PI (Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Perekonomian Indonesia)
PI (Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Perekonomian Indonesia)
OLEH:
Herry Dwiyanto Manukoa ( 1215351024 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Penyusunan
makalah
ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, doa, dan saran berbagai pihak. Pada
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................3
Pendahuluan.................................................................................................................................3
BAB I1.............................................................................................................................................5
Isi.................................................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................10
Penutup......................................................................................................................................10
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Salah satu rahmat yang patut disyukuri dari kemerdekaan bangsa Indonesia adalah tetap
tegaknya kesatuan bangsa dalam kemajemukan dan kebhinnekaan. Kemerdekaan tidak hanya
diisi dengan semboyan-semboyan persatuan, melainkan telah pula diwujudkan dengan
kemajuan fisik. Tampak pula bahwa kian muncul kesadaran yang meluas bahwa daerah harus
lebih diberdayakan dengan memberikan peluang dan keleluasaan untuk menata dirinya
sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perekonomian Indonesia
2. Untuk mengetahui peranan otonomi daerah di dalam perekonomian Indonesia
3. Untuk mengetahui penerapan otonomi daerah, dampak positif serta negatifnya.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dijadikan sebagai pembahasan dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana peran otonomi daerah dalam perekonomian Indonesia?
2. Apakah dampak positif dan negatif dari pelaksanaan otonomi daerah?
BAB I1
Isi
Pesatnya pembangunan selama seperempat abad terakhirsebelum terjadinya krisis
ternyata, justru masih saja meningkatkan dominasi pusat-pusat pertumbuhan yang telah ada
selama ini, terutama Jakarta dan sekitarnya. Kira-kira dua pertiga kue nasional dinikmati oleh
Jawa dan lebih dari empat perlima bertengger di Kawasan Barat Indonesia. Jika dengan memakai
indikator yang peling kasar saja yaituPDRBkondisi ketimpangan ini sudah demikian parah,
tentu akan lebih timpang lagi jika menggunakan indikator kesejahteraan.
1.
2.
Trend Desentralisasi
Salah satu pilar yang harus ditegakkan dalam mengembangkan otonomi daerah yang lebih
nyata adalah aspek pembiayaan. Tanpa keseimbangan pemberian otonomi antara tugas dan
tanggung jawab dengan aspek pendanaanya, maka esensi otonomi menjadi kabur.
Di sinilah salah satu masalah utama dari pemberdayaan daerah dalam upaya pemerataan
pembangunan. Profil hubungan keuangan pusat-daerah hingga kini menujukan cengkeraman
pemeritah pusat yang teramat kuat atas pemeritah daerah. Tanpa adanya perubahan yang cukup
mendasar dalam pola hubungan keuangan pusat-daerah, agak sulit mebayangkan terjadinya
perbaikan ketimpangan pembagunan antardaerah.
Meskipun disadari masih terbuka peluang yang cukup besar dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah, namun tampaknya untuk mengakselerasikan proses pembangunan di daerah mutlak
memerlukan pengaturan kembali dalam hubungan keuangan pusat-daerah.
Dari paparan diatas, sangat kentara betapa tuntutan otonomi daerah dan perimbangan
keuangan pusat-daerah saling terkait satu sama lain, ibarat dua sisi dari satu koin.
3.
Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah suatu keadaan yang memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan
segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Untuk mewujudkan keadaan tersebut,
berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah
untuk mengidentifikasikan, merumuskan, dan memecahkanya, kecuali untuk persoalan-persoalan
yang memang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan
negara-bangsa. Bukan sebaliknya, yaitu proposisi bahwa seluruh persoalan pada dasarnya harus
diserahkan pada pemerintah pusat, kecuali untuk persoalan-persoalan tertentu yang telah dapat
ditangani oleh daerah.
Jika proposisi pertama yang menjadi acuan untuk pemberdayaan daerah, maka tidak ada alasan
yang membuat munculnya kesan kuat bahwa pemerintah pusat masih setengah hati memberikan
otonomi penuh kepada daerah.
4.
kesempatan
yang
seluas-luasnya
bagi
daerah
untuk
mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya secara optimal. Dengan demikian, setiap daerah
niscaya memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu, relatif terhadap daerah-daerah lainnya.
6
Bahkan, dilihat dari segi potensinya keunggulan tersebut bisa bersifat mutlakmisalnya, yang
berasal dari aspek lokasi ataupun anugrah sumber (factor endowment).
Beberapa prasyarat dibutuhkan untuk menyiapkan daerah-daerah menjadi pelaku aktif di kancah
a.
pasar global:
Terjaminnya pergerakan bebas dari seluruh faktor produksi, barang dan jasa di wilayah
b.
c.
d.
e.
f.
5.
semacam prasyarat minimum bagi setiap daerah untuk bisa menjalankan fungsinya sebagai
administrator dan regulator untuk menyejahterakan rakyatnya. Perlu pula ditekankan bahwa
pencapaian pada standar tertentu tidaklah bersifat statis. Jadi, tingkat pencapaian yang telah
digapai bisa dijadikan sebagai titik tolak untuk menuju pada standar minimum yang telah
ditetapkan.
Bagi Badan Standardisasi Nasional, boleh jadi yang menjadi concern adalah standardisasi
pada tingkat nasional. Jika demikian halnya, hendaknya standardisasi yang diterapkan lebih
bersifat memacu kulitas dan melindungi konsumen serta masyarakat ketimbang sebagai prasyarat
yang ketat. Adapun untuk standardisasi yang berada pada tingkat propinsi dan kabupaten, lebih
diarahkan untuk kegiatan-kegiatan daerah yang ruang lingkup dan dampaknya lebih terbtas (nontraded).
kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan daerah pendapatannya kurang
akan tetap begitu-begitu saja tanpa ada pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan
karena ini sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
BAB III
Penutup
1.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari uraian-uraian di atas adalah :
Pemberlakuan otonomi daerah sudah bukan menjadi sekedar tuntutan politis, tetapi sudah
menjadi tuntutan zaman. Karena itu setiap daerah berhak untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri serta mengoptimalkan segala sumber daya
2.
3.
4.
10
Daftar Pustaka
Basri, Faisal. 2002. PEREKONOMIAN INDONESIA tantangan dan harapan bagi kebangkitan
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Tambunan, Tulus, T.H. 2003. PEREKONOMIAN INDONESIA beberapa masalah penting. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad. 2006. EKONOMIKA PEMBANGUNAN teori, masalah dan kebijakan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN d/h AMP YKPN.
http://www.scribd.com/doc/19470904/Otonomi-Daerah
11