Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Ruang lingkup endodontik gigi anak adalah perawatan pulpa gigi desidui dan gigi permanen
muda. Tujuan endodontik pada gigi desidui mi untuk mempertahankan fungsi gigi desidui
tersebut sampai waktu tanggalnya gigi atau paling sedikit untuk kepentingan perkembangan
oklusi gigi geligi. Semua mi diperlukan pengetahuan pulpa baik kondisi dan perawatannya dan
juga kepentingan gigi kearah perkembangan okiusal, dan lebih jauh lagi benih gigi pengganti
tidak mendapat gangguan resiko atau jejas dan infeksi pulpa atau periradikulair gigi desidui.
Pulpitis reversibel adalah peradangan pada jaringan pulpa, dimana kevitalan pulpa selama
perawatan dapat dipertahankan. Pulpitis reversibel ditandai oleh nyeri yang timbul karena
stimulus panas atau dingin, berlangsung beberapa detik dan menghilang jika stimulus lenyap
(Kidd, 2000).
Rencana perawatan pada anak yang mengalami pulpitis reversibel yakni
dilakukan Pulp Capping. Tujuan pulp capping adalah untuk mempertahankan vitalitas pulpa
dengan menempatkan selapis material proteksi atau terapeutik yang sesuai, baik secara langsung
pada pulpa yang terbuka berdiameter kurang lebih 1 mm atau di atas lapisan dentin yang tipis
dan lunak.
Teknik pulp capping ini ada dua cara, yaitu Pulp capping indirek dan Pulp capping direk .
Pulp capping indirek merupakan pemberian bahan terapitik pada dentin yang terinfeksi di atas
pulpa pada kavitas yang dalam, dimana pulpa belum terbuka. Sedangkan Pulp capping direk
merupakan pemberian bahan terapitik atau medikamen pada daerah pulpa yang terbuka untuk
merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu dentin barrier atau calcific barrier
(Andlaw, 1992).1
Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa.
Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva. Bahan-bahan capping pulpa antara
lain kalsium hidroksida, Zinc Oxide Eugenol , Mineral Trioxide Aggregate (MTA), dan Resin
Adhesive . Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika
membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka
harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah utnuk membandingkan keberhasilan perawatan
pulp capping direk pada gigi permanen muda dengan bahan CaOH dan MTA yang meliputi
indikasi, isi bahan, mekanisme kerja bahan, keuntungan dan kekurangan, manipulasi kerja, serta
perbandingan evaluasi keberhasilan dari kedua bahan.

MANIPULASI KERJA
Prosedur Kerja
Langkah langkah Pulp Capping :
1. Siapkan peralatan dan bahan.
Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril
2. Isolasi gigi
Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva
ejector, juga posisinya selama perawatan
3. Preparasi kavitas
Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-kira 0,5
mm ke dalam dentin. Pertahankan bor pad kedalaman kavitas dan dengan hentakan
intermiten gerakan bor melalui fisur pad permukaan oklusal.
4. Eksavasi karies yang dalam
Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan
karies tepi kemudian berlanjut kea rah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak
lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.
5. Berikan bahan kaping pulpa
Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk pulpa
yang terbuka dengan bahan kaping pulpa. 2
Sekali pulpa terbuka , hindarilah memanipulasi pulpa selanjutnya. Kavitas hendaknya diirigasi
dengan larutan saline, chloramine T atau air dan perdarahan dihentikan dengan penekanan
ringan menggunakan butiran kapas. Hindari meletakkan bahan pulp capping dengan tekanan
yang mungkin akan mendorong bahan itu ke dalam jaringan pulpa. 3
EVALUASI KEBERHASILAN
Keberhasilan perawatan

Pulp capping direct sampai saat ini masih merupakan suatu metode perawatan yang valid di
bidang endodontic, karena bila perawatan ini berhasil maka vitalitas dari gigi dengan pulpa
terbuka dapat dipertahankan. Kondisi ini sangat tergantung pada diagnosis yang tepat sebelum
perawatan, tidak ada bakteri yang mencapai pulpa dan tidak ada tekanan pada daerah pulpa yang
terbuka.
Keberhasilan perawatan pulp capping direct, ditandai dengan hilangnya rasa sakit, serta reaksi
sensitive terhadap rangsang panas atau dingin yang dilakukan pada pemeriksaan subjektif setelah
perawatan. Kemudian pada pemeriksaan objektif ditandai dengan pulpa yang tinggal akan tetap
vital, terbentuknya jembatan dentin yang dapat dilihat dari gambaran radiografi pulpa,
berlanjutnya pertumbuhan akar dan penutupan apikal.
Sebagian besar peneliti memakai kriteria jembatan dentin sebagai indikator keberhasilan
perawatan karena jembatan dentin bertindak sebagai suatu barrier untuk melindungi jaringan
pulpa dari bakteri sehingga pulpa tidak mengalami inflamasi, tetap vital, membantu kelanjutan
pertumbuhan akar dan penutupan apikal pada gigi yang pertumbuhannya belum sempurna.
Jembatan dentin terbentuk karena adanya fungsi sel odontoblas pada daerah pulpa yang terbuka.
Reaksi jaringan dentin terhadap kalsium hidroksida terjadi pada hari pertama hingga minggu
kesembilan, sehingga pasien dapat diminta datang 2 bulan setelah perawatan untuk melakukan
control. Kemudian secara periodic setiap 6 bulan sekali dalam jangka waktu 2 sampai 4 tahun
untuk menilai vitalitas pulpa.
Kegagalan perawatan
Perdarahan yang terjadi dapat berperan sebagai penghalang sehingga tidak terjadi kontak antara
bahan kalsium hidroksida dengan jaringan pulpa. Hal ini menyebabkan proses penyembuhan
pulpa terhambat. Kegagalan perawatan ditandai dengan pemeriksaan subjektif yaitu timbulnya
keluhan, misalnya gigi sensitive terhadap rangsang panas dan dingin atau gejala lain yang tidak
diinginkan. Kemudian pada pemeriksaan objektif dengan radiografi dilihat adanya gambaran
radiolusen yang menunjukkan gumpalan darah atau terjadinya resorpsi internal. 4
Gagalnya capping pulpa dengan kalsium Hidroksida terlihat adanya resorpsi interna pada
radiograf. Penyebabnya adalah terkontaminasinya bahan capping pulpa dengan saliva sebelum
peletakkan bahan capping pulpa.

Mineral Trioxide Aggregate (MTA) menjadi bahan pilihan untuk keberhasilan perawatan kaping
pulpa. Pada beberapa penelitian menyatakan MTA merupakan bahan yang biokompatibel,
memiliki kemampuan sealing yang baik, menginduksi pembentukan jaringan keras, tidak larut
pada jaringan mulut, dan mengeras pada keadaan lingkungan yang lembab. Berbagai penelitian
klinis yang meggunakan MTA sebagai bahan kaping pulpa menunjukan pembentukan jembatan
dentin lebih tebal dan cepat dan tingkat peradangan yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan
perawatan menggunakan kalsiumhidroksida. .
Hasil studi pustaka menunjukan bahwa MTA dapat menjadi bahan pilihan pada perawatan
kaping pulpa. Perawatan MTA menunjukan sedikit peradangan pulpa dan pembentukan jembatan
dentin yang lebih baik. Namun waktu pengerasan MTA yang lama menjadi bahan pertimbangan.
Pada penelitian membandingkan MTA dengan Ca(OH)2 untuk direct pulp capping, kedua
material ini menunjukkan tingkat kesuksesan 100% setelah 2 tahun. 5

1. http://tessahurint-fkg10.blogspot.com/2014/02/perawatan-pulpitis-reversibel-pada2.
3.
4.
5.

anak.html
http://ilmucutpz.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-1_3958.html
Buku konservasi gigi anak halaman 247
http://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/pulpcapping.html
http://ilmucutpz.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-1_3958.html

Anda mungkin juga menyukai