BAB I
PENDAHULUAN
2.2.
Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah maritim yang sebagian besar daratannya
berupa perairan, baik itu perairan tawar dan perairan laut. Kedua perairan tersebut
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia. Perairan laut yang luas
menghasilkan ikan laut dan garam. Begitu juga dengan perairan tawar
menghasilkan ikan air tawar. Ikan laut dalam proses penangkapannya yang susah
dan tidak bisa di budidaya sehingga berbeda dengan ikan air tawar yang bisa
dibudiyakan dengan membuat kolam atau keramba air tawar. Budidaya ikan air
tawar banyak dilakukan oleh petani di Indonesia karena biaya yang murah dan
hasil yang maksimal.
Budidaya ikan air tawar khususnya ikan nila masih mempunyai peluang
usaha yang baik. Dengan permintaan pasar yang besar karena ikan air tawar ini
merupakan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Ikan air tawar
tampaknya mulai menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia. Bila
diperhatikan, banyak pemerintah daerah di Indonesia membuat gerakan agar
masyarakat menyukai makan ikan. Disamping itu, pengusaha makanan baik
warung kaki lima ataupun restoran kelas atas juga menjadikan ikan sebagai menu
andalan atau menu pelengkap. Baik ikan tawar atau ikan laut, semuanya cukup
lezat dan nikmat bila dijadikan santapan.
Ikan nila merupakan jenis ikan yang sudah sangat terkenal di kalangan
masyarakat. Rasa daging ikan nila yang enak membuat banyak orang
menyukainya karena ikan nila sebagai sumber protein. Bagi masyarakat
memelihara ikan nila banyak dipilih karena mudah dalam membudidayakannya.
Selain itu minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari ikan nila
yang ukuran bibit sampai ikan nila yang sudah besar dan siap di panen untuk di
jual ke pasar. Karena termasuk ikan konsumsi, harga ikan nila cukup terjangkau
oleh masyarakat pasar.
Tujuan
Tujuan dilakukan studi kelayakan usaha budidaya ikan nila sebagai
berikut:
a) Mengetahui aspek lokasi usaha yang akan dijadikan tempat usaha
budidaya ikan.
b) Mengetahui aspek pasar usaha budidaya ikan nila
c) Mengetahui aspek organisasi dan SDM budidaya ikan nila
d) Mengetahui aspek teknis dan teknologi usaha budidaya ikan nila
e) Mengetahui aspek finansial usaha budidaya ikan nila
2.4.
berikut :
1.4.1. Strength (kekuatan)
Budidaya ikan nila dipilih sebagai usaha yang layak di kelurahan
Margodadi kecamatan Seyegan kabupaten Sleman karena memiliki beberapa
kekuatan sebagai berikut :
a) Sumber daya air yang melimpah
b) Lokasi yang strategis dan lahan mudah dialih fungsikan menjadi
kolam ikan
c) Ikan nilai mudah dibudidayakan termasuk budidaya bibit ikan nila
d) Hubungan baik dengan konsumen
e) Harga jual ikan nila yang terjangkau
f)
Mudah untuk dibudidayakan dan bahan baku berupa benih ikan nila
mudah didapatkan
Skor Bobot
5
5/7
SxB
3.6
4/7
2.3
5/7
3.6
5
5
5
4
5/7
4/7
5/7
3/7
3.6
2.3
3.6
1.8
20.8
No
Kekuatan
1
Usaha baru berdiri belum punya pasar yang
konsisten
2
Jaringan usaha yang masih kurang
3
Promosi kurang
4
Budaya kerja diantara anggota belum seimbang
dan kompak
5
Lokasi yang belum dikenal masyarakat banyak
6
Pemandangan dan tata letak kolam atau keindahan
kolam kurang menarik
Total
Skor Bobot S x B
4
5/6
3.3
5
5
4
5/6
5/6
3/6
4.2
4.2
2
5
5
5/6
4/6
4.2
3.3
21.2
Skor Bobot S x B
5
5/8
3.1
5
5/8
3.1
4
5
4/8
5/8
2
3.1
5/8
3.1
5/8
3.1
4
5
3/8
5/8
1.5
3.1
22.1
Skor
5
5
4
4
4
Bobot
5/5
5/5
3/5
3/5
4/5
SxB
5
5
2.4
2.4
3.2
18
Hasil dari bobot analisis internal setiap criteria analisis SWOT adalah
selisih antara nilai bobot kekuatan dan kelemahan adalah 20.8 21.2 = - 0.4.
Sedangkan selisih antara nilai bobot peluang dan ancaman adalah 22.1 18 = 4.1.
Maka dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT berada di kuadran II yang artinya
usaha budidaya ikan nila mempunyai peluang yang tinggi namun juga mempunyai
beberapa kelemahan. Untuk kelemahan harus ditingkatkan lagi menjadi yang
terbaik.
2.5.
Metodologi Studi
Metodologi studi yang dilakukan dalam studi kelayakan usaha budidaya
BAB II
LOKASI USAHA
2.1
Seyegan Kabupaten Sleman. Peta lokasi dapat dilihat pada gambar di bawah.
Akses
Jarak kelurahan Margodadi ke kantor kecamatan Seyegan sekitar + 6 KM.
besar seperti truck. Pemandangan sekitar jalan menuju lokasi banyak sekali lahan
pesawahan dan kolam kolam ikan milik masyarakat.
2.3
Temperatur
Kondisi temperatur kelurahan Margodadi berkisar antara 19oC 30oC.
Demografi
Jumlah penduduk kelurahan Margodadi sebanyak 8336 Kepala keluarga
terdiri dari 4015 laki laki dan 4318 perempuan. Jumlah penduduk Kabupaten
Sleman pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.125.369 jiwa. Penduduk laki-laki
berjumlah 559.302 jiwa (49,70%), perempuan 566.067 jiwa (50,30%).
Pertumbuhan penduduk kabupaten Sleman sebesar 0,73% pada tahun 2011.
Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Sleman menurut kecamatan tahun 2011
disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Kecamatan Tahun 2011
No.
Kecamatan
1
Kecamatan Gamping
2
Kecamatan Godean
3
Kecamatan Moyudan
4
Kecamatan Minggir
5
Kecamatan Seyegan
6
Kecamatan Mlati
7
Kecamatan Depok
8
Kecamatan Berbah
9
Kecamatan Prambanan
10 Kecamatan Kalasan
11 Kecamatan Ngemplak
12 Kecamatan Ngaglik
13 Kecamatan Sleman
14 Kecamatan Tempel
15 Kecamatan Turi
16 Kecamatan Pakem
17 Kecamatan Cangkringan
Jumlah
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1.
Produksi Ikan
2007
Ikan konsumsi 8.148,85
(ton)
2008
10.297,78
Tahun
2009
2010
2011
12.425,90 14.574,68 18.364,10
Permintaan Ikan
Permintaan Ikan konsumsi disesuaikan dengan tingkat konsumsi
masyarakat terhadap ikan. Tingkat konsumsi ikan Kabupaten Sleman adalah 27,7
Kg/Kapita/Tahun. Jika penduduk Sleman pada tahun 2011 berjumlah 1.125.362
jiwa maka permintaan ikan sebesar 1.125.362 x 27,7 =
31.172.721
Peramalan
Pertumbuhan penduduk kabupaten Sleman pada tahun 2011 sebesar 0,73
10
Jumlah
Tahun Penduduk
2012
1133584
2013
1141859
2014
1150195
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1158591
1167049
1175569
1184150
1192794
1201502
1210273
Tahun
2011
2012
2013
2014
11
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Kebutuhan Ikan
Gap (ton)
(Ton)
36369.59
16288.25
37798.92
17263.73
39284.41
18285.14
40828.29
19354.43
42432.84
20473.67
44100.45
21645.01
45833.60
22870.66
Sumber : hasil pengolahan sendiri
12
Hasil prediksi tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini.
13
Pemasaran
Strategi pemasaran dengan menggunakan variabel marketing mix yang
meliputi : product (produk), price (harga), dan promotion (promosi). Secara garis
besar penjelasan strategi pemasaran setiap variabel di atas adalah sebagai berikut :
3.4.1. Product (produk)
Strategi yang dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas serta kuantitas
dari benih ikan nila dan produksi ikan nila. Peningkatan kualitas dan kuantitas
tersebut dilakukan dengan menempuh berbagai langkah, antara lain :
a) Pendataan kembali indukan ikan nila yang ada karena terkadang
terjadi kematian atau pun hilang terbawa aliran air sehingga
mengakibatkan perubahan jumlah indukan ikan yang ada.
b) Menjaga ketersediaan stok benih ikan nila dan produksi ikan nila pada
waktu panen sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen baik
dalam hal kuantitas serta kualitas.
3.4.2. Price (harga)
Strategi pemasaran berikutnya adalah dengan bertolak ukur pada variabel
price (harga). Pada dasarnya penetapan menggunakan perangkat pertimbangan
competition based pricing (penetapan harga berdasarkan persaingan) yang
dikhususkan lagi pada going rate pricing (perusahaan mendasarkan harga pada
harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya atau
perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah
dari pesaing utamanya).
Pada kondisi tertentu yaitu ketika ketersediaan stok ikan nila kami tidak
mampu memenuhi permintaan (demand) pasar, pembudidaya mengambil langkah
dengan mengambil stok dari dari petani ikan (UPR). Pada kondisi ini penetapan
harga didasarkan pada perangkat pertimbangan break even analysis and target
profit pricing (suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga
apakah akan break even atau membuat target laba yang akan dicari) tentu saja laba
14
yang ditargetkan akan disesuaikan dengan harga pasar sehingga harga yang
ditetapkan akan lebih rendah dari harga pasar atau minimal sama dengan harga
pasar.
3.4.3. Promotion (promosi)
Strategi pemasaran yang ketiga didasarkan pada variabel promotion
(promosi). Definisi promosi menurut Kotler adalah segala jenis kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada target pasar.
Perbaikan dalam hal promosi dilakukan yang meliputi beberapa langkah antara
lain :
a) Perbaikan pada pelayanan konsumen baik dari penggunaan buku tamu
untuk pencatatan data pembeli.
b) Sistem pelayanan pemesanan produksi ikan pada waktu akan panen
diperbaiki dengan pencatatan pesanan yang lebih terorganisir dan
penyediaan stok sesegera mungkin untuk memenuhi pesanan
c) Sistem hubungan 2 arah antara pembudidaya dengan konsumen yang
selalu dijaga baik dengan pemberitahuan perubahan harga terhadap
para pelanggan, penerapan harga khusus untuk pelanggan, dan info
berbagai ketersediaan stok secara periodik kepada pelanggan
(hubungan tersebut dilakukan dengan sms/call).
d) Skala prioritas pemenuhan pesanan tidak didasarkan pada kuantitas
pesanan tetapi berdasarkan hubungan pembudidaya dan konsumen.
Pembudidaya akan mendahulukan konsumen yang sudah menjalin
hubungan lama dibanding dengan konsumen baru.
15
BAB IV
MANAJEMEN
4.1. Manajemen Organisasi dan SDM
Manajemen organisasi dan SDM sangat penting dianalisis studi
kelayakannya, terutama aspek SDM disekitar lokasi usaha budidaya ikan nila
yaitu kelurahan Margodadi. Dalam usaha budidaya ikan perlu persiapan secara
menyeluruh baik perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaanya. Semakin baik aspek manajemen yang diterapkan maka
akan semakin terkelola dengan baik usaha budidaya ikan nila.
Perencanaan dalam usaha budidaya ikan nila adalah persiapan teknis,
peralatan, tenaga kerja, biaya, waktu pelaksanaan, pemeliharaan, dan waktu
panen. Waktu produksi ikan nila sekitar 4 bulan.
Pengorganisasian dalam usaha budidaya ikan nilai dilakukan dengan
pembagian tugas, tanggung jawab, dan deskripsi pekerjaan kepada pekerja. Hal
ini untuk menghindari tugas rangkap dan menjalankan kewajiban pekerja masing
masing dengan disiplin sesuai tanggung jawabnya.
Usaha budidaya ikan nila membutuhkan ahli motivasi dan penggerak
usaha untuk meningkatkan kuantitas produksi dan kualitas produksi. Kegiatan ini
dilakukan secara kontinyu dengan interval waktu sekitar dua bulan satu kali.
Proses kegiatan ini dengan mengundang pakar perikanan dan entrepreneur datang
ketempat lokasi untuk melakukan pelatihan dan pendidikan selama 1 hari.
Pengawasan dalam budidaya ikan nila adalah melakukan pengawasan
terhadap perkembangan ikan nila dari serangan hama atau penyakit,
mempersiapkan pemisahan ikan ikan kecil yang baru dilahirkan dan kualitas air.
Pengawasan juga harus dilakukan dalam kualitas untuk menghasilkan ikan nila
yang masih segar untuk sampai ke konsumen.
4.2. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan hal penting dalam melakukan pengelolaan dan
pembagian tenaga kerja dalam usaha budidaya ikan nila supaya berjalan dengan
baik dan terarah.
16
Adapun struktur organisasi dalam usaha budidaya ikan nila adalah sebagai
berikut :
a) Pimpinan
Pimpinan adalah jabatan tertinggi dalam usaha budidaya ikan nila ini.
Adapun tugas seorang pimpinan adalah mengatur dan mengelola tenaga
kerja yang ada, membuat strategi ke depan, membuat keputusan yang
penting buat usaha dan seorang pimpinan bertanggung jawab terhadap
maju dan mundurnya usaha budidaya ikan nila.
b) Bendahara atau bagian keuangan
Bendahara merupakan pembantu tugas pimpinan dalam mengelola dan
mengatur keuangan, selain itu tugas bendahara adalah membuat laporan
keuangan secara berkala, menandatangi pengeluaran dan penerimaan
keuangan, membuat dan mengumpulkan bukti bukti tertulis
pengeluaran uang dan lain sebagainya, menerima, menyimpan, dan
membukukan keuangan, barang, tagihan, dan surat-surat berharga.
c) Sekretaris
Sekretaris bertugas membantu Pimpinan dalam mengelola surat
menyurat dan notulen rapat, selain itu tugas sekretaris adalah
merumuskan kebijaksanaan umum dalam bidang kesekretariatan dan
administrasi, bertanggung jawab atas pelaksanaan rapat, bertanggung
jawab bagi pengadaaan sarana serta prasarana kesekretariatan lainnya,
bersama dengan Pimpinan menandatangani surat-surat keluar, membuat
laporan kegiatan, menyediakan daftar hadir dan membuat catatancatatan rapat, mengumpulkan laporan-laporan dari tiap-tiap bidang
kerja, mengarsipkan segala macam surat menyurat, mewakili Pimpinan
apabila berhalangan tidak hadir atau tidak kuasa, melaksanakan tugas
tugas dan pelayanan administratif , mencatat dan menyusun notulen
rapat/pertemuan, mengadakan surat-menyurat serta pengarsipannya,
dan menyiapkan laporan (bulanan, triwulan, dan tahunan), termasuk
hasil hasil rapat pimpinan.
d) Produksi
17
meningkatkan
kemitraan
antara
konsumen
dan
pihak
bertanggung
jawab
dalam
mengelola
hubungan
baik
pembudidaya.
f) Humas dan SDM
Humas
dan
SDM
mengembangkan
SDM
serta
menjaga
dan
dengan
masyarakat sekitar, selain itu tugas humas dan SDM adalah sebagai
berikut :
Menyediakan berbagai informasi kepada publik tentang kebijakan,
kegiatan, produk/jasa, dan personalia.
Memberikan nasehat dan masukan kepada manajemen lain terkait
komunikasi dengan publik.
Melakukan kegiatan perekrutan tenaga kerja dan pemantauan
kegiatan dimasyarakat.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam struktur organisasi usaha budidaya
ikan nila. Gambar struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut.
18
Pimpinan
Sekretaris
Bendahara
Produksi Ikan
Nila
Anggota 1
Anggota 2
Anggota 3
Pemasaran
Anggota 1
Anggota 2
19
20
b)
c)
d)
22
No
5
6
7
8
9
Sektor
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan
Jasa
Total
Tahun
2009
2010
2011
7,77
8,01
11,47
26,36
12,10
10,53
3,42
4,00
4,23
3,43
3,35
4,8
24,00
34,57
24,95
100
100
100
Sumber : www.slemankab.go.id
23
Angkatan kerja penduduk Sleman untuk lima tahun ke depan antara 2012
2016 diprediksi dengan metode Moving Average tiga tahun (MA = 3) disajikan
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Prediksi Angkatan Kerja yang terserap dunia kerja tahun 2012
2016
Tahun
No
Uraian
2012
2013
2014
2015
2016
1
Bekerja
440.730 446.810 457.315 448.285 450.803
2
Tidak bekerja
47.917
48.711
45.516
47.381
47.203
3
Jumlah
488.647 495.521 502.831 495.666 498.006
Persentase tidak bekerja
10.20
10.17
11.05
10.46
10.55
Dari tabel prediksi angkatan kerja di atas bahwa penduduk kabupaten
Sleman masih banyak yang belum terserap dunia kerja sehingga Sumber Daya
Manusia di kabupaten Sleman masih tersedia untuk lima tahun kedepan.
24
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
4.1 Penentuan Lokasi
Lokasi yang dipilih dalam studi kelayakan ini adalah dusun dusun yang
ada di Kelurahan Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Dusun yang
dipilih ada tiga dusun yaitu Kurahan, Pendekan dan Bolu. Ketiga dusun ini saling
berdekatan namun mempunyai beberapa perbedaan yang tidak signifikan.
Penentuan lokasi ditentukan oleh beberapa faktor penting yang menunjang
terlaksananya pengelolaan dan pembudidayaan ikan nila berjalan dengan baik.
Faktor faktor penting tersebut diantaranya :
4.1.1 Bahan baku
Ketersediaan bahan baku merupakan hal penting dalam budidaya ikan.
Bahan baku berupa benih ikan yang mempunyai tingkat kematian tinggi, sehingga
tidak bisa dikirim dari tempat yang sangat jauh ke lokasi budidaya. Pembenihan
ikan bisa dilakukan di lokasi dengan memisahkan kolam antara ikan nila yang
besar dan ikan nila yang masih kecil kecil (benih).
Lokasi budidaya harus dekat dengan lokasi penjual dan penyedia benih
ikan selain itu akses ke lokasi mudah. Dalam hal ini dusun yang lebih mudah
diakses adalah Dusun Kurahan.
4.1.2 Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dipakai adalah warga sekitar daerah lokasi budidaya.
Daerah yang mempunyai tenaga kerja yang terdidik dan sedikit lebih berkembang
dengan dusun yang lainnya adalah Dusun Pendekan. Dusun tersebut dipilih
sebagai penyalur dan pemasok tenaga kerja sehingga keberadaan lokasi budidaya
akan meningkatkan kesejahteraan dusun dusun yang ada disekitarnya.
4.1.3 Pasar
Pasar merupakan tempat menjual ikan hasil panen. Ikan di jual ke pasar
dalam keadaan segar atau belum mati, sehingga lokasi budidaya harus memiliki
akses yang mudah ke setiap pasar yang ada di Sleman dan transportasi bisa
langsung masuk ke area lokasi budidaya ikan.
25
Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang memiliki jalan raya yang lebar dan
beraspal sampai lokasi. Dari tiga dusun tersebut yang memiliki akses untuk semua
jenis angkutan sampai lokasi adalah Dusun Kurahan.
4.1.4 Transportasi
Transportasi yang sering digunakan dalam usaha budidaya ikan nila adalah
truck dan angkutan box terbuka yang pendek. Truck digunakan untuk mengangkut
pakan ikan sedangkan angkutan box terbuka yang pendek digunakan untuk
menyalurkan dan menjual ikan nila hasil panen ke pasar pasar di Sleman.
Dua jenis angkutan tersebut bisa masuk ke lokasi budidaya yang dipilih
yaitu Dusun Kurahan, karena akses jalan dusun kurahan lebar dan sudah beraspal.
4.1.5 Sumber energi
Sumber energi yang digunakan adalah listrik PLN untuk mengoperasikan
peralatan dan penerangan lokasi budidaya. Dusun Kurahan, Pendekan, dan Bolu
sudah mendapat pasokan listrik PLN dengan baik. Untuk usaha budidaya
penggunaan daya listrik tidak terlalu besar sehingga ketiga lokasi bisa dijadikan
alternatif karena ketersediaan listrik PLN di ketiga dusun tersebut sama dan
merata.
4.1.6 Sumber Air
Ketersediaan air merupakan faktor utama dalam usaha budidaya ikan. Air
harus mengalir terus ke tempat lokasi budidaya baik selama musim hujan dan
musim kemarau.
Dari ketiga alternatif lokasi yang dipilih tersebut yang sumber airnya
bagus dan ada irigasi yang baik adalah Dusun Kurahan.
4.1.7 Peraturan daerah dan sistem pajak
Perda dan sistem pajak yang menentukan adalah kewenangan Kabupaten
Sleman. Untuk tiga lokasi alternatif mempunyai aturan perda dan sistem pajak
yang sama karena ketiga lokasi berada di bawah wilayah administrasi Kelurahan
Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman.
4.1.8 Sikap masyarakat dan fasilitas perumahan
Lokasi budidaya merupakan pedesaan yang dimana masyarakatnya ramah
dan sopan santun. Di lokasi budidaya sudah banyak kolam kolam ikan milik
26
masyarakat yang tidak bersifat komersial karena untuk memenuhi kebutuhan lauk
pauknya sehari hari. Keberadaan tempat lokasi budidaya ikan nila akan
membantu untuk mensejahterakan masyarakat sekitar dan akan mendidik
masyarakat sekitar tentang cara cara melakukan budidaya ikan nila dengan baik
dan benar. Sehingga keberdaan lokasi budidaya diketiga dusun sangat disambut
baik oleh masyarakat sekitar. Adapun lokasi yang menjadi sasaran adalah Dusun
Kurahan.
Perumahan di ketiga dusun yang dijadikan alternatif untuk lokasi belum
ada sama sekali. Perumahan perumahan yang ada adalah perumahan penduduk
setempat. Untuk usaha budidaya ikan nila ini, tenaga kerja diambil dari warga
setempat sehingga tidak perlu memerlukan perumahan atau tempat penginapan.
4.1.9 Iklim
Kondisi temperatur dusun Kurahan berkisar antara 19 oC 30oC.
Daerahnya yang dikelilingi bukit dan hutan hutan hijau menyebabkan
ketersediaan air tanah sangat besar dan tanahnya subur ditanami padi. Curah hujan
di daerah dusun Kurahan jika musim hujan sangat tinggi sekali 2992.3 mm/tahun.
4.1.10 Penentuan lokasi metode kuantitaif
Metode kuantitatif ini adalah metode dengan memberikan bobot dan skor
angka terhadap faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan
lokasi. Adapun bobot dan skor faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan lokasi usaha budidaya ikan nila dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Bobot dan skor faktor faktor penentuan lokasi usaha budidaya ikan
nila
Skor
Bobot
Faktor
Kurahan Bolu
Pendekan
0.2
Kedekatan dengan pasar
95
85
90
0.4
Sumber air
95
80
85
0.02
Tenaga Kerja
90
90
95
0.04
Bahan baku
85
80
80
0.03
Harga tanah & gedung
90
90
90
0.05
Tingkat upah
70
70
70
0.02
Pajak Usaha dan Perda
80
80
80
0.05
Transportasi
85
75
75
0.14
Infra struktur
95
80
90
0.05
Faktor lainnya
90
80
80
27
Skor
Kurahan Bolu Pendekan
19
17
18
38
32
34
1.8
1.8
1.9
3.4
3.2
3.2
2.7
2.7
2.7
3.5
3.5
3.5
1.6
1.6
1.6
4.25
3.75
3.75
13.3
11.2
12.6
4.5
4
4
92.05 80.75
85.25
Dari tabel di atas yang memiliki skor terbesar adalah dusun Kurahan.
Maka dusun Kurahan di jadikan lokasi usaha budidaya ikan nila.
4.2 Kapasitas Produksi
Luas lahan untuk dijadikan kolam adalah satu hektar dengan jumlah kolam
sebanyak 10 kolam, luas kolam adalah 10m x 10m dan kolam terbuat dari beton.
Dari 10 kolam tersebut dibagi menjadi 2 kolam sesuai fungsinya, fungsi kolam
pertama untuk ikan nila yang kecil ukuran 4 5 cm sedangkan fungsi kolam
kedua untuk ikan nila ukuran 12 15 cm. Kapasitas satu kolam ditebar ikan nila
ukuran 4 5 cm sebanyak 50.000 ekor, sehingga kapasitas ikan nila berukuran 4
5 cm sebanyak 50.000 ekor x 5 = 250.000 ekor. Ikan nila dipanen setiap 4 bulan
sekali. Dalam satu tahun ada tiga kali panen ikan nila. Maka kapasitas ikan nila
dalam satu tahun sebanyak 250.000 ekor x 3 kali panen x 1 tahun = 750.000 ekor /
tahun atau sekitar 135.000 Kg / tahun (asumsi berat ikan setelah 4 bulan = 0.180
Kg/ekor). Dengan harga jual sekitar Rp. 18.000/Kg.
28
29
30
dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari
kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk
penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok
(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas),
anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap
ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu
minggu keatas), seser (gunanya sama dengan scoopnet, tetapi ukurannya lebih
besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan
konsumsi).
Mesin yang digunakan dalam usaha budidaya ikan nila adalah mesin
pompa untuk mengalirkan air menjadi air mancur disekitar kolam dan ditengah
tengah kolam. Air mancur ini fungsinya sebagai air mengalir untuk
mengumpulkan ikan nila saat diberi pakan.
4.4 Aspek Teknis
Aspek teknis yang dikaji dalam usaha budidaya ikan nila adalah penebaran
benih, pembesaran, pemeliharaan, hama dan penyakit, pemanenan, pengangkutan
dan pemasaran. Aspek aspek teknis tersebut diuraikan satu persatu di bawah ini.
4.4.1
Penebaran benih
Benih ikan yang telah dideder dan dipelihara dengan baik selama masa
tertentu (1 4 bulan) tidak semuanya memiliki ukuran yang sama, demikian juga
benih ikan tidak semuanya sehat. Oleh karena itu, benih ikan yang akan dibesarkan harus diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan benih ikan yang
berukuran sama, sehat dan pertumbuhannya baik. Benih benih ikan yang telah
diseleksi dapat segera disebarkan ke kolam pembesaran. Untuk mencegah
kematian benih ikan akibat stress, perubahan suhu yang mendadak dari wadah ke
kolam pembesaran, luka dan serangan penyakit, maka dalam menebarkan ikan ke
kolam pembesaran hendaknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan padat
penebarannya perlu diperhatikan. Padat penebaran ikan nila berukuran 20 gr rata
rata 52 ekor/m2.
4.4.2
31
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam
dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul
sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi
kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada
pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk
memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Kapur yang dipergunakan
kapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, Ca 0). Kalau
dipakai kapur pertanian dosisnya 500 - 1.000 kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan
diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di
depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk
kandang 1 - 2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5 10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu
tambahkan air lagi sampai kedalaman 80 100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari
Induk ikan.
a)
Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta
kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar
yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat
kesuburan di tiap daerah.
Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan
dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam
dicangkul dan diratakan.
Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran
berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat
mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk organik
sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50
kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dan
ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi sedalam
10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk
dan kapur dengan tanah. Hari kelima air kolam ditambah sampai menjadi
sedalam 50 cm. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih
32
ikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan
perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga
mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik
serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan,
air kolam diatur sedalam 75 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2
minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis.
Pupuk susulan ini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kg/ha. Pupuk
itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam keranjang
bambu. Kemudian keranjang diletakkan di dasar kolam, dua buah disisi kiri
dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan yang dua keranjang
lagi diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak
30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil
agar pupuk sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan
sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi ng terendam tetapi
tidak sampai ke dasar kolam. Selain pukan ulang. ikan nila juga harus tetap
diberi dedak dan katul. pemupukan di atas dapat dilakukan untuk kolam air
tawar, payau atau sawah yang diberakan.
b) Pemberian Pakan
Pakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan ikan.
Pemberian pakan pada budidaya ikan gurami dilakukan 3 kali sehari.
Frekuensi pemberian pakan ikan adalah 3 kali per hari, yakni pagi, siang dan
sore.
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton,
maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik
nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila.
Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang
mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%.
Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam
pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge
dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan
air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-
33
kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil
sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata
yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal,
berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x
90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram.
Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung
lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan.
Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul
boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk
menambah kesuburan kolam.
c)
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat
pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan
dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan
ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat,
yaitu
Sistem ekstensif (teknologi sederhana)
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum
berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan
di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan
tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya
kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi
keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini
telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.
Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa
bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah
pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).
Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat
dipanen
sewaktu-waktu.
Hasil
pemeliharaan
sistem
ekstensif
34
35
36
saat tebar, bobot ikan saat panen, dan waktu pemanenan. Ikan nila dapat dipanen
pada umur 34 bulan. Pada umur tersebut bobotnya sudah mencapai 100 gr/ekor.
Jika pasar menghendaki ikan yang berbobot 250 gr/ekor, maka panen dapat
dilakukan pada umur 6 bulan (Cahyono Bambang, 2000). Pada budi-daya ikan
nila, ukuran tebar ikan 20 gr/ekor dan lama pemeliharaan 4 bulan diperoleh berat
ikan saat panen 300 gr/ekor. Waktu panen yang baik adalah pada pagi hari atau
37
sore hari karena keadaan suhu rendah yang dapat menurunkan aktivitas
metabolisme tubuh dan gerak ikan.
Ikanikan yang telah dipanen harus tetap dipetahankan mutunya sampai di
pasaran. Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik
dan benar. Penanganan pascapanen ikan yaitu pembersihan, pembero-kan,
pengolahan, pengangkutan dan pemasaran
Pada saat pengangkutan sering kali ikan mengalami kerusakan. Untuk
menekan keru-sakan sekecil mungkin, maka ikan harus dikemas dengan baik.
Halhal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah wadah untuk
mengemas ikan, kepadatan ikan dalam wadah dan sistem pengangkutan (Cahyono
bambang, 2000). Untuk pengemasan ikan gurami petani ikan menggunakan
jerigen plastik karena ikan masih dalam keadaan hidup, sedangkan ikan nila sudah
dalam keadaan mati sehingga dapat menggunakan box fiberglass atau styrofoam.
Saat pengangkutan, kepadatan ikan sangat tergantung pada ukuran ikan,
sistem pengangkutan dan lamanya pengangkutan. Apabila ikan terlalu padat akan
menyebabkan ikan cepat rusak dan membusuk atau mati. Pada pengangkutan ikan
gurami yang menggu-nakan jerigen plastik kepadatan pengangkutan 30 kg dalam
120 liter air selama 6 jam. Sedang-kan ikan nila dalam setiap box kepadatan
maksimalnya adalah 70 kg, sehingga jumlah ikan nila saat pengangkutan adalah
sekitar 230 ekor/box dengan ukuran panen 300 gr/ekor.
38
BAB V
ASPEK FINANSIAL
5.1 Dana Modal Tetap
Modal tetap adalah sejumlah uang yang digunakan untuk investasi tanah,
bangunan, teknologi, mesin dan lain sebagainya. Modal tetap berkaitan dengan
pembangunan usaha budi daya ikan nila.
NO
KELOMPOK BIAYA
1
Pra Investasi
a) Perijinan
b) Riset / Studi
c) Evaluasi Partner
2
Tanah
a) Pembelian 1 ha
b) Penyiapan, pematangan
3
Gedung dan Bangunan Lain
a) Bangunan
b) Instalasi air
c) Instalasi listrik
d) Selokan
e) Pagar
4
Mesin dan Peralatan
a) Pembelian mesin Pellet
b) Peralatan Perikanan
5
Kendaraan
a) Pembelian
b) Pengurusan
6
Pengadaan Teknologi
Jumlah Dana Modal Tetap
Jumlah (Rp)
Rp
Rp
Rp
900,000
1,500,000
500,000
Rp
Rp
1,100,000,000
2,500,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2,000,000
750,000
500,000
900,000
1,000,000
Rp
Rp
3,500,000
500,000
Rp
Rp
Rp
Rp
25,000,000
500,000
5,000,000
1,145,050,000
KELOMPOK BIAYA
Harta Lancar
a)
Persediaan
- Bahan Pakan
DASAR
PERHITUNGAN
3 Kg / hari
JUMLAH
Rp
450,000.00
39
NO
KELOMPOK BIAYA
- Benih ikan
- Obat - Obatan Ikan
b) Piutang Dagang
c ) Kas
Jumlah Harta Lancar
Hutang Lancar
a)
Hutang Dagang
b)
Lain-lain
Jumlah Hutang
Lancar
Modal Kerja Netto (1-2)
DASAR
PERHITUNGAN
5 - 7 Cm = 350
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
175,000,000.00
900,000.00
45,000,000.00
10,000,000.00
231,350,000.00
Rp
Rp
Rp
15,000,000.00
3,500,000.00
18,500,000.00
Rp
212,850,000.00
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1,102,500,000.00
5,150,000.00
4,000,000.00
5,000,000.00
2,900,000.00
212,850,000.00
1,332,400,000.00
900,000,000.00
432,400,000.00
40
5. 4. Aliran Kas
Aliran kas ini menggambarkan keaadaan finansial budidaya ikan nila selama sepuluh Tahun.
Tahun
Program Produksi /
Penjualan
A. Aliran kas Masuk
Hasil Penjualan
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi Awal
2. Angsuran Pinjaman
3. Biaya Tetap
4. Biaya Variabel
Jumlah Arus Kas
Keluar
R/L Sebelum Pajak
Pajak (15%)
Laba Setelah Pajak
Nilai Sisa Harta Tetap
Konstruksi
70%
90%
90%
100%
100%
Rp2,300,000,000
Rp2,430,000,000
Rp2,430,000,000
Rp4,320,000,000
Rp4,320,000,000
Rp
Rp
Rp
43,240,000
29,000,000
27,000,000
Rp
Rp
Rp
43,240,000
29,000,000
27,000,000
Rp
Rp
Rp
43,240,000
29,000,000
27,000,000
Rp
Rp
Rp
43,240,000
29,000,000
31,000,000
Rp
Rp
Rp
Rp 1,332,400,000
Rp
99,240,000
Rp
99,240,000
Rp
99,240,000
Rp
103,240,000
Rp 103,240,000
Rp 1,332,400,000
Rp2,330,760,000
Rp 349,614,000
Rp1,870,646,000
Rp4,216,760,000
Rp 632,514,000
Rp3,584,246,000
Rp4,216,760,000
Rp 632,514,000
Rp3,584,246,000
Rp 1,332,400,000
Rp2,330,760,000
Rp 349,614,000
Rp1,981,146,000
Rp2,330,760,000
Rp 349,614,000
Rp1,981,146,000
41
43,240,000
29,000,000
31,000,000
Tahun
Program
Produksi /
Penjualan
A. Aliran kas
Masuk
Hasil Penjualan
B. Arus Kas
Keluar
1. Investasi Awal
2. Angsuran
Pinjaman
3. Biaya Tetap
4. Biaya Variabel
Jumlah Arus Kas
Keluar
R/L Sebelum
Pajak
Pajak (15%)
Laba Setelah
Pajak
Nilai Sisa Harta
Tetap
10
100%
100%
100%
100%
100%
Rp4,320,000,000
Rp4,320,000,000
Rp4,320,000,000
Rp4,320,000,000
Rp 4,320,000,000
Rp
43,240,000
Rp
43,240,000
Rp
43,240,000
Rp
43,240,000
Rp
43,240,000
Rp
Rp
29,000,000
31,000,000
Rp
Rp
29,000,000
31,000,000
Rp
Rp
29,000,000
31,000,000
Rp
Rp
29,000,000
31,000,000
Rp
Rp
29,000,000
31,000,000
103,240,000
Rp 1,332,400,000
Rp 1,332,400,000
Rp 1,332,400,000
Rp 103,240,000
Rp 103,240,000
Rp 103,240,000
Rp 103,240,000
Rp
Rp4,216,760,000
Rp4,216,760,000
Rp4,216,760,000
Rp4,216,760,000
Rp 4,216,760,000
Rp 632,514,000
Rp 632,514,000
Rp 632,514,000
Rp 632,514,000
Rp
Rp3,584,246,000
Rp3,584,246,000
Rp3,584,246,000
Rp3,584,246,000
Rp 3,584,246,000
632,514,000
Rp 28,413,660,000
42
(0,9091)
Rp3,584,246,000
(4.355)
(0.7513)
Rp
31,887,406,000 (0,3855)
NPV = - Rp 1,332,400,000 + (Rp 1,700,604,279 + Rp 3,126,639,862 + Rp
11,727,335,706 + Rp 12,292,595,013)
NPV = - Rp 1,332,400,000 + Rp 28,847,174,860
NPV = Rp 27,514,774,860
b.
(0.6667)
Rp3,584,246,000
(1.824)
(0.2903)
Rp
31,887,406,000 (0.0173)
NPV = - Rp 1,332,400,000 + Rp. 1.247.159.688 + 1.467.442.172 + 1.897.884.064
+ 551.652.124
NPV = - Rp 1,332,400,000 + Rp. 5.164.138.048
43
44
Daftar Pustaka
www.slemankab.go.id diakses pada tanggal 19 April 2012
www.ikannila.com diakses pada tanggal 27 April 2012
www.binaukm.com diakses pada tanggal 4 Mei 2012
www.pemda-diy.go.id diakses pada tanggal 19 April 2012
Purnomo, hari. Diktat Mata Kuliah Studi Kelayakan Industri. UII. Yogyakarta
_________________. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (www.ristek.go.id). Jakarta.
Istikharoh Nunik, Surjatin, Mimit Primyastanto. Perencanaan Usaha
Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Sosial
Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya Malang.
45