Definisi/Pengertian Malaikat, Sifat dan Fungsi Iman Kepada Malaikat Allah SWT Pendidikan Agama Islam
A. Arti Definisi dan Pengertian Malaikat Allah SWT
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan
Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam
ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang
ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui yaitu antara lain :
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari
kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal
perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal
perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan
buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
B. Malaikat Yang Ingin Kita Temui
Yang pasti semua manusia ingin bertemu dengan malaikat izrail yang mencabut nyawa kita
dengan lemah lembut tanpa rasa sakit, malaikat munkar dan nakir dengan penampakan yang
baik serta lemah lembut dalam menginterogasi kita, malaikat rakib yang memiliki catatan
amal baik kita yang tebal, malaikat atid yang hanya memiliki beberapa catatan buruk kita dan
malaikat ridwan yang mempersilahkan masuk ke dalam surga yang kekal dan abadi.
Jika anda mau seperti itu, saya yakin anda tahu apa yang anda harus lakukan di dunia.
C. Sifat-Sifat Dasar Malaikat Allah SWT :
1. Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan apa yang
dilarang Allah SWT.
2. Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.
3. Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.
4. Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.
5. Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.
D. Iman Kepada Malaikat Allah
Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan
Apakah beriman kepada malaikat adalah kewajiban bagi kita? Jawabnya tentu saja ya. Allah
swt. telah mengabarkan kepada kita tentang mereka dalam Kitab-Nya. Jadi, iman kepada
malaikat itu wajib dan menjadi salah satu rukun iman. Perhatikan firman Allah swt. berikut
ini.
Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan,
Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa), Ampunilah kami, Ya Tuhan kami, dan
kepada Engkaulah tempat kembali. (Al-Baqarah: 285)
Ar-Razi dalam At-Tafsiirul Al-Kabiir juz 2 halaman 160 menulis tentang definisi malaikat
menurut Islam, nasrani, dan penyembah berhala. Menurut mayoritas ulama Islam, malaikat
adalah makhluk halus yang diciptakan dari cahaya dan mampu berubah-ubah bentuk yang
berbeda. Sedangkan menurut sekte nasrani, malaikat adalah roh yang telah terpisah dari
tubuhnya, dapat berbicara, dan memiliki sifat bersih dan baik. Lain lagi menurut golongan
penyembah berhala. Mereka berpendapat bahwa malaikat adalah bintang yang bertugas
memberi kebahagiaan atau kesengsaraan. Malaikat pemberi kebahagiaan disebut malaikat
rahmah, dan malaikat yang memberi kesengsaraan disebut malaikat azab. Dengan demikian
bintang, menurut mereka, adalah makhluk hidup yang dapat berbicara.
Dalil Iman Kepada Malaikat
Sebagaimana telah kita pahami bahwa jalan menuju iman kepada malaikat adalah melalui
periwayatan yang shahih dari dalil-dalil Al-Quran dan sunnah. Akal dalam hal ini tidak
memiliki peran, kecuali tunduk kepada apa yang telah dijelaskan oleh wahyu, sedangkan
wahyu itu sendiri tidak bertentangan dengan akal.
Hukum Beriman Kepada Malaikat
Keberadaan malaikat diperkuat dengan dalil Al-Quran, Sunnah dan ijma, maka iman kepada
malaikat hukumnya wajib. Dan barangsiapa yang mengingkari keberadaan mereka, maka ia
telah kafir.
Berikut ini dalil Al-Quran dan Hadits bertalian dengan iman kepada malaikat.
Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan,
Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa), Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan
kepada Engkaulah tempat kembali. (Al-Baqarah: 285)
Di Al-Quran juga terdapat surat yang diberi nama surat Malaikat, yaitu surat Faathir.
Sedangkan di antara hadits yang paling populer berkaitan dengan tema ini adalah Hadits
Jibril yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. (teks
lengkapnya bisa dilihat di hadits kedua Arbain Nawani).
Rasulullah saw. pada suatu hari bersama para sahabat, lalu seorang laki-laki datang padanya
kemudian berkata; Ya Rasulullah, apakah iman itu? Rasul menjawab, Iman adalah kamu
beriman pada Allah, malaikat, kitabNya, bertemu denganNya, para Rasul, dan beriman
kepada hari kebangkitan.
Jadi, jelaslah bahwa iman kepada malaikat adalah salah satu rukun akidah Islam. Tidak akan
diterima iman seorang muslim, tanpa mengimani rukun ini. Jika masih terlintas di pikiran
Anda sebuah pertanyaan, kenapa iman kepada malaikat menjadi salah satu rukun iman?
Pertanyaan Anda itu dijawab oleh Imam Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar juz 2
halaman 110, Bahwa iman kepada malaikat adalah pokok iman kepada wahyu. Karena,
malaikat penyampai wahyu adalah roh yang berakal yang memiliki ilmu yang luas dengan
izin Allah. Malaikat menyampaikan wahyu kepada roh Nabi sebagai pokok agama.
Karenanya, penyebutan iman kepada malaikat didahulukan atas penyebutan iman kepada
kitab dan para nabi. Sebab, merekalah yang datang kepada para nabi membawa kitab. Jadi,
mengingkari malaikat berarti mengingkari wahyu, kenabian, dan ruh. Dan itu berarti
mengingkari hari akhir. Orang yang mengingkari hari akhir tujuan utama hidupnya adalah
kenikmatan dunia, syahwat, dan segala tuntutannya. Hal ini adalah sumber kesengsaraan di
dunia sebelum di akhirat.
Sifat-sifat Malaikat
Kita telah paham bahwa pengetahuan kita tentang malaikat hanyalah berdasar pada dalil
wahyu. Maka, wahyu juga yang menjelaskan kepada kita dari apa malaikat diciptakan dan
seperti apa tabiat mereka. Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya berbeda dengan
Adam diciptakan dari tanah, dan jin diciptakan dari api.
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Malaikat
diciptkan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah
diceritakan pada kamu (tanah).
Para ulama mengatakan bahwa para malaikat adalah jawahir basithah yang diberi akal, tidak
memerlukan tempat, ada yang berhubungan dengan benda konkret seperti otak, ada pula yang
berhubungan dengan yang abstrak seperti jiwa. Malaikat memiliki kemampuan logika akal
yang tidak sempurna. Mereka tidak terhalang dari cahaya Allah. Dan tidak dilarang berada
bersamanya pada suatu waktu, pada suatu keadaan dengan tidur, lalai atau syahwat. Bahkan
mereka menikmati dengan apa yang mereka saksikan. Ketaatan mereka adalah karakter dan
kemaksiatan mereka adalah tugas. Ini berbeda dengan manusia yang ketaatannya adalah tugas
dan mengikuti hawa nafsu adalah karakter (lihat Al-Kulliyat karya Abul Baqa, halaman 854,
penerbit Ar-Risalaat).
Simak beberapa firman Allah swt. berikut ini:
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 50)
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintahperintahNya. (Al-Anbiya: 27)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahriim: 6)
Kedudukan dan Keutamaan Malaikat
Para ulama berbeda pendapat dalam hal menjadikan manusia lebih utama daripada malaikat.
Ada yang berpendapat bahwa para rasul dari golongan manusia lebih utama dari para rasul
dari golongan malaikat dan para wali dari golongan manusia lebih utama dari para wali
golongan malaikat. Sementara yang lain berpendapat bahwa malaikat lebih utama dari
manusia selain para rasul.
Malaikat Bukan Lelaki dan Bukan Perempuan
Orang-orang musyrikin Arab Jahiliyah beranggapan bahwa malaikat adalah anak-anak
perempuan Allah. Mereka telah melakukan kebodohan besar ketika mengatakan bahwa Allah
memiliki anak dan anak-anaknya adalah para wanita (malaikat). Sementara di sisi lain
mereka tidak senang dengan anak-anak perempuan. Lihat gambaran ini di surat An-Nahl ayat
58.
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan,
hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.
Tentang kebohongan mereka, Allah menjelaskan di dalam surat Az-Zukhruf ayat 19.
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang
Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan
malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban.
Perhatikan juga surat Al-Isra ayat 40 di bawah ini.
Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang dia sendiri
mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar
mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).
Bukan sesuatu yang aneh keyakinan yang salah ini masih mempengaruhi akal dan hati
banyak orang. Contoh yang paling jelas adalah menyerupakan malaikat dengan perempuanperempuan berkostum putih dan membuat patung atau gambar malaikat pada bentuk anakanak perempuan dan wanita-wanita cantik yang memiliki sayap. Gambar-gambar itu dijual di
pasar-pasar dalam bentuk ucapan selamat pada hari bahagia dan hari raya. Bahkan ada yang
membuat boneka malaikat dengan wujud anak perempuan atau wanita cantik. Tentu hal ini
adalah kekufuran yang jelas. Barangsiapa yang meyakini bahwa suara perempuan adalah
suara malaikat atau para perempuan merupakan potret malaikat rahmah, ia adalah kafir.
Begitu pendapat Al-Bani dalam buku Arkanul Iman.
Ada juga ulama berpendapat tidak sekeras Al-Bani. Mereka berpendapat, menggambar
bentuk malaikat adalah bidah yang sangat berbahaya dan dapat mengeluarkan seorang
muslim dari iman. Namun, dalam percakapan sehari-hari, orang banyak kadang
mengasosiasikan sesuatu yang sempurna dalam penglihatan dengan malaikat. Misalnya para
wanita bangsawan yang terkesima dengan ketampanan Nabi Yusuf. Mereka mengasosiasikan
Nabi Yusuf dengan malaikat (lihat surat Yusuf: 31). Tapi, mereka tidak menyakini bahwa
Nabi Yusuf itu malaikat.
Malaikat Tidak Makan, Tidak Minum
Dalil bahwa malaikat tidak makan dan tidak minum adalah Al-Quran yang menceritakan
tentang para tamu Nabi Ibrahim dari golongan malaikat yang diutus oleh Allah untuk
menghancurkan perkampungan kaum Luth. Lihat surat Adz-Dzaariyaat ayat 24-28.
24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikatmalaikat) yang dimuliakan?
25. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, Salaamun. Ibrahim
menjawab, Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.
26. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging
anak sapi gemuk.
27. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, Silakan Anda makan.
28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka.
Mereka berkata, Janganlah kamu takut. Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
Malaikat Tidak Dapat Dilihat Dalam Bentuk Aslinya
Pada kisah tamu Ibrahim di atas, malaikat dapat dilihat di saat berbentuk pada wujud selain
aslinya. Sedangkan pendapat yang shahih bahwa malaikat tidak dapat dilihat oleh manusia
biasa, dalilnya adalah firman Allah swt. di surat Furqan ayat 21-22.
21. Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami,
Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat
Tuhan kita? Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka
benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman.
22. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang
yang berdosa mereka berkata, Hijraan mahjuuraa.
Ibnu Hazm di Al-Fashl juz 4 halaman 57, mengomentari ayat ini dengan kalimat, Allah telah
menjadikan permintaan manusia akan diturunkannya malaikat sebagai suatu masalah besar,
yang dianggap sebagai kesombongan dan melampaui batas; dan Allah menjelaskan kepada
kita bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah dapat melihat malaikat sampai hari
kiamat.
Jika manusia biasa tidak dapat melihat malaikat, tapi ada kekhususan bagi Rasulullah saw.
Rasulullah saw sebagai seorang nabi bisa melihat malaikat jibril dalam bentuk aslinya ketika
di malam Isra Miraj. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Masruq,
dia berkata: aku pernah bersama Aisyah, beliau berkata, Bukankah Allah telah berfirman di
surat At-Takwiir ayat 23, Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang
terang. Dan surat An-Najm ayat 13, Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. Lalu Aisyah berkata, Aku orang pertama
dari umat ini yang bertanya kepada Rasulullah tentang ayat di atas, maka Rasulullah saw.
menjawab, Sesungguhnya dia adalah malaikat Jibril. Rasul tidak melihatnya dalam bentuk
aslinya, kecuali dua kali. Rasul melihatnya pertama kali di saat Malaikat Jibril turun ke bumi
dan sayapnya menutupi antara langit dan bumi. (lihat Tafsir Ibnu Katsir, juz 4 halaman 251252).
Walaupun kita, manusia, tidak dapat melihat malaikat, namun ada sebagian makhluk yang
diberi kelebihan khusus sehingga dapat melihat malaikat. Bukhari dan Muslim dalam
shahihnya meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, Jika kamu
mendengar suara ayam jago, maka mintalah kepada Allah sebagian dari karunianya, karena
ayam jago itu dapat melihat malaikat; dan bila kamu mendengar suara ringkik keledai, maka
berlindunglah kepada Allah dari setan karena ia melihat setan.
Sebagian orang menganggap hadits seperti ini aneh, bagaimana mungkin burung-burung dan
binatang dapat menyaksikan apa-apa yang tidak dapat kita saksikan. Jawabnya sederhana.
Benda mati saja dapat memperlihatkan kepada kita sesuatu yang kita tidak dapat melihatnya
dalam kondisi biasa. Contohnya televisi. Benda ini dapat memperlihatkan gambar-gambar
yang entah di mana adanya ke hadapan kita yang sedang duduk di dalam kamar. Padahal kita
tahu isi televisi itu adalah rangkaian komponen elektronik saja.
Malaikat Mampu Berubah-ubah Bentuk
Dalam kisah tamu Nabi Ibrahim, para malaikat datang dengan menjelma sebagai laki-laki
dewasa. Karena itu, Nabi Ibrahim langsung menjamu mereka dengan makanan. Contoh lain
adalah ketika malaikat datang kepada Maryam ibu Nabi Isa a.s. Perhatikan surat Maryam
ayat 16-17 ini.
16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari
keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
17. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh
Kami (Jibril a.s.) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna.
Malaikat Jibril datang menjumpai Rasulullah dalam bentuk manusia yang berbeda-beda
bentuknya. Kadangkala menyerupai seorang shahabat yang bernama Dahyah bin Khalifah AlKalbi karena Dahyah seorang pemuda tampan dan memiliki postur yang ideal. Imam Bukhari
dan Muslim telah meriwayatkan di dalam shahihnya dari Umar bin Khaththab, ia berkata,
Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah tiba-tiba muncul seorang laki-laki dengan
mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam, lalu menyandarkan
kedua lututnya pada kedua lutut Rasulullah dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas
paha Rasul, dan ia berkata, Wahai Muhamad, beritahu saya tentang Islam. Kemudian
bertanya lagi tentang iman, ihsan, dan hari kiamat. Kemuian meninggalkan tempat itu. Lalu
Rasulullah saw. bertanya kepada Umar, Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa yang bertanya
tadi? Umar menjawab, Allah dan RasulNya lebih tahu. Kemudian Rasulullah saw.
menjelaskan, Dia adalah Malaikat Jibril yang telah datang kepadamu mengajarkan kami
tentang agamamu.
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (Al-Anbiya: 20)
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di
sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)
merasa letih. (Al-Anbiya: 19)
Para ulama berbeda pendapat tentang cara bertasbihnya malaikat. Ibnu Masud dan Ibnu
Abbas berkata, tasbih mereka adalah shalat. Ini berdasarkan firman Allah
seandainya ia bukan orang yang selalu bertasbih, yang dimaksud
dengan bertasbih di sini adalah shalat.
Qotadah berkata, tasbih malaikat adalah sebagaimana dipahami dari bahasa. AlQurthubi mendukung pendapat ini. Dalilnya adalah hadits riwayat Abu Dzar r.a. bahwa
Rasulullah saw. pernah ditanya, Ucapan apa yang paling afdlal? Rasulullah saw. menjawab,
Ucapan yang paling afdlal adalah kata-kata yang telah dipilihkan oleh Allah untuk malaikat,
yaitu ( Muslim)
Dan Abdurrahman bin Qarth bahwa Rasulullah saw. pada malam Isra dan Miraj mendengar
suara tasbih di langit yang paling atas: . (Al-Baihaqi, Tafsir AlQurthubi juz 1/267).
Dan shalatnya malaikat adalah berdiri dan sujud. Dari Hakim bin Hizam, ia berkata, ketika
Rasulullah saw. bersama para sahabat, beliau bersabda, Apakah kalian mendengar apa yang
saya dengar? Mereka menjawab, Kami tidak mendengar sesuatu. Rasulullah saw. berkata,
Sesungguhnya aku mendengar hentakan langit. Tidak ada satu jengkal pun bagian langit
yang terhentak melainkan di atasnya malaikat sedaang sujud atau sedang berdiri. (AtTabrani, Mujam Al-Kabir, Al-Asyqar Alamul Malaikah Al-Abrar, halaman.31,1989)
Keadaan malaikat diciptakan untuk beribadah sehingga sebagian ulama meyakini bahwa
malaikat bukan makhluk mukallaf. Yang sahih bahwa taklif mereka tidak sama dengan taklif
kita. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa mereka bukan makhluk mukallaf adalah
pendapat yang salah karena mereka diperintahkan untuk beribadah dan taat. Allah swt.
berfirman:
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 50)
Khauf adalah di antara tingkatan ubudiyah dan ketaatan yang paling tinggi. (Al-Asyqar
halaman 29,1989).
Dalil yang paling kuat bahwa malaikat makhluk mukallaf adalah kisah tentang perintah Allah
kepada mereka untuk susjud kepada Adam. Allah swt. berfirman di dalam surat Al-Baqarah
ayat 34:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam.
Maka sujudlah mereka, kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir.
Malaikat Terjaga Dari Salah
Dari paparan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa malaikat terhindar dari kesalahan dan
perbuatan dosa. Namun, jumhur ulama berpendapat, malaikat tidak mashum. Dalil-dalil
sebagai berikut.
Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih
kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu. (Fushilat: 38)
Di ayat 30 surat Al-Baqarah, malaikat berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah. Malaikat mencela terjadinya maksiat yang dilakukan Adam dan keturunannya, dan ini
berarti menunjukkan bahwa mereka (malaikat) bebas dari dosa. Sikap mereka itu diperkuat
dengan kata-kata, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau. Yang berarti mereka senantiasa bertasbih dan mensucikan Allah tanpa
henti.
Sedangkan dalil yang mengatakan bahwa malaikat tidak mashum adalah seperti yang
dikemukakan Imam Ar-Razi dalam tafsirnya yang juga bantahan atas pendapat malaikat
terbebas dari salah.
Menurut Ar-Razi, firman Allah swt., Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? adalah dalil
yang mencela para malaikat bukannya sebagai dalil tentang bebasnya malaikat dari
kesalahan. Hal itu ditinjau dari beberapa sisi:
1. Bahwa perkataan malaikat, Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah adalah bantahan
mereka terhadap Allah dan sikap ini di antara dosa yang paling besar.
2. Bahwa para malaikat telah melakukan ghibah Adam dan keturunannya dengan
mempertanyakan tentang mereka, sementara ghibah adalah salah satu dosa besar.
3. Bahwa malaikat telah memuji diri mereka sendiri setelah mempertanyakan keturunan
Adam dengan perkataan, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau. Bukankah memuji diri sendiri adalah tercela dan dapat mengakibatkan
ujub atau bangga terhadap diri sendiri, dan ini adalah sikap tercela sebagaimana Allah
berfirman dalam surat An Najm ayat 32?
4. Bahwa perkataan mereka, Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana. adalah sikap minta permakluman dan itu tidak terjadi kecuali karena
telah melakukan kesalahan.
5. Bahwa firman Allah swt., Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang benar orang-orang yang benar! Dapat dipahami bahwa mereka telah berdusta pada
apa yang mereka katakan.
6. Bahwa firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 33, Bukankah sudah Ku katakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan mengetahui
apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? Dapat dipahami bahwa mereka
meragukan bahwa Allah mengetahui segala hal.
7. Bahwa tuduhan mereka terhadap manusia hanya berdasar dugaan (dzhan) dan ini tidak
Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun
Iman, berdasarkan Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) berserta tugas-tugas
mereka adalah sebagai berikut:
Malaikat Maut - Para pencabut nyawa seluruh makhluk, dibagi menjadi 2 jenis[2]
yaitu:
Hamalat al 'Arsy - Empat malaikat pembawa 'Arsy Allah, pada hari kiamat
jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan.[4]
Malaikat yang melingkari Arsy - Para malaikat yang melingkari Arsy sambil
bertasbih.[5]
Darda'il - Malaikat yang mencari orang yang berdo'a, bertaubat, minta ampun dan
lainnya pada bulan Ramadhan.[6]
Malaikat Qarin - Para malaikat pendamping manusia dari lahir hingga ajalnya,
bertugas membisikkan hal-hal kebenaran dan kebaikan.[19]
Jundallah - Para malaikat perang yang bertugas membantu nabi dalam peperangan.[21]
[22][23]
As-Sijilli - Malaikat yang memberitahukan kepada Harut dan Marut tentang makhluk
yang pernah membuat kerusakan dan pertumpahan darah dibumi.[24]
Azh-Zhil - Malaikat yang mendampingi Nabi Ibrahim ketika berada dikobaran api.[25]
An-Nuqmah - Malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk
disinggasana berupa nayala api, ia memiliki wajah kuning tembaga.[26]
Ahlul Adli - Malaikat besar yang melebihi besarnya bumi besera isinya dikatakan ia
memiliki 70 ribu kepala.[26]
Malaikat berbadan api dan salju - Malaikat yang setengah badannya berupa api dan
salju berukuran besar serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah
berhenti berzikir.[26]
Malaikat `Azab - Para pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia datang
bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat.[34]
Malaikat Bayt al-Makmur - 70 ribu malaikat yang setiap hari masuk ke Bayt alMakmur.[36]
Penyeru dari pintu-pintu Surga - Para malaikat yang berseru kepada orang
beriman untuk memasuki pintu-pintu tertentu tergantung dari amal ibadahnya.
[39]
Penyeru kebaikan setiap hari - Dua malaikat yang setiap hari berseru yang
didengar oleh seluruh makhluk-Nya kecuali manusia dan jin.[40]
Malaikat Laylat al-Qadr - Jibril dan serombongan malaikat yang turun setiap Laylat
al-Qadr pada bulan Ramadhan.[41][42][43]
Penjaga Mekkah dan Madinah - Para malaikat yang menjaga Kota Mekkah dan
Madinah dari kedatangan Dajjal.[44]
Pencari orang yang berzikir - Para malaikat yang mencari orang-orang yang
berzikir kepada Allah.[45]
Penyampai doa pujian - Dua belas malaikat yang berebutan untuk menyampaikan
doa pujian salah seorang sahabat nabi kepada Allah.[50]
Pelindung dan pemberi dukungan orang beriman - Para malaikat yang pelindung
orang-orang beriman ketika hidup didunia dan akherat, ketika orang beriman dalam
keadaan sekarat mereka akan memberikan dukungan.[52]
Pembeda haq dan bathil - Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara
yang benar dan salah kepada manusia dan jin.[53]
Penjaga pintu langit - Tujuh malaikat yang menjaga tujuh pintu langit. Mereka
diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.[55]
Pemberi salam ahli surga - Para malaikat yang memberikan salam kepada para
penghuni surga.[56]
Pemohon ampunan para lelaki yang salat di masjid - Para malaikat yang
mendoakan ampunan bagi para lelaki yang ikhlas salat berjamaah di masjid.[60]
[61][62][63]
Pemohon ampunan orang tidur dalam keadaan suci - Para malaikat yang
berada didalam pakaian orang tidur dalam keadaan suci.[69]
Penghormat penuntut ilmu - Para malaikat yang berhenti terbang karena ingin
mendengarkan ilmu atau menghormati orang yang mencari ilmu pengetahuan.[70]
Pendo'a orang yang berinfaq dan orang kikir - Para malaikat yang berdoa setiap
pagi dan sore untuk orang yang berinfaq dengan doa kebaikan dan penahan infaq
dengan doa kehancuran.[74]
Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran
maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al
Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.
Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di
banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan
lainnya.
Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik di
dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah: 97,98 dan QS 66 At Tahrim: 4), Mikail (QS 2
Al Baqarah: 98) dan Malik (QS Al Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan
Nakir disebut dalam Hadits.
Wujud Malaikat
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur'an ada yang memiliki sayap sebanyak
2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1)
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki
1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan
bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap
Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta
dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk[75] tidak akan mampu
melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW
yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali.[76]
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis
ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh
Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan
pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat
mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi
alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau
perempuan dan tidak berkeluarga.
Sifat Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:
1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.[77]
2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur,
bercanda, berdebat, dan lainnya.
Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh para Imam, di
antaranya adalah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy, Muslim dan lainnya. Tidak sedikit
nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di
dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.
Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin
datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah tempat tidur.[93] Malaikat
Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang
berteman dengan (memelihara) anjing.[94]
Etimologi Ibrani
Kata "malak" atau malaikat berasal dari bahasa Ibrani , mal'akh, yang juga berarti
"utusan". Kata ini di dalam TB diterjemahkan menjadi: Malaikat, malaikat, utusan, suruhan,
orang-orang suruhan, bentara, pesuruh, dan raja.
Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian
berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.
Setelah doktrin monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada
masa Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran
tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel, sebagai nabi di Pembuangan,
mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin
oleh angelologi Zoroastrianisme. (Namun tidak jelas bahwa doktrin Zoroastrianisme ini
sudah berkembang demikian awal). Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci
mengenai kerub (suatu jenis malaikat). Dalam salah satu penglihatannya Yehezkiel melihat 7
malaikat melaksanakan penghakiman Elohim atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian,
mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena "malaikat", tidak muncul dalam
Kitab Yehezkiel. Belakangan, dalam penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan
penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai "manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh,
dan Mal'akh Yahuwah tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).
Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin terorganisasi (barangkali
bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti dalam Daniel). Malaikat pun menjadi
beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.
Malaikat jatuh
Pada mulanya semua malaikat diciptakan dalam kondisi baik, kudus dan tanpa cela (Yeh.
28:15). Namun ada sebagian malaikat yang telah jatuh yaitu memilih untuk memberontak
terhadap Elohim. Malaikat yang jatuh ini disebut sebagai setan, dan kemungkinan di
antaranya adalah Kerub (Yeh. 28:14).
Kitab Yosua.
"Panglima bala tentara Tuhan" yang dijumpai oleh Yosua pada tahap-tahap awal
peperangannya di Tanah Perjanjian (Yosua 5: 13-15) mempunyai cirri-ciri Mikail Penghulu
Malaikat, sebagai utusan sorgawi yang tidak disebutkan namanya, yang bersifat adikodrati
dan kudus, dan kemungkinan diutus oleh Allah:
Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki
berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan
bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Jawabnya: "Bukan, tetapi
akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua
dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan
dikatakan tuanku kepada hambanya ini?" Dan Panglima Balatentara TUHAN itu
berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau
berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian. (Yosua 5: 13-15 TB )
Tradisi rabinik
Menurut tradisi rabinik Yahudi, Mikail bertindak sebagai pembela Israel, dan kadang-kadang
harus berperang melawan raja-raja bangsa-bangsa lain (bdk. Dan. 10:13) dan khususnya
dengan malaikat Samael, penuduh Israel. Permusuhan Mikail dengan Samael berasal dari
masa ketika ia dibuang dari sorga. Samael memegang sayap Mikail, yang ingin dibawanya
bersamanya dalam kejatuhannya, namun Mikail diselamatkan oleh Allah (Midrash Pirke R.
El. xxvi.).
Para rabi menyatakan bahwa Mikail mulai menjadi pembela sejak masa para leluhur di
Alkitab. Jadi, menurut Rabi Eliezer ben Jacob, Mikail-lah yang membebaskan Abraham dari
api ketika ia dibuang ke dalamnya oleh Nimrod (Midrash Genesis Rabbah xliv. 16). Mikail
pulalah, yang merupakan "seorang pelarian " (Kejadian 14:13), yang memberitahukan kepada
Abraham bahwa Lot telah ditawan (Midrash Pirke R. El.), dan yang melindungi Sarah dari
pencemaran yang akan dilakukan oleh Abimelekh. Ia mengumumkan kepada Sarah bahwa ia
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia melepaskan Lot dari kehancuran Sodom
(Talmud B. M. 86b).
Dikatakan pula bahwa Mikail-lah yang menghalangi Abraham dari mengorbankan Ishak
dengan menggantikannya dengan seekor domba jantan, dan menyelamatkan Yakub, ketika ia
masih berada di rahim ibunya, sehingga ia tidak dibunuh oleh Samael (Midr. Abkir, in Yalk .,
Gen. 110). Belakangan Mikail mencegah Laban melukai Yakub (Pirke R. El. xxxvi.).
Menurut sebuah sumber, Mikail pulalah yang bergumul dengan Yakub, dan yang belakangan
memberkatinya (Targum pseudo-Jonathan to Genesis 32:25; Pirke R. El. xxxvii.).
Midrash Exodus Rabbah mengatakan bahwa Mikail melakukan fungsinya sebagai pembela
Israel pada masa pembebasan dari Mesir juga, ketika Satan (sebagai lawan) menuduh bangsa
Israel melakukan penyembahan berhala dan menyatakan bahwa dengan demikian mereka
layak mati dengan tenggelam di Laut Merah (Ex. R. xviii. 5). Tetapi menurut Midr. Abkir,
ketika Uzza, malaikat pelindung Mesir, memanggil Mikail untuk memohon di hadapan Allah,
Mikail tetap membungkam, dan Allah sendirilah yang membela Israel.
Legenda menjadikan Mikail sebagai guru Musa; sehingga bangsa Israel berutang kepada
pembela mereka untuk Torah yang sangat baik. Gagasan ini dirujuk dalam Midrash
Deuteronomy Rabbah xi. 6 dalam pernyataan bahwa Mikail menolak untuk mengantarkan
jiwa Musa kepada Allah dengan alasan bahwa ia adalah guru Musa.
Mikail dikatakan telah menghancurkan bala tentara Sankherib (Midrash Exodus Rabbah
xviii. 5), suatu perbuatan yang biasanya dikatakan telah dilakukan oleh malaikat yang tidak
disebutkan namanya tetapi mungkin hal ini dilakukan oleh Uriel, Gabriel, atau lain-lainnya.
Ia juga dikatakan sebagai malaikat yang berbicara kepada Musa di belukar yang terbakar
(kehormatan ini biasanya diberikan kepada Zagzagel). Ia diterima dalam dongeng-dongeng
rakyat pula sebagai pelindung khusus Adam. Konon dialah malaikat pertama di seluruh sorga
yang sujud menyembah di hadapan umat manusia. Mikail kemudian tetap menjaga keluarga
pertama, tetap waspada memelihara mereka bahkan setelah kejatuhan Adam dan Hawa dan
setelah mereka dikeluarkan dari Taman Eden. Dalam Kitab Adam dan Hawa yang apokrif,
Mikail mengajarkan Adam bagaimana caranya bercocok tanam. Penghulu Malaikat
belakangan membawa Adam ke sorga dengan sebuah kereta berapi, dan mengantarkannya
meninjau tempat kediaman kudus itu.
Setelah kematian Adam, Mikail menolong meyakinkan Tuhan untuk mengizinkan agar jiwa
Adam dibawa masuk ke sorga dan dibersihkan dari dosa-dosanya yang besar. Legenda
Yahudi juga menyatakan bahwa Mikail adalah salah satu dari tiga orang yang mengunjungi
Abraham. Dikatakan bahwa dialah yang berusaha melindungi Israel dari pembuangan oleh
Nebukadnezar dan menyelamatkan Bait Allah dari kehancuran, tetapi dosa-dosa umat Israel
begitu besarnya sehingga ia tidak berdaya untuk melaksanakan maksudnya itu.
Ada sebuah legenda yang tampaknya aslinya adalah Yahudi, dan yang diambil oleh orangorang Koptik, sehingga akibatnya Mikail menjadi orang pertama yang diutus Allah untuk
membawa Nebukadnezar untuk melawan Yerusalem, dan bahwa Mikail setelah itu sangat
aktif dalam membebaskan bangsanya dari Pembuangan di Babel (Amlineau, "Contes et
Romans de l'Egypte Chrtienne," ii. 142 et seq.). Menurut sebuah midrash, Mikail
menyelamatkan Hananya dan rekan-rekannya dari tungku api (Midrash Genesis Rabbah xliv.
16). Mikail juga aktif pada masa Ester: "Semakin Haman menuduh Israel di muka bumi,
semakin kuat Mikail membela Israel di sorga" (Midrash Esther Rabbah iii. 8). Mikail pulalah
yang mengingatkan Ahasveros bahwa ia berutang kepada Mordekhai (Targum to Esther vi.
1). Ada sebuah legenda bahwa Mikail menampakkan diri kepada imam agung Yohanes
Hirkanus, dan menjanjikan bantuan kepadanya (bdk. Josephus, "Ant." xiii. 10, 3).
St. Mikail berjuang melawan naga, oleh Jean Fouquet
Legenda tentang Mikail dengan naga yang terkenal itu muncul dari pergumulan Mikail
melawan Samael (dengan iblis, menurut Assumptio Mosis, x.). Legenda ini tidak ditemukan
dalam sumber-sumber Yahudi kecuali sejauh Samael atau Setan disebut dalam Kaballah "si
ular tua itu".
Gagasan bahwa Mikail adalah pembela orang-orang Yahudi menjadi begitu meluas sehingga
meskipun terdapat larangan para rabi agar umat tidak memohon kepadapara malaikat sebagai
perantaraan antara Allah dan umat-nya, Mikail belakangan menduduki suatu tempat tertentu
dalam liturgi Yahudi. Ada dua doa yang ditulis yang berisi permohonan kepadanya sebagai
pangeran belas kasih agar menjadi perantara untuk membela Israel: yang satu dikarang oleh
Eliezer ha-Kalir, dan yang lainnya oleh Judah b. Samuel he-Hasid. Tetapi permohonan
kepada Mikail tampaknya jauh lebih umum pada masa-masa kuno. Jadi Yeremia dikatakan
(Baruch Apoc. Ethiopic, ix. 5) pernah berdoa kepadanya. "Ketika seseorang sangat
membutuhkan, ia harus berdoa secara langsung kepada Allah, dan bukan kepada Mikail
ataupun Gabriel" (Yer. Ber. ix. 13a).
Sehubungan dengan sifat persembahan yang dibawa oleh Mikail ke mezbah, salah satu
pandangan mengatakan bahwa persembahan itu berupa jiwa-jiwa orang-orang yang benar,
sementara menurut yang lainnya, persembahan itu berupa domba-domba yang berapi.
Pandangan pertama, yang meluas dalam tulisan-tulisan mistik Yahudi, menjelaskan
kedudukan penting yang diduduki oleh Mikail eskatologi Yahudi. Gagasan bahwa Mikail
adalah Kharon dari masing-masing jiwa, yang lazim ditemukan di antara orang Kristen, tidak
terdapat dalam sumber-sumber Yahudi, tetapi bahwa ia bertanggung jawab atas jiwa-jiwa
orang yang benar muncul dalam banyak tulisan Yahudi.
Mikail dikatakan pernah berdiskusi dengan Samael mengenai jiwa Musa (Midrash Deut.
Rabbah xi. 6.) Menurut Zohar, Mikail mendampingi jiwa-jiwa orang yang saleh dan
menolong mereka memasuki pintu gerbang sorgawi Yerusalem. Dikatakan bahwa Mikail dan
bala tentaranya ditempatkan di pintu-pintu gerbang sorgawi Yerusalem dan mengizinkan
masuk kepada jiwa orang-orang yang benar. Fungsi Mikail adalah membuka pintu-pintu
gerbang, juga termasuk pintu gerbang keadilan bagi mereka yang adil. Juga dikatakan bahwa
pada hari kebangkitan Gabriel akan meniup trompet dan kubur-kubur akan terbuka dan
orang-orang mati akan bangkit.
Islam
Mikail (Arab: )adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir,
membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di
muka bumi ini. Dikatakan setiap satu makhluk yang memerlukan rezeki untuk hidup di dunia
ini akan diselia rezekinya oleh satu malaikat Karubiyyuun.
Malaikat Mikail adalah salah satu di antara Pembesar Malaikat yang empat. Ia dicipta oleh
Allah selepas malaikat Israfil dengan selisih kira-kira lima ratus tahun.jumlah keseluruhan
malaikat yg wajib dipercayai oleh orang islam itu ada sepuluh berserta tugas nya
Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat utama Allah setelah
Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi Islam Mikail dikatakan memakai jubah
berwarna hijau jamrud, memenuhi bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah
yang mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka diciptakan
Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.
Wujud Mikail
Dari kepala malaikat Mikail hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faron. Jika seluruh air
di lautan dan sungai di muka bumi ini disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun
akan jatuh melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.
Setiap muka malaikat Mikail ini pula mempunyai satu juta mulut dan setiap mulut
mempunyai satu juta lidah manakala setiap lidah-lidahnya boleh berbicara satu juta bahasa
atau lisan. Setiap satu juta lisan tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi orangorang mukmin yang berdosa.
Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap matanya sentiasa
menangis kerana memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Tiap-tiap
matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh ribu titisan air mata dan setiap titisan air
mata itu Allah ciptakan satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat
Mikail Setiap malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah sehingga hari
kiamat.
Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah Mikraj ke langit
baginda ada bertanya pada malaikat Jibril: "Mengapa aku tidak pernah melihat malaikat
Mikail tertawa?" Malaikat Jibril menjawab: "Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak
neraka diciptakan"
Budaya populer
Paradise Lost karya Milton
Dalam puisi epik bahasa Inggris Paradise Lost oleh John Milton, Mikail memimpin pasukan
malaikats yang setia kepada Allah dalam melawan kekuatan pemberontak yang dipimpin
Setan. Dengan bersenjatakan pedang dari perlengkapan senjata Allah, Mikail mengalahkan
Setan dalam suatu perkelahian pribadi, dan melukai pinggangnya.