MODUL
: Destilasi Batch
PEMBIMBING
Praktikum
: 26 November 2015
Oleh :
Kelompok
: 5 dan 6
Nama
NIM.131424013
2. Luhfiyah Sinatrya
NIM.131424014
Kelas
NIM.131424015
4. Nadhira Rifarni
NIM.131424016
: 3A TKPB
2015
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan izin dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Laboratorium Teknik Kimia pada
semester lima jurusan Teknik Kimia program studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih
Politeknik Negeri Bandung. Adapun judul dari laporan ini adalah Laporan Praktikum
Destilasi Batch.
Dalam menyusun laporan ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Ahmad Rifandi, MSc, selaku dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
yang telah membimbing penulis dalam menyusun laporan ini.
2. Seluruh rekan di kelas 3A-TKPB yang telah membantu dan memberikan arahan untuk
penyusunan laporan ini.
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dalam kelancaran penyusunan
laporan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga bantuan dan bimbingan serta dorongan dibalas oleh Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak agar penulis dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan diri di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan menambah
pengetahuan umumnya bagi keluarga besar Politeknik Negeri Bandung.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesetimbanganfasauap-cair;
tergantungpadatekananuaplarutan.HukumRaoultdigunakanuntuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan
samadengantekananuapkomponenmurnidikalikanfraksimol
komponenyang
menguap
dalamlarutanpadasuhuyangsama(Armid,2009).
Prinsip destilasi adalahpenguapan cairan danpengembunan kembali uap tersebut
pada suhu titikdidih. Titikdidihsuatu cairanadalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengantekananatmosfer.Cairanyangdiembunkankembalidisebutdestilat.Tujuandestilasi
adalahpemurnianzatcairpadatitikdidihnya,danmemisahkancairantersebutdarizatpadat
yangterlarutataudarizatcairlainnyayangmempunyaiperbedaantitikdidihcairanmurni.Pada
destilasibiasa,tekananuapdiatascairanadalahtekananatmosfer(titikdidihnormal).Untuksen
yawamurni,suhuyang
tercatatpadatermometeryang
ditempatkanpadatempat
terjadinyaprosesdestilasiadalahsamadengantitikdidihdestilat(Sahidin,2008).
oleh industri kimia. Dengan cara memperbanyak tahap permukaan bidang sentuh antar fasa
sepanjang kolom, pemisahan yang dihasilkan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan
operasi tahap tunggal. Fraksionasi itu sendiri berlangsung dalam kolom fraksionasi, sebuah
silinder tegak didalamnya dilengkapi baik unggun atau sekat yang dibuat untuk memacu
persentuhan antar fasa cair dan fasa uap. Umpan pada tahap awal pengumpanan berwujud
cair dimasukan kedalam kolom terletak pada pertengahan atas kolom. Produk atas kaya akan
komponen yang lebih mudah teruapkan diperoleh pada puncak kolom dan produk bawah
kaya akan komponen yang sulit teruapkan diperoleh pada bagian dasar kolom. Bagian kolom
di atas titik pengumpanan disebut bagian peningkatan (rectifying section atau eriching
section), sedangkan pada bagian kolom dibawah titik pengumpanan disebut titik peluruhan
(stripping section atau exhausting section). Fasa uap dihasilkan oleh kerja pemanas ulang
yang terletak pada bagian dasar kolom. Fasa cair didalam bagian peningkatan dihasilkan oleh
kerja pendingin yang terletak dekat bagian pucuk kolom tempat panas yang menyertai proses
dilenyapkan.
Pada setiap sekat/pelat di dalam kolom uap bersentuhan dengan cairan dan massa
dipertukarkan; yaitu massa pensusun yang lebih sukar diuapkan dipindahkan dari fasa uap ke
fasa cair dan massa pensusun yang lebih mudah diuapkan dipindahkan dari fasa cair ke fasa
uap. Di sini tampak terjadi penurunan suhu sepanjang kolom dari bagian bawah ke atas yang
berakibat terjadi pengembunan sebelum campuaran uap mencapai pucuk kolom dan
pendingin, tentu saja bertitik embun lebih tinggi akan terembunkan terlebih dahulu.
BAB III
METODOLODI PERCOBAAN
Etanol-air 3 drum
Air pendingin
Steam
Stopwatch
Selang
Pompa tangan portable
g. Pengaliran steam
Pengaliran steam diberikan agar terjadi proses pemanasan pada bagian pemanas.
Pengisian steam dilakukan denga cara membuka valve steam pada pipa berwarna abuabu dengan laju alir uap yang harus terkontrol dan dapat terlihat pada FI 24. Pada
operasi distilasi kali ini tidak dilakukan pengaliran steam ke preheater, sehingga tidak
adanya pemanasan awal terhadap umpan.
3.2.2 Tahap Operasi
Pada tahap ini dilakukan proses distilasi setelah unit distilasi dipersiapkan dengan
melakukan start-up terlebih dahulu. Pada tahap ini umpan mengalami suatu rangkaian
perlakuan untuk dimurnikan.Pada percobaan ini laju umpan 140 l/jam. Kemudian umpan
akan masuk kedalam tangki penampungan T3.
Dengan pompa P3 umpan (campuran ethanol-air) di tangki penampungan T3
disirkulasikan masuk kedalam reboiler yang akan menaikan suhunya menjadi 100o C dengan
bantuan steam. Oleh karena umpan pada tangki penampungan sudah berada diatas titik
didihnya, maka ethanol akan menguap dari T3 melalui kolom pemisahan P2 yang terdiri dari
12 tray. Uap ini akan berkontak dengan air yang baru akan masuk dari T1 menuju kolom
penampungan T3, sehingga ada air yang akan ikut menguap dan ada sebagian yang turun
kebawah menuju tangki penampungan. Uap yang naik keatas akan melalui pendingin
sehingga suhunya akan turun dan terkondensasi. Kemudian pada pendingin terdapat aliran
counter-current air pendingin yang masuk pada suhu 25o C (TR 1) agar terjadi perpindahan
panas secara efektif. Uap yang mengalami pendinginan akan mengembun dan tertampung
pada T2, sedangkan air pendingin tadi akan mengalami kenaikan suhu (TR3) karena adanya
perpindahan panas. Pada praktikum ini dilakukan reflux total.
3.2.3 Tahap Shut Down
a. Mematikan laju alir steam
Setelah operasi selesai untuk mengakhiri proses distilasi maka pada tahap shut
down hal utama yang harus dimatikan adalah laju alir steam. Hal ini dilakukan agar
suhu pada unit distilasi terkontrol secara baik dan tidak akan terjadi over-heating.
b. Mematikan pompa P3
Pompa P3 dapat dimatikan melalui kontrol panel jika temperatur pada tangki
penampungan sudah mencapai 50C. Hal ini dilakukan agar suhu akhir tidak terlalu
tinggi sehingga peralatan akan aman pada proses pengosongan (pembuangan) juga
dimaksudkan untuk keselamatan operator.
c. Mematikan tombol power pada kontrol panel
Mematikan kontrol panel dilakukan jika sudah tidak ada instrumen lain yang
digunakan
d. Menutup valve udara tekan
Flowchart
BAB IV
Mulai
HASIL DAN PENGAMATAN
Persiapan
o
C
: 11 cmHg
No.
Proses
TRDestilasi
21
TR 23
Waktu
FI 24
FI 28
(menit)
(kg/h)
(L/jam
Produk
97
170
98
170
99
172
(oC)
96
97
98
90
92,5
92,5
88
88
88
99
172
99
173
98,4
171,4
Produk
98
99
97,6
93
93
92,2
89
89
88,4
1.
2.
3.
0
5
10
56
56
57
)
300
300
300
4.
5.
15
20
Rata - rata
58
58
57
300
300
300
(oC)
(oC)
TR
TI 25
26 Reflux
(oC)
TI 22
(oC)
Destilat
Selesai
Unit Destilasi
Unit destilasi ini dibagi dalam 5 sektor dam 1 sistem kontrol pengendali sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4.2.2 Penjelasan
1. Sektor 1
Sektor 1 merupakan sektor yang menujukkan pengaliran umpan.Pada sektor ini terdapat
penampung umpan T1 dan pompa yang mengalirkan umpan menuju preheater. Setelah
itu umpan akan masuk kedalam kolom fraksionasi.Adapun keterangan alat pada gambar
diatas adalah sebagai berikut :
a)
T1 (Feed Tank)
Untuk menampung cairan umpan (etanol-air) sebelum disirkulasikan atau dialirkan
ke sumptank.
b)
P2 (Feed Pump)
Untuk memompa / mengalirkan cairan umpan (etanol-air) ke dalam kolom distilasi
sehingga akhirnya cairan tersebut masuk ke dalam sumptank.
c)
A1 (Vapor Trap)
Untuk mengambil kondensat yang terbawa oleh steam yang keluar dari pre-heater.
d)
W5 (Pre-Heater)
Sebagai pemanas awal cairan umpan.
e)
W4 (Distilat Cooler)
Untuk mendinginkan distilat sebagai produk atas
2. Sektor 2
Sektor 3 menunjukkan aliran steam yang akan digunakan untuk memanaskan reboiler.
Proses berlangsung dengan membuka aliran steam, lalu membuka aliran udara tekan
pada panel control. Kemudian control valve akan terbuka pada bukaan tertentu yang
mengatur laju alir steam yang akan masuk ke FFE. Adapun keterangan alat pada sector 3
adalah sebagai berikut :
a) W2 (Falling Film Evaporator)
Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan steam yang tidak
kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.
b) A2 (Steam Trap)
Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
c) FI 27 (Flow Condensat)
Untuk mengukur laju alir kondensat.
d) FI 24 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke FFE.
e) TR 23 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
f) TI 25 (Evaporator Steam Outlet)
Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
g) V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke FFE.
4. Sektor 4
Sector 4 menunkukkan kolom fraksionasi, dimana terjadi kontak Antara fluida panas dan
fluida dingin. Fluida panas merupakan uap dari hasil pemanasan umpan yang akan
menguap keatas dan kontak dengan fluida dingin yang mengalir dari atas kebawah. Uap
yang terkondensasi akan mengalir melalui lempeng membentuk film tipis yang akan
kembali kontak dengan uap panas. Adapun keterangan alat yang terdapat pada sektor 4
adalah sebagai berikut :
a) TR 8 (Temperature Column Top Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom paling atas
b) TR 9 (Temperature 2nd Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat kedua.
c) TR 10 (Temperature 1st Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat pertama.
Sektor 5 menunjukkan system pendinginan. Dimana umpan yang telah dipanaskan akan
menjadi uap dan masuk ke kolom fraksionasi. Lalu uap akan didingnkan oleh kondensor
dan akan terkondensasi lalu ditampung dalam penampung destilat sebagai produk.
Adapun keterangan alat pada sektor 5 adalah sebagai berikut :
a) W1 (Condenser)
Sebagai tempat terjadinya perubahan uap distilat menjadi cairan dikarenakan
adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk
b) V1 (Condenser Cooling Water)
Untuk mengatur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
c) F14 (Condensor Cooling Water)
Untuk mengukur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
d) F5 (Condensor Cooling Water flow observer)
Untuk mengatur laju alir air pendingin secara otomatis karena dihubungkan
dengan laju steam yang masuk ke FFE.
e) TR 1 (Condensor water Supply Temperature)
Untuk mengukur temperatur air pendingin yang masuk ke kondensor
f) TR 7 (Reflux Temperature at Column Entry)
Untuk mengukur temperatur cairan yang direflux.
g) TI 22 (Condensor Outlet Distilate Tempature)
Untuk mengukur temperatur distilat yang keluar dari kondensor
Q1=[ m1 hg ] [ m1 a hf ]+ [ m1 a h fg ][ m1 b hgb ]
Dengan hg
= Energi dalam (entalpi) kukus pada Temperatur TR 23
hf
= Energi dalam kondensat pada temperatur kondensat keluar TI 25
hfg
= Kalor laten kondensasi kukus pada temperatur kondensasi
hg, hf, hfg didapatkan di tabel uap [uap jenuh]
m1
= laju massa kukus terpakai (kg/jam)
m1a
= laju massa kondensat saja (kg/jam)
m1b
= laju massa kukus tidak terpakai dalam kg/jam [m1 - m1a ]
hgb
= Energi dalam [entalpi] kukus sisa pada temperatur kukus keluar
Keterangan, bisa diasumsikan semua kukus mengalami kondensasi. m 1b = 0
dan m1a = m1
Menghitung kalor awal steam
Q awal steam=[ m1 h g ]
m1 atau FI 24 (kg/jam)
56
hg (kj/kg)
2768,7
Q (kj/jam)
155047,2
hf (kj/kg)
376,92
Q (kj/jam)
21107,52
m1 atau FI 27 (kg/jam)
56
TR 23 (0C)
170
TI 25 (0C)
90
m1 atau FI 27 (kg/jam)
56
hfg (kj/kg)
2391,78
Q (kj/jam)
133939,68
Jenis Kalor
Q awal steam
Q Kondensat
Q Kondensasi
Nilai Q (kj/jam)
155047,2
21107,52
133939,68
Kalor Diterima
Kalor yang diterima oleh umpan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q2=[ m3 Cp 2 dT 2 ] + [ m4 ]+ [ m4 Cp 3 dT 3 ]
Dengan, m3
m4
Cp2
Cp3
dT2
dT3
Qa=[ m3 Cp2 dT 2 ]
FI 28
(L/jam)
(kg/m3)
Laju alir
massa FI
Cp2
(kj/kg.K
998,5
(m3)
299,55
TR 21
(0C)
dT2
(0K)
Qa
(kj/h)
88
97
8707,9185
28 (kg/h)
300
TI 22
(0C)
3,23
Qb=[ m4 ]
Laju alir massa kondensat FI
Pada TI 25 (kJ/kg)
Qb
(kj/h)
2269,19
197873,368
27 (kg/h) (m4)
87,2
Qc =[ m4 Cp3 dT 3 ]
Laju alir massa
kondensat FI 27 (kg/h)
Cp3
(kj/kg.K)
TR 21
(0C)
TR 26
(0C)
dT3
(0K)
Qc
(kj/h)
2,11
97
96
204,03
(m4)
87,2
Q2=Qa+ Qb+Qc
Qa (kj/h)
8707,9185
Qb (kj/h)
197873,368
Qc (kj/h)
204,03
Q2 (kj/h)
206786,5865
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1 Pembahasan
Percobaan kali ini merupakan percobaan dengan modul Distilasi dengan tujuan agar
praktikan dapat menjalankan proses distilasi dan mampu memperkirakan kebutuhan steam
pada unit distilasi.
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan
titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat cair dipanaskan
hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin (kondensor) dan
mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair. Pada kondensor digunakan air yang
mengalir sebagai pendingin. Air pada kondensor dialirkan dari bawah ke atas, hal ini
bertujuan supaya air tersebut dapat mengisi seluruh bagian pada kondensor sehingga akan
dihasilkan proses pendinginan yang sempurna. Saat suhu dinaikkan cairan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan dan kemudian
didinginkan sehingga kembali menjadi cairan yang ditampung pada wadah terpisah. Zat yang
titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada wadah semula. Prinsip dari destilasi adalah
penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat.
Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat yang jatuh
sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan
adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan bukan destilatnya maka proses
tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi. Destilasi adalah sebuah aplikasi yang
mengikuti prinsip-prinsip Jika suatu zat dalam larutan tidak sama-sama menguap, maka uap
larutan akan mempunyai komponen yang berbeda dengan larutanaslinya. Jika salah satu zat
menguap dan yang lain tidak, pemisahan dapat terjadi sempurna. Tetapi jika kedua zat
menguap tetapi tidak sama, maka pemisahnya hanya akan terjadi sebagian, akan tetapi
destilat atau produk akan menjadi kaya pada suatu komponen dari pada larutan aslinya.
Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
Destilasi biasa, umumnya dengan menaikkan suhu. Tekanan uapnya diatas cairan atau
syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Jika komposisi fase uap
sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat
dilakukan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen, pemekatan larutan,
dan juga pemurnian komponen cair.
Pada praktikum ini praktikan mencoba 2 jenis destilasi. Yaitu destilasi biasa dan
destilasi refluks sempurna, dimana tujuan dari proses refluks ini agar reaksi lebih cepat
dengan sedikit resiko kehilangan zat yang ada.
Untuk mempermudah proses destilasi dan melakukan praktikumnya, di laboratorium pilot
plant unit destilasi disediakan diagram flow yang berguna untuk mempermudah praktikan
membaca aliran proses dari awal memasukkan umpan hingga menghasilkan produk. Di
dalam flow diagram, kolom destilasi dibagi ke dalam 6 sektor dengan fungsi yang berbedabeda. Sektor 1 (sektor umpan), sektor 2 (sektor zat yang dipanaskan), sektor 3 (sektor zat yang
memanaskan), sektor 4 (sektor pemisahan), sektor 5 (sektor pendinginan), dan sektor 6 (control panel
yang digunakan untuk mengatur beberapa komponen pada unit distilasi). Operasi yang dilakukan pada
unit destilasi dijelaskan pada bagian metodologi dari awal mula tahap start-up, tahap operasi hingga
tahap shut-down. Penjelasan setiap sector yang tlah disebutkan juga ada pada bagian metodologi
sehingga tidak perlu dijelaskan lagi pada bagian pembahasan ini.
Dari hasil praktikum ini, didapatkan hasil
-
m1 atau FI 24 (kg/jam)
56
-
TR 23 (0C)
170
hg (kj/kg)
2768,7
Q (kj/jam)
155047,2
hf (kj/kg)
376,92
Q (kj/jam)
21107,52
Kalor kondensat
m1 atau FI 27 (kg/jam)
56
-
TI 25 (0C)
90
Kalor kondensasi
m1 atau FI 27 (kg/jam)
56
-
hfg (kj/kg)
2391,78
Q (kj/jam)
133939,68
Jenis Kalor
Q awal steam
Q Kondensat
Q Kondensasi
- Kalor yang diterima
FI 28
(L/jam)
(kg/m3)
Nilai Q (kj/jam)
155047,2
21107,52
133939,68
Laju alir
massa FI
Cp2
(kj/kg.K
998,5
TI 22
(0C)
TR 21
(0C)
dT2
(0K)
Qa
(kj/h)
88
97
8707,9185
28 (kg/h)
300
(m3)
299,55
3,23
Pada TI 25 (kJ/kg)
Qb
(kj/h)
2269,19
197873,368
27 (kg/h) (m4)
87,2
Cp3
(kj/kg.K)
TR 21
(0C)
TR 26
(0C)
dT3
(0K)
Qc
(kj/h)
2,11
97
96
204,03
(m4)
87,2
Qa (kj/h)
Qb (kj/h)
Qc (kj/h)
Q2 (kj/h)
8707,9185
197873,368
204,03
206786,5865
Dari hasil tersebut didapatkan nilai jumlah panas steam yang dibutuhkan adalah sebesar
52179,555 kJ/h.
5.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia Pilot Plant Penyulingan/Distilasi: Bubble
Cap Distillation Column. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Polban.
McCabe, Warren L. dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta : PT. Erlangga.