Oleh :
Tenri Ashari Wanahari
GG99131087
DEFINISI
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia,
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia,
KLASIFIKASI
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau
DM tipe 1
Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM)
Diabetes melitus tipe lain
Gestational Diabetes Mellitus (GDM)
FAKTOR RISIKO
Usia 45 tahun
BMI > 23 kg/m2
Hipertensi ( 140 / 90 mmHg)
Riwayat DM dalam garis keturunan (genetik)
Riwayat abortus berulang
DIAGNOSIS
Terdapat gejala klasik yaitu poliuri, polidipsi, polifagi
KOMPLIKASI
Komplikasi akut :
KOMPLIKASI
Komplikasi akut :
Neuropati
KOMPLIKASI
Komplikasi akut :
Neuropati
Rentan infeksi
Kaki diabetik
Disfungsi ereksi
TATA LAKSANA
Farmakologis
TATA LAKSANA
Farmakologis
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Pekerjaan
: Tn. Y
: 64 tahun
: Laki-laki
: Jamus, Sragen
: Islam
: Karyawan Bengkel
ANAMNESIS
Keluhan Utama: sering buang air kecil
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak sebulan SMRS pasien mengeluh semakin sering
buang air kecil. Hal ini telah mulai dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu, namun akhir-akhir ini hal tersebut semakin
mengganggu aktivitas sehari-harinya. Keluhan ini sering
muncul pada malam. Pasien juga mengeluh walaupun
sering kencing tetapi pasien sering kali merasa haus dan
lapar. Pasien juga sering merasa lemas, walaupun sudah
makan banyak. Selain itu, pasien merasakan kaki dan
tangannya terasa sering kesemutan. Karena
mengganggu aktivitas pasien, maka pasien
memeriksakan diri ke Poliklinik RS.
ANAMNESIS
Keluhan Utama: sering buang air kecil
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak sebulan SMRS pasien mengeluh semakin sering
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat DM
Riwayat sakit jantung
Riwayat hipertensi
Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
Riwayat DM
Riwayat hipertensi
Riwayat asma
ANAMNESIS
Riwayat Gizi
Pasien sehari makan tiga kali, dengan nasi 2-21/2 centong
nasi dengan lauk pauk tempe, tahu, sayur, kadangkadang dengan ikan, telur, daging, atau ayam. Penderita
jarang makan buah-buahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
Anamnesis:
RESUME
Anamnesis:
RESUME
Anamnesis:
DIAGNOSIS DM
Terdapat gejala klasik yaitu
poliuri, polidipsi, polifagi serta
penurunan berat badan tanpa
penyebab ditambah satu dari
tiga keadaan :
kadar glukosa darah sewaktu
200 mg/dL
kadar glukosa darah puasa 126
mg/dL
tes toleransi glukosa sebanyak
75 gram oral dan setelah 2 jam
kadar glukosa darah sewaktu 200
mg/dL
(American Association of Clinical
Endocrinologist, 2007).
DIAGNOSIS DM
Terdapat gejala klasik yaitu
poliuri, polidipsi, polifagi serta
penurunan berat badan tanpa
penyebab ditambah satu dari
tiga keadaan :
kadar glukosa darah sewaktu
200 mg/dL
kadar glukosa darah puasa 126
mg/dL
tes toleransi glukosa sebanyak
75 gram oral dan setelah 2 jam
kadar glukosa darah sewaktu 200
mg/dL
(American Association of Clinical
Endocrinologist, 2007).
KASUS
Anamnesis:
Polifagi, polidipsi, poliuria, gejala neuropati
Diagnosis
Diabetes Mellitus tipe II
Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
Edukasi kepada pasien mengenai penyakit Diabetes mellitus dan
komplikasinya
Edukasi kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan rendah
gula dan kalori
Edukasi kepada pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik
Penatalaksanaan
2. Medikamentosa
Glibenkamid 5 mg 1x1 selama 2 minggu (diminum jam sebelum
makan)
Penatalaksanaan
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XV
1 dd tab 1 h a.c
Pro: Tn.Y (64 tahun)
Penatalaksanaan (lanjutan)
Kemudian dievaluasi 2-4 minggu kemudian bila tujuan
terapi tidak tercapai ditambahkan satu macam obat dari
golongan biguanid
Penatalaksanaan (lanjutan)
Kemudian dievaluasi 2-4 minggu kemudian bila tujuan
terapi tidak tercapai ditambahkan satu macam obat dari
golongan biguanid
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XV
1 dd tab 1 h a.c
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
3 dd tab 1 d.c
Pro: Tn.Y (64 tahun)
Penatalaksanaan (lanjutan)
Kemudian dievaluasi 2-4 minggu kemudian bila tujuan
terapi tidak tercapai ditambahkan satu macam obat dari
penghambat glukosidase
Penatalaksanaan (lanjutan)
Kemudian dievaluasi 2-4 minggu kemudian bila tujuan terapi
tidak tercapai ditambahkan satu macam obat dari
penghambat glukosidase
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XV
1 dd tab 1 h a.c
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
3 dd tab 1 d.c
R/ Acarbose tab mg 50 No. XXI
3 dd tab 1 d.c
Pro: Tn.Y (64 tahun)
Penatalaksanaan (lanjutan)
Kemudian dievaluasi 2-4 minggu kemudian bila tujuan
terapi tidak tercapai ditambahkan injeksi insulin
subkutan
Penatalaksanaan (lanjutan)
Kemudian dievaluasi 2-4 minggu kemudian bila tujuan terapi tidak
tercapai ditambahkan injeksi insulin subkutan
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XV
1 dd tab 1 h a.c
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
3 dd tab 1 d.c
R/ Acarbose tab mg No. XXI
3 dd tab 1 d.c
R/ Insulin reguler injeksi 100 ui
Cum spuit insulin injeksi
Pro: Tn.Y (64 tahun)
PEMBAHASAN OBAT
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
INSULIN DI INDONESIA
INSULIN DI INDONESIA
INSULIN DI INDONESIA
INSULIN DI INDONESIA
Terima kasih