Di susun oleh:
NAMA
NIM
KELAS
KOSENTRASI KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2011
TEORI LUKA BAKAR
A. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh.
B. ETIOLOGI
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, sinar X, radiasi nuklir, listrik,
bahan kimia, abrasi mekanik. Luka bakar yang disebabkan oleh panas api, uap atau
cairan yang dapat membakar merupakan hal yang lasim dijumpai dari luka bakar yang
parah.
C. TANDA DAN GEJALA SERTA KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Dalam menentukan parahnya luka bakar biasanya dilakukan berdasarkan kaidah :
1)
Kedalaman luka
Dalamnya
b.
c.
Ditandai oleh suatu permukaan yang kering, liat dan kenyal yang biasanya
berwarna coklat, coklat kemerah-merahan atau hitam, walaupun luka ini
dapat berwarna putih. Luka-luka ini anestetik karena reseptor rasa sakit
telah hilang, bila kita menekan luka itu maka luka tidak akan menjadi
putih atau pecah dan melentur kembali karena jaringan mati dan pembuluh
darah terkena trombose.
2)
Luas permukaan
Besarnya suatu luka bakar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dari seluruh
permukaan tubuh dan diperhitungkan dari tabel yang menurut umur :
Area
A= Separuh kepala
B=Separuh dari sebelahpaha
C=Separuh dari sebelah kaki
0
9
2
2
1
8
3 1/4
2
Usia
5
10
6
5
4
4
2 3/4
3
15
4
4
3 1/4
Dewasa
3
4
3
Pedoman lain tentang pengukuran luas luka bakar dengan menggunakan rule of
nine yaitu :
a. Kepala 9 %
b. Badan ; thorak & abdomen anterior 18 %, posterior 18 %
c. Genital 1 %
d. Ekstremitas atas masing-masing 9 %
e. Ekstremitas bawah masing-masing 18 %
3)
Usia
Luka bakar yang bagaimanapun dalam dan luasnya menyebabkan kematian yang
lebih tinggi pada anak anak di bawah usia 2 tahun dan di atas usia 60 tahun.
Kematian pada anak anak disebabkan oleh sistem imun yang belum sempurna,
pada orang dewasa sering kali terdapat penyakit sampingan yang dapat
memperparahnya.
4)
Penyakit sampingan
DM, payah jantung kongesti, sakit paru-paru dan pengobatan kronis dengan
obat-obatan yang menekan kekebalan adalah beberapa penyakit sampingan yang
dapat berpengaruh negatif terhadap kondisi luka bakar.
5)
6)
Luka sampingan
Luka pada sistem pernapasan, muskuloskeletal, kepala, dan trauma yang lainnya
dapat memperparah kondisi luka bakar.
7)
8)
SISTEM KARDIOVASKULAR
(a) Penurunan cardiak output karena kehilangan cairan;tekanan darah
menurun, hal ini merupakan awitan syok. Hal ini terjadi karena saraf
simpatis akan melepaskan kotekolamin yang meningkatkan resistensi
perifer (vasokonstriksi) dan peningkatan frekuensi nadi sehingga terjadi
penurunan cardiak output.
(b) Kebocoran cairan terbesar terjadi dalam 24 36 jam pertama sesudah luka
bakar dan mencapai puncak dalam waktu 6 8 jam. Pada luka bakar < 30
% efeknya lokal, dimana akan terjadi oedema/lepuh pada area lokal,
oedema bertambah berat bila terjadi pada daerah sirkumferensial, bisa
terjadi iskemia pada derah distal sehingga timbul kompartemen sindrom.
Bila luka bakar > 30 % efeknya sistemik. Pada luka bakar yang parah akan
mengalami oedema masif.
2.
3.
RESPON PULMONAL
(a) Hyperventilasi dapat terjadi karena pada luka bakar berat terjadi
hipermetabolik dan respon lokal sehingga konsumsi oksigen meningkat
dua kali lipat.
(b) Cedera saluran nafas atas dan cedera inflamasi di bawah glotis dan
keracunan CO2 serta defek restriktif.
4. RESPON GASTROINTESTINAL
Terjadi ileus paralitik ditandai dengan berkurangnya peristaltik usus dan bising
usus; terjadi distensi lambung dan nausea serta muntah, kondisi ini perlu
dekompresi dengan pemasangan NGT, ulkus curling yaitu stess fisiologis yang
masif menyebabkan perdarahan dengan gejala: darah dalam feses, muntah
seperti
kopi
atau
fomitus
lambung/duodenum.
5. RESPON SISTEMIK LAINNYA
berdarah,
hal
ini
menunjukan
lesi
Fase resusitasi
a. Perawatan awal di tempat kejadian
Mematikan api
Pencegahan shok
b. Pemindahan ke unit RS
Penatalaksanaan shok
2.
Fase akut/intermediate
a.
Pembersihan luka
b.
Ganti balutan
Hidroterapi
Debridemen
Debridemen alami, yaitu jaringan mati yang akan memisahkan
biologis).
d.
3.
Bio-brane/sufratulle
Kulit artifisial
e.
Penatalaksanaan nyeri
f.
Dukungan nutrisi
g.
Fisioterapi/mobilisasi
Fase rehabilitasi
Perawatan lanjut di rumah.
Kerusakan pertukaran gas b.d keracunan karbon monoksida, inhalasi asap &
destruksi saluran nafas atas.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
Bersihan jalan nasfas tidak efektif b.d edema & efek inhalasi asap.
Kekurangan volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka bakar.
Hipotermia b.d gangguan miosirkulasi kulit dan luka terbuka.
Hipertermia b.d peningkatan metabolisme
Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
ingesti/digesti/absorbsi makanan.
Risiko infeksi b.d peningkatan paparan dan penurunan sistem imune
Nyeri akut b.d cedera jaringan.
Cemas b.d ketakutan dan dampak emosional.
Kerusakan mobilitas fisik b.d luka bakar,nyeri.
Defisit self care b.d kelemahan, nyeri.
PK: Anemia.
PK: Sepsis
PK: Gagal nafas akut.
PK: Syok sirkulasi.
PK: Gagal ginjal akut.
PK: Sindrom kompartemen.
PK: Ilius paralitik.
PK: Ulkus Curlings.
NAMA
NIM
: 04.08.1880
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien :
- No. rekam medik
: 01.16.05.88
- Initial Klien
: An. I.M.H.
- Nama Panggilan
: Ilham
- Umur
: 4 tahun, 8 bulan
- Jenis Kelamin
: Laki-laki
- Suka
: Jawa
: Tn.W
- Pekerjaan
: Sopir
- Pendidikan
: SLTA
- Alamat
belum
pernah
dirawat
di
Rumah
sakit
dan
dilakukan
tindakan
pembedahan.Menurut pengakuan orangtua klien, baru kali ini klien dirawat di rumah
sakit.
e. Injuri dan kecelakaan:
Riwayat pernah jatuh dan kecelakaan disangkal oleh orang tua.
f. Alergi
g. Imunisasi
Menurut ibu klien imunisasi dasar anaknya sudah lengkap, klien mendapatkan
pelayanan imunisasi di Posyandu, jenis imunisasi yang telah diberikan kepada anaknya;
BCG 1X, DPT 3X, Polio 4X, Hep.B 3X,Campak 1X.Imunisasi boster belum
didapatkan.
V. Riwayat Pertumbuhan
Berat Badan
Panjang Badan
Lahir
3300 gr
52Cm
Saat ini
18 Kg
107 Cm
VII.Riwayat Keluarga
a. Sosial Ekonomi
Kepala keluarga bekerja sebagai sopir pribadi, ia mengaku pendapatannya sangat kecil
sekali hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari, untuk biaya pengobatan klien telah
mendapatkan bantuan dari para donatur yang merasa kasihan didesanya dan saat ini ia
telah mengurus surat keterangan tidak mampu dari kelurahan.
b.Lingkungan Rumah
Klien tinggal bersama orang tuanya dengan kedua saudara lelakinya, rumah yang
ditinggali kotruksi permanen, lantai plester, memiliki sarana MCK dan air minum dari
sumur sendiri. kepemilikan rumah milik sendiri.
c.Penyakit Keluarga
Menurut orang tua klien, dalam keluarganya tidak pernah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menular menahun atau penyakit keturunan seperti; TBC, kencing
manis, asma atau penyakit jantung serta penyakit tekanan darah tinggi.
d. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Klien
: Perempuan meninggal
gigi sendiri, memakai pakaian sendiri serta dapat menyebutkan nama-nama temannya
bermain dirumah.
b. Adaftif motorik halus:
Klien bisa menggerakkan ibu jarinya, anak tidak bisa disuruh membuat lingkaran,
namun menurut ibunya klien sudah bisa membuatnya, klien bisa membedakan garis
yang panjang dan garis yang pendek, karena kondisi fisiknya klien tak bisa dikaji untuk
motorik halusnya secara baik
c. Bahasa :
Menurut ibunya klien suka sekali berbicara, klien suka bercerita dengan ibunya. Masih
menuruit ibunya, klien sudah menguasai banyak istilah, klien sudah bisa membedakan
hal-hal yang berlawanan seperti naik turun, besar kecil, klien bisa mengatakan
sakit,senang, takut sedih dll.
d. Motorik kasar:
Menurut laporan ibunya klien sudah dapat berdiri dengan satu kaki dalam waktu yang
lama, klien juga sudah terbiasa berjalan satu kaki dan berjalan dengan tumit, klien juga
sudah mulai belajar naik sepeda namun belum bisa menguasainya dengan baik.
Interpretasi : Klien mampu melakukan tugas perkembangan sesuai umurnya dan
cenderung bisa melampaui batas kecakapan yang normal
IX. Pengkajian kesehatan klien saat ini
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Orang tua klien mengatakan saat ini yang menjadi keinginannya adalah anaknya cepat
membaik atau sembuh, Keluarga
Sebelum sakit klien termasuk anak yang suka makan, makan dalam satu hari 3-4 kali
, minum susu
1-2 gelas sehari, Saat ini klien makan melalui NGT dengan diet susu
prolene 40 cc/ 3 jam, Keluarga tidak memberikan makanan melalui mulut karena takut
muntah dan tidak dianjurkan oleh dokter yang merawat, pada saat bayi klien
mendapatkan ASI dari ibunya sampai umur 2,5 tahun, saat ini anak saya tampak kurus
padahal dulu kelihatan gemuk
c. Cairan
Saat ini klien mendapatkan cairan dari susu yang diberikan via sonde dan cairan infus
yang terpasang pada lengan kanannya dengan cairan KAEN 3A 45ml/jam, namun
karena muntah darah dan berak darah sementara dihentikan dulu asupan peroral.
d. Aktivitas, tidur dan istirahat
Selama sakit klien hanya tiduran ditempat tidur tidak melakukan aktivitas apa-apa,
perubahan posisi sering dilakukan oleh klien dengan bantuan orangtuanya, Klien tidak
mau latihan atau melatih menggerakkan tangan kirinya yang ada luka bakarnya, klien
tampak meringis bila tangan kiringa dipaksa digerakkan klien tidak pernah melakukan
fungsi tangannya secara fisiologis, ROM tak dilakukan. Orangtua mengatakan anaknya
kalau malam tidak tidur, anaknya biasa tidur nanti sekitar jam 03.00/04.00 WIB. Klien
biasa bangun jam pada saat dilakukan pengobatan lukanya yaitu sekitar jam 08.30
WIB.
e. Eliminasi
Buang air kecil ; lancar, warna kuning jernih, frekwensi sering lebih dari 4X dalam 24
jam jumlah urine 1200ml/24 jam.
Buang air besar ; Warna hitam, frekwensi 3 X sejak jam 07.00 tanggal 21 November
2004, jumlahnya 150ml setiap BAB
Klien mengalami muntah darah segar sebanyak 20ml pada jam 17.00 dan muntah
seperti kopi sebanyak 15ml pada jam 20.00.
Balance cairan per 22 November 2004 adalah :
-
Cairan masuk
: IVFD:1080ml, peroral:240ml
Jumlah input
: 1320ML
Cairan keluar
IWL
: 350 ml
Jumlah Output
: 2185
Balance cairan
: -865 ml
: Compos mentis
b. Kepala :
Rambut tipis, berwarna kehitaman, mengkilat tekstur tidak mudah patah, kulit kepala
bersih, Kelopak mata tidak odem, konjungtiva tampak anemis, bola mata dapat
digerakkan keseluruh, visus normal telinga bagian kiri tampak bekas luka bakar yang
sudah sembuh luas 6%, fungsi pendengaran baik, pada hidung terpasang NGT dan
alat bantu pernafasan Rebriting Mask (RM), terpasang paten dan aliran 5 liter/mnt.
Pada bagian dagu sebelah kiri kearah pipi dan leher tampak bekas luka bakar yang
telah sembuh. Fungsi pengunyahan pada mulut tak ada gangguan namun fungsi
tersebut belum dipergunakan karena masih dalam observasi distensi usus dan ulkus
starling.
c. Leher
Tampak bekas luka bakar yang sudah membaik luas 1%, JVP tidak meninggi, gerakan
leher tak ada gangguan
d. Dada
Pada bagian atas tampak bekas luka bakar yang sudah sembuh, pada bagian batas
bawah kedua punting susu ke bawah sampai ke abdomen terdapat luka yang belum
sembuh luas luka 5% gr.2-3, pergerakkan dada simetris, pernafasan dangkal, cepat,
klien mengeluh nyeri pada lukanya bila bernafas dalam. Jantung tidak membesar, S1
& S2 reguler terdengar kuat.
e. Abdomen
Tampak luka diseluruh permukaan abdomen luas 7%-8% gr.2-3 , pada sekitar
umbilikus luka tampak lebih dalam dan lebih merah, kondisi luka tampak basah,
granulasi (+), eschar (+), Pus (+)
f. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tak ada kelainan penis atau skrotum, tak tampak adanya iritasi
atau proses imflamasi pada areal sekitar genetalia, fungsi BAK normal.
g. Anus dan rektum
Anus dan rektum tak ada kelainan fungsi BAB normal
h. Muskulo skeletal
-
ekstrimitas atas; Pada lengan kiri tampak ada bekas luka bakar yang telah sembuh
yaitu pada telapak tangan dan jari-jari klien luas 2%, pergerakkan tidak ada
masalah terdapat insersi infus pada lengan bawah cairan KAEN 3A, 45 ml/jam
diatur dengan mesin brown tempat insersi tak ada tanda radang, aliran paten, pada
tangan kiri tampak luka bakar didaerah sekitar siku dan lengan bawah dengan luas
3,5% derajat 2 , klien mengatakan nyeri bila digerakkan, saat dicoba digerakkan
klien menahan tangannya tak mau digerakkan.
Ekstrimitas bawah: Pada kedua kaki tidak terdapat gangguan, pergerakkan sesuai
fungsi sendi normal, kekuatan otot penuh.
i. Fungsi Neurologi.
Reflek lutut, reflek tendon achiles (+), fungsi neurologi dalam batas normal
XI. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang
Tanggal
17-12-2011
Jenis Pemeriksaan
WBC
Hasil
7,32
Nilai normal
5.0 13,5 x 103l
Neutr
6,11
2,0 6,0
Lympho
0,80
5,5 8,5
Mono
0,27
0,2 0,6
Eos
0,38
0,0 0,4
Bas
0,0 0,1
RBC
4,85
HGB
6,4
HCT
19,5
36,0 44,0 %
MCV
77,8
73,0 89,0 fl
MCH
24,6
MCHC
31,6
24,0 30,0 pg
RDW-SD
38,8
RDW-SV
13,7
PLT
946
11,6 14,8fl
PDW
7,7
MPV
7,9
11,5 17,5%
MPVP-LCR
7,7
4,6 7,8fl
%
18-12-2011
Na. Serum
126
K Serum
2,9
Cl Serum
104
210,2
95 108 mmol/l
148 380 mg%
PT
18,7
12,0 18 detik
APTT
27,7
D.Dimer
300
< 300mg/dl
Fibrinogen
Urine:
29 12 2011
Warna
Kuning
Berat Jenis
1,018
Reaksi
Netral
Leco pucat
0-1
Leco gelap
1-2
- Epitel Res
Ca Serum
1-2
1,77
Na Serum
129
Potassium
3,0
3,6 5 mmol/l
Clorida
95
98 107 mmol/l
WBC
6,5
RBC
2,12
HCT
18,1
MCV
85,4
MCHC
30,9
PLT
37
CRP
114
< 6 mg/l
WBC
7,82
Neut
4,60
Lymph
2,46
Mono
0,60
Eos
0,06
Baso
0,07
RBC
2,95
HGB
6,4
HCT
21,0
MCV
AGD
71,2
-
pH
7,427
PCO2
28,4
PO2
98,0
- SO2
Na Serum
HGB
97,6%
125
7,1
Kultur
- Ampiccilin
S.35
- Ciproploxaxin
S.35
- Sulfamexaxol
S.34
Nama Obat/tindakan
Cetriaxon
Dosis
1 x 250 mg
Rute
IV line
Cemetidin
3 x amp
IV line
Pronalges
3 x amp
IV line
Kalnek
3 x amp
IV line
Sukralfat
4 x 1 ct
500KAEN
PO
IV line
3A+ 5 KCl
Koreksi cepat Hipo K
2,5 cc/jam
IV line
Inf. KAEN 3A
Ditambah Omeprazol
800cc/24jam
2 x 10mg
IV line
IV line
20-11-2011
Cemetidin di Stop
Tranfusi darah PRC 510 cc -100 cc/4jam
untuk koreksi Hb 5gr/dl
-200 cc/4jam
-110 cc/4jam
- 65 meq/24j
IV line
- 2,3 cc/jam
IV line
21-11-2011
IV line
IV line
IV line
Hb 6,4 gr/dl
150 cc/4jam
Pamol Syr
Terapi tetap
K/P 250 mg
PO
KAEN 3A
850cc/24jam
IV line
Susu
8x50-100cc
Koreksi hipo N lambat 129 75cc/ jam
Sonde
IV line
MeQ
Susu
Ampiccilin
Sonde
IV line
8x75cc
3 x 500mg
IV line
IV line
200cc/4jam
B. ANALISA DATA
No
1.
Data
DS; Keluarga mengatakan tadi PK:
Masalah
Perdarahan
Etiologi
terpasang,
muntah
bila
mmHg,
Suhu;360C,
mmhg,
PO2:
cairan
secara aktif
saya
DO: -Luka bakar 26% gr II-III,
Asupan cairan hanya via Infus ,
Milena200cc,
muntah
darah
mampuan
Klien
konjungtiva
tampak
pucat,
anemis,
asupan
Dx.Kep/PK
PK:
Tujuan
Perawat
Perdarahan
akan
gejala
GI
menanga
mual,hematomesis,
1.
Intervensi
Rasional
Pantau tanda dan 1. Indikator adanya
perdarahan
GI;
perdarahan dilambung
2. Indikator adanya
ni
milena,
penurunan
mengura
HMT,HB,
ngi
Takikardi,Diare,konstipa
komplika
si,Anoreksia
gaster
si
atau
perdarahan
perdarah
samar
dari
lambung 2.
an di GI
kadar
aspirasi
asamlambung
NGT,
pantau
gerakan usus
menurunkan
6. Mengembalikan volume
Kelola
pemberian
Kekurangan
Setelah
1Manajemen elektrolit
volume
dilakuka
a. Monitor
cairan
b.d n
serum
elektrolit komprehensif
tindakan
abnormal
cairan
keperaw
b. Monitor
secara aktif
atan
manifestasi
selama
ketidakseimbangan
klien
elektrolit
kondisi
akses intravena
d. Berikan cairan sesuai
cairan
elektrolit
tubuh
klien
seimban
adanya
c. Pertahankan kepatenan
klien
kebutuhan
e.
Pertahankan
intake
g dengan g. Berikan
dan
terhadap teratasi
Kehilangan
dirawat,
1.Cairan
saplemen
elektrolit
secara
kriteria;
-kadar
elektrolit
pemeriksaan
dbn
-Intake
terhadap
dan
elektrolit
output
darah
kehilangan
i. Berikan lingkungan yg
seimban
mengalami
gangguan
-Vital
neurologik
dan
sign dbn
neuromuskuler
ketidak
dengan
seimbangan
elektrolit
3.Manjemen
j. Kolaborasi
cairan
pemberian
terapi elektrolit
l. Monitor efek samping
dari pemberian saplemen
elektrolit
3.
Manjemen cairan
catatan
sesuai
mmonitor
retensi
cairan
HMT,osmolalitas urine)
f. Monitor
status gangguan
hemodinamik
termasuk
CVP,MAP,PAP
dan
PCWP
g. Monitor vital sign
h. Monitor
adanya
kelebihan cairan
i. Monitor
asupan
makanan/cairan
hitung
dan
intake
kalori
harian
j. Lakukan terpi IV
k. Monitor status nutrisi
Dorong masukan oral
4.
Monitor Cairan
dari
faktor
ketidak 5.IVFD merupakan areal
seimbangan cairan
yang
utama
dalam
dan
setiap hari
mempertahankan
d. Monitor
elektrolit
e. Monitor serum protein
total dan albumin
f. Monitor
serum
dan
osmolalitas urine
g. Monitor TD,N, Resp.
h. Monitor tekanan darah
ortho
statik
dan
parameter
hemodinamik invasif
j. Catat
secara
akurat
membran
adanya
distensi,oedem
penambahan berat badan
m. Beri
cairan
sesuai
keperluan
5.
Terapi Intravena
a. Laksanakan
pemasangan infus
b. Berikan
via
IV
obet-obatan
dan
monitor
hasilnya
c. Monitor
kecepatan
infus,area
dan
kepatenannya
d. Ganti kanul setiap 8
jam
e. Lakukan
dressing
infus
3.
Kebutuhan
Setelah
nutrisi
dilakuka
kurang dari n
kebutuhan
tindakan
atan
alergi
b. Catat
makanan
kesukaan klien
c. Tentukan jmlah kalori
menerima
nutrisi
makanan
terpenuhi
dibutuhkan
dengan
kriteria;
Berat
gaya hidup
badan
stabil,Nil
ai
e. Berikan
informasi 2.
laborator
untuk
im
mendapatkan akibatnya.
normal
2. Monitor nutrisi
(AP,
a. Berat
Alb,Hb),
Tingkat
energi
adekwat,
badan
dalam
interval spesifik
b. Monitor
adanya
tipe
dan
asupan
nutrisi
biasa
adekwat
Tindakan
kadar
kadear
preventif
kejadian
nutrisi
dan
energi,kelelahan,
kelemahan
m.Monitor
pucat,
Ajarkan
untuk
memberikan diet
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DiagnosaKep.
Implementasi
Dx
Tanggal/jam
Evaluasi
PK:
Perdarahan GI
1.Menganjurkan
pada
perdarahan
menanyakan
apakah
2. Memberikan
injeksi -
cemetidin amp
untuk
darah
klien
keluarga
22-11-2004, 13.00
1. Membantu
Motivasi
KU serta kesadaran
residu NGT
kondisi
Tanda
viatal
TD:
terjadi
P:
2. Memonitor
Monitor
Hemodinamik,KU,
perdarahan
3. Mengukur tanda vital
S: Anak saya
2. Memonitor hemodinamik
beraknya coklat
Suhu:38,40C,
HR
lanjutan
dinas
Kekurangan
pengambilan S:-
b.d kehilangan
cairan
elektrolit
aktif
secara
2. Memonitor
kelancaran baik,Tak
ada
gejala
kelainan
aliran infus
3. Melakukan
hipokalemi
terjadi
P: Lanjutkan monitor dan kelola
neurologik
dan
neuromuskuler
pemberian elektrolit
S:-
6. Memonitor
aliran infus
3.Memonitor
Kebutuhan
22-11-2011, Jam14.00
tubuh b.d
jumlah
yang diberikan
Melakukan
monitor nutrisi
observasi
yang
susu
sambil