Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian
Apa itu HIV ?
H = Human (manusia)
I = Immuno deficiency (berkurangnya
kekebalan)
V = Virus
HIV adalah virus yang menyerang dan
merusak sistem kekebalan tubuh kita
sehingga kita tidak bisa bertahan
terhadap penyakit-penyakit yang
menyerang tubuh kita. Merupakan virus
RNA dari famili retrovirus dan
subfamili lentiviridae.
Patofisiologi
- Cairan sperma
- Air susu ibu
virus HIV
Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik
secara
terinfeksi
HIV
Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang
dikandungnya
Manifestasi virus
Menurut WHO (2002) manifestasi HIV/AIDS
dewasa dibagi menjadi 4 sstadium yaitu :
1. Stadium I
Asimtomatik
Limpadenopati generalisata persisten, dengan penampilan klinis
derajat 1 : asimtomatik dan aktivitas normal.
2. Stadium II
Penurunan berat badan, < 10 %
Manifestasi mukokutaneus minor, (dermatitis seborroic, prurigo,
infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut berulang, cheilitis
angularis).
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir.
4. Stadium 4
HIV wasting sindrom
Pneumonia pnuomikistik karenii
Infeksi toksoplamosis di otak
Diare karena cryptosporidiosis, > 1 bulan
Mengalami infeksi sitomegalovirus
Infeksi herpes simpleks, maupun mukokutaneus, > 1 bulan
Infeksi mikosis
Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus maupun paru
Infeksi mikobakteriosis atipical
Sepsis
Tuberkulosis ekstrapulmonar
Limfoma maligna
Sarkoma kaposi
ensefalopati HIV.
Dengan penampilan klimis derajat 4 : beradi di
tempat tidur, >50% setiap hari dalam bulanbulan terakhit ini.
Klasifikasi CDC (1993) untuk penderita
HIV/AIDS sebagai berikut :
CD4
KATEGORI KLINIS
TOTAL
> 500
sel/mm3
> 29 %
A1
B1
C1
200-499
sel/mm3
14-28 %
A2
B2
C2
<200 sel/mm3
<14 %
fA3
B3
C3
Kategori :
A : sindroma retroviral akut, limfadonopati generalisata
B : AIDS related comple, kandidiasis oral, kelemahan umum,
herpes zoster, neuropati perifer.
C : kandidiasis esofagus dan pulmonal, karsinoma serviks,
coccidiodomycosis, infeksi sitomegalovirus, ensefalopati HIV,
sarkoma kooposi, limfoma maligna, tuberkulosa, pneumoni,
pneumokistik karinii, salmonellosis.
Diagnosis
Sebelum tes harus dikonseling dulu dan harus
menandatangani surat persetujuan (inform consent)
Konseling dapat dilakukan di :
klinik Voluntary Conseing and testing (VCT ) oleh
konselor terlatih
Tempat praktek, puskesmas oleh petugas kesehatan
terlatih secara provider initiative testing and
conseling( PITC ).
Jaga kerahasiaan status pasien
2.Diagnosis Laboratorium :
Serologis / deteksi antibodi : rapid tes,
ELISA, Western Blot ( untuk konfirmasi )
Deteksi virus : RT-PCR, antigen p24
Indikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
penatalaksanaan
Pengobatan suportif :
Sebagian besar pasien malnutrisi : perlu dukungan nutrisi
Multivitamin : B-complex, C, E, selenium (Fawzi et al.
N Engl J Med 2004 ;351(1): 23-32)
Pengobatan simptomatik
Dukungan psikososial : depresi, ansietas
Pengobatan Infeksi Oportunistik ( IO )
Pencegahan IO : kotrimoksasol
Pengobatan antiretroviral ( ARV )
Memulai ARV
Paling penting : Pasien harus sudah siap ; hambatan
terhadap kepatuhan berobat seumur hidup harus
sudah dapat diatasi
Sebelum mulai ARV perlu dilakukan :
Konseling tentang ARV dan kepatuhan berobat
Menilai ada tidaknya hambatan terhadap kepatuhan
Risiko toksisitas jangka pendek dan panjang
Penilaian awal laboratorium :
CD4 dan viral load ( bila memungkinkan )
Darah lengkap, profil lipid, gula darah,
fungsihepar/ginjal
Stadium IV ( AIDS )
MulaiARV
TanpamemandangCD4
Stadium III
MulaiARV
TB paru, pneumonia berulang
Stadium I dan II
Terapi hanya bila CD4 < 350
Ibu hamil
PedomanTerapiARV
Jangan gunakan obat tunggal atau2 obat
Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut:
HAART (Highly Active Anti Retroviral Therapy)
Kombinasi ARV lini pertama pasien nave ( belum pernah pakai ARV
sebelumnya) yang dianjurkan:
2 NRTI + 1 NNRTI
Di Indonesia :
-lini pertama : AZT + 3TC + EFV atauNVP
- alternatif : d4T + 3TC + EFV atauNVP
AZT ataud4T + 3TC + 1 PI (LPV/r)
1.Resistensi ARV
Penyebab utama:
kepatuhan/ adherence rendah
Faktor risiko:
Usia muda,
Narkoba aktif
Masalah psikososial finansial terutama depresi
Kurang motivasi & dukungan,
Kurang pengawasan dari petugas medis/ lay
support
TERIMA KASIH