Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LOGOTERAPI
Nama Kelompok:
Aditya Dinardo (6012210016)
Ghaisani (6011210009)
Putri Monica (6012210034)
Rayi Ragil (6012210005)
Shofwatun Wirdayanti (6012210052)
Ummu Khairun Nisa (6012210061)
Sigmund
Freud
yang
menentang
pandangan
gurunya
dan
frustrated
(Freud)
menjadi
repressed
meaning
dan
dan
pendekatan
baru.
Mulai
tahun
30-an
Frankl
aktif
jelas
mencerminkan
kehampaan
dan
ketidakbermaknaan
(meaningless) hidup.
Namun, di lain pihak terdapat sekelompok tahanan yang berlaku
seperti saint (orang suci). Dalam puncak penderitaan mereka masih tetap
bersedia membantu sesama tahanan, membagi jatah makanan yang
serba minim kepada mereka yang lebih kelaparan, merawat orang-orang
sakit, dan memberikan penghiburan kepada mereka yang putus asa, serta
mengantar dengan doa tulus bagi orang-orang yang tidak berdaya
menanti ajal. Mereka menderita, tetapi tabah menjalaninya, serta tidak
kehilangan harapan dan kehormatan diri. Sekalipun dalam penderitaan
luar biasa integritas kepribadian mereka tetap utuh dan mereka pun
berupaya agar senantiasa tetap menghargai hidup dan menghayati
hidupyang bermakna. Mereka seakan-akan menemukan makna dalam
penderitaan: Meaning in Suffering.
Viktor Frankl menjelaskan bahwa kedua pola perilaku tersebut
sebenarnya terdapat dalam diri manusia. Artinya setiap manusia memiliki
potensi untuk menjadi saint dan swine, dan kecenderungan mana
yang teraktualisasi terutama ditentukan oleh keputusan pribadi yang
diambil sendiri dan bukan tergantung pada situasi dan kondisi lingkungan.
Dalam hal ini tersirat kebebasan manusia untuk memilih dan mengambil
sikap apakah akan mengabaikan akal-budi dan hati nuraninya dan
mengumbar hawa nafsu seperti hewan atau tetap menjaga diri dari
perbuatan tercela dan menunjukkan tingkah laku mulia seperti halnya
insan-insan bermoral tinggi. Dalam kamp konsentrasi Viktor Frankl
ditugaskan di poliklinik tetapi tetap harus melakukan pekerjaan kasar
seperti
tahanan-tahanan
lainnya.
Kegiatan
Frankl
lainnya
adalah
media
ilmiahnya.Universitas-universitas
besar
yang
sebuah
fenomena
alam
yang
paling
misterius
yaitu
manusia.
Di
dan
Psikologi
Transpersonal.
Semua
aliran
mencoba
struktur
kepribadian
dan
perilaku
manusia
serta
berusaha
Psikoanalisis
Penemu dan pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856
1939), seorang neurolog dari Austria. Menurut Freud kepribadian manusia
terdiri dari tiga sistem, yaitu:
1. Id (dorongan-dorongan bilogis): yang terkandung dalam Id
adalah berbagai potensi yang terbawa sejak lahir, instinginsting dan dorongan dasar (makan-minum, seks, menyerang,
dan bertahan), sumber energi psikis yang memberi daya
kepan
Ego
dan
Superegero
untuk
menjalankan
fungsi-
pemuasan
kenikmatan
yang
benar-benar
nyata
tersedia dan cara mendapatkannya pun sesuai dengan normanorma yang berlaku. Dalam hal ini Ego dapat dikatakan
berfungsi melayani Id dengan cara yang tepat dan benar.
Dengan demikian pada ego terdapat prinsip realitas.
3. Superego (kesadaran normatif): Supergo berkembang dari
Ego, karena Ego yang fungsinya memenuhi secara realistis
dorongan-dorongan
mempertimbangkan
Id
mau
tuntutan
tak
mau
etis-normatis
harus
lingkungan.
Superego
menuntut kesempurnaan dan idealitas perilaku dengan tolakukur ketaatan mutlak terhadap norma-norma lingkungan. Oleh
karena itu, dikatakan bahwa pada Superego berlaku Prinsip
Idealitas.
Psikologi Perilaku
Psikologi perilaku menunjukan bahwa upaya rekayasa yang sengaja
dilakukan
dan kondisi
lingkungan sekitar
Dapat
dipahami
bahwa
adalah
hal
yang
paling
perilaku
menganggap
manusia pada hakikatnya dalah netral, artinya tidak apriori baik atau
buruk; baik-buruknya perilaku dipengaruhi oleh situasi yang dialami dan
perlakuan yang diterima.
Psikologi
perilaku
memberikan
kontribusi
penting
dengan
dalam
kegiatan
pendidikan,
psikoterapi,
pembentukan
kebiasaan,
perubahan
sikap,
dan
penertiban
sosial
melalui
law
si
pelaku
(penguat
positif),
atau
mengakibatkan
perilaku orang lain yang disenangi dan dikagumi. Dal hal ini
keterikatan emosional paling berpengaruh dalam proses peniruan
dan peneladanan dan tanpa melihat baik-buruknya perilaku orang
yang diteladani. Prinsip ini dikemukakan oleh Albert Bandura yang
menunjukan bahwa selain unsur ransang dan reaksi, juga unsur diri
si pelaku sendiri sangat menentukan terjadinya perubahan perilaku.
Asas-asas perubahan perilaku berkaitan dengan proses belajar
(learning process) yakni proses ubahnya perilaku tertentu menjadi
perilaku baru misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari kurang
terapil menjadi terampil. Perubahan ini melibatkan unsur-unsur
kognisi (pemikiran), afeksi (perasaan), konasi (kehendak), dan aksi
(tindakan).
Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik
kemampuan-kemampuan
khusus
manusia
yang
terpatri
pada
kehidupan manusia.
Selain itu psikologi humanistik memandang manusia sebagai
makhluk yang memiliki otoritas atas hidupnya sendiri. Menunjukan bahwa
manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang dapat
menentukan (hampir) segalanya. Manusia adalah makhluk dengan julukan
the self determining being yakni makhluk yang sepenuhnya mampu
menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara
meraih tujuan yang dianggapnya paling tepat, bahkan mampu mengubah
nasib. Psikologi humanistik menganggap kepribadian manusia sebagai
suatu kesatuan yang terdiri dari tiga dimensi yakni dimensi somatis
(ragawi), psikis (kejiwaan), dan spiritual (kerohanian).
Psikologi Transpersonal
Psikologi
transpersonal
merupakan
studi
lanjutan
psikologi
Rumusan itu menunjukan dua unsur penting yang menjadi sasaran telaah
psikologi transpersonal yang ternyata lurang diperhatikan oleh aliranaliran sebelumnya, yaitu fenomena potensi-potensi luhur dan kondisikondisi kesadaran manusia.
Psikologi
transpersonal,
seperti
halnya
psikologi
humanistik
lebih
meningkatkan
memanfaatkan
hubungan
antar
potensi-potensi
manusia,
insani
sedangkan
ini
untuk
psikologi
C.
LOGOTERAPI
Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-
Dachau,
Treblinka,
dan
Maidanek,
yakni
kamp-kamp
sebuah
aliran
psikologi/psikiatri
modern
yang
dinamakan logoterapi.
Kata logos dalam bahsa Yunani berarti makna (meaning) dan juga
rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau
pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak
psikologi/psikiatri yang menagkui adanya dimensi kerohanian pada
manusia samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa
makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the
will to meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf
kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.
Saat ini logoterapi merupakan salah satu pilar psikologi dan psikiatri
modern yang diamalkan dalam dunia medis, pendidikan, teologi, filsafat,
manajemen,
rehabilitasi
sosial,
keluarga,
dan
kegiatan
pelatihan
pengembangan diri.
Asas-asas Logoterapi
Ada tiga asas utama logoterapi, yakni:
1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan
dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah
sesuatu
yang
dirasakan
penting,
benar,
berharga
dan
ditemukan
dan
dipenuhi
akan
menyebabkan
mengembangkannya
akan
merasakan
kebahagiaan
ini
pada
hakikatnya
merupakan
inti
dari
setiap
asas
itu
tercakup
dalam
ajaran
logoterapi
mengenai
terbatas.
menentukan
Kebebasan
sikap
manusia
terhadap
merupakan
kondisi-kondisi
kebebasan
tersebut,
baik
untuk
kondisi
berarti
(meaningful).
Sebalik
nya
bila
tidak
terpenuhi
akan
dipenuhi.
Ketiga
nilai
ini
adalah:
nilai-nilai
kreatif,
nilai-nilai
penghayatan, dan nilai-nilai bersikap. Selain tiga nilai tadi Viktor Frankl
mengemukakan nilai lain yang menjadikan hidup ini menjadi bermakna,
yaitu harapan (hope). Harapan adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal
yang baik atau perubahan yang menguntungkan dikemudian hari.
Harapan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang
menjanjikan yang dapat menimbulkan semangat dan optimism. Harapan
mungkin sekadar impian, tetapi tak jarang impian itu menjadi kenyataan.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, perlu dipahami beberapa
sifat khusus dari makna hidup. Makna hidup itu sifat nya unik, pribadi dan
temporer, artinya apa yang dianggap berarti bagi seseorang belum tentu
berarti pula bagi orang lain, sifat lain dari makna hidup adalah spesifik
dan nyata, dalam artian makna hidup benar-benar dapat ditemukan
dalam pengalaman dan kehidupan sehari-hari, serta tidak perlu selalu
dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak, selanjutnya makna hidup
juga memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan kita,
sehigga
makna
hidup
seakan-akan
menantang
kita
kita
untuk
memenuhinya.
Harapan sebagai makna hidup
Selain tiga ragam nilai yang dikemukakan Victor Frankl, ada nilai lain
yang menurut penulis dapat menjadikan hidup ini menjadi bermakna,
yaitu harapan (hope). Harapan adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal
yang baik atau perubahan yang menguntungkan di kemudian hari.
Harapan (sekalipun belum tentu menjadi kenyataan) memberikan sebuah
peluang dan solusi serta tujuan baru yang menjanjikan yang dapat
menimbulkan semangat dan optimism. Berbeda dengan orang tak
memiliki harapan yang senantiasa dilanda kecemasan, keputusasaan, dan
apatisme. Sedangkan orang yang memiliki harapan selalu menunjukkan
sikap positif terhadap masa depan, penuh percaya diri, dan merasa
optimis dapat meraih kehidupan yang lebih baik.
Karakteristik makna hidup
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, perlu dipahami
beberapa sifat khusus dari makna hidup:
Pertama, makna hidup itu sifatnya unik, pribadi dan temporer, artinya apa
yang dianggap brarati oleh seseorang belum tentu berarti pula bagi orang
lain. Dalam hal ini makna hidup seseorang dan apa yang yang bermakna
bagi dirinya biasanya sifat nya khusus, berbeda dan tak sama dengan
makna hdup orang lain, serta mungkin pula dari waktu ke waktu berubah.
Sifat lain dari makna hidup adalah spesifik dan nyata, dalam artian makna
hidup benar-benar dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan
sehari-hari, serta tidak perlu selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba
abstrak filosofis, tujuan-tujuan idealistis, dan prestasi-prestasi akademis
yang serba menakjubkan.
Makna hidup paripurna
Walaupun pembahasannya lebih menekankan pada makna hidup yang
unik, spesifik, temporer, dan lebih pribadi sifat-sifatnya, tetapi tidak
berarti logoterapi mengingkari adanya nilai-nilai hidup yang paripurna dan
mutlak sifatnya. Bagi bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang beragama
dan menganut Pancasila sebagai dasar Negara dengan Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai intinya, Tuhan merupakan sumber nilai yang
Mahasempurna dengan agama sebagai perwujudan tuntunan-Nya.
Tuhandan agama merupakan sumber nilai dan makna hidup yang
hasrat
untuk
hidup
bermakna
merupakan
motivasi
utama
antara
pembiasaan
individu
(conditioning)
dengan
dan
lingkungannya
belajar
(learning).
melalui
Dalam
proses
hal
ini,
wawasan
atas
relasi
antara
manusia
dengan
dilakukan
dengan
memanfaatkan
kualitas
insani,
seperti
self
Existensial
Analysis/logoterapi.
Ini
bukan
panacea
Anticipatory Anxiety
yakni rasa cemas akan munculnya suatu gejala patologis tertentu
yang justru benar-benar memunculkan apa yang dicemaskannya itu dan
tercetusnya gejala tersebut akan meningkatkan intensitas kecemasan.
Dengan demikian, penderita sebenarnya mengalami perasaan fear of fear
sehingga seakan-akan terjerat dalam lingkaran kecemasan yang tak
berakhir.
Terhadap anticipatory anxiety biasanya para penderita mengembangkan
tiga pola reaksi khusus yang dalam logoterapi dikenal sebagai:
a. Flight from fear
Penderita menghindari
semua
objek
yang
ditakuti
dan
intention)
yang
memperkuat anticipatory
keduanya
saling
menunjang
dalam
dasarnya
memanfaatkan
terhadap
sesuatu
yang
penting
baginya
(self
commitment).
Medical Ministry
Pendekatan ini memanfaatkan kemampuan untuk mengambil sikap
(to take a stand) terhadap kondisi diri dan lingkungan yang tak
meungkin diubah lagi. Medical Ministry merupakan perealisasian
dari nilai-nilai bersikap (attitudinal values) sebagai salah satu
sumber makna hidup.
Existential analysis/logoterapi
sebagai
sumber
makna
hidup,
yaitu
nilai
kreatif,
nilai
tanggung
jawab
pribadi
untuk
keluar
dari
kondisi
kondisi
yang
dimiliki
dan
benar-benar
dapat
dikendalikan
2. Modifikasi sikap (modification of attitude)
Berarti membantu pasien mendapatkan pandangan baru atas diri
sendiri dan kondisinya, kemudian menentukan sikap baru dalam
menentukan arah dan tujuan hidupnya
3. Pengurangan simptom (reducing symptoms)
Merupakan upaya menerapkan teknik-teknik logoterapi untuk
menghilangkan sama sekali simptom atau sekurang-kurangnya
mengurangi dan mengendalikannya
4. Orientasi terhadap makna (orientation toward meaning)
Membahas bersama nilai-nilai dan makna hidup yang secara
potensial ada dalam kehidupan pasien. Dalam hal ini, fungsi
terapis sekadar membantu memperdalam, memperluas nilai-nilai
itu, dan menjabarkannya menjadi tujuan yang lebih konkret.
B. Analisis Logoterapi atas Kasus OCD
Sindroma Ocd
Keluhan lain yang sangat mengganggu adalah gangguan obsesikompulsi (OCD) yang telah di deritanya sejak tiga tahun yang lalu sampai
sekarang belum dapat diatasi. Bentuk-bentuk gangguannya itu ada dua
macam. Pertama, ia tidak berani menginjak tegel berwarna kuning pada
lantai rumahnya dan harus melangkahinya dengan cara tertentu, yaitu
yang
menyuburkan
perasaan
tidak
aman
serta
tidak
ini
masalah-masalah
keluarga
tidak
dibahas,
Existential vacuum
Mewarnai kehidupan
Gangguan cemas
OCD
Persuit of meaning
sebuah
fenomena
klinis
fear
of
fear
yaitu
ketakutan
sama
saat
mengalami
panik,
membaca
artikel
tentang
gangguan jiwa. Fear of fear dan flight from fear merupakan kecemasan
antisipatif.
Seperti
halnya
gangguann
cemas,
obsesi
kompulsi
pada
subjek
diikuti
akan
menimbulkan
kecemasan,
kalau
diikuti
akan
paradoxical
intention
dan
dereflection
dapat
di
gunakan,
tujuan, dan suatu modus eksistensi. Untuk itu logo terap mengembangkan
tiga ragam teknik terapi yaitu pada kasus-kasus neurosis somatogenik
mengaplikasikan teknik medical ministry, kasus-kasus neurosis psikogenik
mengaplikasikan teknik paradoxical intention dan dereflection, juga untuk
kasus noogenik mengaplikasikan teknik logotherapy/existential analysis.
kecemasan
antisipatif
ini
penderita
seakan
akan
akan mengakibatkan
keadaan yang lebih parah lagi, seperti menjadi gila, serangan jantung,
pingsan, kelumpuhan otak, panik, bunuh diri atau membunuh orang. Jadi,
penderita seakan-akan memiliki ketakutan yang berlapis-lapis.
Reaksi pada ancipatory anxiety yaitu Flight from fear artinya
menghindari obyek yg ditakuti merupakan ciri khas dari phobia, Fight
againts obsessions artinya menahan agar obsesinya tidak muncul, tetapi
makin kuat usaha makin kuat dorongan muncul misalnya obsesi Kompulsi,
Fight for pleasure artinya hasrat berlebihan untuk memperoleh kepuasan
(terlalu memperhatikan kesenangan sendiri, hasilnya malah kebalikannya
(misalnya: neurosis sexual, insomnia). Untuk mengatasi hal tersebut
logoterapi mengembangkan paradoxical intention dan dereflection yang
sangat efektif untuk neurosis psikogenik yang didasari oleh pola-pola
kecemasan antisipatif.
Dalam paradoxical intention penderita diminta untuk secara sengaja
menimbulkan gejala yang semula dikendalikan ketat, atau sekurangkurangnya berharap agar gejala itu timbul. Pada dereflection penderita
untuk berusaha untuk mangabaikan sama sekai keinginananya untuk
mengalami sesuatu yang menyenangkan, dan berusaha mengalihkan
perhatian pada hal-hal lain yang bermakna atau lebih penting.
Proses Pelaksaan
Para terapis yang menerapkan teknik-teknik paradoxical intention
dan dereflection biasanya mengembangkan sendiri tata-laksana sesuai
dengan kasus-kasus nya. Namun, diawali dengan membangun rapport
yang baik, kemudian wawancara untuk mengetahui hubungan sebabakibat yang saling memperkuat antara gejala-gejala dengan kecemasan.
Selain itu, dijajagi sejauh mana gejala-gejala gangguan dan pola-pola
reaksi
sesuai
memhaminya,
dereflection,
dengan
lalu
serta
criteria
kecemasan
diperkenalkan
dijeaskan
teknik
bagaiana
antisipatif.
paradoxical
Setelah klien
intention
pelaksanaannya.
dan
Biasanya
pelaksaan pertama kali dengan membina rapport yang baik agar klien
merasa nyaman, kemudian dilakukan wawancara untuk menegakkan
diagnosis serta memahami pola reaksi klien terhadap keluhannya serta
menjajagi ada tidaknya gejala fear of fear atas gangguan yang dialami
nya. Pola reaksi klien dibahas bersama agar klien memahami adanya
proses
yang
meruakan
ingkaran
tidak
berakhir
dan
tidak
efektif
mengattasi gangguan dengan pola-pola rekais lain seperti flight from fear,
fight against obsession, dan fight for pleasure.
Kasus 1 : cemas
Kasus 2 : pikirn obsesi
Kasus 3 : neurosa sexual
Kasus 4 : insomnia
Mengapa Sembuh
Pada kasus 1 dan 2: paradoxical intention mengubah pola reaksi
flight from fear yang biasanya di akukan pasien menjadi sebaliknya, yaitu
menghadapi dan mengharapkan agar kecemasan dan pikiran obsesi itu
benar-benar muncul, bahkan secara sengaja memunculkannya. Suasana
diciptakan sesantai mungkin dan penuh humor untuk mengubah perasaan
yang membebani menjadi perasaan ringan dan lucu. Ternyata rasa cemas
dan pikiran obsesi itu tidak muncul saat benar-benar diharapkan muncul.
Pada kasus 3 dan 4 : Dereflection mengubah pola reaksi fight for
pleasure menjadi tidak lagi memerhatikan kesenangan yang di dambakan,
yaitu kepuasaan seks dan memuaskan pasangan, serta mengharapkan
dapat tidur nyenyak. Setelah klien dibebaskan dari tuntutan harus
tidur dan harus melakukan hubungan seks secara sempurna. Para klien
menjadi lebih tenang dan perasaan tenang, dan perasaan tegang dana
khawatir telah lenyap atau hilang, sehingga tidurpun terjadi tanpa
disadari dan kemampuan seksual pun berfungsi kembali secara spontan.
Ada hal yang menarik, yaitu rasa humor dapat digunakan secara efektif
bukan hanya pada teknik paradoxical intention, tetapi juga efektif pada
teknik dereflection.
D. Selintas Konseling Dengan Pendekatan Logoterapi: Prinsip,
Metode, Dan Aplikasi
Berbagai aliran, teori, dan pandangan psikologi sering member
corak khusus pada kegiatan konseling (dan psikoterapi). Artinya, konseling
banyak
merujuk
pada
asas-asas,
metode,
pendekatan,
teori,
dan
logoterapi
dengan
filsafat
manusia,
asas-asas,
metode,
dan
potensi
diri,
meningkatkan
keakraban
hubungan
Fungsi terapis
Fungsi terapis adalah membantu individu membuka cakrawala pandangan
klien terhadap berbagai nilai dan pengalaman hidup secara potensial
memungkinkan ditemukannya makna hidup, yakni bekerja dan berkarya.
Pada proses konseling logoterapi, pasien dapat duduk tegak, tetapi harus
mendengarkan hal-hal yang terkadang tidak disukainya. Jadi dalam
Pada
proses
konseling
logoterapi
mencakup
tahap-tahap
perilaku.
Konseling logoterapi sangat luwes, yang artinya dapat direktif dan
dapat non-direktif, serta tidak kaku dalam mengikuti tahapantahapan konseling.
Komponen-komponen konseling
Komponen pribadi dalam konseling logoterapi adalah kemampuan,
potensi, dan kualitas insani dari diri klien yang dijajagi, diungkap, dan
difungsikan pada proses konseling dalam rangka meningkatkan kesadaran
terhadap makna dan tujuan hidupnya.
Aplikasi konseling logoterapi
Konseling logoterapi sama pada konseling pada umumnya, merupakan
kegiatan menolong dimana seorang konselor memberikan bantuan
psikologis kepada seorang klien yang membutuhkan bantuan untuk
pengembangan diri. Dalam logoterapi, klien sejak awal diarahkan untuk
menghadapi masalah sebagai kenyataan. Pada tahap evaluasi dan
penyimpulan
mencoba
memberi
interpretasi
atas
informasi
yang
Konseling
ini
efektif
bagi
klien-klien
dengan
taraf
kecerdasan yang cukup baik dan kemampuan untuk memahami diri (self
insight)