Daulah, dikabarkan tempat-tempat itu juga pasukan ISIS menerapkan sikap keras dalam
penerapan syaraiat Islam dengan menghukum mati sejumlah tokoh kabilah. Kelompok ini
secara terbuka juga menentang permintaan Aiman Zawahiri, yang merupakan ketua
organisasi Al-Qaeda, yang meminta agar ISIS fokus di Irak dan tidak masuk ke wilayah
Suriah yang merupakan wilayah tempur Jabha Nushrah.
ISIS dan Jabha Nushrah
Perselisihan dan pertempuran antara ISIS dan Jabha Nushrah keduanya terinspirasi
dengan Al-Qaeda di Suriah, memunculkan perselisihan mendalam antar pimpinan.
Abu Mohammed Adnani, juru bicara ISIS, pada bulan Mei 2014 menyerang Zawahiri dan
menafikan bahwa kelompoknya merupakan cabang dari Al-Qaeda. Tak pernah terjadi
apa yang disebutkan itu, demikian ujar Adnani. Aiman Zawahiri dikenal sebagai
pimpinan Al-Qaeda, yang menjadi rujukan para pimpinan berbagai organisasi jihad.
Sedangkan Esham Barqawi atau Abu Muhammad Al-Maqdisi, yang disebut sebagai
referensi spiritual kelompok Salafiyah Jihadiyah, juga mengkritik ISIS dan
menyebutkannya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas gagalnya rekonsiliasi
dengan Jabha Nushrah di Suriah.Kekuatan Militer
Sejak tahun 2006, ISIS memiliki kekuatan militer besar dan menjadi organisasi militer
terkuat di Irak. Mereka mulai memberi pengaruh di daerah yang luas, tetapi mereka harus
berhadapan dengan munculnya organisasi Dewan Kebangkitan yang merupakan
perhimpunan bersenjata dari klan dan kabilah Irak, yang didirikan untuk melawan
organisasi al-Qaeda serta mendapat dukungan pasukan AS dan pemerintah Irak.
Sedangkan di Suriah, ISIS yang menghimpun para pasukan dengan kualitas tempur yang
lebih baik, berhasil meraih sejumlah kemenangan di Suriah. Mereka relatif menguasai
penuh wilayah Deir al-Zour di perbatasan dengan Irak. Tapi di sisi lain, mereka
kehilangan pengaruh di Aleppo dan pedesaan sekitarnya, hingga akhirnya seluruh
pasukannya harus angkat kaki dari Aleppo.
Charles Lester, peneliti Pusat BrookingsInstitute yang terletak di Doha, menyebutkan
perkiraan jumlah pasukan organisasi Daulah Islamiyah di Suriah mencapai 6000 atau
7000 personil. Sedangkan di Irak, sekitar 5000 hingga 6000 personil.
Aljazeera menyebutkan, secara umum pasukan organisasi Daulah Islamiyah, mayoritas
pasukannya ada di Suriah. Mereka adalah orang-orang Suriah. Akan tetapi pemimpin
organisasi Daulah, mayoritas datang dari luar Suriah yang sebelumnya memiliki
pengalaman perang di Irak, Chechnya, Afghanistan dan berbagai medan tempur lainnya.
Sedangkan di Irak, mayoritas pasukan Daulah Islamiyah adalah orang-orang Iraq sendiri.
Pakar masalah Timur Tengah Roman Caillet dari French Institute mengatakan bahwa
mayoritas pasukan organisasi Daulah Islamiyah, adalah orang-orang Irak atau Libya.
ISIS Terinfiltrasi?
Benarkah ISIS terinfiltrasi? Abdullah bin Mohammed, analis strategi Salafiy Jihadi
mengatakan bahwa pada awalnya ia membantah dan meragukan informasi itu. Namun
sejumlah informasi dari kelompok Anshar Islam Sunni di Irak menunjukkan ISIS di Irak,
sulit dikendalikan.
Organisasi Anshar Islam Irak arus sunni di Irak pada Februari 2013 berkirim surat
pada pimpinan Al Qaeda Aiman Zawahiri, yang menegaskan konflik antara pasukan ISIS
dan sejumlah kelompok di Irak, adalah karena tidak adanya penanggung jawab resmi dari
organisasi itu di Irak. Dengan tidak adanya sumber itu, muncul banyak inisiatif lapangan
yang pada akhirnya berbenturan dengan kelompok mujahidin Irak seperti kelompok
Anshar Islam dan lainnya. Berulangkali, pasukan ISIS dikabarkan menyerang keolompok
Jamaah Anshar Islam. Sementara pihak Anshar Islam mencoba mengendalikan diri untuk
memelihara situasi dari kondisi genting.
Pendanaan
Hingga kini masih simpang siur soal sumber pendanaan ISIS. Pihak yang membiayai,
bisa kelompok intelejen yang berkepentingan secara regional, atau bisa juga ISIS di
Suriah maupun Irak membiayai aktifitasnya dari sumber dana potensi daerah yang
dikuasai. ISIS di Suriah menguasai sejumlah sumur minyak dan telah ada laporan terkait
penjualan minyak mentang ke para pembeli local, bahkan hingga pemerintah Suriah juga
membeli dari mereka. Belakangan, mereka menguasai kota Mosul, sebagai kota terbesar
kedua di Irak dari sisi jumlah penduduk pada 11 Juni 2014. Mereka juga menguasai Tikrit
yang merupakan basis kelompok pro Saddam Husein. Dan di dua kota itu, mereka
memperoleh dana yang besar.
Namun demikian sejumlah pengamat tidak melihat bahwa jatuhnya Mosul dan Tikrit
adalah karena kekuatan personil ISIS, melainkan karena dukungan kelompok bersenjata
kabilah yang dahulunya adalah loyalis mantan penguasa Irak, Saddam Husein.
Sumber :
1 Aljazeera.net
2 Haqiqa Ikhtiraq Tanzim Daulah Islamiyah fil Iraq wa Asy Syam , Daash.
3 Syirianmediacenter.com