Anda di halaman 1dari 6

268

Tabel 8.21. Perhitungan Pembangunan Mini Bioskop (Tanpa Menghitung Social Cost dan
Intangible Benefit)
Tahun

Biaya
Pendapata
investasi
n
(Juta Rp.)
(Juta Rp.)
1982
1983
4,80
1984
20,00
1985
28,00
1986
1,00
9,00
1987
1,00
9,00
1988
1,00
12,60
1989
1,00
12,60
1990
1,00
12,60
1991
1,50
12,60
1992
1,50
16,20
1993
1,50
16,20
1994
1,50
16,20
1995
1,00
16,20
1996
2,00
19,80
1997
2,00
19,80
1998
2,00
19,80
1999
2,00
19,80
2000
2,00
21,60
Jumlah
Catatan: Discount Factor: 18%

d.f.
(18%)
0,478
0,718
0,609
0,526
0,437
0,370
0,314
0,266
0,255
0,191
0,162
0,138
0,117
0,100
0,085
0,072
0,061
0,052
0,044

Present Worth
Biaya
Pendapatan
(Juta Rp.)
(Juta Rp.)
3,446
12,180
14,73
0,437
3,993
0,370
3,330
0,314
3,956
0,266
3,352
0,255
3,213
0,287
2,407
0,243
2,634
0,207
2,236
0,176
1,875
0,150
1,620
0,170
1,683
0,144
1,426
0,122
1,208
0,104
1,030
0,088
0,950
33,689
34,863

a. Perhitungan tanpa menghitung Social cost dan Intangible benefit:


- Pay Back Period: 7 tahun (sebesar Rp. 68,40 juta).
- B/C Ratio: 1,03
- Net Present Value: Rp. 1,174 juta.
b. Perhitungan dengan menghitung Social cost dan Intangible benefit missal diperoleh:
- Pay Back Period: 7 tahun
- B/C Ratio: 0,9
- Net Present Value: Rp. 0,940 juta.

Tabel 8. 22. Evaluasi Berbagai Alternatif Pembangunan

269

No
.

Pembangunan
Alternatif

1.
2.

Tanpa memperhitungkan
Aspek Lingkungan
PBP
BCR NPV (juta)
13
1,03
45,873

Hotel
Rumah Makan, Bar dan
6
1,05
Snack
3.
Gedung Konvesi
7
1,02
4.
Kolam Renang
13
1,03
5.
Play Ground
6
1,54
6.
Bioskop
7
1,03
Keterangan: - PBP = Pay Back Period
- BCR = Benefid Cost Ratio
- NPV = Net Present Value

Dengan memperhitungkan
Aspek Lingkungan
PBP
BCR NPV (juta)
15
1,01
47.600

0,942

0,9

1.040

1,61
45,873
23,016
1,174

8
15
8
7

1,0
1,01
1,74
0,9

47.600
47.600
22.450
0.940

Dengan melihat angka BCR tersebut di atas maka investor akan memilih proyek Play
Ground. Pada pembangunan Play Ground di samping nilai BCR tinggi juga Pay Back
Periodnya paling cepat yaitu enam tahun.
Demikian juga setelah perhitungan social cost dan Intangible Benefit yaitu perhitungan
dengan aspek lingkungan, terlihat juga bahwa BCR untuk proyek play ground paling tinggi,
dengan pay back period yang bertambah panjang 2 (dua) tahun.
Di dalam teknik evaluasi proyek dikenal 2 (dua) pandangan utama, yaitu seorang
pengamat melihat adanya proyek sebagai bagian dari perekonomian nasional atai sebagai bagian
dari usaha pribadi. Sudut pandang ini dangat penting, mengingat sering dijumpainya proyekproyek investasi yang sangat bermanfaat bagi sekelompok pengusaha tetapi tidak
menguntungkan atau bahkan merugikan masyarakat luas. Atau sebaliknya, yang sebenarnya
sangat bermanfaat bagi masyarakat tapi justru tidak dapat ditunjang oleh kemampuan
kepengusahaan dari dalam. Oleh sebab itu, penanaman modal untuk sesuatu proyek dapat
dilakukan oleh pihak swasta, si samping itu oleh pembiayaan dari negara.

(7) Metoda Analisis Unit Lahan


Metoda ini dipergunakan untuk mengadakan Studi Aspek Lingkungan. Tim yang terdiri
dari berbagai disiplin akan melakukan Inventarisasi secara rinci terhadap suatu komunitas
tanaman, habitat hewan, tempat rekreasi dan tempat bersejarah untuk menentukan tata guna
lahan. Penelitian terutama ditinjau terhadap aspek topografi, geologi dan tipe bentang darat
(lanskap)
yang ada. Dari data ini disusun unit-unit lahan atas dasar satuan-satuan lanskap. Pada satuan unit
lahan ini dimasukkan data-data tentang komunitas tanaman dan habitat hewan. Dengan demikian
dua komponen biologis (termasuk unsur social) dapat diidentifikasi dan dimasukkan dalam peta.

270

Venghu (1973) menyatakan metoda ini telah terbukti dapat dipergunakan untuk menduga
pengaruh dari suatu proyek dengan mempergunakan peta-peta unit lahan. Bahkan dengan
melokalisir suatu pengaruh terhadap suatu sub region (unit lahan) tertentu, pengaruh itu akan
dapat terlihat lebih jelas dalam peta tampak. Metoda ini lebih cepat terlihat nyata dibanding
dengan metoda matrik, disebabkan metoda matrik dapat memberi informasi dan interpretasi yang
memadai. Sementara itu metoda unit lahan ini memerlukan banyak studi lapangan.

(8) Metoda Analisis Input-Output


Metoda ini telah dimulai oleh ahli ekonomi di Amerika Serikat pada tahun 1940. Metoda
ini diharapkan dapat menjawabberbagai fenomena ekonomi makro. Di dalam kegiatan industri
maka input dirinci menjadi berbagai komponen seperti bahan mentah, pola penggunaannya dan
hasilnya. Komponen ini dibuatkan daftar dan ditabulasi untuk dibuatkan matriks.
Pada tahun 1965 Miernyk telah mencoba menggunakan metoda ini dengan membuat
tabulasi untuk input, output dan bagaimana hubungan antara keduanya. Bila pengembangan
industri dilakukan, maka komponen input dan output dikaji keduanya. Untuk menganalisis
dampak lingkungan maka komponen lingkungan dimasukkan dalam analisis input dan output.
Perhitungan-perhitungan Social Cost juga dibuat dan dimasukkan dalam analisis.
Sementara itu untuk menduga pengaruh atau dampak maka dapat dicari perubahanperubahan komponen input dan output masing-masing, bila ada proyek dan bila tidak ada
proyek. Di dalam proyek pembanguna Daerah Aliran Sungai (DAS) Colorado yang
menggunakan metode analisi input-output data dilaksanakan pembagian menjadi 6 (enam)
wilayah. Ternyata dalam keenam wilayah tersebut terdapat sekitar 300 industri. Untuk
melakukan identifikasi dampak terhadap industri yang ada merupakan kegiatan yang cukup
rumit, membutuhkan waktu lama dan tenaga yang banyak. Untuk mendapatkan penyelesaian
yang mudah dalam analisis makan perlu dipergunakan peralatan komputer.

(9) Metoda Analisis Sistem Informasi


Metoda ini dipergunakan sejak tahun 1970 oleh Turner. Metoda ini diketemukan pertama
kali oleh Robert pada tahun 1957. Analisis sitem informasi merupakan kombinasi antara

271

photogrametri dan interpretasi foto udara. Komputer dipergunakan dalam menyimpan,


menganalisis dan mempresentasikan data. Neiman dan Miller pada tahun 1960 di Universitas
Wiscounsin Amerika Serikat mempergunakan komputer untuk analisis data (Newkirk, 1979).
Metoda ini merupakan metoda transisi antara metoda kartografi manual yang
dikembangkan oleh Mc Harg dengan metoda yang lebih maju dengan menggunakan komputer
sebagai alat untuk menyimpan dan menganalisis data. Oleh Neiman dan Miller pada tahun 1960,
area studinya dibatasi dan dibagi menjadi unit-unit area masing-masing seluas 1 km 2. Setiap unit
area merupakan unit analisis. Semua informasi tentang komponen lingkungan dan aktivitas
proyek dimasukkan dalam peta pada unit analisis ini. Banyak ahli seperti Robimette pada tahun
1973 dan Lyle dan Von Wodske pada tahun 1974 telah mempergunakan metoda ini untuk
menampung perkembangan bank data secara regional yaitu bagaimana keadaan sesuatu
kebijaksanaan baru dalam perbankan.

(10) metoda Diagram Sistem Energi (Energi System Diagram)


Metode ESD (Energi System Diagram) ini telah banyak dipergunakan untuk kajian
dampak lingkungan. Metode ini menunjukkan diagram aliran energy di dalam suatu system,
termasuk aliran yang keluar dan yang masuk. Aliran energy ini dapat diwujudkan dalam
komponen-komponen antara lain tanaman, hewan, sumber plasma nutfah, jalan informasidan
aktifitas yang menyebabkan terjadinya perubahan system.
Matahari merupakan sumber energi dari sistem yang ada di bumi ini. Adapun udara, air
tanah dan biota menjadi subsistem. Setiap subsistem membentuk energi yang berasal dari
matahari menjadi energi baru. Energi baruini berbeda-beda sifat dan kandungannya tergantung
dari sifat subsistem. Di dalam AMDAL, penggunaan metode aliran sistem energi baru,
mempertimbangkan hubungan antara dan perubahan yang terjadi pada lingkungan alam
(ekosistem) dan lingkungan social (sosiosistem). Odum dalam Canter (1983) menyebutkan
kesulitan yang dihadapi dalam metode ini adalah:
(a) banyak proses yang harus dibuat dan harus dibuat dugaan seberapa besar proses perubahan
dari masing-masing subsistem.
(b) metode ini perlu ditunjang oleh fasilitas yang memadai seperti komputer.

Pada mulanya metode diagram sistem energi ini dipergunakan dengan jalan metoda
energy yang ada dalam subsistem masing-masing. Kemudian seluruh nilai dalam sistem dapat
ditentukan dengan membandingkan antara nilai sistem itu sebelum dan sesudah ada proyek.

272

8.4. Komparasi Berbagai Pendapat


Dalam AMDAL tahapan proses penyusunan AMDAL akan berbeda antara satu ahli
dengan ahli lain. Oleh karenanya terdapat kebebasan bagi Tim untuk mengikuti proses AMDAL.
Apabila ditinjau atas dasar tahapan proses dan fungsi dari ANDAL atau SEL dapat
dikemukakan beberapa pendapat yaitu:
Tabel 8. 23. Komparasi Tahap Proses Dalam ANDAL (Soenardi, 1986)
Menurut
Indentifika
si dampak

Prediks
i
dampa
k

1. Canter
x
x
(1977)
2. Munn
x
x
(1981)
3. Werne
r
x
(1973)
4. NEPA
x
Catatan: x = sesuai - = tidak sesuai

Proses tahapan ANDAL


Pengukura Interpesta Evaluas
n dapat
si dampak
i
dampa
k

Kominuka
si

Prosedu
r
inspeksi

Dari seluruh metoda yang ada, para ahli seakar bahwa hampir seluruh identifikasi
dampak merupakan suatu yang sangat penting. Hampir semua ahli menganggap bahwa proses
penyusunan ANDAL harus melewati proses identifikasi dampak. Apabila tahap ini telah
dilakukan engan baik maka proses selanjutnya akan mudah dilaksanakan.

273

DAFTAR PUSTAKA

Canter, L. W., 1997. Environmental Impack Assesment. Mc Graw Hill Book Company. New
york.
Cooke, R. U., and Doorkamp, J. C., 1978. Geomorphology in Environmental Management. An
Introduction. Clarendon Press. Oxford.
Hufschmidt, M. M., D. E. James, A. D. Meister B. T, Bower, J. A, Dixon, 1987. Lingkungan
Sistem Alami dan Pembangunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Munn, R. E., 1979. Environmental Impact Assesment. Principles and Procedures, John Wily &
Sons. New York.
Newkirk, R. T., 1979. Envirinmental Planning. Ann Arbor Science Publisher Inc. Michigan.
Soemarwoto, 1989. Analisis Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sanders, D. H., Murph, A. F., dan ENG, R. J., 1976. Statistics A bFresh Approach. McGraw Hill,
Kogabuska, LTD. Tokyo, Auckland.
Pasaribu, A. 1981. Pengantar Statistik. Edisi Revisi. Penerbitan Ghalia, Indonesia Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai