Anda di halaman 1dari 15

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata

1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi permintaan ekonomi. Ada 3 kondisi Ekonomi
yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu :

Kondisi ekonomi global. Secara umum kondisi ekonomi global sedikit banyaknya akan
mempengaruhi minat untuk melakukan perjalanan, terutama jarak jauh, yang pada
umumnya menuntut biaya yang relatif tinggi. Seperti yang terjadi jika terjadi gangguan
terhadap harga bahan bakar minyak secara global. Bahkan kondisi seperti yang terjadi
ketika krisis moneter melanda dunia, serta krisis financial Amerika dan Eropa akhiurakhir ini;

Kondisi ekonomi negara asal wisatawan (country of Origin). Seperti yang terjadi akhirakhir ini di mana beberapa negara Eropa mengalami krisis keuangannya, tidak dapat kita
mengharapkan banyak dari penduduknya untuk bepergian jauh, berhubung dengan
kemampuan import negara bersangkutan yang terpaksa dikurangibaahkan tidak mustahil
dihentikan, mengingat bepergian ke luar negeri berarti meng-import jasa pariwisata.

Kondisi ekonomi negara tujuan wisata (destination country). Indonesia mengalami hal ini
beberapa kali, seperti dalam dekade 1960-an dimana ekonomi kita mengalami inflasi
sampai melebihi 600%, kepariwisataan kita hampir tidak ada yang melirik. Padahal
ketika itu pemerintah bertekad mengembangkan kepariwisataan sejak 1958 dan termasuk
dalam Rencana Pembangunan Semesta Berencana.

2. Faktor Sosial
Industrialisasi yang menyebabkan meningkatnya pemerataan pendapatan dalam
masyarakat sehingga waktu senggang meningkat dan ada liburan yang dibayar membuat
orang-orang berkecenderungan sering melakukan perjalanan wisata.
3. Faktor Budaya

dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau dengan kata lain berbeda dari
apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap
wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian
pengetahuan sebagai penambah kekayaan pola pikir budaya mereka.
4. Faktor Politik
dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan wisata dalam situasi
aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka
factor politik akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya permintaan.
5. Faktor Teknologi
Faktor teknologi sangat berpengaruh terhadap permintaan pariwisata karena dengan
adanya teknologi yang canggih sehingga membuat para wisatawan lebih mudah dalam
mencari informasi mengenai tempat yang akan mereka kunjungi. Kemudian dengan
canggihnya transportasi membuat para wisatawan merasa lebih nyaman dan lebih aman
jika berkunjung ke suatu tempat wisata.

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, LINGKUNGAN


DAN POLITIK

1. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomi

Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Industri pariwisata menghasilkan manfaat


ekonomi yang besar baik bagi Negara tuan rumah, maupun Negara asal para turis.
Dampak Positifnya :
a. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour
guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.
b. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh
penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
c. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing
(foreign exchange).
d. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan,
penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lainlain.
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
f. Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya,
wisatawan yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar
dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan
oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan
akan bertambah.
Dampak negatifnya :
a. Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.
b. Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.
c. Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modern
yang digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga
biaya-biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.

d. Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian


modal awal
e. Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara
beberapa kelompok masyarakat.
f. Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.

2. Dampak pariwisata dalam bidang social


Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam artian
bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok
dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam
masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali
berbeda bangsa dan agama. Oleh sebab itu pariwisata menciptakan kontak sosial antar
sesama. Menurut World Tourism Organization yang di sitih oleh Oka A Yoeti mengatakan
pengaruh pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat dapat disebabkan oleh 3 hal,
yaitu :
1. Polarization of the population
Penduduk setempat sudah terpolarisasi, perolehan pendapatan masyarakat tidak
proporsional, kebanyak penduduk ingin menjadi kaya secara mendadak dan
berusaha memburu dolar dengan jalan pintas.
2. Breakdown of The family
Dengan masuknya wisatawan asing yang silih berganti dan terjadinya intesitas
pergaulan antara yang melayani dan yang memberikan pelayanan, timbul ekses
negative demi memenuhi kebutuhan biologis masing-masing.
3. Development of the attitudes of a Consumption-Oriented Society; Incident of
Phenomena of Social Pathalogy.
Sebagai akibat berkembangnya tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada
konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat itu, maka munculah;
pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius. Mabuk-mabukan dan
ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.
Namun demikian segi positip dari kepariwisataan cukup banyak. Hal itu dapat dilihat di
lapangan seperti hal-hal berikut
1. Struktur social
Sebagai akibat pengembangan pariwisata, terjadi:
- Transaksi kesempatan kerja dari sector pertanian ke sector pelayanan.
- Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen.
- Pemerataan pendapatan masyarakat di DTW yang dikunjungi wisatawan.
- Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha atau
pekerjaan.
2. Modernisasi keluarga

-Kaum wanita memperoleh status baru dari petani tradisionil berubah menjadi
pedagang acungan, pemilik took cendera mata, restoran atau bekerja pada kerajinan
tangan dan karyawan hotel.
3. Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak-anak dari disiplin ketat menjadi
anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicita-citakannya
4. Peningkatan dalma wawasan masyarakat
5. Terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang positif, terutama dalam etiket dan cara
komunikiasi antar sesama.
6. Dapat menghilangkan prasangka-prasangka negative terhadap etnis lain
7. Dan terdapat juga Dampak Periwisata terhadap Sosial Budaya.
8. Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata disuatu daerah terhadap Sosial
Budaya sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat tanpa ada
penyaringan yang ketat terhadap kedatangan wisatawan.. Salah satu hal adalah dimana
daerah yang dituju merupakan daerah yang lemah dalam bidang ekonomi, dengan
sendirinya akan mengikuti Perkembangan dan merubah tatanan perekonomian sendiri
salah satu contoh mengubah mata pencaharian semula yang mereka lakukan secara
tradisional

menjadi

lebih

modern.

Masalah tentang dampak Pariwisata terhadap sosial budaya selama ini lebih cenderung
mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat kedatangan
wisatawan,

dengan

tiga

asumsi

yang

umum,

yaitu:

(Martin,

1998:171):

a. perubahan dibawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sistem sosialbudaya
b.

yang

perubahan

superordinat
tersebut

terhadap
umumnya

budaya

penerima

destruktif

bagi

yang
budaya

lebih

lemah;

indigenous;

c. perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya, dimana identitas etnik
lokal akan tenggelam dalam bayangan sistem industri dengan teknologi barat, birokrasi
nasional dan multinasional, a consumer-oriented economy, dan jet-age lifestyles.
Menurut pendapat diatas menyiratkan bahwa di dalam melihat dampak pariwisata
terhadap sosial-budaya masyarakat setempat, pariwisata semata-mata dipandang sebagai
faktor luar yang akan merubah secara pasti terhadap social budaya pada masyarakat local.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat yang dituju, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat
setempat. Oleh karena pariwisata banyak dikatakan sebagai perubah yang laur biasa,

mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspek.


Dalam perubahan yang diakibatkan oleh Pariwisata Secara teoritis, Cohen (1984)
mengelompokkan dampak Pariwisata terhadap sosial budaya ke dalam sepuluh kelompok
besar,

yaitu:

a. dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan


masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya;
b.

dampak

c.

terhadap

dampak

d.

dampak

e.

dampak

h.

dampak
dampak

j.

ritme

terhadap
terhadap

dan

anggota

ke

kehidupan
pola

masyarakat;

distribusi

daerah

pariwisata;

sosial

masyarakat;

dan

kerja;

mobilitas

pengaruh

dan

kesenian

dan

sosial;
kekuasaan;

penyimpangan-penyimpangan

bidang

sosial;

pembagian

stratifikasi

meningkatnya

terhadap

antara

organisasi/kelembagaan

dari

terhadap

terhadap

dampak

migrasi

terhadap

dampak

interpersonal

dasar-dasar

terhadap

g.
i.

terhadap

dampak

f.

hubungan

sosial;

adat

dan

istiadat.

Dari pendapat Cohen tersebut diatas mengenai dampak pariwisata dapat disimpulan,
bahwa daerah tujuan wisata akan merasakan pengaruh yang luar biasa dari wisatawan
yang datang yaitu dari mengenai unsur kebudayaan universal di daerah. Sebagai mana
yang di kemukan oleh C.Kluckhohn dalam Koentjaraningrat merumuskan 7 unsur
Kebudayaan

a.

Sistem

Bahasa

Bahasa yang digunakan pada daerah ini adalah Sunda dengan dialek yang sama dengan
sunda

lainnya,

Bahasa yang dibunakan oleh masyarakat setempat baik berupa lisan maupun tulisan atau
berbentuk

symbol

b.

Sistem

simbol
mata

Pencaharian

Untuk menunjang hidup sehari hari, setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian
utama yang berbeda ditiap daerah, sehingga terdapat suku bangsa memiliki mata
pencaharian
c.

yang

khas

dibandingkan
Sistem

dengan

dengan

suku

bangsa

lain.

Teknologi

Teknologi atau peralatan hidup lain yang dimiliki oleh setiap masyarakat mungkin
berbeda

beda

d.

tergantung

dimana

Sistem

masyarakat
Organisasi

itu

berada.
Sosial

Suku bangsa yang merupakan kelompok mayarakat besar akan memiliki system
kemasyarakatannya yang mungkin berbeda dengan suku bangsa lain: misalnya suku
bangsa

sunda

e.

dan

jawa.

Sistem

Pengetahuan

Masyarakat memilki pengetahuan yang digunakan dalam kehidupan sehari hari baik
dalam
f.

bidang

agriris

maupun
Sistem

dalam

bidang

pengobatan.
Kesenian

Masyarakat atau suku bangsa memiliki persaan yang dituangkan kedalam bentuk benci,
sedih, gembira, jengkel, bahagia dan sebagainya.perasaan timul dari setiap individu atau
masyarakat dalat dilakukan de dalam bentuk seni atau perasaan dapat muncul karena
seni.
g.

Sistem

Religi

Kepercayaan ditiap daerah itu berbeda merupakan warisan masa lampau dari perjalanan
hidup masyarakat bersangkutan sebagai warisan budayanya. Keyakinan setempat yang
diyakini masyarakatnya wajib dihormati oleh masyarakat lain, begitu pula dalam upacara
ritual yang berhubungan dengan keyakinan.
9. Dampak pariwisata dalam bidang budaya
Dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak terlepas dari pola
interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif. Dinamika tersebut
berkembang, karena kebudayaan memegang peranan yang penting bagi pembangunan
berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata memberikan peranan dalam
merevitalisasi kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan dengan pola
kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan pariwisata juga mampu memajukan
kebudayaan. (Geriya, 1996: 49).
Paparan di atas menandakan perkembangan pariwisata dapat memberikan dampak yang
positif terhadap kebudayaan. Di sini akan terjadi akulturasi kebudayaan, karena adanya
interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Di samping itu, kebudayaan-kebudayaan
daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia akan terus

berkembang. Ini disebabkan oleh adanya wisatawan (orang asing) yang datang
berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini
tentunya juga menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk
dikembangkan dan dilestarikan. Dengan demikian pola kebudayaan tradisional seperti
tempat-tempat bersejarah, monumen-monumen, kesenian, dan adat istiadat akan tetap
terpelihara dan lestari (sustainable).
Dampak positif pariwisata terhadap kebudayaan seperti disebutkan di atas sejalan dengan
pemikiran Sihite (2000: 76) yang menyebutkan secara garis besar dampak positif
pariwisata terhadap kebudayaan dapat dilihat pada hal-hal berikut:
a. Merupakan perangsang dalam usaha pemeliharaan monumen-monumen budaya
yang dapat dinikmati oleh penduduk setempat dan wisatawan.
b. Merupakan dorongan dalam usaha melestarikan dan menghidupkan kembali
beberapa pola budaya tradisional seperti kesenian, kerajinan tangan, tarian, musik,
upacara-upacara adat, dan pakaian.
c. Memberikan dorongan untuk memperbaiki lingkungan hidup yang bersih dan
menarik.
d. Terjadinya tukar-menukar kebudayaan antara wisatawan dan masyarakat lokal.
Misalnya, wisatawan dapat lebih banyak mengenal kebudayaan serta lingkungan
yang lain dan penduduk lokal juga mengetahui tempat-tempat lain dari cerita
wisatawan.
e. Mendorong pendidikan di bidang kepariwisataan untuk menghasilkan Sumber
Daya Manusia di bidang kepariwisataan yang handal
Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan terkosentrasi dapat menimbulkan
berbagai dampak. Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif dari pengembangan pariwisata meliputi;
1) Memperluas lapangan kerja
2) Bertambahnya kesempatan berusaha
3) Meningkatkan pendapatan
4) Terpeliharanya kebudayaan setempat
5) Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.
Sedangkan dampak negatifnya dari pariwisata tersebut akan menyebabkan;
1) Terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari luar daerah
2) Timbulnya komersialisasi
3) Berkembangnya pola hidup konsumtif
4) Terganggunya lingkungan

5) Semakin terbatasnya lahan pertanian


6) Pencernaan budaya
7) Terdesaknya masyarakat setempat
10. Dampak pariwisata terhadap Lingkungan
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan
alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan buatan (situs
kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah). Secara teori,
hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan bermanfaat. Wisatawan
menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk
melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata. Dampak pariwisata terhadap
lingkungan fisik merupakan dampak yang mudah diidentifikasi karena nyata. Pariwisata
memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut :
Dampak positifnya :
Sudah menjadi hal umum jika kita biasanya kurang mensyukuri dan manghargai lingkungan
sekitar kita. Hal ini dapat disebabkan karena tiap saat kita hidup didalamnya sehingga kurang
bisa melihat keindahan, keunikan dan nikmat yang ada. Meskipun pada dasarnya kita dapat
memahami kerumitan alam dan peran sumber daya yang ada di sekitar kita. Ketika orang luar
datang dan mengagumi lingkungan, budaya serta tradisi kita maka akan timbul rasa bangga pada
apa yang kita miliki dan biasanya akan diikuti dengan upaya konservasi. Banyak dari kita
kemudian berusaha untuk melindungi daerah kita serta mengubah pola hidup yang dapat
merusak lingkungan, misalnya kita akan menjaga kebersihan lingkungan, mengelola kualitas air
serta mempelajari budaya dan tradisi kita.
Dampak negatifnya :
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel) dan
limbah padat(sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air
juga mendapatkan polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari kapal
pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan terkontaminasi, kesehatan masyarakat

terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna
laut berubah dari warnabiru menjadi warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut
(seafood) menjadi berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di
laut, danau dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan
perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni angkutan yang
ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.

2. Atmosfir
Perjalanan menggunakan alat transportasi udadra sangat nyaman dan cepat. Namun, angkutan
udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di udara yang
menyebabkan atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan polusi suara. Selain
itu, udara tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan bunyi deru mesin kendaraan
menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara, maka nilai wisata berkurang,
pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan memberikandampak negatif bagi vegetasi dan
hewan.Inovasi kendaraan ramah lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal (seperti
pesawat Airbus380 dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna menekan polusi udara dan
suara. Anjuran untukmengurangi kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye berwisata
sepeda ditingkatkan.
3. Pantai dan pulau
Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun, pantai dan pulau
sering menjaditempat yang mendapatkan dampak negatif dari pariwisata. Pembangunan fasilitas
wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan infrastruktur
(bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau.Lingkungan tepian pantai rusak
(contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut,
hilangnya peruntukan lahan pantai tradisional dan erosi pantai menjadi beberapaakibat
pembangunan pariwisata.Preservasi dan konservasi pantai dan laut menjadi pilihan untuk
memperpanjang usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan kawasan konservasi menjadi
pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang bersifat ramah lingkungan.
Beberapa pengelola pulau (contoh pengelola Taman NasionalKepulauan Seribu) menawarkan

paket perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan aktivitas menanam lamun dan
menanam bakau di laut.
4. Pegunungan dan area liar
Wisatawan asal daerah bermusim panas memilih berwisata ke pegunungan untuk berganti
suasana. Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur
pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan
fasilitas lainnya merupakanbeberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak gunung dan
area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor, erosi tanah, menipisnya vegetasi pegunungan (yang
bisa menjadi paru-paru masyarakat) ,potensi polusi visual dan banjir yang berlebihan karena
gunung tidak mampu menyerap air hujan. Reboisasi (penanaman kembali pepohonan di
pegunungan) dan peremajaan pegunungan dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan
pegunungan dan area liar.
5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api unggun di
perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan merupakan
beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan (berpotensi erosi
lahan), perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya berbuah setiap tiga bulan
berubah menjadi setiap enam bulan, bahkanmenjadi tidak berbuah), hilangnya spesies tanaman
langka dan kerusakan habitat tumbuhan. Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak
seimbang.
6. Kehidupan satwa liar
Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona dengan
pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa tersebut.
Komposisi fauna berubahakibat:pemburuan hewan sebagai cinderamata, pelecehan satwa liar
untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan reproduksi hewan (berkembang
biak), perubahan insting hewan (contohhewan komodo yang dahulunya hewan ganas menjadi
hewan jinak yang dilindungi), migrasi hewan (ketempat yang lebih baik). Jumlah hewan liar

berkurang, akibatnya ketika wisatawan mengunjungi daerah wisata, ia tidak lagi mudah
menemukan satwa-satwa tersebut
7. Situs sejarah, budaya, dan keagamaan
Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah, budaya dan
keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal situs, komersialisasi
daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan
fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga mengganggu fungsi utama
sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya digunakan secara komersial sehingga
dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi menampung jumlah wisatawan yang melebihi
kapasitas). Kapasitas daya tampung situs sejarah, budaya dan keagamaan dpat diperkirakan dan
dikendalikan melalui manajemen pengunjung sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs
sejarah, budaya dan keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat dilakukan
untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.
8. Wilayah perkotaan dan pedesaan
Pendirian hotel, restoran, fasilitas wisata, toko cinderamata dan bangunan lain dibutuhkan di
daerah tujuanwisata. Seiring dengan pembangunan itu, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah
kendaraan dan kepadatan lalu lintas jadi meningkat. Hal ini bukan hanya menyebabkan tekanan
terhadap lahan, melainkan juga perubahan fungsi lahan tempat tinggal menjadi lahan komersil,
kemacetan lalu lintas, polusi udara dan polusi estetika (terutama ketika bangunan didirikan tanpa
aturan penataan yang benar). Dampak buruk itu dapatdiatasi dengan melakukan manajemen
pengunjung dan penataan wilayah kota atau desa serta membedayakan masyarakat untuk
mengambil andil yang besar dalam pembangunan.

11. Dampak pariwisata dalam bidang politik


Untuk lebih memahami dampak dari pariwisata di bidang politik , kita perlu mengetahui
definisi dari politik . politik berasal dari bahasa yunani (politikos) yang berarti kota
wilayah, atau yang berkaitan dengan warga Negara politik merupakanproses

pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berupa proses


pembuatan keputusan , khususnya dalam Negara.
Dalam industry pariwisata keamanan adalah hal yang sangat penting dimana para
wisatawan datang berlibur dan berkunjung untuk menikmati destinasi yang mereka
kunjungi . sehingga jika daerah wiasta aman maka para wisatawan akan tenang
menikmati daerah tujuan wisatanya dan ini tentu mengangkat pamor dari daerah wisata
itu sendiri . banyak kegiatan multinasional dilakukan di daerah tujuan wisata seperti
BALI. Karena bali dianggap aman , dengaan keramah tamahan penduduknya . sehingga
mengangkat pamor bali dimata dunia. Dan dari pariwisata akan dapat meningkatkan
devisa Negara sehingga baik untuk perekonomian .
Dampak positif pariwisata dalam bidang politik :
a. Terjalinnya hubungan baik dengan negara-negara lain.
b. Saling berkunjung dan saling mengenal antar penduduk sehingga dapat memper
erat kesatuan dan persatuan.
c. Lebih banyak mengenal keindaha dan kekayaan tanah air , melalui kunjungan
wisata sehingga memunculkan keinginan untuk memelihara, menjaga dan rasa
cinta terhadap tanah air.
d. Terjaganya hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata
mancanegara, sehingga terjadi saling kunjung antar bangsa sebagai wisatawan .
sebagaimana halnya dalam pariwisata pada poin pertama.
e. Terjadi kontak kontak langsung yang akan menumbuhkan rasa saling pengertian
terhadap perbedaan.
f. Akan menimbulkan inspirasi untuk selalu mengadakan pendekatan dan rasa saling
menghormati.
g. Pemerintah mendapat defisa tambahan non migas.
h. Adanya pemberlakuan kebijakanbebas visa terhadap Negara tertentu, untuk
menarik wisatawan untuk berkunjung
Dampak negatif pariwisata dalam bidang politik :
a. Kebijakan dari pemerintah sangat mempengaruhi kondisi pariwisata, seperti kenaikan
bbm, kenaikan pajak usaha pariwisata dan lain lain.
b. Banyak terjadi kasus kkn pada pemerintahan di tempat daerah wisata itu .
c. Adanya ketimpangan pembangunan fasilitas umum antara desa dan kota(daerah
wisata).

d. Adanya perebutan kekuasaan


Contoh: bali merupakan destinasi yang aman dan terkenal di dunia , karena budaya , alam
,dan keramah tamahan penduduknya sehingga bali sering menjadi tuan rumah dari
kegiatan politik nasional dan internasional seperti: konfrensi apec , ktt asean, munas
partai golkar dan lain-lain .

Anda mungkin juga menyukai