Bahan Pts Up Date Kiswandi
Bahan Pts Up Date Kiswandi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan
bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di
SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai
oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum
di setiap satuan pendidikan (Depdiknas, 2006:47).Pencapaian SK dan
KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta
didik untuk membangun
kemampuan,
bekerja
ilmiah,
dan
menyelidiki
alam
keterampilan
proses
mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta. Dalam proses mencari
tahu ini pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan Kerja Ilmiah dan
Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan
mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik penunjang yang
memungkinkan siswa dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang
bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep.
Sementara kenyataan di lapangan, pada mayoritas SD, tuntutan karakteristik pendidikan IPA sebagaimana diamanatkan oleh KTSP masih jauh dari
yang dimaksudkan.Implementasi KTSP lebih terfokus pada pembenahan jenisjenis administrasi pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan KBM belum
menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal ini disebabkan antara lain,
pemberlakukan KTSP belum disertai dengan pelatihan bagi guru-guru
bagaimana mengelola pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Selain itu, fasilitas pembelajaran IPA seperti media dan alat peraga, kualitas
dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu jauh dari memadai.
Pembelajaran seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif
dalam suasana yang menyenangkan, meng-gairahkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk semua itu maka
diperlukan adanya standar proses pembelajaran.
yang dimiliki tidak sesuai dengan jumlah guru yang diperlukan juga tingkat
kemampuan guru dalam mengajar masih sangat rendah. Maka untuk mengatasi
dan mengantisipasi rendahnya mutu pendidikan salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Untuk
meningkatkan pelayanan pendidikan pada tingkat instruksional harus dimulai
dari peningkatan kualitas layanan yang secara operasional dilaksanakan oleh
guru.
Hal ini berlandaskan pada pemikiran bahwa guru memegang peranan
yang sangat vital dan strategis dalam upaya pengembangan dan pembaharuan
pendidikan.Guru merupakan kunci utama proses pendidikan. Apapun
kurikulum dan sarana yang dimiliki sekolah, pada akhirnya gurulah yang
menggunakan dalam proses pendidikan. Untuk itu guru dituntut agar mampu
memfasilitasi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, memberikan
motivasi kepada siswa, menyediakan iklim belajar yang kondusif, melakukan
inovasi-inovasi
dalam
pembelajaran,
dan
mampu
mentransfer
ilmu
dalam
melaksanakan
pembelajaran
banyak
guru
yang
bidang
ilmu
yang
berkaitan.
Kekurangmampuan
guru
dalam
mengelola
kelas
adalah
kemampuan
guru
untuk
diperlukan
untuk
berlangsungnya
proses
pembelajaran.
Proses
menghasilkan
perubahan
peserta
didik.
Inti
dari
proses
peningkatan
kemampuan
guru
mata
pelajaran
Ilmu
peningkatan
kemampuan
guru
mata
pelajaran
Ilmu
peningkatan
kemampuan
guru
mata
pelajaran
Ilmu
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
kalangan,antara lain:
1. Bagi pengawas dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam
melakukan pembinaan kepada para guru melalui supervisi klinis.
2. Bagi para guru dapat memberikan manfaat yang besar dalam
membantu memecahkan
penyusunan
perencanaan
pembelajaran,sehingga
mampu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Supervisi Klinis
1. Supervisi Klinis
Supervisi klinis mulai dikembangkan pada akhir dasa warsa lima
puluhan dan awal enam puluhan oleh Morris L. Cogan, Robert Goldhammer,
dan Richard Weller di Harvard School of Education. Model supervisi klinis
lebih menekankan pada hubungan tatap muka antara supervisor dengan guru
serta terpusat pada perilaku aktual guru dalam mengajar. Acheson dan Gall
( 1980 ) memberikan istilah supervisi klinis sebagai Teacher
Centered
supervisor
untuk
mengemukakan
pendapat,
tidak
mendominasi
K.A. Archeson dan M.D. Gall (1980 : 25) terjemahan S.L.L Sulo,
1985 : 5, mengemukakan supervisi klinis adalah proses membantu
guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar
yang nyata dengan dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
supervisi klinis adalah suatu proses pembimbing dalam pendidikan
yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam
pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara
objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku
mengajar guru. Ungkapan supervisi klinis (Clinical supervision)
sebenarnya digunakan oleh Morries Cogan, Robber Education.
Tekanan dalam pendekatan di Havard School of bersifat khusus
melalui tatap muka dengan guru pengajar. Inti bantuan terpusat pada
perbaikan penampilan dan perilaku mengajar guru (Archeson dan
Gall, 1980 :8).
c.
dalam
supervisi
klinis
melalui
tiga
tahap
masalah
akan
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
proses
Untuk
menjalankan
tugasnya
guru
harus
menguasai
dapat
Underwood
meningkatkan
(1987)
mutu
keterampilan
pembelajaran.
mengajar
yang
Seperti
baik
dikemukakan
akan
sangat
salah
satu
alternatif
untuk
membantu
guru
dalam
suatu
keterampilan
menyajikan
bahan
belajar
yang
Penjelasan
harus
disesuaikan
dengan
kemampuan
dan
2. Keterampilan Bertanya
a. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta
didik
b. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :
-
c. Jenis-jenis pertanyaan
-
d. Prinsip-prinsip bertanya
-
Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan katakata yang sederhana
Tekhnik menunggu
Tekhnik mekacak
peserta
didik
sekaligus
mengatasi
kebosanan
dan
c. Jenis-jenis variasi
-
c. Jenis-jenis penguatan
-
Penguatan Verbal
Penguatan Gestural
d. Prinsip-prinsip penguatan
-
menyimpulkan
materi
pelajaran,
mengetahui
tingkat
c.
keterampilan
dalam
pengajaran
perorangan
atau
Mengatur
semua
perlengkapan
dan
peralatan
yang
Memusatkan perhatian
Menegur
Membagi perhatian
Memberi penguatan
Pengelolaan kelompok
Menemukan
dan
memecahkan
tingkah
laku
yang
menimbulkan masalah
e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan
mengelola kelas :
-
Penyimpangan
Kesenyapan
Bertele-tele
kerja
sama
kelompok
bertujuan
memecahkan
suatu
Memperjelas permasalahan
Pemusatan perhatian
Menutup diskusi
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam
2 (dua) siklus, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2)
implementasi tindakan, 3) observasi dan interpresentasi tindakan, dilanjutkan
dengan analisis dan evaluasi, dan 4) refleksi.
Siklus I
1. Perencanaan
Tindakan pertama digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara menilai
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Adapun langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam siklus pertama adalah sebagai berikut. a. Peneliti
menilai guru yang sedang
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Instrumen
Penelitian Keterampilan Guru (APKG I).
b. Guru
menerima
hasil
penilaian
dari
peneliti,
kemudian
mendiskusikan bagian-bagaian
pelaksanaan proses pembelajaran yang masih dianggap kurang.
c. Mengadakan tindakan balikan
guru
siklus
II
dilaksanakan
dengan
penyempurnaan
proses
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan skenario yang telah
ditentukan. Pada siklus I dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pelaksanaan
supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru mengelola proses
pembelajaran dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Pebruari 2015.
Secara rinci pertemuan I sampai pertemuan ke IV dituangkan dalam tabel
berikut.
Tabel 01 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I hingga Pertemuan IV
No.
Hari/Tanggal Pertemuan
1 Senin, 5-1-2015
2 Senin , 19-1-2015
3 Senin , 26-1-2015
4
Materi
Menyusun RPP
Melaksanakan Proses Pembelajaran
Kelengkapan Administrasi
Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru mata
Senin , 2-2-2015
Pelajaran IPA dalam mengelola proses
Senin, 9-3-2015
Materi
Menyusun RPP
Melaksanakan Proses Pembelajaran
Kelengkapan Administrasi
Kendala-kendalayangdihadapiolehgurumata
Pelajaran IPA dalam mengelola proses
Pembelajaran
melaksanakan
proses
pembelajaran,
dan
kelengkapan
Kemampuan guru
Kelengkapan
merencanakan proses
melaksanakan proses
administrasi guru
Pembelajaran
92,19%
(sangat baik)
pembelajaran
97,38%
(sangat baik)
95,32%
(sangat baik)
No
Siklus
Kemampuan guru
Kemampuan guru
Kelengkapan
merencanakan proses
melaksanakan proses
administrasi guru
pembelajaran
78,28%
75,83%
(baik)
(baik)
I
II
pembelajaran
78,70%
(baik)
92,19%
97,38%
95,32%
(sangat baik)
(sangat baik)
(sangat baik)
tentang
cara
pemilihan
cara
meningkatkan proses belajar mengajar (La Sulo, Effendi, Godjali, 1994). Selama
ini supervisi yang dilakukan pengawas lebih banyak berupa instruksi yang harus
diikuti guru, tanpa ada interaksi atau diskusi. Melalui supervisi klinis yang
dilakukan, guru merasa nyaman dalam memaparkan kesulitan-kesulitan yang
dialami. Terjadi interaksi yang kondusif antara guru dengan peneliti, sehingga
bimbingan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil meningkatkan kemampuan
guru.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik
simpulan sebagai berikut.
A.Simpulan
1.
2.
75,83% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 97,38% yang
tergolong sangat baik. Melalui supervisi klinis yang bersifat kolegial, guru
dengan leluasa mengemukakan kesulitannya dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga peneliti bisa memberikan penjelasan yang lebih
mendalam dan akhirnya kemampuan guru lebih meningkat.
3.
4.
B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
1.
yang
telah
diadakan
Bagi
guru,
hendaknya
mampu
meningkatkan
kemampuan
dan
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
La Sulo S.L, Effendi A.R, Godjali D. 1994. Supervisi Klinis. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.
Lasmawan,
Wayan.
2010.
Indonesia Press.
Sukardi.
Aksara
2008. Metodologi
Nama Sekolah :
Alamat
: ...................................................................................
....................................................................................
Saran
N
Aspek Yang Diamati
Tanggapan
Alasan/Kendala
dan
o
Solusi
1
Apakah Tujuan
Semua Unsur
Pendidikan ,tujuan
Sebagian
Sekolah,Visi dan
Besar
Sebagian
Kecil
unsur sekolah?
Saran
N
Aspek Yang Diamati
Tanggapan
Alasan/Kendala
dan
o
Solusi
Ya
Tidak
dijadikan pedoman
3
dalam penyusunan
Program Sekolah
dan RAPBS?
Ya
Tidak
Apakah Mata
4
Pelajaran di sekolah
sesuai dengan
struktur kurikulum
Ya
di KTSP?
Tidak
5
Apakah ada
penambahan Mata
Ya
Pelajaran di luar
Tidak
Struktur Kurikulum
Saran
N
Aspek Yang Diamati
Tanggapan
Alasan/Kendala
dan
o
Solusi
yang telah
Ya
ditentukan BSMP?
Tidak
Apakah Waktu
Ya
untukTatap Muka
Tidak
Perjam Pelajaran 40
menit?
Ya
Apakan Sekolah
Tidak
memampaatkan 4
jam pelajaran
tambahan
Sesuai KKM
Di atas KKM
Apakah muatan
Di bawah
lokal yang
KKM
dilaksanakan sesuai
1
0
dengan yang
Ya
ditetapkan dalam
Tidak
KTSP?
............,................... 2015
Supervisor,
Nama Sekolah
Nama Guru
Mata Pelajaran
No
Aspek
Tanggapan
A.
Kelengkapan Dokumen KTSP
1. Ketersediaan Buku Kerangka
( ) Sangat lengkap
Dasar Kurikulum (KTSP)
( ) Lengkap
( ) Kurang lengkap
( ) Tidak ada
( ) Sangat lengkap
( ) Lengkap
( ) Kurang lengkap
( ) Tidak ada
No
Aspek
Tanggapan
( ) Sangat lengkap
( ) Lengkap
RPP".
( ) Kurang lengkap
( ) Tidak ada
( ) Sangat lengkap
Pengembangan Penilaian
( ) Lengkap
Berbasis Kelas.
( ) Kurang lengkap
( ) Tidak ada
(.....) Menguasai
(.) Kurang Menguasai
(.) Tidak Menguasai
2.
(.....) Menguasai
Pelajaran.
3.
(.....) Menguasai
No
Aspek
Tanggapan
(.) Tidak Menguasai
4.
Mampu mengembangkan
(.....) Menguasai
(.) Kurang Menguasai
5.
Mampu mengembangkan
Rencana Langkah-langkah
(.....) Menguasai
Pembelajaran
6.
Kelas
(.....) Menguasai
(.) Kurang Menguasai
(.) Tidak Menguasai
7.
Mampu Mengembangkan
(.....) Menguasai
Pengayaan
No
8.
C
1.
Aspek
Mampu Mengembangkan
(.....) Menguasai
Terstruktur.
dan memadai
2.
bangkan
Per-Semester telah
dan memadai
3.
Tanggapan
bangkan
dan memadai
No
4.
Aspek
Tanggapan
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP) Mata
bangkan
dan memadai
5.
dan memadai
D.
1.
Pemanfaatan:
No
2.
Aspek
Tanggapan
(.) Memadai
Pemanfaatan:
3.
Ketersediaan:
Visual
(.) Cukup
(.) Kurang
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
4.
Ketersedian Komputer
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
No
5.
Aspek
Ketersediaan Buku Teks
Tanggapan
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
6.
Ketersediaan Referensi
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
7.
Buku siswa/modul
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
No
8.
Aspek
Majalah
Tanggapan
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
9.
Peralatan Praktik
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
No
10.
Aspek
Bahan Praktik
Tanggapan
(.) Memadai
(.) Cukup memadai
(.) Kurang memadai
(.) Tidak Tersedia
Pemanfaatan:
11.
Lainnya:
(.) Memadai
Pemanfaatan:
E.
Pelaksanaan Pembelajaran
1.
(.) Ya
(.) Tidak
No
2.
3.
Aspek
Tanggapan
Kegiatan pembelajaran
(.) Selalu
(.) Sering
(.....) Kadang-kadang
disusun.
mengikuti kegiatan
(.) Mudah
pembelajaran
4.
kegiatan pembelajaran
(.) Aktif
(.) Tidak tentu
(. ) Tidak aktif
5.
mengerjakan (Learning by
(.) Mungkin
doing)
No
6.
7.
Aspek
Tanggapan
Komponen-komponen
(.) Mungkin
pemahamannya terhadap
(.) Mungkin
8.
(.) Memadai
(.....) Kurang memadai
(.....) Tidak memadai
9.
(.) Sesuai
(.....) Kurang sesuai
(.....) Tidak sesuai
No
10.
11.
Aspek
Tanggapan
(.) Tuntas
dapat tuntas
12.
13.
Kegiatan remidi
(.) Selalu
(..) Sering
(.) Kadang-kadang
target kompetensi
Pengayaan diselenggarakan
(.) Selalu
(.) Sering
(.) Kadang-kadang
kompetensi
ABSTRAKS
Kuswandi,2015 Dalam wacana seperti itu maka IPA bukan sekadar cara
bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan science as a way of knowing.
Artinya,IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan,
keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai
(values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial,
manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang dipaparkan, maka
permasalahannya adalah sebagai berikut.1)Bagaimanakah peningkatan
kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 10 Petarukan
Kecamatan Petarukan tahun pelajaran 2014/2015dalam merencanakan
pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis? 2) Bagaimanakah peningkatan
kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 3) Bagaimanakah
peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam
melengkapi administrasi setelah mengikuti supervisi klinis? 4) Kendala-kendala
apa yang dihadapiguru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam dalam mengelola
proses pembelajaran dengan menggunakan supervisi klinis?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) Peningkatan
kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan
proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis 2) Peningkatan
kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan
proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis 3) Peuningkatan
kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melengkapi
administrasi setelah diadakan supervisi klinis 4) Kendala-kendala apa yang
dihadapi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Adapun metode yang digunakan adalah penelian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus dan setiap siklusnya ada 4 pertemuan, dengan subyek
penelitian guru SD Negeri I Petarukan sebanyak 10 guru.
Simpulan 1) Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan
guru IPA SD Negeri 1 Petarukan Kecamatan petaraukan kabupaten Pemalang
dalam merencanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas No.
41 tahun 2007. Hal ini terlihat dari tingkat kemampuan guru pada siklus I sebesar
78,28% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 92,19% yang
tergolong sangat baik. Sepervisi klinis yang diterapkan mampu mengatasi
kesulitan dan hambatan guru dalam merencanakan proses pembelajaran, karena
sifatnya yang kolegial. Tidak ada lagi instruksi yang bersifat menekan, tetapi
diskusi atau interaksi yang kondusif.2)Penerapan supervisi klinis dapat
meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Hal ini terlihat dari tingkat kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran
pada siklus I sebesar 75,83% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II
menjadi 97,38% yang tergolong sangat baik. Melalui supervisi klinis yang bersifat
kolegial, guru dengan leluasa mengemukakan kesulitannya dalam melaksanakan
proses pembelajaran, sehingga peneliti bisa memberikan penjelasan yang lebih
mendalam dan akhirnya kemampuan guru lebih meningkat.3) Penerapan supervisi
klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melengkapi administrasi.
Hal ini terlihat dari tingkat kelengkapan administrasi pada siklus I sebesar 78,70%
yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 95,32% yang tergolong