara manual sampai umpan dalam labu
umpan habis.
f. Pengaliran umpan ke dalam tangki penampung
Umpan dialirkan kedalam tangki tampung dengan melalui by-pass pada proses
sirkulasi dan masuk melalui bagian tengah kolom dengan membuka valve dan
mengaktifkan pompa (P3) melalui panel kontrol sehingga airakan menuju tangki
penampungan (T3) dan akan tersirkulasi melalui pemanas.

g. Pengaliran steam
Pengaliran steam diberikan agar terjadi proses pemanasan pada bagian pemanas.
Pengisian steam dilakukan denga cara membuka valve steam pada pipa berwarna abuabu dengan laju alir uap yang harus terkontrol dan dapat terlihat pada FI 24. Pada
operasi distilasi kali ini tidak dilakukan pengaliran steam ke preheater, sehingga tidak
adanya pemanasan awal terhadap umpan.
3.2.2 Tahap Operasi
Pada tahap ini dilakukan proses distilasi setelah unit distilasi dipersiapkan dengan
melakukan start-up terlebih dahulu. Pada tahap ini umpan mengalami suatu rangkaian
perlakuan untuk dimurnikan.Pada percobaan ini laju umpan 140 l/jam. Kemudian umpan
akan masuk kedalam tangki penampungan T3.
Dengan pompa P3 umpan (campuran ethanol-air) di tangki penampungan T3
disirkulasikan masuk kedalam reboiler yang akan menaikan suhunya menjadi 100o C dengan
bantuan steam. Oleh karena umpan pada tangki penampungan sudah berada diatas titik
didihnya, maka ethanol akan menguap dari T3 melalui kolom pemisahan P2 yang terdiri dari
12 tray. Uap ini akan berkontak dengan air yang baru akan masuk dari T1 menuju kolom
penampungan T3, sehingga ada air yang akan ikut menguap dan ada sebagian yang turun
kebawah menuju tangki penampungan. Uap yang naik keatas akan melalui pendingin
sehingga suhunya akan turun dan terkondensasi. Kemudian pada pendingin terdapat aliran
counter-current air pendingin yang masuk pada suhu 25o C (TR 1) agar terjadi perpindahan
panas secara efektif. Uap yang mengalami pendinginan akan mengembun dan tertampung
pada T2, sedangkan air pendingin tadi akan mengalami kenaikan suhu (TR3) karena adanya
perpindahan panas. Pada praktikum ini dilakukan reflux total.
3.2.3 Tahap Shut Down
a. Mematikan laju alir steam
Setelah operasi selesai untuk mengakhiri proses distilasi maka pada tahap shut
down hal utama yang harus dimatikan adalah laju alir steam. Hal ini dilakukan agar
suhu pada unit distilasi terkontrol secara baik dan tidak akan terjadi over-heating.

b. Mematikan pompa P3
Pompa P3 dapat dimatikan melalui kontrol panel jika temperatur pada tangki
penampungan sudah mencapai 50C. Hal ini dilakukan agar suhu akhir tidak terlalu
tinggi sehingga peralatan akan aman pada proses pengosongan (pembuangan) juga
dimaksudkan untuk keselamatan operator.
c. Mematikan tombol power pada kontrol panel
Mematikan kontrol panel dilakukan jika sudah tidak ada instrumen lain yang
digunakan
d. Menutup valve udara tekan

3.2.4 Pada Panel Pengendali


Proses Pemanasan
1. Tekan tombol hijau pada pompa umpan [P2] dan alur laju 150 lt jam
hingga umpan masuk ke preheater.
2. Buka katup kukus [steam] kearah pemanas mula [preheater] (katup kukus ke
arah Reboiler/FFE masih tertutup), diperkirakan tidak sampai terlalu besar
tapi sudah mendidih [ temperatur umpan masuk 75 -85oC ]
3. Perhatikan jangan sampai pemanas mula/preheater dalam keadaan kosong/
tanpa umpan selama masih ada pemanasan / kukus.
4. Setelah umpan pada tangki umpan habis, matikan pompa umpan [P2] dan
tutup katup kukus [steam] kearah pemanas mula [preheater].
5. Mulai stop watch sebagai t = 0
6. Setelah 5 menit [sudah ada hasil dari umpan di tangki sump] ambil
pembacaan pada TR 23, TI 25, TR 26.
7. Tekan/ nyalakan pompa sump/ tampung P3 atur laju 400 lt/jam pada FI28
8. Buka katup kukus yang menuju reboiler [T1124 pada termometer lokal]
setelah interval 30 menit.
9. Ambil pembacaan pada TR 23. TI 25, TR 26 setiap interval 5 menit selama
30 menit.

Flowchart

BAB IV
Mulai
HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Data Percobaan

Persiapan
o
C

Temperatur air pendingin di set

Perbedaan tekanan kolom di set

: 11 cmHg

No.

Proses
TRDestilasi
21
TR 23

Waktu

FI 24

FI 28

(menit)

(kg/h)

(L/jam

Produk
97
170
98
170
99
172

(oC)
96
97
98

90
92,5
92,5

88
88
88

99
172
99
173
98,4
171,4
Produk

98
99
97,6

93
93
92,2

89
89
88,4

1.
2.
3.

0
5
10

56
56
57

)
300
300
300

4.
5.

15
20
Rata - rata

58
58
57

300
300
300

4.2 Hasil Pengamatan Unit Destilasi

(oC)

(oC)

TR

TI 25

26 Reflux
(oC)

TI 22
(oC)

Destilat

Selesai

Unit Destilasi

Unit destilasi ini dibagi dalam 5 sektor dam 1 sistem kontrol pengendali sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sektor 1 adalah sektor pengumpanan / feed area.


Sektor 2 adalah sektor jalur zat yang dipanaskan.
Sektor 3 adalah sektor jalur pemanas.
Sektor 4 adalah sektor kolom fraksionasi.
Sektor 5 adalah sektor sistem pendingin.
Sistem kontrol pengendali.

4.2.2 Penjelasan
1. Sektor 1

Sektor 1 merupakan sektor yang menujukkan pengaliran umpan.Pada sektor ini terdapat
penampung umpan T1 dan pompa yang mengalirkan umpan menuju preheater. Setelah
itu umpan akan masuk kedalam kolom fraksionasi.Adapun keterangan alat pada gambar
diatas adalah sebagai berikut :
a)
T1 (Feed Tank)
Untuk menampung cairan umpan (etanol-air) sebelum disirkulasikan atau dialirkan
ke sumptank.
b)
P2 (Feed Pump)
Untuk memompa / mengalirkan cairan umpan (etanol-air) ke dalam kolom distilasi
sehingga akhirnya cairan tersebut masuk ke dalam sumptank.
c)
A1 (Vapor Trap)
Untuk mengambil kondensat yang terbawa oleh steam yang keluar dari pre-heater.
d)
W5 (Pre-Heater)
Sebagai pemanas awal cairan umpan.
e)
W4 (Distilat Cooler)
Untuk mendinginkan distilat sebagai produk atas

f)TR-13 (Temp Feed)


Untuk mengukur temperatur cairan umpan masuk kolom distilasi.
g)
FI-14 (Flow Distilat)
Untuk mengukur laju alir distilat yang dihasilkan.
h)
FI-17 (Flow Feed)
Untuk mengukur laju alir umpan.
i) Va-1.1-Va-1.12 (Valve)
Berfungsi untuk mengatur laju alir cairan untuk suatu tujuan tertentu.

2. Sektor 2

Sektor 2menunjukkan reboileryang berfungsi untuk memanaskan kembali umpan.


Umpan ini akan tertampung pada sumptank W3. Umpan yang tertampung pada W3
merupakan umoan yang akan dan sudah dipanaskan pada FFE. Proses pemanasan yang
terjadi yaitu umpan akan dialirkan oleh P3 dan cairan akan mengalir di bagian atas FFE
(W2). Lalu, cairan panas akan turun dan masuk ke sumptank. Cairan panas akan kontak
dengan cairan dingin dalam sumptank sehingga cairan dalam sumptank akan mengalami
kenaikan suhu. Kenaikan suhu ini akan merubah fasa cairan menjadi uap. Uap akan
menguap dan memasuki kolom fraksionasi. Adapun keterangan alat pada sector 2 adalah
sebagai berikut :
a) P3 (Pompa Sirkulasi)
Untuk mengalirkan cairan dari tangki penampung (sumptank) ke reboiler.
b) Va 2.5 (Evaporator Feed from P3)
Untuk mengatur laju alir cairan yang masuk ke FFE.

c) W2 (Falling Film Evaporator)


Merupakan tempat terjadinya pemanasan.
d) W3 (Cooler)
Untuk mendinginkan cairan yang akan dibuang/dikeluarkan dari Sump Tank.
e) T3 (Sump Tank)
Untuk menampung cairan umpan yang akan dan sudah dipanaskan pada FFE.
Pada bagian atas cairan dalam sumptank terdapat uap yang akan masuk ke
kolom distilasi.
f) TR 21 ( Temperature Recorder Sumptank Bottom)
Untuk mengukur temperatur cairan yang akan masuk ke FFE.
g) TR 26 (Temperature Sumptank Vapor)
Untuk mengukur temperature uap di dalam Sump Tank.
h) F128 (Flow Feed Recycle)
Untuk mengukur laju alir cairan yang direcycle ke dalam FFE.
3. Sektor 3

Sektor 3 menunjukkan aliran steam yang akan digunakan untuk memanaskan reboiler.
Proses berlangsung dengan membuka aliran steam, lalu membuka aliran udara tekan
pada panel control. Kemudian control valve akan terbuka pada bukaan tertentu yang
mengatur laju alir steam yang akan masuk ke FFE. Adapun keterangan alat pada sector 3
adalah sebagai berikut :
a) W2 (Falling Film Evaporator)
Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan steam yang tidak
kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.

b) A2 (Steam Trap)
Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
c) FI 27 (Flow Condensat)
Untuk mengukur laju alir kondensat.
d) FI 24 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke FFE.
e) TR 23 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
f) TI 25 (Evaporator Steam Outlet)
Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
g) V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke FFE.
4. Sektor 4

Sector 4 menunkukkan kolom fraksionasi, dimana terjadi kontak Antara fluida panas dan
fluida dingin. Fluida panas merupakan uap dari hasil pemanasan umpan yang akan
menguap keatas dan kontak dengan fluida dingin yang mengalir dari atas kebawah. Uap
yang terkondensasi akan mengalir melalui lempeng membentuk film tipis yang akan
kembali kontak dengan uap panas. Adapun keterangan alat yang terdapat pada sektor 4
adalah sebagai berikut :
a) TR 8 (Temperature Column Top Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom paling atas
b) TR 9 (Temperature 2nd Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat kedua.
c) TR 10 (Temperature 1st Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat pertama.

d) PR 18 (Column Bottom Absolute Pressure)


Untuk mengukur tekanan pada kolom bagian bawah.
e) PR 6 (Column Top Absolute Pressure)
Untuk mengukur tekanan pada bagian atas kolom distilasi.
5. Sektor 5

Sektor 5 menunjukkan system pendinginan. Dimana umpan yang telah dipanaskan akan
menjadi uap dan masuk ke kolom fraksionasi. Lalu uap akan didingnkan oleh kondensor
dan akan terkondensasi lalu ditampung dalam penampung destilat sebagai produk.
Adapun keterangan alat pada sektor 5 adalah sebagai berikut :
a) W1 (Condenser)
Sebagai tempat terjadinya perubahan uap distilat menjadi cairan dikarenakan
adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk
b) V1 (Condenser Cooling Water)
Untuk mengatur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
c) F14 (Condensor Cooling Water)
Untuk mengukur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
d) F5 (Condensor Cooling Water flow observer)
Untuk mengatur laju alir air pendingin secara otomatis karena dihubungkan
dengan laju steam yang masuk ke FFE.
e) TR 1 (Condensor water Supply Temperature)
Untuk mengukur temperatur air pendingin yang masuk ke kondensor
f) TR 7 (Reflux Temperature at Column Entry)
Untuk mengukur temperatur cairan yang direflux.
g) TI 22 (Condensor Outlet Distilate Tempature)
Untuk mengukur temperatur distilat yang keluar dari kondensor

h) TIA 21 (Condensor Vent High Alarm)


Untuk mengukukur temperatur pada kondensor dimana jika suhunya terlalu
tinggi maka alarm akan menyala.
i) TRC 3 (Condensor Water Outlet)
Untuk mengukur suhu air pendingin yang keluar dari kondensor.

6. Sistem kontrol pengendali


Sektor 6 menunjukkan panel pengontrol dari seluruh operasi destilasi. Adapun alat yang
terlibat dalam sistem control pengendali adalah sebagai berikut :
a) 2 Controller yaitu Pressure Controller (PIC) dan Temperature Controller
Untuk mengatur besarnya tekanan dan temperatur seduai dengan yang
diinginkan
b) 2 indikator dimana setiap indikator terdiri dari 6 buah rekorder yang
menunjukan nilai suhu dan tekanan pada Temperatur Recorder dan Pressure
Recorder yang ada pada alat distilasi.
c) Tombol on-off
Untuk menyalakan/mematikan P1 (distillate pump), P2 (feed pump) dan P3
(sump pump)
d) Main Switch
Untuk mensupply udara tekan
e) Control Air Pressure Switch
Untuk membuka aliran udara tekan
4.3 Pengolahan Data

Perhitungan Kalor lepas steam

Kalor yang dilepas oleh steam pemanas dirumuskan sebagai berikut.


Kalor lepas steam = Kalor awal steam Kalor Kondensat +
Kalor Kondensasi Kalor steam sisa

Q1=[ m1 hg ] [ m1 a hf ]+ [ m1 a h fg ][ m1 b hgb ]
Dengan hg
= Energi dalam (entalpi) kukus pada Temperatur TR 23
hf
= Energi dalam kondensat pada temperatur kondensat keluar TI 25
hfg
= Kalor laten kondensasi kukus pada temperatur kondensasi
hg, hf, hfg didapatkan di tabel uap [uap jenuh]
m1
= laju massa kukus terpakai (kg/jam)
m1a
= laju massa kondensat saja (kg/jam)
m1b
= laju massa kukus tidak terpakai dalam kg/jam [m1 - m1a ]

hgb
= Energi dalam [entalpi] kukus sisa pada temperatur kukus keluar
Keterangan, bisa diasumsikan semua kukus mengalami kondensasi. m 1b = 0

dan m1a = m1
Menghitung kalor awal steam
Q awal steam=[ m1 h g ]

m1 atau FI 24 (kg/jam)
56

hg (kj/kg)
2768,7

Q (kj/jam)
155047,2

hf (kj/kg)
376,92

Q (kj/jam)
21107,52

Menghitung Kalor kondensat


Q kondensat=[ m 1 a hf ]

m1 atau FI 27 (kg/jam)
56

TR 23 (0C)
170

TI 25 (0C)
90

Menghitung Kalor Kondensasi


Q kondensasi= [ m1 a h fg ]
h fg =hg h f

m1 atau FI 27 (kg/jam)
56

hfg (kj/kg)
2391,78

Q (kj/jam)
133939,68

Menghitung Kalor lepas steam


Q1=Q awal steamQ ko ndensat+Q kondensasi

Jenis Kalor
Q awal steam
Q Kondensat
Q Kondensasi

Nilai Q (kj/jam)
155047,2
21107,52
133939,68

Q1 lepas steam (kj/jam)


267879,36

Kalor Diterima
Kalor yang diterima oleh umpan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q2=[ m3 Cp 2 dT 2 ] + [ m4 ]+ [ m4 Cp 3 dT 3 ]
Dengan, m3
m4
Cp2
Cp3
dT2
dT3

= laju massa produk dalam (kg/jam)


= laju massa kondensat (kg/jam)
= Kapasitas panas umpan pada temperatur TI22
= Kapasitas panas umpan [yang akan teruapkan] pada temperatur
umpan TI22
= Selisih temperatur umpan dan produk [TI22-TR21]
= Selisih temperatur produk dan penguapan [TR21-TR26]

Qa=[ m3 Cp2 dT 2 ]
FI 28
(L/jam)

(kg/m3)

Laju alir
massa FI

Cp2
(kj/kg.K

998,5

(m3)
299,55

TR 21
(0C)

dT2
(0K)

Qa
(kj/h)

88

97

8707,9185

28 (kg/h)
300

TI 22
(0C)

3,23

Qb=[ m4 ]
Laju alir massa kondensat FI

Pada TI 25 (kJ/kg)

Qb
(kj/h)

2269,19

197873,368

27 (kg/h) (m4)
87,2

Qc =[ m4 Cp3 dT 3 ]
Laju alir massa
kondensat FI 27 (kg/h)

Cp3
(kj/kg.K)

TR 21
(0C)

TR 26
(0C)

dT3
(0K)

Qc
(kj/h)

2,11

97

96

204,03

(m4)
87,2

Q2=Qa+ Qb+Qc

Qa (kj/h)
8707,9185

Qb (kj/h)
197873,368

Qc (kj/h)
204,03

Jumlah panas steam yang dibutuhkan (Qse)


Qse =Q1Q 2
= 267879,36 - 206786,5865
= 52179,555

Q2 (kj/h)
206786,5865

BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

5.1 Pembahasan
Percobaan kali ini merupakan percobaan dengan modul Distilasi dengan tujuan agar
praktikan dapat menjalankan proses distilasi dan mampu memperkirakan kebutuhan steam
pada unit distilasi.
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan
titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat cair dipanaskan
hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin (kondensor) dan
mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair. Pada kondensor digunakan air yang
mengalir sebagai pendingin. Air pada kondensor dialirkan dari bawah ke atas, hal ini
bertujuan supaya air tersebut dapat mengisi seluruh bagian pada kondensor sehingga akan
dihasilkan proses pendinginan yang sempurna. Saat suhu dinaikkan cairan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan dan kemudian
didinginkan sehingga kembali menjadi cairan yang ditampung pada wadah terpisah. Zat yang
titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada wadah semula. Prinsip dari destilasi adalah
penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat.
Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat yang jatuh
sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan
adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan bukan destilatnya maka proses
tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi. Destilasi adalah sebuah aplikasi yang
mengikuti prinsip-prinsip Jika suatu zat dalam larutan tidak sama-sama menguap, maka uap
larutan akan mempunyai komponen yang berbeda dengan larutanaslinya. Jika salah satu zat
menguap dan yang lain tidak, pemisahan dapat terjadi sempurna. Tetapi jika kedua zat
menguap tetapi tidak sama, maka pemisahnya hanya akan terjadi sebagian, akan tetapi
destilat atau produk akan menjadi kaya pada suatu komponen dari pada larutan aslinya.
Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

Destilasi biasa, umumnya dengan menaikkan suhu. Tekanan uapnya diatas cairan atau

tekanan atmosfer (titik didih normal)


Destilasi vakum, cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh dibawah titik didih dan
mudah terurai.

Destilasi bertingkat atau destilasi terfraksi yaitu proses yang komponen-komponennya


secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Penyulingan Terfraksi berbeda dari distilasi
biasa, karena ada kolom fraksinasi di mana ada proses refluks. Refluk proses
penyulingan dilakukan untuk pemisahan campuran etanol-air dapat terjadi dengan baik.
Fungsi kolom fraksinasi sehingga kontak antara cairan dengan uap sedikit lebih lama.
Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah bendungan
akan terus menguap ke kondensor. Lebih komponen Sedangkankan distilat bersat akan
kembali menjadi labu. Destilasi ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran zat
cair yang mempunyai perbedaan titik didih tidak berbeda banyak. Distilasi jenis ini
dapat digunakan untuk memisahkan zat yang mempunyai rentang perbedaan titik didih
hingga di bawah 300C. Destilasi ini juga dilaksanakan pada tekanan tetap. Pada
percobaan yang dilakukan sample yang digunakan adalah campuran air dan etanol.
Campuran ini bersifat azeotrof karena kedua larutan tersebut mempunyai titik didih yang
hampir sama sehingga akan sulit untuk dipisahkan antara zat yang satu dengan zat yang
lainnya. hal ini dikarenakan pada saat penampungan distilat akan sulit diidentifikasi
pergantian fraksinya karena titik didihnya berdekatan (hampir sama) akibatnya ditilat
yang tertampung menjadi tidak murni. Belum lagi jika pada sample (campuran air dan
etanol) tersebut terdapat pengotor yang mempunyai titik didih yang hamper sama dengan

sample yang dapat mengakibatkan distilat menjadi tidak murni.


Destilasi azeotrop yaitu destilasi dengan menguapkan zat cair tanpa perubahan
komposisi.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan

syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Jika komposisi fase uap
sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat
dilakukan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen, pemekatan larutan,
dan juga pemurnian komponen cair.
Pada praktikum ini praktikan mencoba 2 jenis destilasi. Yaitu destilasi biasa dan
destilasi refluks sempurna, dimana tujuan dari proses refluks ini agar reaksi lebih cepat
dengan sedikit resiko kehilangan zat yang ada.
Untuk mempermudah proses destilasi dan melakukan praktikumnya, di laboratorium pilot
plant unit destilasi disediakan diagram flow yang berguna untuk mempermudah praktikan
membaca aliran proses dari awal memasukkan umpan hingga menghasilkan produk. Di
dalam flow diagram, kolom destilasi dibagi ke dalam 6 sektor dengan fungsi yang berbedabeda. Sektor 1 (sektor umpan), sektor 2 (sektor zat yang dipanaskan), sektor 3 (sektor zat yang

memanaskan), sektor 4 (sektor pemisahan), sektor 5 (sektor pendinginan), dan sektor 6 (control panel
yang digunakan untuk mengatur beberapa komponen pada unit distilasi). Operasi yang dilakukan pada
unit destilasi dijelaskan pada bagian metodologi dari awal mula tahap start-up, tahap operasi hingga
tahap shut-down. Penjelasan setiap sector yang tlah disebutkan juga ada pada bagian metodologi
sehingga tidak perlu dijelaskan lagi pada bagian pembahasan ini.
Dari hasil praktikum ini, didapatkan hasil
-

Kalor awal steam

m1 atau FI 24 (kg/jam)
56
-

TR 23 (0C)
170

hg (kj/kg)
2768,7

Q (kj/jam)
155047,2

hf (kj/kg)
376,92

Q (kj/jam)
21107,52

Kalor kondensat

m1 atau FI 27 (kg/jam)
56
-

TI 25 (0C)
90

Kalor kondensasi

m1 atau FI 27 (kg/jam)
56
-

hfg (kj/kg)
2391,78

Q (kj/jam)
133939,68

Kalor lepas steam

Jenis Kalor
Q awal steam
Q Kondensat
Q Kondensasi
- Kalor yang diterima

FI 28
(L/jam)

(kg/m3)

Nilai Q (kj/jam)
155047,2
21107,52
133939,68

Laju alir
massa FI

Cp2
(kj/kg.K

998,5

TI 22
(0C)

TR 21
(0C)

dT2
(0K)

Qa
(kj/h)

88

97

8707,9185

28 (kg/h)
300

Q1 lepas steam (kj/jam)


267879,36

(m3)
299,55

3,23

Laju alir massa kondensat FI

Pada TI 25 (kJ/kg)

Qb
(kj/h)

2269,19

197873,368

27 (kg/h) (m4)
87,2

Laju alir massa


kondensat FI 27 (kg/h)

Cp3
(kj/kg.K)

TR 21
(0C)

TR 26
(0C)

dT3
(0K)

Qc
(kj/h)

2,11

97

96

204,03

(m4)
87,2

Qa (kj/h)

Qb (kj/h)

Qc (kj/h)

Q2 (kj/h)

8707,9185

197873,368

204,03

206786,5865

Dari hasil tersebut didapatkan nilai jumlah panas steam yang dibutuhkan adalah sebesar
52179,555 kJ/h.

5.2 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia Pilot Plant Penyulingan/Distilasi: Bubble
Cap Distillation Column. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Polban.
McCabe, Warren L. dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta : PT. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai