Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HASIL

PENELITIAN
Pengaruh Cahaya Pada Perkecambahan
Cabe Merah

DISUSUN OLEH :
Ilham Wildan
Camilla Amanda
M.Wiranegara Girinata
Nadiah Fatinah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, makalah kami yang berjudul Pengaruh Cahaya
Terhadap Perkecambahan Cabai Merah dapat selesai dengan baik.
Tak lupa pula saya mengucapkan banyak terimakasih kepada guru biologi
kami, yang mana telah memberikan kami sehingga kami mendapatkan
pengetahuan dan ilmu serta informasi kami semakin bertambah.
Laporan kami ini berisi tentang hasil pengamatan antara tanaman yang
tumbuh di tempat yang terkena cahaya dengan tanaman yang tidak terkena
cahaya. Laporan ini saya harapkan akan memberi informasi dan menambah ilmu
pengetahuan pembaca, sehingga pembaca mengetahui apa dan mengapa cahaya
sangat mempengaruhi tumbuhnya tanaman.
Laporan ini kami buat dengan semaksimal mungkin, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dengan hasil penelitian yang
telah kami buat.

Bogor, November 2014


Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................2
1.5 Hipotesis....................................................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Perkecambahan.........................................................................................4
2.2 Cahaya.......................................................................................................6
2.3 Cabe Merah...............................................................................................7
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...............................................................9
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................9
3.3 Metode Penelitian...................................................................................10
3.4 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................10
3.5 Analisis Data...........................................................................................10
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................11
4.1 Data Rata-Rata Hasil Pengamatan.........................................................11
4.2 Grafik Data Pengamatan........................................................................11
4.3 Pembahasan............................................................................................12
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................13
5.1 Kesimpulan.............................................................................................13
5.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN............................................................................................................1

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Cabe merah merupakan tanaman budidaya yang dikenal luas di daerah

tropis. Cabe merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan seperti vitamin C yang berguna untuk tubuh kita. Selain itu cabe merah
juga merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Dalam perkecambahan cabai merah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang salah satunya adalah faktor cahaya. Cahaya merupakan energi yang
berbentuk gelombang dan membantu kita untuk melihat. Cahaya juga sangat
menentukan proses fotosintesis. Kekurangan cahaya akan menggangu proses
fotosintesis. Selain itu kekurangan cahaya saat pertumbuhan berlangsung, akan
menimbulkan gejala etiolasi. Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya
sehingga dapat memaksimalkan fungsi hormon Auksin untuk pemanjangan sel-sel
tumbuhan.
Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini sebagai bahan penelitian
kami. Kami ingin membuktikan bahwa teori yang sudah ada itu benar.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan cabe
1.3

merah ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan

pengaruh cahaya pada proses perkecambahan biji cabe merah.


1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa-siswi
Sebagai bahan referensi

serta

menambah

wawasan

dan

pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji cabai


merah dan perbedaan perkecambahan biji cabai merah yang diletakan di

lingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga menanam biji


cabai merah dengan intensitas cahaya yang tepat.
1.4.2 Bagi Peneliti
Sebagai salah satu media untuk meningkatkan wawasan serta dapat
memberikan pengalaman bagi peneliti tentang pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan biji cabai merah dan perbedaan perkecambahan biji cabai
merah yang diletakan di lingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
1.4.3 Bagi Akademik
a. Sebagai pelengkap wacana untuk perpustakaan dan bahan
tambahan untuk pengembangan mata pelajaran terkait di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Bogor.
b. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi siswa yang akan
1.4.4

mengadakan percobaan pada masalah yang sama.


Bagi Pembimbing Materi
Sebagai sarana untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa

tentang materi perkecambahan biji cabe merah.

1.5

Hipotesis
1.5.1 Hipotesis Statistik
Ho : 1 = 2
1: Tumbuhan yang diletakkan ditempat bercahaya
2: Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Hp : 1 2
1: Tumbuhan yang diletakkan di tempat bercahaya
2: Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-

komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di
dalam biji, misalnya radikula dan plumula.
2.1.1
Tahapan perkecambahan
Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses
tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon
dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan
terlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta
asimilasi (fotosintetis).

Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui


mikropil.

Air

yang

masuk

kedalam

kotiledon

membengkak.

Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya

testa.

Awal perkembangan di dahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase,


dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh
adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein
menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul
protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan
menjadi maltose kemudian menjadi glukosa.
Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk
membuat dinding sel bagi sel sel yang baru. Bahan makanan terlarut
berupa maltose dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi
melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang
berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah
beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama
membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
2.1.2
Macam macam perkecambahan
2.1.2.1 Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan
ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah,
misalnya pada kacang hijau. Perkecambahan ini umumnya terjadi
pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh:
kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
2.1.2.2 Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan
hipogeal

adalah

apabila

terjadi

pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga

ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.


Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh: Jagung,
padi. Dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

2.2 Cahaya
Pengertian cahaya adalah pancaran elektromagnetik yang terlihat
oleh mata telanjang manusia. Setiap hari bumi diguyur energi yang banyak sekali
dari Matahari, dalam waktu satu tahun, satu meter persegi tanah di bagian dunia
yang banyak cahaya mataharinya menerima lebih dari 2.000 kilowatt-jam energi
cahaya. Seandainya semua energi ini dapat dikumpulkan dan dapat diubah
menjadi listrik, jumlahnya akan cukup membuat satu katel air mendidih tanpa
henti selama hampir enam minggu. Di dunia alam, sebagian kecil energi cahaya
dikumpulkan oleh daun-daun tumbuhan dan digunakan sebagai bahan bakar untuk
pertumbuhannya. Namun kini cahaya matahari sudah banyak digunakan untuk
berbagai kebutuhan kehidupan manusia.
Apabila kita berpergian sambil menikmati beberapa keindahan alam sekitar
kita seperti memandang langit biru yang cerah, gunung-gunung yang tampak
menjulang tinggi, sawah hijau membentang, dan bunga-bunga yang beraneka
warna. Kita dapat menikmati semua keindahan alam tersebut karena ada cahaya
yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda yang masuk kedalam mata.
2.2.1 Cahaya Terang
Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih
pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi
karena pengaruh fitohormon, terutama hormonauksin. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, hormone auksin ini akan terurai dan rusak sehingga
laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat.

Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi


fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat
segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
2.2.2 Cahaya Gelap
Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan
tumbuh lebih panjang dari pada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena
pengaruh fitohormon, terutama hormone auksin. Fungsi utama hormon
auksin

adalah

sebagai

pengatur

pembesaran

sel

dan

memacu

pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini


sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari,
hormone ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormone
auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan
batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di
tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang
sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat,
warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun
berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi.
2.3

Cabai Merah
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae (Sukuterung-terungan)
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum annum L.
Cabe merah merupakan tumbuhan perdu tegak, tinggi 1-2,5 m,
batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang muda
berambut halus berwarna hijau, arah tumbuh batang tegak lurus, arah

tumbuh cabang condong keatas. Daunnya tunggal, bertangkai silindris


(panjangnya 0,5-2,5 cm), dan letak tersebar. Helaian daunnya berbentuk
bulat telur, ujung runcing (acutus), pangkal membulat (obtusus), tepi rata,
pertulangan menyirip,panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,berwarnahijau, dan
daging daun seperti kertas.
Manfaat Capsicum annum L itu sendiri adalah buah yang
berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh
keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok. Cabai
mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari
serangan radikal bebas. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada
cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus di
konsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung. Cabai juga
mengandung Lasparagina sedan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti
kanker.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

3.2

3.3

Waktu dan Tempat


Diawali pada hari Kamis, 4 September 2014 dan diakhiri pada hari
Jumat, 10 September 2014.
Alat dan Bahan
1. Biji Cabai Merah 90 biji
2. Tanah yang sudah diberi pupuk
3. Label 18 buah
4. Air secukupnya
5. Kardus
6. Polybag kecil 18 buah
Metode Penelitian
1. Tanah dimasukkan ke dalam polybag (2/4 polybag)

2.
3.
4.
5.
6.

Biji cabai merah disebarkan di atas tanah


Tanah ditambahkan secukupnya hingga biji tertutup tanah
Langkah 1-3 diulangi untuk polybag lainnya.
Semua polybag disiram air secukupnya
9 polybag disimpan ditempat terang dan 9 polybag lainnya disimpan

ditempat gelap
7. Biji cabe disetiap polybag disiram setiap hari
8. Mengamati perkecambahan ke-9 tanaman tersebut
9. Menuliskan data pertumbuhan dari kesembilan tanaman tersebut pada
3.4
3.5

tabel pengamatan.
Teknik Pengumpulan data
Dengan menggunakan mistar/penggaris dengan skala mm (milimeter).
Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari pengamatan 1, pengamatan 2 dan

pengamatan 3 dihitung dan dirata-rata. Kemudian dari data rata-rata tersebut


dibuat grafik.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Rata-rata Hasil Pengamatan

PENGAMATAN
1

RATA-RATA TINGGI TANAMAN


TIDAK CAHAYA
CAHAYA
4 mm
0.5 mm
8

2
3

8 mm
75,2 mm

0.75 mm
22,7 mm

4.2 Grafik Data Pengamatan

4.3 Pembahasan
Perkecambahan cabai merah pada perlakuan yang diberi cahaya, biji mulai
tumbuh pada pengamatan kedua yaitu pada hari ke-empat. Hal ini terjadi karena
hormon yang terdapat dalam biji baru mulai aktif pada hari ke-empat setelah
proses imbibisi Batang terlihat kokoh dan daun berwarna hijau karena
mengandung klorofil. Hal ini terjadi karena pada saat perkecambahan hormone
auksin yang terdapat dalam biji terurai oleh sinar matahari sehingga tanaman
terlihat tegak, kokoh, dan sehat walaupun pertumbuhannya lambat.

Perkecambahan cabai merah pada perlakuan yang tidak diberi cahaya,


tanaman sudah mulai tumbuh pada hari kedua, ini terjadi karena hormon auksin
bekerja secara optimal dengan tidak adanya sinar matahari. Sehingga, tanaman
terus membelah karena pengaruh hormon auksin. Akibatnya, walaupun tumbuh
lebih cepat, tanaman terlihat kurus, lemah, daun berwarna kuning, dan terlihat
pucat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
diambil, diantaranya:
1. Tipe perkecambahan Cabe Merah adalah epigeal
2. Perkecambahan Cabe merah yang berada ditempat gelap lebih cepat
tumbuh, karena hormon auksin bekerja optimal.
10

3. Perkecambahan Cabe merah yang berada ditempat terang lebih lambat


tumbuh, karena hormon auksin terurai oleh cahaya matahari
5.2 Saran
1. Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat
lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara
2.

tumbuhan yang cukup cahaya dan kurang cahaya.


Jika pembaca ingin menanam cabai merah sebaiknya tanam di tempat yang
tidak terlalu panas, namun mendapatkan cahaya matahari yang cukup
dengan penyiraman yang intensif.

DAFTAR PUSTAKA

http://suaragadis.blogspot.com/2011/11/laporan-penelitian-pengaruhcahaya.html
http:/harikuyangcerah.blogspot.com/2008/12/bab-i-pendahuluan-1.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai
http://saryhumaira.blogspot.com/2013/07/rencana-penelitian-biologipengaruh.html

11

LAMPIRAN
Hasil Penelitian
1. Pengamatan ke-1 (6 September 2014)

TANAMAN
T1.1/A1.1
T1.2/A1.2
T1.3/A1.3
T2.1/A2.1
T2.2/A2.2
T2.3/A2.3
T3.1/A3.1
T3.2/A3.2
T3.3/A3.3
RATA-RATA

TIDAK
CAHAYA
4,2 mm
5,4 mm
6,1 mm
4 mm
4,5 mm
5,3 mm
6,2 mm
5,9 mm
4,8 mm
3 mm

CAHAYA
0 mm
0 mm
2 mm
0 mm
0 mm
0 mm
1,2 mm
0 mm
2 mm
0.5 mm

2. Pengamatan ke-2 (8 September 2014)

TANAMAN
T1.1/A1.1
T1.2/A1.2
T1.3/A1.3
T2.1/A2.1
T2.2/A2.2
T2.3/A2.3
T3.1/A3.1
T3.2/A3.2
T3.3/A3.3
RATA-RATA

TIDAK
CAHAYA
7,5 mm
8 mm
7,5 mm
7,7 mm
7,6 mm
7,1 mm
8,5 mm
7,9 mm
8 mm
8 mm
12

CAHAYA
2,8 mm
1,2 mm
2,9 mm
0 mm
0 mm
0 mm
3 mm
2,5 mm
2,9 mm
0.75 mm

Pengamatan ke-3 (10 September 2014)

TANAMAN
T1.1/A1.1
T1.2/A1.2
T1.3/A1.3
T2.1/A2.1
T2.2/A2.2
T2.3/A2.3
T3.1/A3.1
T3.2/A3.2
T3.3/A3.3
RATA-RATA

TIDAK
CAHAYA
73 mm
84 mm
75 mm
59 mm
79 mm
68 mm
82 mm
78 mm
79 mm
75.2 mm

CAHAYA
34 mm
35 mm
36 mm
0 mm
0 mm
0 mm
31 mm
30 mm
39 mm
22.7 mm

Foto Hasil Penelitian


1. Pengamatan ke-1 (6 September 2014)
Cahaya

Tidak Cahaya

2. Pengamatan ke-2 (8 September 2014)


Cahaya

Tidak Cahaya

3. Pengamatan ke-3 (10 September 2014)

13

Cahaya

Tidak Cahaya

14

Anda mungkin juga menyukai