Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
disusun oleh :
Widiyanti Novita Wildam
A31113329
A31113510
secara
mandiri
karena
mereka
adalah
karyawan
yang
Pembatasan perilaku
Penilaian Pratindakan
Akuntabilitas Tindakan
Redundansi
Pembatasan Perilaku
Pembatasan perilaku merupakan sebuah bentuk pengendalian tindakan yang
bersifat negative atau memaksa. Pembatasan perilaku membuat karyawan
mustahil, atau setidaknya lebih sulit, untuk melakukan hal-hal yang seharusnya
tidak dilakukan. Pembatasan dapat diterapkan secara fisik atau administrative.
Sebagian besar perusahaan menggunakan beragam bentuk pembatasan fisik,
termasuk mengunci meja, memasang kata sandi untuk computer, membatasi akses
karyawan ke area-area tertnetu. Misalnya tempat dimana perusahaan menyimpan
informasi sensitive dan inventaris berharga milik perusahaan.
Pembatasan Administratif
Pembatasan administrative dapat pula digunakan untuk membatasi
kemampuan karyawan untuk melaksanakan seluruh atau hanya sebagian porsi dari
tugas maupun tindakan terntentu. Suatu bentuk umum dari pengendalian
administrative mencakup pembatasan otoritas dari pengambilan keputusan.
Bentuk umum lain dari pengendalian administrative biasanya merujuk
pada pemisahan tugas. Hal ini meliputi memcah tugas yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang perlu penanganan khusus, sehingga tidak
memungkinkan seseorang atau setidaknya menyulitkan seseorang, untuk
menyelesaikan tugas tertentu seorang diri.
Pemisahan tugas adalah salah satu syarat dasar dari pengendalian internal,
yaitu suatu istilah yang berorientasi pada pengendalian yang digunakan oleh
mereka yang bekerja dibidang auditing. Akan tetapi efektivitas dari pemisahan
tugas ini dikatakn terbatas, sebab pemisahan tugas tidak dapat menghilangkan
kemungkinan terjadinya kolusi secara menyeluruh, sepertia diantara mereka yang
bertugas menerima cek dan yang bertanggung jawab terhadap entri pembayaran.
Terkadang pembatasan fisik dan administrative dapat dikombinasikan
dengan suatu istilah yang biasa disebut poka-yokes yang dirancang untuk
membuat suatu proses atau system menjadi foolproof. Poka-yoke adalah tahapan
yang dibangun kedalam sebuah proses untuk mencegah terjadinya penyimpangan
(deviasi) dari urutan tahap yang benar ; yakni suatu tindakan tertentu harus
dapat diterima.
Mengomunikasikan definisinya kepada karyawan
Mengobservasi atau jika tidak melacak apa yang terjadi
Memberikan imbalan kepada tindakan yang baik atau memberikan
hukuman kepada tindakan yang menyimpang dari norma.
Walau pengendalian akuntabilitas tindakan akan menjadi sangat
efektif jika tindakan-tindakan yang diinginkan dikomunikasikan
pratindakan
dapat
berhubungan
dengan
tiga
masalah
memberikan
motivasi,
Jenis
Pengendalian
Masalah Pengendalian
Kurangnya
Masalah
Pembatasan
Pengarahan
Tindakan
Pembatasan
Motivasi
Perorangan
Perilaku
Penilaian Pra
tindakan
Akuntabilitas
X
X
X
Tindakan
Redundansi
X
X
Sumber :
K.A. Merchant. Modern Management Control System; Text and
Cases (Upper Saddle River. NJ. Prentice Hall. 1998, Hlm. 30
Pencegahan Versus Deteksi
Pengendalian tindakan dapat juga diklasifikasikan berdasarkan apakah
pengendalian ini ditujukan untuk mencegah atau untuk mendeteksi perilaku yang
tidak diinginkan. Dibuatnya pembedaan ini terbilang penting karena pengendalian
yang mencegah munculnya tindakan yang tak diinginkan, ketika pengendalian
berjalan dengan efektif, merupakan bentuk pengendalian yang paling kuat sebab
dapat mencegah timbulnya biaya dan kerusakan akibat perilaku yang tak
diinginkan tersebut. Tipe pengendalian tindakan dengan deteksi berbeda dari tipe
pengendalian
dengan
pencegahan,
yakni
pengendalian
dengan
deteksi
diaplikasikan sesudah perilaku terjadi. Akan tetapi, pengendalian tipe ini akan
berjalan dengan efektif jika deteksi dibuat secara tepat waktu dan juga jika deteksi
berhasil menghentikan perilaku serta berhasil mengoreksi dampak-dampak dari
tindakan yang merugikan. Selain itu, deteksi dini terhadap tindakan yang
merugikan itu sendiri bersifat preventative (dapat mencegah); deteksi ini bisa
menyurutkan niat seseorang untuk sengaja melibatkan diri dalam perilaku yang
tak diinginkan.
Sebagian besar pengendalian tindakan bertujuan untuk mencegah perilaku
yang tidak diinginkan, kecuali pengendalian akuntabilitas tindakan. Walau
Contoh
Pengendalian
Tindakan
Yang
Diklasifikasikan
Berdasarkan Tujuan
Tipe
Pengendalian
Tujuan Pengendalian
Pencegahan
Deteksi
Tindakan
Pembatasan
Mengunci aset
Perilaku
berharga
Penilaian Pra
Membagi Tugas
Persetujuan biaya
tindakan
Penilaian
Tidak tersedia
Akuntabilitas
anggaran
Kebijakan pra
Tindakan
spesifikasi terkait
Tidak tersedia
dengan harapan
akan imbalan dan
Redundansi
rekan kerja
hukuman
Menugaskan
banyak orang
Tidak tersedia
penting
K.A. Merchant. Modern Management Control System; Text and
Cases (Upper Saddle River. NJ. Prentice Hall. 1998, Hlm. 31
yang
meminta
karyawan,sesungguhnya,merupakan
tindakan
pertanggung
yang
akan
jawaban
mengarah
pada
diinginkan
sudah
dilakukan.
Kemampuan
ini
bervariasi
diantara
Terakhir,
penting
kiranya
bahwa
tindakan
yang
meminta
mendekati
sempurna. Akibatnya,
perusahaan
menggunakan
dibutuhkan,
cenderung
dapat
meningkatkan
kemungkinan
akan
terbilang mahal, tapi biaya dan kerugiannya jauh lebih kecil dibandingkan
kerugian yang akan ditanggung perusahaan bila mempekerjakan karyawan yang
kurang sesuai dengan perusahaan.
Pelatihan
Pelatihan adalah cara umum lainnya untuk meningkatkan kemungkinan
karyawan melakukan pekerjaan dengan baik. Pelatihan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat mengenai tindakan atau hasil seperti apa yang
diharapkan oleh perusahaan dan cara terbaik untuk melaksanakan suatu tugas.
Pelatihan dapat juga memberi dampak motivasional yang positif sebab karyawan
dapat diberikan rasa profesionalisme yang lebih besar, dan mereka sering kali
lebih terpancing untuk melakukan pekerjaan dengan baik jika pekerjaan tersebut
mereka pahami.
Banyak perusahaan menggunakan program pelatihan formal, seperti dalam
pengaturan ruang kelas, untuk meningkatkan keterampilan personal mereka.
Faktor-faktor seperti manajemen profesional dan otonomi keputusan
membutuhkan,
atau
perlu
disertai
dengan
pelatihan
untuk
membantu
pelatihan
dilakukan
secara
informal,
misalnya
dengan
Beberapa kode etik tidak berhasil karena kode tidak didukung oleh kepemimpinan
yang kuat dan tone from the top yang tepat. Manajemen puncak tidak
berkomitmen pada kode ini, terlebih lagi, memberikan contoh buruk dengan
melakukan tindakan yang tidak tepat.
Kode etik yang didesain dengan cerdas dan diimplementasikan secara fungsional
cenderung sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mencoba dan membentuk
perilaku yang diinginkan.
Imbalan Kelompok
Penyediaan imbalan atau insentif yang didasarkan pada pencapaian
kolektif juga mendukung pengendalian budaya. Rencana insentif yang berdasar
pada pencapaian kolektif tersebut bias berwujud dalam berbagai bentuk. Contoh
umumnya ialah bonus, pembagian laba (profit-sharing) atau pembagian
keuntungan (gain-sharing) yanf memberikan kompensasi berdasarkan pada
kinerja perusahaan atau entitas secara keseluruhan (alih-alih secara individu)
berkenaan dengan, keuntungan atau reduksi biaya (cost reductions).
Menurut Sarah McCartney-Fry, Kenaikan suku bunga dalam bisnis (yang)
dimiliki oleh karyawan secara substansial atau mayoritas, (sebab) perusahaan
yang dimiliki bersama mahir dalam mengelola inovasi dan perubahan serta
didukung oleh tingginya keterlibatan karyawan yang produktif.
Bukti menunjukkan bahwa perencanaan insentif yang didasarkan pada kelompok
menciptakan budaya kepemilikan dan keterlibatan terhadap keuntungan
bersama antara perusahaan dan karyawannya.
Imbalan kelompok dapat memberi dampak positif terhadap motivasi, meski
pengaruhnya tidak langsung. Imbalan kelompok dapat mendorong terciptanya
kerja sama, pelatihan di tempat kerja untuk karyawan baru, dan pengadaan
tekanan dari rekan kerja terhadap karyawan agar ikut aktif bekerja demi kebaikan
kelompok.
Imbalan kelompok secara esensial mampu mendelegasikan pemantauan perilaku
karyawan kepada teman kerja karyawan. Ini merupakan esensi dari pemantauan
bersama.
Pendekatan lain untuk membentuk budaya perusahaan
a. Transfer antarperusahaan atau rotasi karyawan
Membantu
menyebarkan
budaya
dengan
memperbaiki
sosialisasi
Masalah
Pembatasan
Pengarahan
Motivasi
Perorangan
Pelatihan
X
X
Pengaturan fisik
Sumber :
X
X
bentuk-bentuk
pengendalian
yang
lebih
menonjol;
dan
DAFTAR PUSTAKA
Kenneth A. Merchant, Wim A. Van der Stede. Edisi 3. Sistem Pengendalian
Manajemen : Pengukuran Kinerja, Evaluasi, dan Insentif. Jakarta : Salemba
Empat: