Dokter Pembimbing:
Dr.Mustafa Mahmud Amin, M.Ked.K.J, M.Sc., Sp.K.J.(K)
Disusun Oleh:
Pratama Putra Nasution
100100265
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
pengertian gangguan autistik pada anak, cara mendiagnosa, serta tatalaksana
pasien dengan pitiriasis versikolor menurut hasil penelitian yang terbaru agar
didapatkan hasil yang optimal bagi para penderita.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff pengajar
Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa atas segala bantuan yang telah diterima selama
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................4
.........
...........1
1
2.1.8. Terapi...............................................................................................12
2.1.9. Prognosis.........................................................................................13
BAB 3 KESIMPULAN & SARAN................................................................................14
3.1. Kesimpulan.........................................................................................14
3.2. Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan austistik merupakan gangguan neuropsikiatri yaitu gangguan
dalam interaksi sosial dan komunikasi serta mempunyai prilaku terbatas atau
stereotipikal atau kedua-duanya.1 Prevalensi gangguan autistik adalah
diestimasi sebanyak 10 hingga 20 orang per 10,000 orang anak. 2 Di United
Kingdom, prevalensi gangguan austistik melebihi 55,000 orang anak yang
berusia 8 sehingga 9 tahun.2 Data epidemiologi meningkat berbanding 15
tahun lalu.2
Gangguan austistik ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki berbanding
anak perempuan dengan rasio 3,5 hingga 4,0 banding 1,0.3 Namun begitu,
gangguan autistik ini tidak berkaitan dengan status sosioekonomi, tingkat
pendidikan dan ras.1-3
Gangguan austistik adalah gangguan prilaku buruk yang terjadi pada
anak dibawah usia 3 tahun.3 Prevalensi gangguan austistik di Indonesia belum
ada karena belum ada satu pun lembaga resmi di Indonesia yang memiliki
angka prevalensi kejadian individu autistik di Indonesia di tahun 2008 sesuai
fakta di lapangan.4
Menurut penelitian Larrsson et.al, 2004 gangguan austistik lebih sering
pada anak dengan skor APGAR nilai rendah dan bayi yang lahir kurang dari
35 bulan mempunyai resiko 3 kali lebih sering untuk mendapat gangguan
autistik.5 Gangguan austistik
iv
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1Definisi
Gangguan autistik atau dikenalin sebagai autis pada anak, autis pada anak
balita dan autis pada awal usia anak balita. 7Gangguan autistik ini termasuk
gangguan perkembangan pervasif. Anak dengan gangguan autistik mempunyai
disabilitas yang tetap pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi dan
prilaku serta minat yang sterotipikal atau terbatas.3
2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi gangguan autistik adalah diestimasi sebanyak 10 hingga 20
orang per 10,000 orang anak.2 Prevalensi pada populasi umum adalah antara
0.04 % hingga melebihi 0.1 % .4 Anak laki-laki 3 hingga 4 kali lebih sering untuk
mendapat gangguan autistik.7 Resiko gangguan autistik meningkat sebanyak 50
kali jika ada faktor genetik.4
2.1.3 Etiologi
Teori psikososial
Menurut spekulasi Kanner faktor emosi ada terlibat dalam patogenesis
autistik, dimana ibu tidak responsif terhadap kebutuhan emosinya anaknya. 2
Etiologi autistik ini membutuhkan psikoterapi intensif untuk ibu dan juganya
anak.2 Terkadang , anak ditempatkan jauh dari keluarga buat sementara waktu
untuk memperbaiki gangguan pada anak tersebut.3 Namun begitu, psikoterapi
atau terapi anak ditempatkan jauh dari keluarga tidak ada bukti yang
menunjukkan terapi kedua-duanya ini efektif.3
vi
Teori biological
Penyebab autistik antara lain adalah mental retardasi, kejang-kejang dan
berbagai kondisi genetik dan medis.4 Sindrom prilaku disebabkan oleh satu atau
banyak faktor di sistem saraf pusat.1,2,3
Teori genetic
Gangguan autistik pada keluarga yang mempunyai faktor genetik
berulang sebanyak 2% hingga 7% diantara saudara kandung yaitu merupakan 50
hingga 200 kali lebih rentan untuk mendapat gangguan autistik. 3 Penelitian
menunujukkan terdapat gangguan pada kromosom 7,2,4,15 dan 19 yang dapat
menyebabkan gangguan autistik.3,4
Kondisi medis yang lain dan ganguan autistic
Mutasi fragile X menyebabkan pengulangan asam amino
cytosine-
1-3
viii
ix
Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan
terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
2.1.7 Diagnosa
A. Total enam (atau lebih) hal dari 1,2,3 dengan sekurangnya dua hari dari (1),
dan masing-masing satu dari (2) dan (3):3,5
Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya
dua dari berikut 3,5 ;
Pola prilaku, minat, danaktivitas yang terbatas, berulang, dan stereotipik, seperti
ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut 3,5 :
Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan
terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
xii
xiii
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Gangguan autistik pada anak mempunyai disabilitas yang tetap pada interaksi
sosial, gangguan pada komunikasi dan prilaku serta minat yang sterotipikal atau
terbatas. Prevalensi gangguan autistik adalah diestimasi sebanyak 10 hingga 20
orang per 10,000 orang anak dimana anak laki-laki 3 hingga 4 kali lebih sering
terdiagnosa sebagai gangguan autistik berbanding anak perempuan. Etiologi
gangguan autistik adalah gangguan psikososial, gangguan biologis, gangguan
genetik dan kondisi medis umum. Menurut penelitian gangguan autistik ini
disebabkan oleh neurotransmitter serotonin meningkat di perifer serta menurut
penelitian, gangguan autistik juga terjadi peningkatan dari neurotransmitter
dopamine. Anak dengan gangguan autistik biasanya menunjukkan gejala
gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi serta pergerakan atau prilaku
stereotipikal. Diagnosis banding utama pada anak dengan gangguan autistik
adalah skizofrenia dengan onset masa anak-anak, retardasi mental dengan gejala
prilaku, gangguan bahasa reseptif/ekspresif campuran, ketulian kongenital atau
gangguan pendengaran yang parah, emutusan psikososial, dan psikosis
disintegrative (regresif). Diagnosis anak dengan gangguan autistik menggunakan
criteria DSM-IV. Terapi pada anak dengan gangguan autistik asalah terapi
farmakologi, terapi somatik, terapi modifikasi prilaku , intervensi edukasi,
psikoterapi, perubahan diet anak tersebut. Terapi farmakologi yang dapat
diberikan pada anak dengan gangguan autistik dengan gangguan prilaku adalah
antipsikosis. Prognosis anak dengan gangguan autistik dengan I.Q. diatas 70 dan
manggunakan bahasa komunikatif adalah prognosa baik. Prognosis membaik jika
lingkungan atau rumah adalah suportif dan mampu memenuhi kebutuhan anak
tersebut yang sangat banyak.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
1. Volkmar FR, Schultz RT. Pervasive developmental disorders. Kaplan &
Sadocks Comprehensive Textbook of Psychiatry Volume 2, edisi ke 8 in:
Sadock Benjamin J. Sadock Virginia A. New York (NY): Lippincott Williams
& Wilkins. 2010; 3164-75.
2. Trottier G, Srivastava L, Walker CD. Etiology of infantile autism: A Review
of
xv