Anda di halaman 1dari 2

SEKILAS TENTANG PARTOGRAF

Kematian ibu yang berhubungan dengan persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
hipertensi dalam kehamilan, perdarahan dan sepsis sangat sering terjadi. Selain itu
di negara yang sedang berkembang, kematian dalam persalinan kecuali sebab
diatas masih ada penyebab lainnya yaitu partus lama atau partus tak maju atau
ruptur uteri.
Partus lama biasanya disebabkan oleh disproporsi kepala panggul yang dapat
mengakibatkan partus kasep dengan segala komplikasinya.
Deteksi dini pada setiap kemajuan persalinan yang abnormal dan pencegahan
partus lama, bermakna dapat menurunkan resiko terjadinya partus kasep,
perdarahan pascapersalinan dengan segala komplikasinya. Untuk menurunkan
risiko terjadinya partus lama, diusahaka agar persalinan berjalan senormal
mungkin.
Partograf sebagai rekam grafik dan catatan medik kemajuan persalinan sudah lama
dikenal . Partograf sebagai rekam/catatan kemajuan persalinan , dapat berfungsi
sebagai pendeteksi kemajuan persalinan abnormal, sehingga penolong persalinan
dapat dengan segera menentukan sikap terhadap kelainan persalinan tersebut.
Dengan demikian partograf dapat mencegah terjadinya partus lama.
Beberapa ahli membuat partograf (servikograf) untuk menilai kemajuan persalinan
sehingga dengan segera dapat dinilai apabila terjadi penyimpangan kemajuan
persalinan.
Friedman (1954), Hendrick (1969) dan Philpot (1972) telah meneliti dan membuat
normogram perbukaan serviks uteri.
Jadi partograf dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini untuk penolong
persalinan terhadap akan terjadinya kemajuan persalinan yang abnormal.
Satu kelompok kerja informal WHO, merancang satu macam partograf yang lebih
sistematik dan sederhana setelah mereka menelaah semua jenis dan bentuk
partograf yang ada diseluruh dunia. Maka pada tahun 1988 WHO menerbitkan satu
buku petunjuk.
The Partograf: A managerial tool for prevention a prolonged labour.
Partograf ini dinamakan PARTOGRAF MODEL WHO atau Partograf WHO. Partograf ini
telah diuji-cobakan di beberapa negara dan hasilnya yang sangat memuaskan,
dengan kejadian partus lama, mortalitas perinatal dan seksio sesar turun secara
bermakna pada keadaan sebelum dan sesudah partograf digunakan.

Penerapan partograf WHO dianggap cukup rumit, sehingga WHO menyederhanakan


partograf tersebut lebih sederhana yang kita namakan Modiifkasi Partograf WHO,
yang digunakan dewasa ini.
Disini diselipkan juga partograf friedman, karena dalam menangani persalinan
selain partograf Model WHO juga dalam menangani persalinan partograf Friedman
masih dapat digunakan.
Kalau sebelumnya hanya dikenal partograf untuk persalinan kala I, maka Sizer dkk,
juga membuat partograf untuk persalinan kala II.

Anda mungkin juga menyukai