Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah/Karya Tulis Fisika ini tepat pada
waktunya. Tujuan disusunnya makalah fisika ini adalah sebagai media informasi tentang
pengaplikasian/penerapan teori fisika yang telah dipelajari selama semester I ini. selain itu,
makalah ini juga disusun sebagai tugas akhir dari Mata Kuliah Fisika Mekanika.
Makalah/Karya Tulis Fisika ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang memberikan sumbangan baik berupa ide, materi
pembahasan dan juga bantuan lainnya. Oleh karena itu penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Drs. Widia Nursiyanto M.Sc., selaku dosen mata kuliah Fisika Mekanika yang
telah

mengajarkan kami banyak hal tentang Fisika Mekanika beserta contoh

penerapan dan contoh soal serta pembahasannya.


2. Teman-teman se-angkatan yang telah memberi saran dan ide untuk membuat
Makalah/Karya Tulis Fisika ini.
Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang juga turut
membantu saya dalam menyelesaikan Makalah/Karya Tulis Fisika.
Diharapkan Makalah/Karya Tulis Fisika ini dapat memberikan gambaran tentang
sebuah ilmu yang mengulas tentang Fisika Mekanika beserta contoh pengaplikasiannya. Kami
sadar bahwa sebagai seorang mahasiswa, kami masih memiliki kekurangan dalam
menyelesaikan tugas ini baik secara teknis maupun materi. Mengingat hal tersebut, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
Makalah/Karya Tulis Fisika
Semoga Makalah/Karya Tulis Fisika ini bermanfaat dan menjadisumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkannya.
Jakarta, 10 Desember 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman atau era globalisasi ini, teknologi semakin bertambah canggih dengan pesat.
Mulai dari peralatan rumah tangga, transportasi, alat komunikasi, dan sistem keamanan atau
pertahanan negara, semuanya bertambah canggih dan efisien. semua ini tidak lepas dari
campur tangan ilmu pengetahuan pasti (Exact Knowladge). Contoh dari ilmu pengetahuan
pasti terebut salah satunya adalah Fisika, khususnya fisika mekanika.
Banyak hal yang dipelajari di dalam Ilmu Fisika, dan di Ilmu Fisika tidak hanya
sekedar teori, namun juga ada pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari. Contoh hal yang
dipelajari dalam Ilmu Fisika, khususnya dalam kuliah semester I ini antara lain:
- Mendeskripsikan Gerak (Kinematika)
- Vektor (Kelanjutan dari Kinematika)
- Hukum Newton (Tentang Gaya/force)
- Grafitasi
- Usaha dan Energi (work)
- Momentum (tumbukan)
hampir disetiap aktivitas yang kita lakukan di kehidupan ini pasti memiliki prinsipprinsip fisika, sebagai contohnya: transportasi yang memiliki sistem pengereman (break
system). di Makalah/Karya Tulis Fisika yang kami susun terfokus pada materi ini, yaitu
pengereman pada transportasi darat, khususnya kereta api. hubungan sistem pengereman
dengan Ilmu Fisika adalah pada Kinematika dan Hukum Newton (Gaya/force).

1.2 Maksud dan Tujuan


Penulisan Makalah/Karya Tulis Fisika ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan mahasiswa teknik mesin
dalam penerapan Ilmu Fisika. Secara terperinci, tujuan dari penelitian dan penulisan
Makalah/Karya Tulis Fisika ini adalah :
-

Agar mahasiswa dapat lebih memahami teori yang ada dalam Fisika Mekanika,
khusunya dalam Kinematika dan Gaya Gesek pada system pengereman kereta api.

Agar mahasiswa dapat memahami pengaplikasian teori-teori fisika mekanika


semester I ini.

Agar mahasiswa lebih menambah wawasannya di dunia IPTEK (Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi).

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar


A. Seputar Kinematika Secara Mendasar
Kinematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak dapat terjadi tanpa
memperdulikan penyebab terjadinya gerak tersebut. Sedangkan dinamika adalah ilmu
yang mempelajari gerak dengan menganalisis seluruh penyebab yang menyebabkan
terjadinya gerak tersebut. Seperti apa yang menyebabkan sebuah bulu ayam jatuh tidak
bersamaan dengan kertas yang diremas. Padahal menurut Galileo semua benda akan jatuh
bersamaan jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama.
B. Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerakan suatu benda/obyek yang lintasannya berupa garis lurus
(tidak berbelok-belok). Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi
beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.
Seperti gerak kereta api di rel yang lurus.
1. Posisi
Posisi atau kedudukan adalah suatu kondisi vektor yang merepresentasikan
keberadaan satu titik terhadap titik lainnya yang bisa dijabarkan dengan koordinat
kartesius, dengan titik (0,0) adalah titik yang selain dua titik tersebut namun masih
berkolerasi atau salah satu dari dua titik tersebut.
2. Jarak dan Perpindahan
Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam
waktu tertentu mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir. Jarak merupakan
besaran skalar karena tidak bergantung pada arah. Oleh karena itu, jarak selalu bernilai
positif. Besaran jarak adalah s.

Perpindahan adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dari keadaan awal
ke keadaan akhirnya. Perpindahan merupakan besaran vektor(untuk lebih jelasnya, simak
gambar di bawah). Perpindahan hanya mempersoalkan jarak antar kedudukan awal dan
akhir suatu objek. Besaran perpindahan adalah d. Untuk mengetahui perbedaan antara
jarak dan perpindahan, mari kita simak gambar dibawah ini:

Heri dan Dita setiap pagi berangkat sekolah bersama-sama. Heri menempuh jarak 700 m,
yaitu menempuh 300 m dari rumahnya menuju rumah Dita dan menempuh lagi 400 m
dari rumah Dita menuju sekolah. Namun, perpindahan Heri sejauh 500 m dari rumahnya
menuju sekolah.
3. Kelajuan dan Kecepatan
Kelajuan adalah besarnya kecepatan suatu objek. Kelajuan tidak memiliki arah
sehingga termasuk besaran skalar. Rumus kelajuan adalah sebagai berikut:

Keterangan:
v = kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu tempuh (s)

Satuan diatas menggunakan SI. Sedangkan jika anda ingin menggunakan satuan km/h.
Maka rubah saja satuan jarak menjadi k dan waktu tempuh menjadi h.
Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda
berpindah. Kecepatan juga bisa berarti kelajuan yang mempunyai arah. Misal sebuah
mobil bergerak ke timur dengan kecepatan 60 km/jam. Rumus kecepatan tidak jauh
berbeda dengan rumus kelajuan bahkan bisa dikatakan sama. Rumusnya adalah sebagai
berikut:

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
s = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)
4. Gerak Lurus Beraturan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan kecepatannya
tetap. Cara menghitung jarak dari suatu gerak beraturan. Yaitu dengan mengalikan
kecepatan(m/s) dengan selang waktu(s).

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
s = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)
5. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya lurus dan
kecepatannya berubah secara beraturan/berpola. Ada dua kemungkinan GLBB, yaitu
GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Rumus GLBB dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:
vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)
Selain itu, anda juga bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak
lurus berubah beraturan dengan rumus luas matematika. Selengkapnya baca artikel Materi
Pelajaran tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Percepatan
termasuk besaran vektor. Satuan SI percepatan adalah m/s 2. Percepatan bisa bernilai
positif dan negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan
benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah (dipercepat). Sedangkan bila
negatif, hal ini berarti kecepatannya menurun (diperlambat). Jika gerak suatu benda lurus
dan kecepatannya tidak berubah, maka resultan percepatannya adalah 0. Rumus
percepatan adalah sebagai berikut.

Keterangan:
a = percepatan rata-rata (m/s2)
= perubahan kecepatan (m/s)
= selang waktu (s)

C. GLBB dalam Kehidupan


1. Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah objek yang jatuh dari ketinggian tanpa
kecepatan awal yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh bebas di
ruang hampa mendapat percepatan yang sama. Benda-benda tersebut jika di kenyataan

mungkin disebabkan karena gaya gesek dengan udara. Rumus-rumus gerak jatuh bebas
adalah sebagai berikut.

Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)
2. Gerak Vertikal ke Bawah
Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke
bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak
vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.

Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)

3. Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas
dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus gerak
vertikal ke atas adalah sebagai berikut.

Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik
tertinggi adalah sebagai berikut.

Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)
Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:

Jadi, dapat disimpulkan bahwa waktu saat naik sama dengan waktu saat turun.
D. Seputar Gaya Gesek (friction)
. Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerak benda pada suatu permukaan. Gaya
gesek terjadi akibat adanya pergerakan benda-benda yang saling bersentuhan. Gaya gesek
tersebut bekerja pada permukaan benda-benda yang bersentuhan dengan arah berlawanan.
Ada kalanya gaya gesek begitu besar sehingga benda yang bergerak segera berhenti. Ada
kalanya pula gaya gesek yang terjadi tidak besar sehingga benda masih sempat bergerak
jauh sebelum berhenti. Berdasarkan pengertian tadi, maka dapat diartikan bahwa gaya

gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak.
Besar dan kecilnya gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan kedua benda yang
bergesekan. Semakin kasar suatu permukaan, semakin besar gaya geseknya dan semakin
"sulit" benda bergerak di atas permukaan tersebut. Sebaliknya, semakin halus permukaan,
semakin kecil gaya geseknya dan semakin "mudah" benda untuk bergerak di atasnya.
Berikut 4 contoh kemungkinan yang terjadi pada benda yang bergerak di atas permukaan
bidang tertentu.
Benda yang memiliki permukaan kasar bergerak pada permukaan yang kasar,
contohnya mendorong balok di atas karpet.
Benda yang memiliki permukaan kasar bergerak pada permukaan yang halus,
contohnya ban sepeda yang bergerak di atas lantai keramik.
Benda yang memiliki permukaan halus bergerak pada permukaan yang kasar,
contohnya es balok yang bergerak sesaat setelah didorong di atas jalan yang
berkerikil.
Benda yang memiliki permukaan halus bergerak pada permukaan yang halus,
contohnya gelas yang menggelinding di atas kaca.
Gaya gesek memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya luar yang menggerakkan
benda sehingga gaya gesek bersifat menghambat gerak benda. Jadi, jika arah gaya
luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya. jika gaya luar ke kanan, arah
gaya gesek ke kiri.
Gaya gesek tidak mampu menggerakkan benda.
Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dua benda yang
bergesekan.
Gaya gesekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya
gesekan kinetis. Gaya gesekan statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama
benda tersebut masih diam. Sedangkan, gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya disipatif yaitu
gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor.

Contoh Gaya Gesek


Contoh gaya gesek dapat ditemukan pada benda yang bergerak, tidak hanya benda
yang bergerak di darat, tetapi juga di udara dan air. Gesekan di permukaan air terjadi pada
burung yang mendarat di permukaan air. Burung yang mendarat akan mengembangkan
kakinya sehingga menghasilkan gesekan dengan air dan menyebabkan burung itu
berhenti. Gesekan di udara terjadi pada olahraga terjun payung. Ketika parasut membuka,
parasut akan mengembang membentuk payung. Parasut yang berbentuk payung
menghasilkan gaya gesek yang besar terhadap udara. Gaya gesek yang terjadi berlawanan
dengan gaya gravitasi yang menarik parasut ke bawah.
Contoh gaya gesek lainnya antara lain sebagai berikut:

Gaya gesek antara sol sepatu dengan lantai.

Gaya gesek antara ban kendaraan dengan aspal.

Gaya gesek antara gear dalam mesin kendaraan.

Gaya gesek antara papan sky dengan salju.

Gaya gesek pada pengereman kendaraan.

BAB III
ANALISA DATA

3.1 Cara Kerja Rem Pada Kereta Api

Sistem keamanan paling menentukan pada sebuah kereta tentulah rem. Sejak tahun
1900, semua kereta rel barang Amerika telah menggunakan rem angin otomatis, suatu
sistem kompleks pipa, kompresor, katup, dan penggandeng yang akan memberhentikan
sebuah rangkaian sepanjang 150 gerbong dengan aman.
Sejak penemuannya pada tahun 1872, hampir tiap bagian dari sistem rem angin
otomatis telah mengalami perbaikan, tetapi prinsip kerja pokoknya tetap tak berubah,
yakni udara termapatkan mendorong sebuah piston, yang menekankan sepatu rem pada
roda kereta. Gesekan yang timbul menghentikan kereta. Sistem ini disebut otomatis,
karena remnya bekerja secara otomatis kapan saja ada sela pada udara di dalam pipa. Rem
angin model sekarang bahkan dapat merasakan apakah keretanya kosong atau sarat
muatan dan melakukan pengereman dengan kekuatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
Kereta listrik komuter menggunakan jenis rem lain yang menggunakan resistan
elektromagnetik, bukan gesekan, untuk menghentikan gerak roda. Rem ini dapat
menghentikan kereta komuter yang agak ringan dengan ceat dan halus, tetai tidak akan
mampu menghentikan kereta barang yang berat atau kereta pengumpang yang ditarik
lokomotif.
Berikut beberapa jenis rem pada kereta beserta cara kerjanya:
A. Rem Angin Otomatis
Bila masinis kereta mengaktifkan katup rem, udara yang dimampatkan bergerak dari
pipa rem, masuk katup kendali dan terus ke silinder rem. Tekanan udara dalam silinder
rem menggerakkan tuas yang menekankan sepatu rem ke roda kereta kuat-kuat.
Melekpaskan katup rem menyebabkan tekanan udara lepas dari silinder rem dan sepatu
rem pun menjauhi roda.
Katup kendali itu juga memicu rem secara otomatis apabila sebuah gerbong terlepas
dari bagian kereta lainnya. Sebuah tabung tambahan menyimpan cadangan udara
termampatkan yang akan digunakan dalam keadaan darurat.
B. Rem Angin Listrik

Kereta penumpang menggunakan sirkuit kendali elektronik untuk mengatur besar


tekanan udara pada silinder rem. Pengereman dengan sistem ini lebih halus daripada
pengereman dengan rem angin otomatis.
C. Rem Elektromagnetik
Rem pada kereta listrik komuter menggunakan resisten magnetik, bukan gesekan,
untuk mengendalikan pengereman yang mantap pada segala kecepatan. Mematikan daya
ke motor listrik penggerak, menghasilkan suatu medang magneet yang melawan putaran
roda kereta. Semakin lama matinya daya itu, semakin kuat aksi pengeremannya.
3.2 Hubungan Pengereman Kereta Api Dengan Kinematika dan Gaya Gesek (friction)
Hubungan antara sistem pengereman kereta api dengan Ilmu Fisika Mekanika,
khususnya dengan Kinematika dan Gaya Gesek (friction) sangatlah erat. Mengapa begitu?
Karena, kereta api pastilah memiliki kecepatan ketika ia bergerak di atas rel (railway), dan
kereta api pun juga pasti membutuhkan waktu berhenti di setiap stasiun, dan kecepatan dapat
diketahui apabila sudah diketahui jarak dan waktu tempuh dari kereta api tersebut, begitupun
disaat kereta api akan berhenti di setiap stasiun, pasti dibutuhkan gaya gesek pada saat
pengeremannya agar dapat menghentikan pergerakan (kinematika) kereta tersebut, sehingga
kecepatannya pun berkurang karena terjadi perlambatan (-a) dan dapat berhenti pada tiap
stasiun.
Berikut adalah contoh penerapannya:
Sebuah kereta api yang memiliki 3 rangkaian berjalan menuruni bukit landai mendekati
sebuah stasiun dan akan berhenti dengan kecepatan 12 m/s , massa masing-masing rangkaian
adalah 3000 kg, 4000 kg, dan 5000 kg. Diketahui sudut kemiringan dari bukit yang dilewati
sebesar 30, dan koefisien gesek ketiga rangkaian tersebut adalah 1/5 3, 1/10 3, dan 1/8 3.
Carilah:
a. Percepatan kereta dan arahnya
b. Jarak pada saat waktu 10 sekon

Pembahasan:
a. a= ?
kita dapat menggunakan rumus/formula:

F= m. a
(m1.g-k1.m1.g) + (m2.g-k2.m2.g) + (m3.g-k3. m3.g) = (m1+m2+m3) . a

(3000.10-1/5 3.3000.10) + (4000.10-1/10 3.4000.10) + (5000.10-1/8 3.5000.10)


= (3000+4000+5000)kg . a

(19607,7) + (33071,8) + (39174,7)= 12000kg. a

91854,2 / 12000= a

7,6 m/s2 = a (dengan arah ke bawah menuruni bukit)

b. Jarak (s) pada t= 10 menit (10.60 sekon= 600 sekon)


Kita dapat menggunakan formula/rumus:
s= v0 . t a . t2
s= 12m/s . 600 sekon 7,6m/s2 . 6002 sekon
s = 7200 380
s= 6820 meter
s=6,28 . 10-3 km

BAB IV
KESIMPULAN

Setelah kita mempelajari teori-teori yang cukup banyak di Fisika Mekanika, kita dapat
menemukan banyak hal yang sebenarnya wujud dari pengaplikasian Fisika Mekanika itu
sendiri, bahkan hampir di setiap alat atau benda yang ada dikehidupan sehari-hari memiliki
prinsip-prinsi dari Ilmu Fisika Mekanika, dan salah satunya pada pengereman kereta api
sebagai transportasi yang banyak digunakan masyarakat luas yang memang terbukti terdapat
prinsip atau kerja dari Fisika Mekanika, khususnya Kinematika (gerak benda) dan Gaya
Gesek (friction).

Daftar Pustaka

1. http://www.ilmusiana.com/2015/08/gaya-gesek-pengertian-dan-contoh.html

2. http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2012/08/kinematika-gerak-versi-lengkap.html
3. http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/cara-kerja-rem-pada-kereta

Anda mungkin juga menyukai