Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT FISIK BAHAN

Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas matakuliah


Pengetahuan Bahan Pangan
Pengampu: Prof. Dr. Ir. Nyoman Sucipta, MP.

Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.

I Made Yogi Supardika


I Gusti Putu Angga Wira Dananjaya
I Ketut Satria Rahadi
I Putu Mas Pradnyana Wibawa
Ida Bagus Raditya Premananda

(1411305015)
(1411305021)
(1411305027)
(1411305028)
(1411305042)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam
keseragaman bentuk.
Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk
klasifikasi standar bentuk dan ukuran.oleh karena itu dibuatlah suatu standar
yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan
pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan
untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk
acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan
hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu.
Ilmu untuk mengklasifikasikan bahan hasil pertanian sangat penting
bagi calon / sarjana teknik pertanian, karena itu sangat berperan aktif dalam
peningkatan mutu dan kualitas bahan hasil pertanian yang akan di olah pada
proses berikutnya.Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi
bentuk dan ukuran berat atau volume. Konsumen tertentu memiliki
penerimaan

(aseptabilitas)

tertentu

mempertimbangkan

karakteristik

fisik.Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan
konsumen.Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian
yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis.
Bahan-bahan hasil pertanian sering mengalami kerusakan baik di lahan
maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisiologis, faktor
mekanis, faktor termis, faktor biologis, faktor kimia.Untuk mengendalikan
kerusakan bahan hasil pertanian tersebut, diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik (watak atau sifat) teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan
dengan karakteristik fisik, mekanik, dan termal. Selain itu pengetahuan
karakteristik bahan diperlukan untuk :

1. Merancang mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau materinya,


pengoperasian dan pengendaliannya.
2. Menganalisis dan menentukan efisiensi dari suatu mesin, maupun proses
pengolahan.
3. Mengembangkan produk-produk baru dari tanaman dan hewan.
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik
yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan secara
jelas.Ada beberapa criteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk
dan ukuran bahan hasil pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
Yang dapat kami rumuskan dalam pratikum ini yaitu :
1. Bagaimana cara menentukan luas lingkar pada benda melalui metode
2.
3.
4.
5.
6.

kebundaran dan kebulatan pada bahan pangan kentang?


Bagaimana cara menentukan densitas pada kacang hijau?
Bagaimana cara menentukan sudut curah pada kacang hijau?
Bagaimana cara menentukan kadar air pada beras?
Bagaimana cara menentukan edible portion pada buah dan sayur?
Bagaimana cara menentukan kadar beras menggunakan alat muisturo
moeter?

1.3 Tujuan
Tujuan praktikum pengenalan alat adalah untuk mengetahui sifat fisik
hasil pertanian (sudut curah, densitas, edible portion, kebundaran,
kebulatan).Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan
ukuran, kebundaran, kebulatan.Menentukan hubungan antara bentuk suatu
bahan hasil pertanian dengan volume dan luas permukaannya.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu:
1. Mengetahui luas lingkar benda pada bahan pangan kentang melalui
2.
3.
4.
5.
6.

metode kebundaran dan kebulatan.


Mengetahui densitas pada kacang hijau
Mengetahui sudut curah pada kacang hijau
Mengetahui kadar air pada beras sebelum dan sesudah di oven
Mengetahui edible portion pada buah dan sayur
Mengetahui kadar beras dengan menggunakan alat muisturo meter

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ketajaman ukuran sudut-sudut dari suatu benda
padat.Nilai kebundaran suatu benda berkisar dari 0-1.Apabila nilai kebundaran
suatu bahan hasi pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut bundar. Ada
beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya adalah
Roundness (Rd) =
Dimana :
A = luas permukaan pronyeksi terbesar dalam posisi bebas
p

A = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya


c

Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari-jari kelengkungan
N = Jumlah sudut yang ada

R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum


Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari jari kelengkungan tertajam
R = jari-jari rata-rata dari objek
Apabila di asumsikan bahwa volume objek setara dengan triaksial
ellipsoid, dan diameter dari lingkaran yang melingkupi setara dengan sumbu
terpanjang dari elips, maka diperoleh persamaan:
dimana a, b, c adalah panjang sumbu-sumbu ellipsoid. Berdasar persamaan
tersebut, kebundaran adalah rasio dari rata-rata diameter geometris obyek dengan
diameter terpanjangnya. Berdasar persamaan lainnya,
kebundaran=d /dc
i

dimana d adalah diameter terbesar lingkaran dalam, dan d adalah diameter terkecil
i

dari lingkaran yang melingkupi bundaran (Gb. 4).


Diameter padanan dari suatu obyek yang berbentuk tidak beraturan
dinyatakan dengan diameter suatu bundaran yang mempunyai volume sama
dimana G adalah massa (berat) dan berat volume dari obyek. Dalam
perancangan mesin-mesin penyekala (sizing), adalah penting untuk menyatakan
rata-rata proyeksi luasan melintang dari produk yang diukur dari berbagai posisi,
seperti pada Gb. 4. Rata-rata luasan proyeksi yang diperoleh dengan cara ini
dikaitkan dengan volume obyek dengan persamaan
dimana K=1.21 untuk bundaran dan lebih besar untuk benda benda cembung
lainnya. Apabila nilai Kmendekati nilai 1.21 maka benda tersebut semakin
mendekati bundar.Gambar 5 memperlihatkan hubungan antara F dan V untuk
m

wortel, kentang dan lemon.

Gb.4. Penentuan rerata luasan proyeksi melintang produk-produk pertanian

Gb.5. Hubungan antara rerata luas proyeksi dan volume

2.2 Metode
Dalam metode ini, pemberian bahan dilakukan melalui pengamatan
terhadap keadaan permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya atau
mengukur parameter-parameter bahan kemudian membandingkannya dengan
bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan standar (chart standard).
Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk
memerikan suatu objek. Adapun istiliah dan perian objek dari bentuk acuan, yaitu:

Bentuk
Bundar (round)
Oblate

Deskripsi
Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
Datar pada bagian pangkal dan pusuk atau puncak

Membujur (oblong)

Diameter vertikal lebih besar daripada diameter

Kerucut (conic)
Bujur telur (ovate)
Berat sebelah atau miring

horizontal
Meruncing ke arah bagian puncak
Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak

(Lopsided)
Bujur telur terbalik (obovate)
Bulat panjang (elliptical)
Kerucut terpotong (truncate)
Tidak seimbang (unequal)
Ribbed

tidak tegak lurus melainkan miring


Seperti telur terbalik
Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)
Kedua ujungnya mendatar atau persegi
Separuh bagian lebih besar dari yang lain
Pada potongan melintangnya sisi-sisinya menyerupai

Teratur (regular)
Tidak teratus (irregular)

sudut-sudut
Bagian horizontal menyerupai lingkaran
Potongan horizontalnya sama sekali tidak menyerupai
lingkaran

2.3 Hasil Pengamatan


2.3.1 Kebundaran dan Kebulatan
1. Kebundaran Tomat
a. Alat dan Bahan
Alat:
- Mistar
- Kertas milimeter blok
- Jangka
- Pisau

Bahan:
- Tomat

b. Cara Kerja :
1. Buah dibelah dalam posisi melintang
2. Ukur diameter bundaran terbesar dan terkecil, kemudian dihitung
luas lingkaran dari masing-masing diameter yang sudahdi ukur
3. Hitung dengan rumus Ap/Ac = luas bundaran terkecil yang dapat
meiputi seluruh proyeksi biji.
4. Dalam menghitung diameter dan luas menggunakan kertas
milimiter blok.
c. Hasil pengamatan pada tomat

Diameter lingkaran dalam = 4,5 cm = 0,045 m

Jari-jari = 2,25 cm = 0,0225 m

Diameter lingkaran luar = 5,6 cm = 0,056

Luas lingkaran dalam = r2

Ap
Luas buah
Ac
Rkentang

= 3,14 x (0,0225)2
= 3,14 x 0,00050625
= 0,00158963 m2
= 1,58963 x 10-3 m2
= 84 cm 2
= 8,4 x 10-3 m2
= Ap/Ac
= 1,58963 x 10-3 / 8,4 x 10-3
= 0,18924167
=>0,1892 m2

2. Kebulatan Tomat
a. Alat dan Bahan
Alat:
- Mistar
- Kertas milimeter blok
- Jangka
- Pisau

Bahan:
- Tomat

b. Cara Kerja :
1. Buah dibelah dalam posisi melintang
2. Ukur diameter bundaran terpanjang, terkecil dan jarak dari
pusat kebundaran terdekat
3. Kebulatan dihitung dengan rumus: luas lingkaran dalam + luas
lingkaran luar
c. Hasil pengamatan pada tomat
-

Luas lingkaran dalam = 158963 x 10-3 m2

Luas lingkaran luar

= r2
= 3,14 x (0,028)2

= 3,14 x 0,000784

= 0,0024618 m2

= 2,4618 x 10-3 m2

Luas lingkaran dalam + luas lingkaran luar

= 1,58963 x 10-3 m2 + 2,4618 x 10-3 m2

= 4,05143 x 10-3 m2

2.3.2

Densitas
a. Alat dan Bahan
Alat
Gelas ukur
Gelas baker
Timbangan analitik
Bahan
Kacang Hijau

b. Cara kerja
Masukkan gelas baker ke dalam timbangan analitik untuk mencari
titik 0.
Kemudian masukkan kacang hijau yang bervolume 50ml kedalam
gelas baker yang ada didalam timbangan.
Timbang dan amati berat kacang hijau.
c. Hasil Pengamatan
1. Berat kacang hijau : 40,215 gram
2. Volume
: 50ml
Berat
40,215 gram
3. Rumus :
=
volume
50 ml
2.3.3

= 0,8043 gram/ml

Sudut Curah
a. Alat dan Bahan
Alat
Penggaris
Jangka

Gelas Ukur
Kertas Skala

b. Cara Kerja

Bahan
Kacang Hijau

Kacang hijau dimasukkan ke dalam gelas ukur sampai


penuh
Tuangkan ke kertas skala dengan ketinggian 5 cm
Ukurlah diameter kacang hijau yang berada di atas kertas
skala
Hitunglah tinggi curah
Selanjutnya hitung juga sudut curah dari biji-bijian tersebut.

c. Hasil Pembahasan
1. Tinggi Curah : 3 cm
2. Diameter Curah
:
1. 17 cm
2. 15,5 cm
3. 16,3 cm
4. 15,5 cm

d. Rata-rata diameter:
Jumlah diameter curah : 8
17 + 15,5 + 16,3 + 15,5 = 64,3 cm
64,3/4 = 16,075 cm

3. Sudut Curah

2 xt
D

Menghitung sudut curah dengan rumus:

2 x3
16,075

Tan

= 0,373
= 20,50

2.3.4

Kadar Air
a. Alat dan Bahan
Alat :
- Cawan porselin
- Timbangan analitik
- Cawan
- Oven

b. Cara Kerja :
Siapakan beras

Bahan :
- Beras yang sudah di hancurkan

c.

2.3.5

Hancurkan beras pada cawan porselin secukupnya


Timbang cawan di timbangan analitik dalam keadaan kosong dan catat
Timbang cawan berisi beras di timbangan analitik dan catat
Masukkan cawan yang berisi beras kedalam oven dan tunggu selama 24
jam
Hasil
Sebelum di oven = 5,467 gram
Sesudah di oven = 5,1010 gram

Edible Portion
a. Alat dan Bahan

Alat
Timbangan Analitik
Pisau

Bahan
Timun
Salak

b. Cara Kerja :
Siapkan buah timun dan salah.
Timbang buah timun dan salak tersebut dalam keadaan masih belum di
kupas dan catat hasilnya.
Kupas buah timun dan salak tersebut dan timbang kembali dan catat
hasilnya.
Timbang kulit hasil kupasan dari buah-buah tersebut dan catat hasilnya.

1. Hasil
Sebelum dikupas
A1) Timun : 92,498 gram
A2) Salak : 64,839 gram
Sesudah Dikupas
B1) Timun : 80,115 gram
B2) Salak : 54,848 gram

2. Perhitungan

B1

Timun : A 1

B2
Salak : A 2

2.3.6

Muisturo Meter

a. Alat dan Bahan :


Alat

100% =

100% =

80,115
100% = 86,61268%
92,498

54,848
100% = 84,59106%
64,839

Muistro Meter
Bahan
Beras

b. Cara Kerja
Ambil beras dan masukkan kedalam takaran alat muistro meter
secukupnya, tidak boleh melebihi dan kekurangan.
Masukkan beras ke alat muistro meter lalu putar alat sanmpai beras
hancur.
Tekan tombol measure (merah) sehingga timbul hasilnya.
Lakukan praktik tersebut sekali lagi.

c. Hasil
I = 14,4%
II = 14,8%
III = 14%

Rata-rata = 14,4% + 14,8% + 14% = 43,2%

43, 2% / 3 = 14,4%

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Dari praktikum yang sudah kami lakukan pada kebundaran dan kebulatan dari
kentang yaitu kebundaran = 0,1892 m2 dan kebulatan = 4,05143 x 10-3 m2
2. Dari praktikum yang sudah kami lakukan dengan mencari densitas kacang
hijau adalah 0,8043 gram/ml
3. Dari praktikum yang sudah kami lakukan dengan mencari sudut curah dari
biji kacang hijau adalah 20,5o
4. Dari praktikum yang sudah kami lakukan dalam perlakuan beras dengan
menggunakan alat timbangan analitik,cawan porselin,oven dapat diketahui
kadar air pada beras 5,110 gram setelah dilakukan pengovenan selama 24
jam.
5. Dari praktikum yang sudah kami lakukan dalam perlakuan timun dan salak
dengan perlakuan menggunakan alat timbangan analitik dari hasil Edibele
Protein pada timun dan salak secara turut-menurut 86,61268%dan 84,59106%
6. Dari praktikum yang sudah kami lakukan dalam perlakuan beras dengan
perlakuan menggunakan alat muisturo meter dengan hasil percobaan pertama
14,4%, percobaan kedua 14,8%, dan percobaan ketiga 14% dengan rata-rata
14,4%.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai