LABORATORIUM KLINIK
RUTIN
Oleh:
Dr. Rusmiyati Wijaya, M.Sc,
SpPK
PEMERIKSAAN DARAH
Darah: cairan yang mengalir dalam
pembuluh darah
Normal, jumlah total volume darah
pada orang dewasa 5 L
Susunan darah lengkap:
sel-sel darah (45%)
Plasma darah (55%)
3. Trombosit
Plasma darah
(55%)
Air (90%)
Protein
Karbohidrat
Lemak
Vitamin
Elektrolit
Garam-garam
mineral
Hormon
enzim
Fungsi Darah
1. Sebagai alat pengangkut
Transport O2 dan CO2
Transport zat makanan
Transport sisa metabolisme
Pemeriksaan Hemoglobin
1. Secara kuantitatif
Cara fisika
Membandingkan BJ darah dengan BJ larutan
CuSO4
Cara kimia
mgFe / 100mldarah
Mengukur kadar
Hb( g Hb
/ dl ) berdasarkan kadar
3,47
Fe dalam eritrosit.
Cara gasometrik
Cara kolorimetrik: visuil dan fotoelektrik
Pemeriksaan Hemoglobin
Cara Kolorimetrik (sambungan)
a. Visuil (cara SAHLI = cara hematin asam)
Prinsip: darah + HCl 0,1 N hematin
asam (coklat)
Faktor kesalahan: 20%
a. Fotoelektrik
a. Sianmethemoglobin
b. oksihemoglobin
Pemeriksaan Hemoglobin
2. Secara kualitatif
1. Pemeriksaan terhadap HbF
a. Acid elution test
b. Tes denaturasi terhadap alkali
Pemeriksaan Hemoglobin
Penetapan Kadar Hemoglobin (Hb)
1.Menurut cara SAHLI
Prinsip: Hemoglobin darah + larutan
HCl 0,1 N berubah menjadi hematin
asam, lalu kadarnya diukur dengan
membandingkan warnanya dengan
warna standar secara visual.
Pemeriksaan Hemoglobin
SAHLI:
warna standar
tabung hemometer
Nilai normal:
Pria: 13,0 18,0 g/dL
Wanita: 12,0 15,0 g/dL
Pemeriksaan Hemoglobin
2. Menurut cara Sianmethemoglobin (HiCN)
Prinsip:
Hb darah + larutan K3Fe(CN)6 methemoglobin
Methemoglobin + lar. KCN Hemoglobin sianida (HiCN)
WHO menganjurkan pemeriksaan kadar Hb dengan cara ini
karena:
mudah dilakukan
mempunyai standar yang stabil
Dapat mengukur semua jenis Hb, kecuali sulf Hb
Dengan cara ini waktu yang diperlukan hanya: 3 menit.
: fase pembentukan
rouleaux, berlangsung 15
II : fase pengendapan 30
III : fase pemadatan 15
II
I
0
15
III
45
60
Wintrobe
Antikoagulan
Double oxalate/EDTA
kering
Pengenceran darah
4:1
1 kali
Panjang alat
300 mm
110 mm
Diameter alat
2,5 mm
2,5 mm
Garis-garis skala
0-200
0-100
Nilai normal:
Pria
Wanita
0-10 mm/jam
0-15 mm/jam
0-10 mm/jam
0-20 mm/jam
Penyakit abdomen/pelvis
Radang pelvis akut
Kehamilan tuba yang pecah
Lain-lain:
Multiple myeloma, anemia tertentu
Hipertiroidisme dan lain-lain
Pemeriksaan Hematokrit
(Ht)
Hematokrit adalah volume eritrosit dalam
100 ml darah dan dinyatakan dalam
persen (%)
Penetapan Ht ada 2 cara:
1. Makrometoda
2. Mikrometoda
Pemeriksaan Hematokrit
(Ht)
Makrometoda
Mikrometoda
Alat
Tabung wintrobe
Pipet kapiler
Kecepatan
pemusingan
3000 rpm
16.000 rpm
Lama pemusingan
30 menit
3-5 menit
Yang dilaporkan
a. Indeks ikterus
b. Tebal buffy coat
c. Hematokrit
hematokrit
Improved Neubauer
Fuchs Rosenthal
Thoma
Burker
Neubauer
Pipet pengencer
Yang sering digunakan: Pipet Thoma
Ada 2 macam:
Pipet eritrosit, terdiri:
Butir kaca berwarna merah
Pipet kapiler dengan garis-garis tanda 101 - 1,0
0,5
HITUNG LEUKOSIT
Bahan: darah kapiler/darah dengan
antikoagulan EDTA
Pipet pengencer: pipet leukosit
Larutan pengencer: larutan Turk
Bersifat asam (asam asetat 2%)
Mengandung zat warna gentian violet 1%
HITUNG ERITROSIT
Bahan: darah kapiler/darah dengan
antikoagulan EDTA
Pipet pengencer: pipet eritrosit
Larutan pengencer: larutan Hayem, Gower,
Formal sitrat
Sel yang dihitung: semua sel dalam 5 bidang
sedang yang terletak pada bidang besar di
tengah-tengah
Nilai normal:
Pria: 4,5 5,5 juta/L darah
Wanita: 4,0 5,0 juta/L darah
Contoh:
Telah dihitung eritrosit: 3 jt/L, Ht: 27%,
Hb: 8,1 g/dL. Tentukan MC Valuesnya!
Jawab:
Ht
27
MCV
MCH
Kesan:
x 10
x 10 90 fL
Hb
8,1
x 10
x 10 27 pg
E
3
Hb
8,1
MCHC
x 100
x 100 30 %
eritrosit
......
Ht
27
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
:
:
:
:
: 0-1 %
1-3 %
: 2-6 %
50-70 %
20-40 %
2-8 %
Contoh:
1
10
Bas
Eos
jmlh
0
II
Bat
III
II
II
15
5
Seg
IIII
III
IIII
IIII II
IIII
IIII
IIII II
IIII I
53
Lim
III
IIII
II
II
II
III
II
24
Mon
Total 10
III
I
10
10
10
10
I
10
10
10
3
10
10
100
URINALISA
Urinalisa merupakan bagian dari
pemeriksaan fisik secara rutin
Tanpa urinalisa, pemeriksaan
terhadap pasien belumlah sempurna
Jadi urinalisa merupakan salah satu
pemeriksaan laboratorium yang
penting dalam diagnosa klinik
PENGUMPULAN URIN
Untuk mendapatkan urin steril dapat
dilakukan
Katheter
Midstream urin (urin porsi tengah)
Supra pubic puncture (urin SPP)
PENGAWET URIN
Bila kita terlambat mengirim urin ke lab /
kita sedang sibuk dengan pemeriksaan
CITO, maka pemeriksaan urin dapat ditunda
dengan cara:
1. Disimpan dalam lemari es (4o) dalam botol
tertutup
2. Dengan mencampurkan toluene dalam urin.
Baik untuk mengawet glukosa, aseton, asam
asetoasetat
3. Dengan thymol, mempunyai daya pengawet
seperti toluena.
Baik untuk mengawet sedimen (melindungi
struktur sel dan silinder)
Pengawet (lanjutan)... :
4. Dengan mencampurkan formaldehyde 40%
(formalin) dalam urin.
Khusus dipakai untuk mengkonsentrir
silinder
5. Dengan asam sulfat pekat (H2SO4)
Dipakai untuk penetapan kuantitatif dari:
Ca, N, dan anorganik lain.
6. Dengan sodium carbonat (Na2CO3)
Hanya dipakai untuk menentukan ekskresi
urobilinogen dalam urin 24 jam.
SUSUNAN URIN
Dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Makanan
2. Proses metabolik
3. Kemampuan ginjal mensekresi bahanbahan
Urea
NaCl
Asam urat
Kreatinin
Amoniak
Protein (jmlh kecil)
Enzim
Purin, fosfat
Sulfat (organik /
anorganik)
Cystine & methionine
Gula-gula: pentosa
As. Oksalat
As. Sitrat
As. Piruvat
Asam-asam lemak
Hormon: kortikosteroidestrogen, aldosteron
Cathecolamine
Serotonin
vitamin, dll
PEMERIKSAAN URIN
LENGKAP
Makroskopik:
Jumlah
Warna
Kejernihan
Bau
BJ
pH dan reaksi
Kimia:
Protein
Glukosa
Bilirubin, urobilin,
urobilinogen
Aseton
benzidin
Mikroskopik:
Eritrosit
Leukosit
Silinder
Kristal
Sel-sel
epithel
dll
Pemeriksaan Makroskopik
Urin
1. Jumlah urin
Normal, urin output rata-rata 10001500 mL/hr
Abnormal:
Oliguria
Ketidakmampuan ginjal untuk membentuk urin
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
Ekskresi urin < 500 mL/hr
Dijumpai pada: dehidrasi, diarrhea berat
Abnormal (lanjutan....):
Anuria
Ketidakmampuan ginjal untuk membentuk urin
sama sekali, jadi merupakan kelanjutan dari
oliguria
Biasanya ekskresi urin < 200 mL/hr
Poliuria
Suatu keadaan di mana eksresi urin > 2000
mL/hr, bila intake cairan dibatasi (selama 14 jam)
Nocturia
Keadaan di mana ekskresi urin pada malam hari
> 500 mL dan BJ nya < 1,018
4. Kejernihan
Urin segar adalah urin jernih
Urin keruh jika dibiarkan/didinginkan,
karena adanya lendir, sel-sel epitel, dan
leukosit yang mengendap
Abnormal, bila keruh dari semula,
sebab-sebab bakteri, unsur-unsur
sedimen >>
5. Warna
Normal: berwarna kuning muda-kuning
tua, disebabkan oleh urokrom dan
urobilin
Abnormal, misal:
Kuning : bilirubin, obat-obatan, santonin,
riboflavin
Merah : Hb, uroerythrin
Coklat-kehitaman: hematuria
6. Bau
Normal: disebabkan oleh asam-asam
organik yang mudah menguap
Abnormal:
Makanan yang mengandung zat volatile
(mudah menguap), mis. jengkol, petai,
durian
Obat-obatan: menthol
Bau amoniak: infeksi saluran kencing
Bau busuk: Ca saluran kencing
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
(SEDIMEN)
Bahan:
Urin segar (dalam 6 jam), sebaiknya urin pagi
Pengawet: 4 tetes formalin (1 cc toluene) tiap
120 cc urin
Cara:
7-8 cc urin dipusing 1500-2000 rpm, 5 menit
Supernatant dibuang, sisakan 1/2 cc
Teteskan di atas kaca objek, tutup dengan kaca
penutup, lalu periksa di bawah mikroskop dengan
objek 10 x (LPK) lalu dengan objek 40 X (LPB)
UNSUR-UNSUR SEDIMEN
Umumnya dibagi atas 2 golongan:
Unsur-unsur organik:
Berasal dari suatu organ/jaringan
Unsur-unsru anorganik:
Bukan berasal dari sesuatu jaringan
UNSUR-UNSUR ORGANIK
1. Sel epithel
2. Leukosit
3. Eritrosit
4. Silinder (torak)
a. Silinder hialin
sisi-sisinya paralel dan ujung-ujungnya
membulat, homogen, bening/tak
berwarna
b. Silinder berbutir halus/kasar
c. Silinder eritrosit
d. Silinder leukosit
e. Silinder lemak
9. Potongan-potongan jaringan
10.Bakteri-bakteri misal: S. typhi, M.
tbc, E. coli
11.Parasit-parasit, misal:
Trichomonas vaginalis
Schistosoma haematobium
UNSUR-UNSUR ANORGANIK
1. Bahan amorf
Normal:
Urat-urat dalam urin asam
Fosfat-fosfat dalam urin lindi
2. Kristal-kristal
a. Normal:
b. Abnormal
PEMERIKSAAN KIMIAWI
Protein
Adanya protein dalam urin disebut:
proteinuria
Pemeriksaan proteinuria berdasarkan:
I. Presipitasi:
Asam sulfosalicyl
Asam asetat (dengan pemanasan)
Penilaian
(-)
:
1 (+) :
2 (+) :
3 (+) :
keping
4 (+) :
tetap jernih
keruh halus
berbutir-butir halus
berbutir-butir kasar (berkepinghalus)
berkeping-keping kasar
PROTEINURIA
Fisiologis:
Kerja fisik yang
berat, ortostatik,
kehamilan
Kedinginan, demam
Patologis:
Renal:
Nefritis, nefrosis
Kerusakan ginjal
pada: TBC, Lues, Ca,
DM
Prerenal:
Bendungan karena
decomp. Cordis
Sirosis hepatis
Tumor yang menekan
v.renalis/cabangcabangnya
Zat kimia: Ag, Pb,
toxin, dan obatobatan
Post renal:
Pyelitis
Cystitis
urethritis
FAECES
Pemeriksaan tinja:
Untuk melakukan pemeriksaan tinja maka
sebagai contoh didapat dari tinja yang
keluar spontan atau diperoleh dari rectal
swab dengan menggunakan sarung
tangan. Pemeriksaan tinja tidak boleh
ditunda lebih dari beberapa jam (3 jam):
untuk protozoa (Entamoeba hystolitica)
pemeriksaan haruslah dilakukan dalam
waktu kurang dari 30 menit sejak tinja
diperoleh/dikeluarkan. Tinja harus
diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Makroskopis
Volume
Normal
Abnormal
Warna
Normal
Abnormal
Makroskopis
Bau: Khas oleh karena adanya indol,
skatol, dan asam butirat
Konsistensi:
Normal
: lunak
Abnormal : cair pada diare
keras pada konstipasi
Perhatikan adanya darah atau parasitparasit.
Mikroskopis
Sebagai larutan pengencer dipakai
NaCl 0,9% atau eosin 1,2% atau lugol
1%
Normal: sel-sel epitel, sisa makanan, sel
ragi Blastocystis hominis
Abnormal: telur cacing, Ascaris
lumbricoides, Enterobius vermicularis,
Trichuris trichiura, Necator americanus,
Ancylostoma duodenale
Protozoa:
Vegetatif/kista E.histolytica
Makrofag
Kista Charcoot leyden
Chemist/khusus:
Benzidine test
Konsentrasi kista dan telur: kista dan telur
diapungkan dengan menggunakan larutan
ZnSO4.7H2O yang kemudian diputar dengan
centrifuge parasitologi.