binder.
c. Alumina Oksida
Alumina merupakan suatu oksida keras yang sangat kuat. Dihasilkan
dengan cara kalsinasi alumina trihydrate dan bentuk alumina yang
dihasilkan tergantung pada suhu yang dipergunakan. Alumina adalah
bahan dasar untuk pembuatan aluminosilicate ionleachable glasses
memberikan
kekuatan,
sifat
opak
pada
keramik
dan
pemampatan
yang
maksimal
akan
meningkatkan
agar
bahan
dapat
dibentuk
sesuai
dengan
yang
Menabur
bubuk
pada
permukaan
bahan
yang
basah
dengan
menggunakan kuas.
Ini menimbulkan reaksi kapiler sehingga membantu menarik air dari
massa.
***Apapun metodenya, yang harus diingat adalah bahwa tegangan
permukaan air adalah daya penggerak pada kondensasi dan bahwa
keramik tidak boleh dibiarkan mongering sampai kondensasi selesai
dilakukan.
2. Pemanasan/Sintering
Massa yang telah padat diletakkan di depan atau di bawah tungku yang
sudah dipanaskan 650 derajat. Penempatan massa itu menghasilkan
uap air sehingga timbul lubang-lubang yang diisi udara tungku.Tujuan
pembakaran
meningkatkan
hanyalah
ikatan
untuk
antar
mensintering
partikel
sehingga
(pemanasan
untuk
didapatkan
suatu
opaque
Tahap medium bisque terdapat kohesi yang lebih besar antar
partikel, pengerutan bertambah, serta mulai berubah ke transluen dan
3. Glazing
Tahap ini menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat sehingga sisa
makanan tidak melekat. Permukaan yang lebih halus dan licin juga
mengurangi kerusakan abrasi akibat gigi atau restorasi pada gigi
antagonis. Glazing juga efektif dalam mengurangi penyebaran retak.
4. Aneling dan Aging (Pendinginan)
Aneling adalah proses pemanasan pada suhu yang lebih rendah dan
kemudian dilanjutkan dengan aging (pendinginan). Pendinginan harus
dilakukan secara perlahan dan merata, kalau tidak, akan terjadi
pengerutan
yang
tidak
merata.
Hal
ini
akan
mengarah
pada
serta
memiliki
derajat
keakuratan
yang
tinggi
selama
tinggi
1100C.
tujuannya
untuk
menghilangkan
logam cair)
Pembuatan desain malam pada die
Pola malam ditanam pada fosfat bonded investment
Pola malam dileburkan pada temperature yang berkisar 950
Gelas keramik yang telah melebur pada temperatu 1350
crystal
3. Material
pembungkusnya
adalah
flouroapetite
glass
ceramic.
menghindari
kunjungan
berulang
memerlukan
sehingga
pelatihan
tidak
untuk
menggunakannya.
oksigen/gol. Halogen
Ikatan kovalen pemakaian bersama electron valensi.
tekanan
yang
diberikan
saat
digunakan/pada
proses
pembuatan
a. Strength-Brittleness-Toughness
- Kekuatan maksimum yang dikeluarkan suatu material sesaat
sebelum benda itu patah/rusak total disebut ultimate strength.
Bila bahan tersebut memberi stress sebelum putus karena suatu
tarikan ultimate tensile strength. Bila bahan tersebut memberi
strength.
Sifat keramik adalah brittleness/mudah patah bila diberikan
stress. Stress ini berasal dari dislokasi Kristal, pendinginan,
abrasi permukaan, porusitas (rongga kosong) di dalam material.
Stress yang timbul ini akan dengan mudah menyebar ke seluruh
bidang hingga menyebabkan bidang keramik mudah patah.
Karena ia brittle jadinya deformasi plastisnya sedikit karena
keburu patah
Nilai compressive strength tinggi 280 MN/m2
Nilai tensile strength rendah (70 MN/m2) menyebabkan ia
bersifat brittle.
Impact stress(ketahanan terhadap tekanan yang terjadi tiba-tiba)
rendah
Rentan/rapuh
patah
brittle
fracture
karena
dipengaruhi
Sifat fisis keramik merupakan sifat yang berhubungan dengan sifatsifat material yang ada dalam keramik tersebut. Sifat fisis keramik
diantaranya:
a.
Thermal
- Bersifat isolator atau thermal conductivitynya (kemampuan
yang
mengalami
perubahan
warna,
fraktur
pada
sebagian
Kekurangan
Tensile
strength
sehingga
menyebabkan
retak,
delayed
terhadap
bunyi
kliking
abrasi
atau
keausan
Merupakan satu-satunya jenis
gigi
tiruan
yang
dapat
di-
keramik
yang
merupakan
baik
sensitivitas
dimana
terhadap
temperature
dalam
jangka
mampu
dengan
baik
temperature
mulut
rendah
berkontak
fracture,
dan
saat
gigi
dengan
gigi
antagonisnya
Adaptasi margin kurang baik
Harga relative mahal terutama
CAD-CAM
Minimal diselesaikan dalam 2
kali
kunjungan
restoration)
(temporary
kecuali
jika
Sumber:
1. Van Noort R. Introduction to Dental Materials 2nd Ed. UK: Mosby Co.
2. Mc Cabe JF. Andersons Applied Dental Materials Properties and
Manipulations. 11th ed. St. Louis: Mosby
3. K. Anusavice. Philips Science and Dental Materials 10th ed
4. Craig, Robert. Restorative Dental Materials; 13th Edition. USA
5. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8437 diakses tangga
19 Februari 2012 pukul 15.35