Disusun oleh:
Inomy Claudia Katherine
092011101060
Dokter Pembimbing :
dr. Alif Mardijana, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. S
Umur
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pendidikan
: -
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan pada tanggal 19 November
2013 dan 17 Desember 2013 (kontrol) di Poli Psikiatri RSD dr. Soebandi Jember
dan tanggal 21 Desember 2013 di rumah pasien di Jenggawah, Jember (home
visite).
III.
KELUHAN UTAMA
Autoanamnesis : Pasien mengeluh tidak bisa tidur.
atau ditanya mengenai aktivitas sehari-hari, pasien dapat menjawab dengan lancar
tetapi pasien selalu menambahkan cerita tentang masa lalu pasien (dari kecil
hingga sekarang). Pasien sering menceritakan masa lalu pasien yang
menyenangkan dengan ekspresi ceria. Saat ditanya apakah pasien memiliki
masalah yang dipikirkan, pasien menjawab bahwa pasien memikirkan anak
pertama pasien yang terkena penyakit paru-paru.
Heteroanamnesis (anak pasien)
Menurut anak pasien, pasien sejak 6 bulan terakhir sering terbangun saat
tidur malam. Pasien hanya tidur beberapa jam dan terbangun tiap pukul 03.00
04.00 WIB. Jadwal tidur pasien berubah-ubah dan tidak menentu. Pasien sering
bercerita tentang masa lalunya dan ingatan pasien adekuat. Pasien tidak pernah
marah-marah atau menyendiri. Pasien pernah bilang ayam berkokok itu adalah
ayam yang sedang mengaji. Menurut anak pasien, keluhan pasien sering bercerita
mengenai masa lalunya sejak 3 tahun yang lalu. Menurut anak pasien, pasien
pernah mendengar bisikan kemudian terbangun.
Selasa, 17 Desember 2013 (Kontrol)
Autoanamnesis
Kemarin malam pasien tidak bisa tidur. Hari-hari sebelumnya pasien sering
terbangun berkali-kali saat tidur malam. Pasien tidak bisa tidur karena melihat
menantu pasien padahal menantu pasien tidak ada. Pasien tidak mendengar suarasuara aneh atau mengganggu. Pasien merasa cemas karena menantu pasien
berperilaku jelek.
Sabtu, 21 Desember 2013 (Home Visite)
Autoanamnesis
Ketika pemeriksa datang ke rumah pasien, pasien sedang keluar untuk
mengantarkan tukang pijat yang terganggu penglihatannya ke rumahnya.
Kemudian setelah pasien sampai rumah, anak bungsu pasien memanggil pasien
untuk menyapa pemeriksa karena pasien masuk ke kamar dan mengira pemeriksa
bukan tamu untuk pasien (pasien pulang lewat pintu belakang). Pasien
tersebut malah menggunakan uang tersebut dan dibelikan motor. Semua rumah
anak pasien yang tinggal disekitarnya merupakan pemberian dari pasien.
Pasien tiba-tiba menceritakan mengenai masa kecilnya bahwa dahulu
ayahnya mengajarkan pasien mengenai keagamaan dan keihklasan sehingga
pasien ikhlas menerima perbuatan menantunya. Saat menceritakan mengenai masa
lalunya ekspresi pasien berubah menjadi ceria. Pasien sempat menyanyikan
sholawatan dengan suara lantang saat bercerita.
Pasien menceritakan bahwa 3 bulan yang lalu pasien sempat mengalami
kejadian yang membuat pasien sedih. Pasien mengadakan acara syukuran dan
membuat makanan berkat. Saat hendak merebus mie, pasien kaget karena air
rebusannya keluar dan pasien lebih kaget lagi saat melihat dibawah dandang yang
dibuat untuk merebus makanan tersebut berbentuk lubang-lubang yang
menyerupai wajah manusia. Pasien segera ke dapur dan menunjukkan dandang
tersebut kepada pemeriksa dengan menjelaskan detail lubang-lubang tersebut
(mata, hidung, mulut, telinga). Pasien yang mengetahui adanya lubang tersebut
menjadi sedih dan sempat mengunci diri dan menangis di kamar selama 3 hari dan
menurut pasien, anak pasien tidak ada yang mengetahui bahwa pasien menangis
selama 3 hari di kamar.
Selama pemeriksa mendengarkan, pasien berulang-ulang bercerita mengenai
anaknya yang tidak diurus oleh menantunya dan terkadang berpindah cerita
dengan cepat dengan ekspresi yang berubah-ubah sesuai cerita pasien. Pasien juga
tidak mendengar atau tidak melihat sesuatu yang membuat pasien sedih atau
cemas.
Heteroanamnesis (anak pasien)
Anak pasien merupakan pekerja di Kalimantan dan baru kembali 1 bulan
yang lalu untuk berobat karena sakit. Terdapat 3 anak pasien yang tinggal di
rumah (yang bercerita kepada pemeriksa, anak bungsu dan anak sulung pasien
yang juga sakit). Menurut anak pasien, ibunya semalam terbangun berkali-kali
dan ibunya sangat curiga mengenai obat yang diberikan karena setelah diberikan
obat ibunya menjadi mengantuk. Anak pasien mengatakan, apabila ibunya
terbangun ibunya sering ke teras rumah dan bernyanyi sholawatan sehingga
mengganggu tidur keluarga di rumah. Anak pasien juga sempat berpikiran untuk
mengirim ibunya ke pondokan tetapi ibu pasien sangat curiga apabila diajak
keluar dari rumah.
Menurut anak pasien, ibunya memiliki sifat curigaan misalnya ibunya
pernah bercerita bahwa ibunya dijelek-jelekan oleh tetangga. Anaknya bercerita
bahwa hubungan ibunya dengan menantunya tidak harmonis karena ibunya
merasa perlakuan menantunya yang dari Banyuwangi tidak baik terhadapnya dan
tidak dapat mengurus anaknya dengan baik. Tetapi secara keseluruhan anaknya
mengganggap ibunya sangat baik dalam mengurus rumah tangga anaknya
misalnya ibunya karena terbangun sudah memasak dan makanan sudah siap
sebelum jam 6 walaupun terkadang terkesan berlebihan.
V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami keadaan yang sama sebelumnya.
VI. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien beum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.
VII. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dengan gejala yang
sama dengan pasien.
VIII. RIWAYAT SOSIAL
Faktor Pendidikan :
Faktor Keturunan :
Faktor Organik
Faktor Pencetus
Masalah
(dengan
menantu
pasien),
keluarga
masalah
saat
Faktor Psikososial
Hubungan
pasien
: Compos Mentis
Tanda Vital
: TD
: 140/90
: 84x/menit
: 36,80C
RR
: 16x/menit
Kepala-Leher
: a/i/c/d = -/-/-/-
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
2. Status Psikiatri
Kesan : Berpakaian rapi, hygiene baik, sesuai umur
Kontak
Kesadaran : Kualitatif
Kuantitatif
: GCS 4-5-6
Proses Berpikir
: Bentuk
: non-realistik
Arus
Isi
Persepsi
derealisasi (+)
Kemauan
Psikomotor : dbn
: dbn
Intelegensi : dbn
X. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I
Axis II
: -
Axis III
: -
Axis IV
Axis V
XI. TERAPI
1. Psikoterapi
a. Penjelasan tentang sakit yang dialami pasien kepada keluarga agar
keluarga dapat memahami dan menerima keadaan pasien.
b. Memberikan advis kepada pasien untuk lebih terbuka dan berbagi
apabila menghadapi suatu masalah.
c. Memberikan motivasi keluarga untuk memberi dukungan kepada
pasien dan memberikan suasana nyaman dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitarnya.
d. Memberikan motivasi untuk minum obat secara teratur dan rutin
untuk kontrol.
2. Farmakoterapi
a. Risperidone
2 x 1 mg (tab)
b. Merlopam
2 x 0,5 mg (tab)
XII. PROGNOSIS
Dubia Ad bonam
1
: Baik
: Baik
: Buruk
: Baik
: Baik
: Baik
Ekonomi (Cukup)
: Baik