Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka
Menurut UNESCO music council telah menegaskan, petama kali music klasik adalah
pendidikan. Kedua musik adalah untuk mempertajam rasa intelektial manusia (Intellect
Einfullung). Musik yang biasanya mempunyai keseimbangan antara empat unsure musik, yakni,
melodi, harmony, irama, (Rhythm), dan warna suara (TIMBRE). Musik yang memenuhi
persyaratan ini adalah music klasik, semi klasik, music rakyat juga music tradisional seperti
karawitan.
Di amerika utara dan eropa, para ahli terapi music bekerja di pusat-pusat rehabilitasi dan
berbagai rumah sakit, terapi music adalah intervensi music untuk memulihkan, menjaga dan
memperbaiki kesehatan emosi, fisik, psikologis dan spiritual, berbagai literature mendukung
keampuhan terapi musik.
Menurut Ferawati Dan Siti Amiyakun STIKES ICSADA bojonegoro stress adalah suatu kondisi
dimana tubuh terganggu karena tekanan psikologis. stress dikaitkan bukan karena penyakit fisik
lebih mengenai kejiwaan, karena pengaruh stress tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat
lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh. Studi tentang kesehatan jiwa, telah menunjukkan
terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks
serta meredakan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi musik
terhadap penurunan stress mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan terapi musik. Penelitian ini
merupakan penelitian QUASI EXPERIMENT dengan menggunakan rancangan one group
prettest dan posttest design. Sampel peneletian adalah 47 responden, data dikumpulkan dengan
mengisi kuesioner DASS. Pengolahan data dengan uji Wilcoxon Match Pairs Test. Hasil dari

peneletian yaitu sebelum dilakukan pemberian terapi musik didapatkan 7 mahasiswa atau
(16,67%) mengalami stress berat. Setelah diberikan intervensi terapi music diketahui 7 orang
mahasiswa (16,67%) mengalami penurunan tingkat stress. Kesimpulannya ada pengaruh
pemberian terapi music terhadap tingkat stress Pada Mahasiswa Program Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada Bojonegoro ((0,000) dan nilai Z hitung
6,557sedangkan Z table 1,96 (Z hitung >Z table) berarti HO ditolak sehingga Ha diterima)

2.2

Landasan Teori

2.2.1

Defenisi
Usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari

melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Menurut pakar terapi musik.
2.2.2 Tujuan terapi musik
Terapi musik memberikan pelayanan bagi mereka yang dianggap perlu untuk
mendapatkannya khususnya pada penderita yang ada di YPAC, yang mengalami hambatan fisik
motorik mental intelegency maupun sosial emosionalnya. Dengan bermain musik diharapkan
dapat merangsang dan menarik penderita untuk mengikuti alur irama yang selanjutnya
menciptakan suasana santai, gembira yang pada akhirnya adanya perubahan yang positif dalam
arti penderita bisa melaksanakan dan mengikuti program kegiatan yang ada di terapi musilk.
Adapun tujuan dari terapi musik secara khusus adalah : untuk menumbuh kembangkan potensipotensi yang ada pada penderita, serta memfungsikan sisa-sisa kemampuan yang ada pada
penderita yang berkelainan. Dengan demikian penderita akan tumbuh menjadi anak yang percaya
diri dan merasa bisa berbuat atau beraktivitas seperti manusia pada umumnya. Dengan

diberikannya terapi musik diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan keteganganketegangan penderita pada aspek sosial emosional, mental intelegency dan fisik motorilk. Terapi
musik sangat penting bagi anak yang berkelainan, karena dengan latihan terapi musik dapat
membantu perkembangan penderita yang bersifat membangun, mendorong, menumbuhkan
percaya diri, juga membentuk kepribadian si penderita menjadi pribadi yang optimis, pantang
menyerah, dan dapat menerima kenyataan hidup dengan apa adanya. Banyak anak cacat yang
merasa pesimis, rendah diri, atau kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari
lingkungannya, sehingga timbul perasaan atau anggapan bahwa mereka itu tidak bisa berbuat
apa-apa.

2.2.3

Manfaat Terapi Musik

Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu semuanya, tentu saja
butuh banyak waktu. Di bawah ini kami sebutkan sepuluh manfaat utama terapi musik menurut
para pakar terapi musik.
Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu semuanya, tentu saja
butuh banyak waktu. Di bawah ini kami sebutkan sepuluh manfaat utama terapi musik menurut
para pakar terapi musik :
1.Relaksasi
Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih
bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran
untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna

itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung,
produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.
2. Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek Mozart.
Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas California.
Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang
paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang
dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif.
Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam
kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak
dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia
yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
3. Meningkatkan motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apabila ada
motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya,
jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk
beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi,
semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. pengembangan diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang. Hati-hati, karena
musik yang Anda dengarkan menentukan kualitas pribadi Anda. Hasil penelitian kami
menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan
musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik

atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin
parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam
beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
Dan jika Anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang Anda inginkan dengan cara
mendengarkan

jenis

musik

yang

tepat.

5. Meningkatkan kemampuan daya ingat


Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena
bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika
seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih.
Atas dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan
Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi
musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.
6. kesehatan jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great Book About
Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral,
mengendalikan

emosi,

pengembangan

spiritual,

menyembuhkan

gangguan

psikologis.

Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai
terapi. Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun
psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan
psikologis.
7. mengurangi rasa sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab
mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi.

Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa
sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh,
hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh
relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit.
Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa
sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti
membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ keseimbangan
yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh
lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap
tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang kita dengar
sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan
sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh
akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita
menjadi

lebih

sehat.

10. Meingkatkan olahraga


Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih baik dalam
beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan
Anda dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga.

2.2.4 pengaruh positif therapy musik terhadap penurunan tingkat stres


nada dan irama musik mempengaruhi kesan harmoni di dalam diri kita. Jika harmoni
musik setara dengan irama 34
internal tubuh kita, maka musik akan memberikan kesan yang menyenangkan, sebaliknya jika
harmoni musik tidak setara dengan irama internal tubuh kita, maka musik akan memberikan
kesan yang kurang menyenangkan. Karena musik dihasilkan oleh adanya getaran udara, bukan
hanya organ pendengaran atau telinga saja yang mampu menangkap stimulus musik, tetapi saraf
pada kulit juga turut merasakannya. Demikian pula organ vestibul (pada sekitar belakang telinga)
yang merupakan alat keseimbangan manusia memperoleh dampak yang berarti dari adanya
musik (Satiadarma, 2004).

2.2.5

jenis jenis terapi music

1) Musik Jazz
Musik jazz adalah perpaduan instrumen yang menggunakan gitar, trombon, piano dan
saksofon sebagai musiknya. Meskipun musik jazz dimulai dari Amerika Serikat, kini
musik jazz dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia dan dari kalangan mana saja.
Musik jazz belakangan juga banyak digunakan oleh restoran yang ingin memberikan
suasana yang nyaman untuk menemani para pengunjung mereka agar lebih betah dan
menikmati makanan mereka dengan santai.
2) Musik Tradisonal

Musik tradisional adalah musik yang berasal dari berbagai daerah. Ciri khas pada jenis
musik ini terletak pada suara yang dihasilkan oleh alat musiknya dan masing-masing
sesuai bahasa dan daerahnya. Alfia Safitri dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
melakukan sebuah penelitian terhadap musik tradisional dan dari hasil penelitian tersebut
ia bisa menyimpulkan bahwa langgam jawa dapat menurunkan rasa nyeri yang dirasakan
oleh ibu bersalin.
3) Musik Klasik
Musik klasik adalah perpaduan instrumen yang menggunakan violin, biola, piano dan
cello sebagai musiknya. Ciri utama musik klasik adalah memiliki sedikit iringan vokal
atau bahkan terkadang sama sekali tidak memiliki iringan vokal pada musiknya. Ciri
berikutnya adalah diiringi orkestra. Musik klasik memiliki kecenderungan untuk
menenangkan tubuh dan menormalkan detak jantung dan tekanan darah. Musik jenis ini
adalah yang paling banyak diminati sebagai musik terapi.
4) Musik dari Alam
Musik alam adalah suara yang dihasilkan oleh lingkungan alam sekitar. Salah satu contoh
musik ini yang dapat dijadikan musik terapi adalah suara ombak. Sebuah surat kabar
memberitakan bahwa suara ombak tidak hanya sekedar memiliki efek menenangkan
pikiran tetapi juga untuk meringankan gangguan telinga berdengung.

2.3

Konsep Penurunan Stress

2.3.1

Defenisi Stress
Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis.

Stress biasanya dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan
tetapi karena pengaruh stress tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan
rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. Stress dapat memberstimulus terhadap perubahan
dan pertumbuhan, dan dalam hal ini, suatu stress positif dan bahkan diperlukan. namun pada
kenyataan banyak stress yang dapat mengakibatkan penyesuaian yang buruk, penyakit fisik dan
ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah (potter dan perry, 2005).
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya suatu hubungan antara peristiwa
kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan berbagai kelainan kelainan fisik dan
psikiatrik (zuyina dan siti, 2008).
2.3.2

Penyebab Stress
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress Psikologis, yaitu :

a.

Frustasi

Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang. Frustasi ada yang
bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam,
kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lainlain).
b. Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan,
atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, avoidance
-avoidance conflict.

c.

Tekanan

Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu.
d. Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada individu, misalnya
kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera operasi. Keadaan
stress dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik dan tekanan.

2.3.3 GEJALA
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

2.3.4

Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
Bertindak secara agresif dan defensif
Merasa selalu lelah
Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa
Palpitasi atau jantung berdebar-debar
Otot-otot tegang.
Sakit kepala, perut dan diare.

Macam Macam Stress

Penggolongan Stress apabila ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati dan
Desminiarti (1990), dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat
bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b) Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.
c) Stress mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
d) Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e) Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f)Stress psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau
keagamaan.

Adapun menurut Grant Brecht (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi
2 macam, yaitu :
a.Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.
b. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah
tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
Reaksi Psikologis terhadap stress diantaranya :
1. Kecemasan, Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak
menyenangkan dengan istilah kuatir, tegang, prihatin, takutfisik jantung berdebar,
keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
Kemarahan dan agresi, Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang

2.

dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin
dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan
serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan,
tindak sadis dan usaha membunuh orang.
Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai

3.

rasa sedih.

2.3.5

Tahapan Tahapan Stress


Gejala-gejala stress pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal

tahapan stress timbul secara lambat. Dan, baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut
dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun di
pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Van amberg (1979) dalam penelitiannya membagi
tahapan-tahapan stress sebagaimana berikut :

a. Stress Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress paling ringan, dan biasanya disertai dengan
perasaan-perasaan sebagai berikut :
1.

Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).

2.

Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.

3.

Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; Namun tanpa disadari

cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula.
4.

Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, Namun tanpa

disadari cadangan energi semakin menipis.


b. Stress Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada
tahap I di atas Mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan
energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat
antara lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi
yang mengalami deficit. Analogi dengan hal ini adalah misalnya handphone (HP) yang sudah
lemah harus kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. Keluhankeluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stress tahap II adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.


Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
Lekas merasa capai menjelang sore hari.
Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).
Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
Tidak bisa santai

c. Stress Tahap III


Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhankeluhan sebagaimana diuraikan pada stress tahap II tersebut di atas, maka yang bersangkutan
akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :
1.

Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis), buang

air besar tidak teratur (diare).


2.

Ketegangan otot semakin terasa.

3.

Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.

4.

Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk Mulai masuk tidur (early insomnia),

atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu
pagi/ dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia).
5.

Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini

seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban
stress hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna
menambah suplai energi yang mengalami defisit.
d. Stress Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan keluhankeluhan stress tahap III di atas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan
kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stress tahap IV akan
muncul

1.

Untuk

bertahan

sepanjang

hari

saja

sudah

terasa

amat

sulit.

2.

Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi

membosankan dan terasa lebih sulit.


3.

Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon

secara memadai (adequate).


4.

Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.

5.

Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.

6.

Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan.

7.

Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.

8.

Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

e. Stress Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang ditandai dengan
hal-hal berikut :
1.

Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological

exhaustion).
2.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana.

3.

Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).

4.

Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan

panik.
f. Stress Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan
perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stress tahap VI ini berulang-kali dibawa
ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut
1.

Debaran jantung teramat keras.

2.

Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap).

3.

Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.

4.

Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.

5.

Pingsan atau kolaps (collapse)

Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi
oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai
akibat stressor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
2.3.6

Faktor yang mempengaruhi stressor


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia

mempunyai ketahanan atau kekuatan yang berasal dari dalam. Tingkat kekuatan ini dinilai
sebagai kunci kepribadian dalam menghadapi stress. Kepribadian ini memungkinkan seseorang
untuk menjadikan stressor sebagai suatu yang positif sehingga memberikan respon yang positif
pula terhadap stressor tertentu. Suatu stressor yang bersifat negatif dan menjadikan stress bagi
seseorang dapat merupakan sumber kekuatan bagi orang lain. Selain itu stressor juga dapat
memberikan mekanisme untuk memperingatkan seseorang agar dapat menmgumpulkan seluruh
kekuatan yang dimilikinya dalam rangka melawean stress itu sendiri. Tak selamanya stress
merupakan hal yang negatif. Pada tingkatan tertentu stress dapat menjadi motivator bagi

seseorang. Hal ini berhubungan dengan keinginan untuk mencap[ai suatu tujuan dan stress disini
berguna untuk mencegah timbulnya rasa bosan. Stress juga berguna pada keadaan yang penting
dimana seseorang memerlukan kekuatan emosional dan mobilisasi fisik sebagai kekuatan
pertahanan individu.
a) Sifat
Sifat dari stressor juga memperngaruhi respon. Ada beberapa stressor yang bersifat positif dan
yang lainnya bersifat negatif. Stressor yang bersifat positif akan menimbulkan respon yang
positif, sedangkan stressor yang bersifat negatif akan menyebabkan respon yang negatif pula
baik secara fisikmaupun psikis. Secara negatif stress dapat menghasilkan perubahan yang pada
akhirnya akan menimbulkan kesakitan.
b) Durasi
Lamanya atau jangka waktu berlangsungnya pemaparan stressor atau kejasian dari stressor
sampai menjadikan seseorang mengalami stress. Frekwensi perubahan-perubahan dari suatu
kejadian yang pada akhirnya mempengaruhi seseorang hingga merasakan stress.
c) Jumlah
Mengandung pengertian stressor yang harus dihadapi dalam satu waktu. Banyaknya
perubahan-perubahan dan kejadian yang dialami seseorang dalam suatu periode waktu tertentu
lebih sering menyebabkan perkembangannya stress yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kesakitan.
d) Pengalaman
Bagaimana seseorang memberikan respon terhadap stressor juga dipengaruhi oleh pengalaman.
Pengalaman ini bisa di dapat dari diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditemui dalam kehidupan akan
memberikan pelajaran dan kekuatan untuk menghadapi stressor dan menghadapi stress.
e) Tingkat Perkembangan

Di dalam setiap perkembangan akan terjadi perubahan-perubahan pada setiap individu. Tingkat
perkembangan ini juga berpengaruh terhadap bagaimana seseorang maupun stressor. Karena
perkembangan cukup menentukan kematangan seseorang dalam menghadapi kematangan.

2.3.7

Respon Patofisiologi Terhadap Stress

a) Komponen Fisiologi
Riset klasik yang telah dilakukan oleh Selye (1946, 1976) telah mengidentifikasi dua respons
fisiologis terhadap stress; sindrom adaptasi lokal (LAS) dan sindrom adaptasi umum (GAS).
LAS adalah respon dari jaringan, organ atau bagian tubuh terhadap stress karena trauma,
penyakit atau perubahan fisiologis lainnya. GAS adalah respons pertahanan dari keseluruhan
tubuh terhadap stress.
b)

LAS (Lokal Adaptation Syndrome)

Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respons setempat ini termasuk
pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya dan respon tekanan.
Semua bentuk LAS mempunyai karakteristik berikut :
1.
2.
3.
4.

Respon yang terjadi adalah setempat, respon ini tidak melibatkan seluruh sistem tubuh
Respon adalah adaptif, berarti bahwa stressor diperlukan untuk menstimulasinya.
Respon adalah berjangka pendek. Respon tidak terdapat terus menerus.
Respon adalah restorative, berarti bahwa LAS membantu dalam memulihkan homeostasis
region atau bagian tubuh.

Dua respon setempat , yaitu respons refleks nyeri dan respons inflamasi adalah contoh dari LAS.
Perawat menghadapi respons ini dibanyak lingkungan perawatan kesehatan.
1) Respon refleks nyeri

Respon refleks nyeri adalah respon setempat dari sistem saraf pusat terhadap nyeri. Respon ini
adalah respons adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut. Respons ini
melibatkan reseptor sensoris, saraf sensoris yang menjalar ke medulla spinalis, neuron
penghubung dalam medulla spinalis, saraf motorik yang menjalar dari medulla spinalis dan otot
efektif. Misalnya , sebut saja di bawah sadar, yaitu refleks menghindarkan tangan dari
permukaan panas. Contoh lainnya adalah kram otot.
2) Respons inflamasi
Respons inflamasi distimuli oleh trauma atau infeksi. Respons ini memusatkan inflamasi ,
sehingga dengan demikian menghambat penyebaran inflamasi dan meningkatkan penyembuhan.
Respons inflamasi dapat mengakibatkan nyeri setempat, pembengkakan, panas, kemerahan dan
perubahan fungsi.Respons inflamasi terbagi dalam tiga fase yaitu perubahan dalam sel-sel dan
sistem sirkulasi, pelepasan eksudat dari luka dan perbaikan jaringan oleh regenerasi atau
pembentukan jaringan parut.
c) GAS (General Adaptation Syndrome)
GAS adalah respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon ini melibatkan beberapa
sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Beberapa buku menyebutkan
GAS sebagai respon neuro-endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan , tahap resisten dan
tahap kehabisan tenaga. GAS diuraikan dalam tiga tahapan berikut :
1) Alarm reaction (AR, reaksi cemas).
Selama tahap ini tubuh menyadari penyebab ketegangan dan secara sadar atau tidak sadar
dipicu untuk bertindak. Kekuatan pertahanan tubuh dikerahkan dan tingkat yang normal dari
perlawanan tubuh menurun. Kalau penyebab ketegangan itu cukup keras, tahap ini dapat
mengakibatkan kematian. Contohnya adalah luka bakar yang hebat. Reaksi alarm melibatkan

pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Kadar
hormon meningkat untuk meningkatkan volume darah dan dengan demikian menyiapkan
individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepaskan untuk meningkatkan kadar glukosa darah
untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi. Meningkatkan kadar hormon lain seperti
efinefrin dan norefinefrin mengakibatkan peningkatan frekwensi jantung, meningkatkan aliran
darah ke otot, meningkatkan ambilan oksigen dan memperbesar kewaspadaan mental. Aktivitas
hormonal yang luasini menyiapkan individu untuk melakukan respon melawan atau menghindar.
Curah jantung, ambilan oksigen dan frekwensi pernapsan meningkat, pupil mata berdilatasi
untuk menghasilkan bidang visual yang lebih besar, dan frekwensi jantung meningkat untuk
menghasilkan energi lebih banyak. Dengan peningkatan kewaspadaan dan energi mental ini,
seseorang disipkan untuk melawan atau menghindari stressor.
2) State of Resistance (SR, Perlawanan).
Tahap ini ditandai oleh penyesuaian dengan penyebab ketegangan. Tubuh melawan reaksi
cemas, karena dalam keadaan ini tidak ada orang yang terus menerus dapat bertahan. Tingkat
perlawanan tubuh naik di atas normal untuk melawan penyebab ketegangan dengan harapan
adanya penyesuaian. Disamping itu perlawanan tubuh terhadap rangsangan selanjutnya
meningkat. Jika stress dapat diatasi, tubuh akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
namun demikian, jika stressor tetap terus menetap, seperti pada kehilangan darah terus menerus,
penyakit yang melumpuhkan, penyakit mental parah jangka panjang, dan ketidakberhasilan
dalam beradaptasi, maka individu memasuki tahap ketiga dari GAS yaitu tahap kehabisan
tenaga.
3) State of Exhausting (SE, tahap keadaan sangat lelah/ kehabisan tenaga).

Kalau tubuh terus menerus dibiarkan menerima penyebab ketegangan, suatu waktu akan
mencapai tahap lelah. Gejala-gejala reaksia cemas ini timbul kembali, tetapi kalau penyebab
ketegangan tidak disingkirkan, tanda-tanda itu tidak dapat dirubah lagi. Maut akan menyusul,
kecuali tubuh memperoleh tehnik untuk menyesuaikan diri atau menemukan jalan baru untuk
menguasai situasi yang pebuh ketegangan.
2.3.8 Pencegahan Stress
a) Lihat/ukur kemampuan sendiri. Belajar untuk menerima apa adanya dan mencintai diri sendiri.
b) Temukan penyebab perasaan negatif dan belajar untuk menanggulanginya. Jangan
memperberat masalah dan coba untuk sekali-kali mengalah terhadap orang lain meskipun
mungkin anda di pihak yang benar.
c) Rencanakan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan anda dalam jangka lama dan beri
waktu secukupnya bagi diri anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lainnya.
d) Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar yang harus dikerjakan sesuai prioritas.
e) Buat keputusan dengan hati-hati. Pertimbangkan dengan masak-masak segi baik atau buruk
sebelum memutuskan sesuatu.
f)Biarkan orang lain ikut memikirkan masalah anda. Ceritakan kepada pasangan hidup, teman,
supervisor atau pemimpin agama. Mereka mungkin bisa membantu meletakkan masalah anda
sesuai dengan proporsinya dan menawarkan cara-cara pemecahan yang berguna.
g) Bangun suatu sistim pendorong yang baik dengan cara banyak berteman dan mempunyai
keluarga yang bahagia. Mereka akan selalu bersama anda dalam setiap kesulitan.Jaga
kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olahraga secara teratur.
h) Rencanakan waktu untuk rekreasi.

i) Tehnik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa
2.3.9 Komplikasi stress
a) Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
b) Sakit mental, hysteria.
c) Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
d) Tidak bisa tidur (insomnia).
e) Migren/kepala pusing.
f) Sakit maag.
g) Serangan asma yang tambah berat.
h) Ruam kulit

2.3.10 Penatalaksanaan
a. Belajar melihat masalah secara proposional
Bila dihadapkan pada suatu pilihan misal antara sekolah atau pekerjaan dengan pelatihan yang
harus dijalani, maka harus berani mengambil keputusan yang tentunya harus didiskusikan atau
berkonsultasi terlebih dahulu dengan pelatih, guru atau atasan bila sudah bekerja secara
terbuka, untuk mendapatkan pemecahan yang lebih baik, tentunya keputusan ada pada diri
anda dengan cara melihat sudut pandang yang lebih luas.
b. Berani menghadapi resiko

1.

Takut pada resiko merupakan hal yang paling menimbulkan stress dan merupakan

penghalang keberhasilan.
2. Pada seni beladiri prestasi kita mengetahui resiko bila kita akan bertanding yaitu resiko
kalah dalam pertandingan dan resiko akan cedera.
Sebagai gambaran di dunia ini tidak ada jaminan mutlak, tidak ada perencanaan yang anti

3.

gagal, kehidupan memang demikian.


Kalau kita sudah mengetahui resiko merupakan bagian kehidupan, maka kita perlu

4.

belajar menghadapi resiko dengan rasa optimis, kalau pikiran kita selalu dipenuhi
kemungkinan-kemungkinan buruk, maka justru itulah yang benar-benar terjadi pada anda.
Sebaliknya kalau pikiran-pikiran kita dipenuhi kemungkinan-kemungkinan yang baik, maka
yang terjadi pada kita juga adalah hal-hal yang baik.
c. Berlatih sesuai dengan bidang kemampuan anda
Jika anda tidak yakin dimana bidang kemampuan anda, inilah resep yang dapat membantu anda
untuk segera mengetahuinya, jika anda membuat suatu kesalahan dan hal itu malah menjadi
tantangan bagi anda bukannya membuat anda stress, bisa jadi anda telah bekerja sesuai dengan
bidang kemampuan anda.

Anda mungkin juga menyukai