Epidermis
corneum, stratum spinosum dan stratum basale yang menjadi barier dari
lingkungan luar. Pada kulit tebal terdiri dari 5 lapisan yaitu stratum corneum,
lucidum, granulosum, spinosum dan basale. Lapisan epidermis bermigrasi dari
yang paling basal ke superficial untuk membentuk keratin dan dilepaskan jika
-
2. Epidemiologi
Kematian karena luka bakar secara umum muncul langsung setelah kejadian luka bakar
atau beberapa minggu setelahnya akibat kegagalan organ multisystem. Pada semua kejadian
luka bakar, 66% terjadi dirumah dan kejadian fatal pada umur yang ekstrim, sangat muda dan
dewasa muda. Penyebab yang paling utama adalah luka bakar karena api dan luka melepuh.
Luka lepuh paling umum terjadi sampai dengan umur 5 tahun.
3. Definisi Luka Bakar
Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma suhu/
termal. Luka bakar dikarakteristikan dengan kerusakan kulit yang kemudian dapat
menyebabkan kematian sel, tergantung pada penyebab dan derajat cedera.
4. Etiologi
Penyebab pada luka bakar antara lain :
- Luka bakar thermal : Api , cairan panas non kimia, kontak (Benda panas)
- Luka bakar listrik : konduksi arus listrik yang melewati jaringan
- Luka bakar kimia : kontak dengan senyawa kimia dalam bentuk cairan, padat,
-
gas/uap.
Luka bakar radiasi : paparan matahari, x-ray, lampu
5. Faktor Resiko
- Pria > Wanita
- Anak berusia 1-9 tahun
- Negara berkembang > negara maju
- Pekerjaan yang terpapar dengan api
- Kurangnya alat pengaman
- Pekerjaan rumah (memasak)
Kedalaman Luka
b. Derajat II
Superfisial dermal burn
Kondisi di mana luka bakar menyerang seluruh epidermis hingga 1/3
atas dermis. Eritema, nyeri hebat, pucat saat ditekan, dasar luka
kemerahan. Peningkatan permeabilitas mikrovaskular terjadi pada luka
bakar jenis ini sehingga menginduksi interstitial oedema.
c. Derajat III
Full Thickness or subdermal burn
Kondisi di mana telah terjadi destruksi dari seluruh elemen kulit,
bahkan terkadang telah melibatkan otot, tendon, atau tulang di
bawahnya. Organ kulit mengalami kerusakna, tidak ada lagi sisa
elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, tampak kering, berwarna putih
mengkilat atau berwarna cokelat-kehitaman. Akibat dari nervus yang
Penentuan kedalaman luka bakar penting untuk menetukan terapi yang tepat, apakah
perlu dilakukan tindakan operatif atau hanya terapi local.
Kedalaman
Etiologi umum
Superficial
Sunburn
Gambaran Klinis
Bullae
Sensasi
Penyembuhan
Eritema, bengkak
Tidak ada
Painful
Sembuh rata-rata
dalam
Superficial
scalds of limited
dermal
Deep dermal
duration
Scalds of long
duration
Eritema,
dengan
Ada
capillary return
Eritema
tanpa
capillary return
-Kontak
dengan
thickness
material panas
-Kimia
-Electrical
Hangus berwarna
hari.
Tanpa skar.
Sembuh spontan
rata-rata dalam 14
Tidak ada
(permukaan
basah
Full
Painful
Painless
hari.
Sembuh
spontan
rat-rata bulan-an
dan
licin)
Tidak ada
Painless
Granulasi
cokelat hitam
atau putih, kering,
badan anterior dan posterior 18%, dan perineum dan genitalia 1% dari TBSA. Dalam
perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan penderita adalah 1%
dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak-anak, dipakai modifikasi Rule of Nine menurut
Lind and Browder, yaitu ditekankan pada umur 15tahun, 5 tahun dan 1 tahun.
- Luka bakar derajat II <15 %Luka bakar derajat II < 10 % pada anak anak
- Luka bakar derajat III < 2 %
2. Luka bakar sedang
- Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa
- Luka bakar II 10 20 5 pada anak anak
- Luka bakar derajat III < 10 %
3. Luka bakar berat
- Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa
- Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak anak.
- Luka bakar derajat III 10 % atau lebih
- Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum.
- Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
8.
jaringan dibawahnya, dengan kedalaman luka berdasarkan pada suhu dimana kulit terekspos,
suhu spesifik dari agen penyebab dan durasi terpapar.
Kulit yang merupakan organ terbesar pada tubuh manusia merupakan barrier untuk
transfer energi ke jaringan yang lebih dalam, dimana bila terjadi kerusakan akan terjadi pada
organ ini. Saat itu, respons dari jaringan local akan menyebabkan kerusakan ke jaringan yang
lebih dalam.
Area dari kerusakan superficial dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona koagulasi, zona stasis
dan zona hyperemia.
Zona koagulasi - Area nekrotik dari luka bakar dimana sel menjadi terganggu.
nekrosis koagulatif. Zona ini berhubungan dengan kerusakan vascular dan kebocoran
plasma. Tromboksan A2 yang merupakan vasokonstriktor poten ada dengan
konsentrasi yang tinggi pada luka bakar, dengan aplikasi local inhibitor akan
Respon sistemik
Luas
luka
bakar
Pada TBSA 30%; Pelepasan sitokin dan mediator inflamasi pada letak injury memiliki
efek sitemik.
Perubahan kardiovaskular: peningkatan permebealitas kapiler meyebabkan hilangnya
intravaskular protein dan cairan ke kompartemen intersisial. Terjadi vasokontriksi perifer dan
splangnikus. Terjadi penurunan kontraktilitas miokard yang disebabkan oleh pelepasan TNFa.
Perubahan ini bersama jilangnya cairan pada luka bakar, menyebabkan hipotensi sitemik dan
end organ hipoperfusi.
Perubahan respirasi: Mediator infalamasi menytebabkan bronkokonstriski, dan pada luka
bakar berat dewasa dapat terjadi ARDS.
Perbubahan metabolic: Peningkatan 3x basal metabolic rate. Bersama hipoperfusi
splangnikus, perlunya pemberianearlu dan agresif enteral feeding untuk menurunkan
katabolisme dan maintain intergritas usus.
Perubahan imunologi : non spesifik down regulation respon imun, menyebabkan jalur cell
mediated dan humoral.
9.
Komplikasi
luka
Infeksi:
membuat
kulit
bakteri
resiko
dan
sepsis.
bakar
luka
bakar
rentan
infeksi
meningkatkan
Sepsis
dapat
menyebabkan
shock
dan
kegagalan
Hipovolemia
organ.
merupakan
komplikasi
karena rusaknya
pembuluh darah.
Karena
adanya
kerusakan pembuluh darah, kehilangan cairan yang berlebih akan timbul. Kehilangan ini
akan mengakibatkan penurunan volume darah pasien.
Pasien yang menderita luka bakar parah lebih rentan terhadap terjadinya pembekuan
darah pada tungkai. Hal ini terjadi karena istirahat dalam waktu lama yang dibutuhkan untuk
pemulihan luka bakar. Istirahat dapat mengganggu sirkulasi darah normal, sehingga terbentuk
bekuan darah. Semakin lama pasien terbaring di tempat tidur, semakin tinggi risiko terjadinya
pembekuan darah.
Pada luka bakar derajat ketiga dan keempat, dapat timbul jaringan parut yang parah
dan seumur hidup. Pada luka bakar yang terjadi di persendia, pasien dapat mengalami
masalah mobilitas sendi. Hal ini terjadi karena kulit yang sembuh berkontraksi dan tertarik
sehingga menimbulkan kontraktur.
Masalah psikologis seperti gangguan stress pasca trauma (PTSD) dapat terjadi pada
luka bakar yang parah.
10. Manajemen Luka Bakar
Pada penanganan penderita dengan trauma luka bakar, seperti pada penderita traumatama lainnya harus dtangani secara teliti.
1. Evaluasi pertama
Airway
Trauma thermal jalan nafas edema perlu pembebasan jalan nafas
segera
cari tanda trauma inhalasi : luka bakar pada wajah, alis mata/bulu
hidung hangus, sputum yang mengandung karbon, suara serak, riwayat
gangguan mengunyah dan terkurung dalam api, luka bakar kepala dan
badan akibat ledakan, luka bakar akibat uap panas yang mengenai area
kepala / wajah, dan kadar karboksihemoglobin lebih dari 10% setelah
terbakar
jika curiga ada trauma inhalasi laryngeal oedema , maka :
a. parsial obstruksi intubasi
b. total obstruksi tracheostomy
cari tanda obstruksi jalan nafas : stridor, gurgling, snoring
lakukan suction dan intubasi untuk mengatasi obstruksi
Breathing
Manifestasi Klinis:
belum menunjukkan gejala (<20%)
mual dan sakit kepala (20-30%)
kebingungan (30-40%)
coma (40-60%)
kematian (>60%)
kulit yang berwarna cherry red jarang ditemukan.
Luka bakar derajat III dinding dada anterior dan lateral dapat
menyebabkan terbatasanya pergerakan dinding dada, karena itu bila ini
terjadi, perlu dilakukan eskarotomi
Circulation
Karena adanya, capillary leak, kebanyakan unit luka bakar menyarankan untuk tidak
menggunakan koloid dan produk darah lain dalam 24 jam pertama. Jika digunakan dalam
fase awal (sampai 12 jam), ini dapat menyebabkan edema jaringan yang memanjang dan
komplikasi paru. Koloid juga tidak meningkatkan angka survival dan lebih mahal dari
kristaloid.
Pantau
anak
UO;
pada
dengan
berat
badan
sama
kurang dari 30
atau
kg
Kurangi Nyeri
Pemberian analgesic dapat dipertimbangkan untuk menghindarkan efek somatisasi pada
pasien dengan luka bakar.
1. Tutup Luka
Penutupan luka sementara dapat dilakukan / tidak. Tujuan dari penutupan luka
adalah untuk meminimalkan nyeri, absorpsi eksudat / debris dari area yang
terbakar, melindungi kulit dari infeksi sekunder dan melindungi selama
perjalanan menuju rumah sakit.
2. Segera lanjutkan ke wound care.
golongan
darah,
crossmatch,
kadar
oleh
Luka bakar derajat pertama tidak dibalut dan diberikan salep topikal untuk
mengurangi nyeri dan menjaga kulit tetap lembab. NSAID oral dapat diberikan untuk
control nyeri. Luka bakar derajat dua dilakukan pembalutan yang diganti setiap hari
dengan antibiotik topikal, kassa, dan elastic wraps. Luka bakar derajat dua deep dan
derajat tiga membutuhkan eksisi dan graft.
Antibiotik perlu diberikan pada pasien luka bakar untuk mengurangi infeksi luka
yang invasive. Luka bakar yang tidak ditangani akan dikolonisasi oleh bakteri dan fungal
karena hilangnya mekanisme perlindungan kulit normal. Saat organisme melebihi 10 5
oragnisme/g jaringan, maka akan terjadi penetrasi ke jaringan yang terbuka. Organisme
akan menginvasi pembuluh darah, menyebabkan invasi sistemik yang menyebabkan
kematian.
mortalitas dan menurunkan biaya yang dikeluarkan pasien. Pada beberapa keadaan
eskarotomi dan fasciotomi dapat dilakukan. Indikasi management surgical yaitu:
Eksisi tangensial
Eksisi epifacial untuk luka yang memanjang paling tidak sampai subcuticular
Eksisi subfacial untuk luka yang mencapai fascia dan otot.
Eskarotomi untuk luka bakar sirkumferential derajat tiga dan dua yang dalam.
Hal ini dilakukan untuk mencegah sindrom kompartemen jaringan lunak, karena
pembengkakan setelah luka bakar dalam. Eskarotomi dilakukan dengan membuat
atau hasil pengolahan minyak. Luka bakar zat basa umumnya lebih serius daripada asam
karena dapat menembus jaringan yang lebih dalam. Segera bersihkan zat kimia dan rawat
luka, karena berat ringannya luka bakar kimia ditentukan oleh lamanya kontak, konsentrasi
dan jumlahnya. Guyur zat kimia dengan air sebanyak-banyaknya selama 20 sampai 30
menit. Luka bakar basa membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebelumnya, bila ada zat
kimia sikat terlebih dahulu.
b.
lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan. Tubuh manusia menghantarkan
listrik dan mengakibatkan kerusakan jaringan akibat panas yang diimbulkan. Perbedaan
kecepatan hilangnya panas antara kulit dan jaringan yang lebih dalam mengakibatkan
terlihatnya permukaan kulit tampak seakan normal, padahal jaringan otot didalamnya
mengalami nekrosis. Rhabdomiolisis menyebabkan dilepaskannya myoglobin yang pada
akhirnya menyebabkan gagal ginjal akut. Penanganan segera pada pasien luka bakar listrik
harus meliputi perhatian terhadap jalan nafas dan pernafasan, pemberian cairan intravena
pada ekstrimitas yang tidak terkena, ekg dan pemasangan kateter. Urin yang berwarna gelap
menandakan adanya hemokromogens didalamnya, dan segera dilakukan terapi untuk
mioglobinouria tanpa menunggu hasil laboratorium. Pemberian cairan harus ditingkatkan
agar mencapai produksi urin 100 mL/jam pada orang dewasa. Bila belum jernih, berikan
manitol 25 g segera dan pada tiap liter cairan berikutnya tambahkan manitol 125 g.
Penanganan asidosis metabolic selain dengan mempertahankan perfusi, tambahkan natrium
bikarbonat untuk membuat urin alkalis dan meningkatkan kelarutan myoglobin dalam urin.
c.
Kriteria rujukan
Menurut American Burn Association luka bakar yang perlu dirujuk ke pusat luka bakar
adalah:
Luka bakar derajat II dan III yang mengenai wajah, mata, telinga, tangan, kaki,
DAFTAR PUSTAKA
Norton, JA, et al: Surgery. Basic Science and Clinical Evidence. 2000. Springer.
F. Charles B., et al: Schwartz Principles of Surgery Ninth Edition, 2010, McGrawHill