PELABUHAN/TERMINAL KHUSUS
BATUBARA
Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur- unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia tersebar di beberapa pulau besar
diantaranya Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya
dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat
ditentukan nilai keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua,
dan Sulawesi.
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel
fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri. Dari segi ekonomis batu
bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut:
Solar Rp 0,74,-/kilo kalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09,-/kilo kalori,
(berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200,-/liter). Dan nilai ini akan semakin
besar jika harga solar industri lebih dari Rp 10.000,-/liter).
4-1
4.1
dengan kegiatan utamanya adalah bongkar muat batubara untuk melayani kapal
dengan kapasitas rencana hingga 100.000 DWT. Pelabuhan/terminal khusus
batubara mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas bongkar-muat
barang. Terminal khusus batubara dapat berada di pantai atau estuari sungai besar.
Daerah perairan pelabuhan/terminal khusus batubara harus cukup tenang sehingga
memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan/terminal khusus batubara ini
dibuat untuk keperluan transpor hasil produksinya.
Pada dasarnya pelabuhan/terminal khusus batubara barang harus
mempunyai kelengkapan-kelengkapan berikut ini:
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal
atau setidak-tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena
muatan kapal dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan tengah
kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar
muat batubara. Batubara yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan
4-2
ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke
gelombang).
Arus yang terjadi di perairan.
Ukuran kapal rencana dan rencana manuver yang diperbolehkan.
Jumlah lintasan kapal yang melalui alur pelayaran.
Angka kemudahan pengontrolan kemudi kapal rencana.
4-3
LWS
Kapal
Draft
Clearance
4-4
2.
di mana:
B = lebar kapal (m)
C = clearence/jarak aman antar kapal (m), diambil = B
Untuk lebih jelasnya, lebar alur pelayaran dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan
Gambar 4.3.
1,5 B
1,8 B
1,5 B
Kapal
4-5
1,5 B
1,8 B
1,8 B
Kapal
Kapal
1,5 B
Elevasi muka air rencana yang ada (hasil analisa pasang surut).
4-6
Cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang datang berlabuh
dan masih dapat bergerak dengan bebas.
Cukup lebar sehingga kapal dapat melakukan manuver dengan bebas yang
merupakan gerak melingkar yang tidak terputus.
Cukup dalam sehingga kapal terbesar masih bisa masuk ke dalam kolam
pelabuhan/terminal khusus batubara pada saat air surut.
4-7
AT
= n.(1,5.L) x (4/3.B)
= 1*(1,5*275)*(4/3 * 42) = 23.100 m2.
di mana:
L
4-9
4.4.1
Dermaga
A.
Pengertian Dermaga
Deramaga adalah suatu bangunan pada pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan bertambat kapal yang akan melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang. Bentuk dan dimensi dermaga tergantung pada jenis
dan ukuran kapal yang akan merapat dan bertambat pada dermaga tersebut.
Dengan demikian, dermaga tersebut harus didesain sesuai dengan kebutuhan
kapal yang akan merapat dan bertambat.
B.
Tipe Dermaga
Pemilihan tipe dermaga ditentukan oleh jenis kapal yang dilayani, ukuran
kapal, kondisi topografi dan tanah dasar laut, serta kondisi hidro-oseanografi.
Dalam penentuan tipe dermaga, kriteria-kriteria tersebut harus dipenuhi agar
dapat mengoptimalisasi penggunaan biaya dalam konstruksi dermaga tersebut.
Secara umum tipe dermaga terbagi menjadi tiga yaitu wharf, pier dan jetty.
Struktur dermaga tipe wharf dan pier dapat berupa struktur tertutup atau terbuka,
sementara dermaga tipe jetty umumnya menggunakan struktur terbuka.
B.1
Wharf
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar dan terhubung langsung dengan
garis pantai. Struktur dermaga tipe wharf dapat berupa struktur tertutup maupun
struktur terbuka. Pada umumnya dermaga tipe wharf digunakan pada pelabuhan
general cargo dan container yang memerlukan lapangan penumpukan luas yang
lokasinya dekat dengan dermaga.
Perencanaan wharf harus memperhitungkan tambatan kapal, peralatan
bongkar muat dan fasilitas transportasi darat. Karakteristik kapal yang akan
berlabuh mempengaruhi panjang wharf dan kedalaman yang diperlukan untuk
merapatnya kapal. Pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 masing-masing di bawah ini
4 - 10
dapat dilihat ilustrasi dermaga tipe wharf dan salah satu contoh dermaga tipe
wharf di Houston.
4 - 11
B.2
Pier
Sama halnya dengan wharf, pier merupakan tipe dermaga yang terhubung
langsung dengan garis pantai. Dermaga tipe pier dapat berbentuk menjari, bentuk
A dan bentuk L.
Salah satu kelebihan dermaga tipe ini ialah dapat menampung lebih
banyak kapal per satuan panjang dermaga karena dapat digunakan merapat dan
bertambat kapal pada kedua sisinya. Struktur dermaga tipe pier dapat berupa
struktur tertutup dan struktur terbuka. Biasanya dermaga tipe pier digunakan
untuk merapat dan bertambat kapal penumpang dan kapal pesiar. Pada Gambar
4.7 di bawah ini dapat dilihat salah satu contoh dermaga tipe pier di New York.
Jetty
Jetty adalah dermaga yang dibangun menjorok cukup jauh ke arah laut,
dengan maksud agar ujung dermaga berada pada kedalaman yang cukup untuk
merapat kapal. Pada umumnya jetty digunakan untuk merapat kapal pengangkut
curah cair dan curah kering yang memiliki draft cukup besar. Pada dermaga tipe
jetty terdapat struktur tambahan berupa breasting dolphin yang berfungsi untuk
4 - 12
menahan benturan kapal yang merapat dan mooring dolphin yang berfungsi untuk
menambatkan kapal. Dolphin tersebut dihubungkan dengan catwalk (semacam
jembatan kecil), yang berfungsi sebagai jalan petugas yang akan mengikatkan tali
kapal ke mooring dolphin. Pada Gambar 4.8 di bawah ini dapat dilihat ilustrasi
satu contoh dermaga tipe jetty di Teluk Abu Qir.
Gambar 4.8 Dermaga tipe jetty di Teluk Abu Qir (Sumber: www.egyptianlng. com)
C.
dermaga serta jenis kapal yang akan dilayani pada dermaga maka dipilih
bentuk dermaga tipe jetty dengan pertimbangan sebagai berikut: (1). Kapal
yang akan dilayani memiliki draft yang cukup besar sehingga membutuhkan
kedalaman perairan yang cukup dalam; (2) Dermaga berada pada kedalaman
perairan yang cukup dalam sehingga mempermudah akses keluar masuk dan
manuver kapal; (3) Tidak memerlukan pengerukan di sekitar lokasi dermaga
sehingga menurunkan biaya baik pada saat pembangunan dan biaya rutin untuk
4 - 13
pengerukan. Pengerukan dilakukan jika kapal pada tahap pertama yaitu dengan
bobot mati 80.000 DWT hendak ditingkatkan menjadi 100.000 DWT.
D.
Code of Practice for Maritime Structures Part 2: Design of Quay Walls, Jetties
and Dolphins. Tipe struktur dermaga terbagi menjadi tiga yaitu sheet pile,
concrete caisson dan deck on pile. Pada sub bab di bawah ini akan dijelaskan
lebih jauh mengenai masing-masing tipe struktur dermaga.
D.1
Sheet Pile
Struktur sheet pile merupakan tipe struktur dermaga tertutup. Struktur ini
tidak menggunakan kemiringan alami dari tanah. Dalam hal ini, gaya-gaya akibat
perbedaaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar alur pelayaran ditahan
oleh struktur dinding penahan tanah. Untuk menahan gaya lateral tanah akibat
dari kapal yang sedang bersandar biasanya digunakan pile di belakang turap.
Struktur tipe ini biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki kemiringan
curam. Pada Gambar 4.9 di bawah ini dapat dilihat ilustrasi dari tipe struktur
dermaga sheet pile.
4 - 14
D.2
Concrete Caisson
Concrete caisson merupakan salah satu tipe gravity structure, yang prinsip
kerjanya menggunakan berat sendiri dari struktur untuk menahan gaya vertikal
dan horizontal. Concrete caisson adalah suatu konstruksi blok-blok beton
bertulang berbentuk kotak- kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi
dermaga dengan cara diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan,
kemudian ditenggelamkan dan diberi material pengisi ruang-ruang kosong pada
concrete caisson tersebut. Pada pemasangannya, tipe struktur dermaga ini
memerlukan ketelitian tinggi dan dianggap kurang ekonomis sehingga tidak
banyak digunakan pada struktur dermaga. Pada Gambar 4.10 di bawah ini dapat
dilihat ilustrasi dari tipe struktur dermaga concrete caisson.
D.3
Deck on Pile
Merupakan tipe struktur dermaga terbuka yang menggunakan pile sebagai
pondasi bagi lantai dermaga. Pile berfungsi untuk menyalurkan seluruh beban
vertikal dan horizontal yang diterima struktur dermaga ke tanah pondasi. Untuk
4 - 15
menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, dapat
dilakukan pemasangan pile miring.
Tipe struktur dermaga ini banyak digunakan karena teknis pengerjaannya
relatif mudah dan telah banyak dikuasai oleh kontraktor, selain itu tipe struktur
dermaga ini dapat digunakan pada berbagai kondisi garis pantai. Pada Gambar
4.11 di bawah ini dapat dilihat ilustrasi dari tipe struktur dermaga deck on pile.
E.
on pile dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) Struktur dermaga harus dapat
menahan beban horisontal yang cukup besar pada struktur dermaga, maka dari itu
digunakan struktur deck on pile dengan pemancangan pile miring; (2) Dalam
pelaksanaannya, pembuatan struktur dermaga deck on pile sudah umum
digunakan sehingga teknis pengerjaannnya sudah banyak dikuasai oleh
kontraktor; (3) Dermaga berada pada kedalaman perairan yang cukup dalam
sehingga diperlukan banyak material pengisi yang secara tidak langsung akan
memakan biaya yang cukup besar apabila menggunakan tipe struktur dermaga
sheet pile atau concrete caisson.
4 - 16
A. Kantor Perusahaan
Bangunan ini disediakan pihak pengelola pelabuhan/terminal khusus
batubara untuk keperluan administrasi bongkar muat untuk mengontrol
kegiatannya di pelabuhan/terminal khusus batubara dan untuk mempermudah
pihak-pihak pengguna jasa perusahaan tersebut dalam melakukan kegiatan
pengiriman atau pendatangan barang. Rencana kebutuhan bangunan ini seluas
kurang lebih 60 m2.
B. Pos Jaga
Bangunan ini disediakan untuk keperluan tempat jaga dan peristirahatan
bagi petugas keamanan (satpam) kawasan pelabuhan/terminal khusus batubara
dari sengatan sinar matahari maupun hujan pada saat menjalankan tugasnya.
Bangunan ini direncanakan seluas 12 m2.
D. Gardu PLN
Bangunan ini digunakan untuk menempatkan panel distribusi listrik dari
dan ke kompleks Pelabuhan/terminal khusus batubara. Bangunan ini memiliki
tegangan yang tinggi sehingga di tempatkan pada daerah yang aman dan jauh dari
gangguan. Luas bangunan ini 9 m2.
4 - 17
E. Gudang Peralatan
Bangunan ini digunakan untuk penyimpanan perlengkapan-perlengkapan
operasional peralatan bantu bongkar muat barang. Selain itu, bangunan ini juga
dapat difungsikan sebagai bengkel tempat perbaikan peralatan bantu angkat yang
ada di pelabuhan/terminal khusus batubara. Kebutuhan luas bangunan ini seluas
274 m2.
F. Pemadam Kebakaran
Diperkirakan tersedia 1 unit mobil kebakaran yang dilayani oleh 5 orang
petugas. Selain garasi untuk mobil unit, diperlukan juga bengkel dan
kantor/ruangan untuk para operator. Kebutuhan luas adalah :
250 m2
200 m2
450 m2
4 - 18
khusus
batubara.
Kebutuhan
ruang
beserta
dengan
b)
c)
d)
e)
f)
Km/wc ; disediakan untuk pria dan wanita, dengan standar ruangnya 2,00
m2/orang.
Berikut adalah tabel mengenai kebutuhan serta besaran ruang yang diperlukan
untuk membentuk ruang poliklinik.
4 - 19
4 - 20