kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah/Karya Tulis Fisika ini tepat pada
waktunya. Tujuan disusunnya makalah fisika ini adalah sebagai media informasi tentang
pengaplikasian/penerapan teori fisika yang telah dipelajari selama semester I ini. selain itu,
makalah ini juga disusun sebagai tugas akhir dari Mata Kuliah Fisika Mekanika.
Makalah/Karya Tulis Fisika ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang memberikan sumbangan baik berupa ide, materi
pembahasan dan juga bantuan lainnya. Oleh karena itu penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Drs. Widia Nursiyanto M.Sc., selaku dosen mata kuliah Fisika Mekanika yang
telah
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Agar mahasiswa dapat lebih memahami teori yang ada dalam Fisika Mekanika,
khusunya dalam Kinematika dan Gaya Gesek pada system pengereman kereta api.
BAB II
LANDASAN TEORI
Perpindahan adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dari keadaan awal
ke keadaan akhirnya. Perpindahan merupakan besaran vektor(untuk lebih jelasnya, simak
gambar di bawah). Perpindahan hanya mempersoalkan jarak antar kedudukan awal dan
akhir suatu objek. Besaran perpindahan adalah d. Untuk mengetahui perbedaan antara
jarak dan perpindahan, mari kita simak gambar dibawah ini:
Heri dan Dita setiap pagi berangkat sekolah bersama-sama. Heri menempuh jarak 700 m,
yaitu menempuh 300 m dari rumahnya menuju rumah Dita dan menempuh lagi 400 m
dari rumah Dita menuju sekolah. Namun, perpindahan Heri sejauh 500 m dari rumahnya
menuju sekolah.
3. Kelajuan dan Kecepatan
Kelajuan adalah besarnya kecepatan suatu objek. Kelajuan tidak memiliki arah
sehingga termasuk besaran skalar. Rumus kelajuan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
v = kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu tempuh (s)
Satuan diatas menggunakan SI. Sedangkan jika anda ingin menggunakan satuan km/h.
Maka rubah saja satuan jarak menjadi k dan waktu tempuh menjadi h.
Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda
berpindah. Kecepatan juga bisa berarti kelajuan yang mempunyai arah. Misal sebuah
mobil bergerak ke timur dengan kecepatan 60 km/jam. Rumus kecepatan tidak jauh
berbeda dengan rumus kelajuan bahkan bisa dikatakan sama. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
s = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)
4. Gerak Lurus Beraturan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan kecepatannya
tetap. Cara menghitung jarak dari suatu gerak beraturan. Yaitu dengan mengalikan
kecepatan(m/s) dengan selang waktu(s).
Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
s = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)
5. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan
kecepatannya berubah secara beraturan/berpola. Ada dua kemungkinan GLBB, yaitu
GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Rumus GLBB dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)
Selain itu, anda juga bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak
lurus berubah beraturan dengan rumus luas matematika. Selengkapnya baca artikel Materi
Pelajaran tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Percepatan
termasuk besaran vektor. Satuan SI percepatan adalah m/s 2. Percepatan bisa bernilai
positif dan negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan
benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah (dipercepat). Sedangkan bila
negatif, hal ini berarti kecepatannya menurun (diperlambat). Jika gerak suatu benda lurus
dan kecepatannya tidak berubah, maka resultan percepatannya adalah 0. Rumus
percepatan adalah sebagai berikut.
Keterangan:
a = percepatan rata-rata (m/s2)
= perubahan kecepatan (m/s)
= selang waktu (s)
mungkin disebabkan karena gaya gesek dengan udara. Rumus-rumus gerak jatuh bebas
adalah sebagai berikut.
Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)
2. Gerak Vertikal ke Bawah
Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke
bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak
vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.
Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)
Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas
dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus gerak
vertikal ke atas adalah sebagai berikut.
Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik
tertinggi adalah sebagai berikut.
Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)
Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa waktu saat naik sama dengan waktu saat turun.
D. Seputar Gaya Gesek (friction)
. Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerak benda pada suatu permukaan. Gaya
gesek terjadi akibat adanya pergerakan benda-benda yang saling bersentuhan. Gaya gesek
tersebut bekerja pada permukaan benda-benda yang bersentuhan dengan arah berlawanan.
Ada kalanya gaya gesek begitu besar sehingga benda yang bergerak segera berhenti. Ada
kalanya pula gaya gesek yang terjadi tidak besar sehingga benda masih sempat bergerak
jauh sebelum berhenti. Berdasarkan pengertian tadi, maka dapat diartikan bahwa gaya
gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak.
Besar dan kecilnya gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan kedua benda yang
bergesekan. Semakin kasar suatu permukaan, semakin besar gaya geseknya dan semakin
"sulit" benda bergerak di atas permukaan tersebut. Sebaliknya, semakin halus permukaan,
semakin kecil gaya geseknya dan semakin "mudah" benda untuk bergerak di atasnya.
Berikut 4 contoh kemungkinan yang terjadi pada benda yang bergerak di atas permukaan
bidang tertentu.
Benda yang memiliki permukaan kasar bergerak pada permukaan yang kasar,
contohnya mendorong balok di atas karpet.
Benda yang memiliki permukaan kasar bergerak pada permukaan yang halus,
contohnya ban sepeda yang bergerak di atas lantai keramik.
Benda yang memiliki permukaan halus bergerak pada permukaan yang kasar,
contohnya es balok yang bergerak sesaat setelah didorong di atas jalan yang
berkerikil.
Benda yang memiliki permukaan halus bergerak pada permukaan yang halus,
contohnya gelas yang menggelinding di atas kaca.
Gaya gesek memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya luar yang menggerakkan
benda sehingga gaya gesek bersifat menghambat gerak benda. Jadi, jika arah gaya
luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya. jika gaya luar ke kanan, arah
gaya gesek ke kiri.
Gaya gesek tidak mampu menggerakkan benda.
Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dua benda yang
bergesekan.
Gaya gesekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya
gesekan kinetis. Gaya gesekan statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama
benda tersebut masih diam. Sedangkan, gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya disipatif yaitu
gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor.
BAB III
ANALISA DATA
Sistem keamanan paling menentukan pada sebuah kereta tentulah rem. Sejak tahun
1900, semua kereta rel barang Amerika telah menggunakan rem angin otomatis, suatu
sistem kompleks pipa, kompresor, katup, dan penggandeng yang akan memberhentikan
sebuah rangkaian sepanjang 150 gerbong dengan aman.
Sejak penemuannya pada tahun 1872, hampir tiap bagian dari sistem rem angin
otomatis telah mengalami perbaikan, tetapi prinsip kerja pokoknya tetap tak berubah,
yakni udara termapatkan mendorong sebuah piston, yang menekankan sepatu rem pada
roda kereta. Gesekan yang timbul menghentikan kereta. Sistem ini disebut otomatis,
karena remnya bekerja secara otomatis kapan saja ada sela pada udara di dalam pipa. Rem
angin model sekarang bahkan dapat merasakan apakah keretanya kosong atau sarat
muatan dan melakukan pengereman dengan kekuatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
Kereta listrik komuter menggunakan jenis rem lain yang menggunakan resistan
elektromagnetik, bukan gesekan, untuk menghentikan gerak roda. Rem ini dapat
menghentikan kereta komuter yang agak ringan dengan ceat dan halus, tetai tidak akan
mampu menghentikan kereta barang yang berat atau kereta pengumpang yang ditarik
lokomotif.
Berikut beberapa jenis rem pada kereta beserta cara kerjanya:
A. Rem Angin Otomatis
Bila masinis kereta mengaktifkan katup rem, udara yang dimampatkan bergerak dari
pipa rem, masuk katup kendali dan terus ke silinder rem. Tekanan udara dalam silinder
rem menggerakkan tuas yang menekankan sepatu rem ke roda kereta kuat-kuat.
Melekpaskan katup rem menyebabkan tekanan udara lepas dari silinder rem dan sepatu
rem pun menjauhi roda.
Katup kendali itu juga memicu rem secara otomatis apabila sebuah gerbong terlepas
dari bagian kereta lainnya. Sebuah tabung tambahan menyimpan cadangan udara
termampatkan yang akan digunakan dalam keadaan darurat.
B. Rem Angin Listrik
Pembahasan:
a. a= ?
kita dapat menggunakan rumus/formula:
F= m. a
(m1.g-k1.m1.g) + (m2.g-k2.m2.g) + (m3.g-k3. m3.g) = (m1+m2+m3) . a
91854,2 / 12000= a
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah kita mempelajari teori-teori yang cukup banyak di Fisika Mekanika, kita dapat
menemukan banyak hal yang sebenarnya wujud dari pengaplikasian Fisika Mekanika itu
sendiri, bahkan hampir di setiap alat atau benda yang ada dikehidupan sehari-hari memiliki
prinsip-prinsi dari Ilmu Fisika Mekanika, dan salah satunya pada pengereman kereta api
sebagai transportasi yang banyak digunakan masyarakat luas yang memang terbukti terdapat
prinsip atau kerja dari Fisika Mekanika, khususnya Kinematika (gerak benda) dan Gaya
Gesek (friction).
Daftar Pustaka
1. http://www.ilmusiana.com/2015/08/gaya-gesek-pengertian-dan-contoh.html
2. http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2012/08/kinematika-gerak-versi-lengkap.html
3. http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/cara-kerja-rem-pada-kereta