123020063
123020075
123020087
123020098
123020110
Kelas B
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-NYA,sehigga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
MAKALAH MENGENAI TINDAK PIDANA KORUPSI .Makalah ini
merupakan tugas dari matakuliah Ilmu Sosial Dasar.
Alhamdulillah kami mendapat dukungan moril dari banyak pihak yang telah
membantu dalam kelancaran penyusunan makalah ini, diantaranya dari teman-teman
dan untuk itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak DRS Yeye Sukmaya M.Pd atas bantuan,bimbingan serta motivasi
yang telah diberikan selama mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala saran dan
kritik yang membangun demi kebaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya maupun bagi pihak yang berkepentingan pada umumnya.AMIIN.
Penulis
i.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melekukan tindak
korupsi.Sebenarnya korupsi bukan hanya terjadi di instansi tertinggi dan lembagalembaga pemerintahan dalam skala besar saja tetapi korupsi juga bisa terjadi dirumah,
sekolah, masyarakat, ini artinya korupsi tidak hanya menyangkut tindak
penyelewengan sesuatu dalam skala besar, tetapi dalam skala kecil pun bisa disebut
sebagai tindak korupsi.
Korupsi diIndonesia dewasa ini sudah merupakan patologi sosial (penyakit social)
yang sangat berbahaya dan mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan
negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya
perampasan dan pengurasan keuangan Negara yang dilakukan secara kolektif oleh
kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon, dan
lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan
keuangan negara demikian terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia.Hal itu
merupakan cerminan rendahnya moralitas, rasa malu, serta kurangnya pendidikan
pancasila sehingga yang menonjol adalah sikap keserakahan dan kerakusan sehingga
tidak menghiraukan masyarakat yang masih mengalami kemiskinan.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang kami angkat adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apasajakah Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah
pemeberantasan korupsi?
3. Bagaimana gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?
4. Bagaimana persepsi masyarakat tentang korupsi ?
5. Bagaimana fenomena korupsi di Indonesia ?
6. Bagaimana peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi ?
7. Upaya apa yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi ?
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat makalah ini agar kita dapat mengerti dan memahami hal
dibawah ini :
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkahlangkah pemberantasan korupsi ?
3. Untuk mengetahui gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?
4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang korupsi ?
5. Untuk mengetahui fenomena korupsi di Indonesia ?
6. Untuk mengetahui peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi ?
7. Untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruption yaitu dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok.Secara hafiah,
korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan publik yang
dipercayakan kepada mereka.Pengertian korupsi menurut Transparency Internasional
adalah perilaku pejabat publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri, yang
secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang
dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan
kepada mereka.
Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang
menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku
menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.
Korupsi menurut Blacks Law Dictionary korupsi adalah perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi
dengan hak-hak dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannyaa atau
karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang
lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain.
Korupsi menurut Pasal 2 Undang-Undang No.31 Tahun1999 Setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
Korupsi menurut corruption is the abuse of trust in the interest of private gain
penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi.
Korupsi menurut Pasal 3 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 Setiap orang yang
dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian
negara.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum. Selanjutnya, dengan merujuk definisi Huntington diatas, Heddy
Shri Ahimsha-Putra (2002) menyatakan bahwa persoalan korupsi adalah persoalan
politik pemaknaan.Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang
yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.Seorang
sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara implisit menyebutkan tiga bentuk
korupsi
yaitu
sogokan
(bribery),
pemerasan
(extortion),
dan
nepotisme.
moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi politik dan
administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan kedudukannya untuk
menguras pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik maupun asing),
memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau kewenangannnya
yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak
korupsi.
2.2.Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah
pemberantasan korupsi.
Bentuk dan jenis korupsi
Mochtar Lubis membedakan korupsi dalam tiga jenis yaitu sebagai berikut
a.
Penyuapan, apabila seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lain kepada
seseorang atau aparat negara untuk suatu jasa bagi pemberi uang
Ciri-ciri Korupsi
a.
b. Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.Meski dilakukan bersamasama, korupsi dilakukan dalam koridor kerahasiaan yang sangat ketat.
c.
e.
Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan keputusankeputusan yang tegas dan memiliki pengaruh. Senantiasa berusaha mempengaruhi
pengambil kebijakan agar berpihak padanya. Mengutamakan kepentingannya dan
melindungi segala apa yang diinginkannya.
f.
Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan yang dilakukan oleh badan hukum
publik dan masyarakat umum. Badan hukum yang dimaksud adalah suatu
lembaga yag bergerak dalam pelayanan publik atau penyedia barang dan jasa
kepentingan public.
Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari koruptor
sendiri. Sikap dermawan dari koruptor yang acap ditampikan dihadapan publik
adalah bentuk fungsi ganda yang kontradiktif. Di satupihak sang koruptor
menunjukkan perilaku menyembunyikan tujuan untuk menyeret semua pihak
untuk ikut bertanggung jawab, dipihak lain dia menggunakan perilaku tadi untuk
meningkatkan posisi tawarannya.
kolusidan
nepotisme.Sifat
dan
kepribadian
inilah
yang
pendidikan
yang
dimiliki.Karena
pada
kenyataannya,
2. Moderat
Rendahnya Sumber Daya Manusia. Penyebab korupsi yang tergolong modern itu
sebagai akibat rendahnya sumber daya manusia. Kelemahan SDM ada empat
komponen, sebagai berikut:
1) Bagian kepala, yakni menyangkut kemampuan seseorang menguasai
2)
pihak.
3) Aspek skill atau keterampilan, yakni kemampuan seseorangdalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya.
4)
pidana
korupsi
yang
dilakukan
cukup
beragam
bentuk
dan jenisnya.Namun, bila diklasifikasikan ada tiga jenis atau macamnya, yaitu
bentuk, sifat, dan tujuan.
1. Bentuk korupsi.
Bentuk korupsi terdiri atas dua macam, yaitu :Materiil dan immateriil. Jadi
korupsi tidak selamanya berkaitan dengan penyalahgunaan uangnegara.Korupsi yang
berkaitan dengan uang termasuk jenis korupsi materiil.Seorang pejabat yang
dipercaya atasan untuk melaksanakan proyek pembangunan, karena tergoda untuk
mendapatkan keuntungan besar proyek yang nilainya Rp 2.000.000,00 di mark-up
(dinaikkan) menjadi Rp 3.000.000,00 bentuknya jelas penggelembungan nilai proyek
yang terkaitdengan keuntungan uang.Sedangkan yang immaterial adalah korupsi yang
berkaitan denganpengkhianatan kepercayaan, tugas, dan tanggung jawab. Tidak
disiplinkerja adalah salah satu bentuk korupsi immaterial.Memang negara
tidak dirugikan secara langsung dalam praktik ini.Tetapi, akibat perbuatan
itu,pelayanan yang seharusnya dilakukan negara akhirnya terhambat.Keterlambatan
pelayanan inilah kerugian immaterial yang harusditanggung negara atau lembaga
swasta.Begitu juga dengan mereka yangsecara sengaja memanfaatkan kedudukan
atau tanggung jawab yangdimiliki untuk mengeruk keuntungan pribadi.
2. Berdasarkan Sifatnya.
A). Korupsi Publik. Dari segi publik menyangkutnepotisme, fraus, bribery,dan
birokrasi.Nepotisme
itu
terkait
dengan
kerabat
terdekat.Segala
peluang
aturan
hukum
dan
juga
menghancurkan
pertumbuhan
peluang
bagi
merajalelanya
penyuapan.Reformasi
neoliberal
telah
Bidang
Dampak Korupsi
Kehidupan
Hukum a. Sistem hukum tidak lagi berdasarkan pada prinsip-prinsip
keadailan hukum
b. Besarnya peluang eksekutif mencampuri badan peradilan.
c. Hilangnya kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat
d. Sistem hukum dan peradilan dapat dikendalikan dengan
uang
e. Hilangnya perlindungan hukum terhadap rakyat terutama
rakyat miskin
f. Peradilan dan kepastian hukum menjadi bertele-tele
karena disalahgunakan oleh aparat penegak hukum.
Politik a. Terpusatnya kekuasaan pada pejabat negara tertentu
(pemeritah pusat)
b. Daerah dan pemerintah daerah sangat bergantung pada
pemerintah pusat.
c. Lemahnya sikap dan moralitas para penyelenggara negara
d. Terhambatnya kaderisasi dan pengembangan sumber daya
manusia indonesia.
e. Terjadinya ketidakstabilan politik karena rakyat tidak
percaya terhadap pemerintah.
f.
Diabaikannya
pembangunan
nasional
karena
penyelenggara negara disibukkan dengan membuat
kebijakan popilis bukan realistis.
Ekonomi a. Pembangunan dan sumber-sumber ekonomi dikuasai orang
yang berada di lingkaran kekuasaan.
b. Munculnya para pengusaha yang mengandalkan kebijakan
d.
e.
Cara yang kedua yang ditempuh untuk menindak lanjuti korupsi adalah :
a.
Pemberian hukum secara sosial dalam bentuk isolasi kepada para koruptor
b.
Penindakan secara tegas dan konsisten terhadap setiap aparat hukum yang
bersikap tidak tegas dan meloloskan koruptor dari jerat hukum
c.
Penindakan secara tegas tanpa diskriminasi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku terhadap para pelaku korupsi
rezim Orde Baru menuntut antara lain ditegakkannya supremasi hukum dan
pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN). Tuntutan tersebut akhirnya
dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 & Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penye-lenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari
KKN.
1.4.
memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh.Namun yang paling
menyedihkan adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktikpraktik korupsi oleh beberapa oknum pejabat lokal, maupun nasional.
Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi
dan demonstrasi. Tema yang sering diangkat adalah penguasa yang korup dan
derita rakyat. Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas
kepada para koruptor. Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun
1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat.
Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap
masyarakat dan sistem pemerintahan secara menyeluruh, mencita-citakan keadilan,
persamaan dan kesejahteraan yang merata.
1.5.
Indonesia ialah:
1. Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia pada
lembaga-lembaga politik yang ada.
2. Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh mudahnya oknum lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan bisnis/ekonomi, sosial, keagamaan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi serta kekuatan asing lainnya.
3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun sebenarnya
banyak di antara mereka yang tidak mampu.
4. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya dengan dalih
kepentingan rakyat.Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai
berikut :
a) Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya sering berubah-ubah sesuai dengan kepentingan politik saat itu.
b) Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
c) Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya berlomba-lomba
mencari keuntungan materil dengan mengabaikan kebutuhan rakyat.
d) Terjadi erosi loyalitas kepada negara karena menonjolkan pemupukan harta dan
kekuasaan. Dimulailah pola tingkah para korup.
e) Sumber kekuasaan dan ekonomi mulai terkonsentrasi pada beberapa kelompok
kecil yang mengusainya saja. Derita dan kemiskinan tetap ada pada rakyat.
f) Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu sebagai sektor di
bidang politik dan ekonomi-bisnis.
g) Kesempatan korupsi lebih meningkat seiring dengan semakin meningkatnya jabatan dan hirarki politik kekuasaan.
1.6.
a.
b.
c.
Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tang-gung jawab yang tinggi.
d.
Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
e.
Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
f.
Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab
etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
c) Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI
Jakarta (2004).
d) Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp 10 milyar lebih (2004).
e) Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement
deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
f) Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
g) Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
h) Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
i)
b.
c.
Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
d.
e.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang
lain serta selalu mengandung unsur penyelewengan atau dishonest (ketidakjujuran).
Dan korupsi akan berdampak pada masarakat luas serta akan merugikan negara. Jenis
tindakan korupsi, diantaranya : Penyuapan, penggelapan, pemerasan, gratifikasi.
3.2. Saran
1. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.
2.
Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.