Anda di halaman 1dari 9

CD (Cakram Padat)

CD adalah cakram optik digital yang digunakan untuk menyimpan data.


Sejak diperkenalkan secara resmi pada tahun 1982, CD memperoleh puncak
penjualan pada tahun 2000 yang mencapai 2.445 juta keping.
Atau disebut juga optik pada generasi pertama yang menggantikan disket
(floppy disc) pada waktu itu karena CD memiliki kapasitas penyimpanan yang
lebih besar dengan harga yang sama. CD banyak digunakan untuk membuat film
dengan resolusi kecil atau sebagai media transmisi software-software aplikasi. CD
memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 mencpai 2.445 keping.
Sebenarnya dalam hal kualitas suara CD masih kalah dengan kaset, cuma CD
memiliki keunggulan di dalam kapasitas penyimpanan.
Jenis-jenis CD antara lain:
1. CD-R
CD-R merupakan jenis cakram padat yang dapat diisi dengan data. salah
satu jenis media penyimpanan eksternal pada komputer. Secara fisik CD-R
merupakan CD polikarbonat kosong berdiameter 120 mm sama seperti CD ROM
CD-R adalah singkatan dari Compact Disk Recordable adalah piringan pipih
berbahan polikarbonat berdiameter 120 mm. Untuk mengisi CD-R dengan data
diperlukan sebuah perangkat drive khusus. Proses perekamnya juga dilakukan
dengan perangkat lunak khusus untuk mem burning data ke dalam CD-R. Data
yang ditulis didalamnya bersifat WORM (Write Once Read Many) yang
menunjukan bahwa data hanya dapat diisi sekali dan selanjutnya hanya bisa
dilihat / dibaca.

-R : Tanda Minus baik CD/DVD merupakan single session disk. Artinya


kita tidak dapat menambahkan data lain jika sudah di gunakan, meskipun
masih ada sisa penyimpanan. Kadang ada media yang bisa melakukan
penyimpanan Multi session di disk jenis -R ini, tetapi hasilnya tidak semua

media mampu membacanya, kadang hanya session pertama yang terbaca

atau tidak ada sama sekali.


+R : Tanda Plus ditujukan untuk Multisession, artinya kita dapat
menggunakan space kosong yang masih tersedia di disk. Setiap session
baru dapat ditambahkan di session yang sudah ada atau membuat session
baru. Sebagai bonus, ketika session baru disimpan, dapat memerintahkan
untuk

menghapus

session

yang

lama.

Hapus

ini

maksudnya

memerintahkan media player untuk mengabaikan isi datanya.

Gambar 1: CD-R

2. CD-ROM
CD-ROM (compact disc read-only memory) adalah sebuah cakram padat
dari jenis cakram optik (optical disc) yang dapat menyimpan data. Ukuran data
yang dapat disimpan saat ini bisa mencapai 700MB atau 700 juta bita.
CD-ROM bersifat "baca-saja" (hanya dapat dibaca, dan tidak dapat ditulisi).
Untuk dapat membaca isi CD-ROM, alat utama yang diperlukan adalah kandar
CD. Perkembangan CD-ROM terkini memungkinkan CD dapat ditulisi berulang
kali (Re-Write/RW) yang lebih dikenal dengan nama CD-RW.

3. CD-RW
CD-bisa tulis ulang (bahasa Inggris: Compact Disc-ReWritable) CD-RW
adalah CD-ROM yang dapat ditulisi kembali. CD-RW menggunakan media
berukuran sama dengan CD-R. tetapi bukan menggunakan bahan pewarna cyanine
atau pthalocyanine, CD-RW menggunakan logam perpaduan antara perak, indium,
antimon, dan telurrium untuk lapisan perekaman.
Kandar CD-RW menggunakan laser dengan tiga daya yang berbeda. Pada
daya yang tinggi, laser melelehkan logam paduan, yang mengubahnya dari
kondisi kristalin reflektivitas tinggi menjadi kondisi amorf refletivitas agar
menyerupai sebuah pit. Pada daya sedang, logam paduan meleleh dan berubah
kembali dalam kondisi kristalin alamiahnya untuk menjadi land lagi. Pada daya
rendah, keadaan/kondisi material ditelaah (untuk pembacaan), tetapi tidak ada
transisi fase yang terjadi.
Kedua yaitu CD-RW yang merupakan pengembangan dari CD-R,
sebenarnya dari bentuk sama dengan CD-R hanya sedikit berbeda dalam
kegunaan dalam hal penyimpanan data. Perbedaanya adalah CD-RW ( Compact
Disk Recordable and reWriteable ) berbahan CD-RW menggunakan logam
perpaduan antara perak, indium, antimon, dan telurrium untuk lapisan perekaman
dan dapat diubah datanya berkali - kali, dapat di tambah, diganti atau dihapus
sewaktu - waktu.

Gambar 2: CD-RW

RAID
1. Pengertian RAID
RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disk merujuk
kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan
untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan
komputer

(terutama

hard

disk)

dengan

menggunakan

cara

redundansi

(penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit
perangkat keras RAID terpisah.
Kata RAID juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of
Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant
Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke
dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan
data dan meningkatkan kinerja I/O dari hard disk.
RAID merupakan organisasi disk memori yang mampu menangani beberapa
disk dengan sistem akses paralel dan redudansi ditambahkan untuk meningkatkan
reliabilitas. Kerja paralel ini menghasilkan resultan kecepatan disk yang lebih
cepat.
2. Struktur RAID
Disk memiliki resiko untuk mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat
berakibat turunnya kinerja atau pun hilangnya data. Meski pun terdapat backup
data, tetap saja ada kemungkinan data yang hilang karena adanya perubahan
setelah terakhir kali data di-backup. Karenanya reliabilitas dari suatu disk harus
dapat terus ditingkatkan.
Berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan juga
reliabilitas dari disk. Biasanya untuk meningkatkan kinerja, dilibatkan banyak
disk sebagai satu unit penyimpanan. Tiap-tiap blok data dipecah ke dalam
beberapa subblok, dan dibagi-bagi ke dalam disk-disk tersebut. Ketika mengirim
data disk-disk tersebut bekerja secara paralel, sehingga dapat meningkatkan
kecepatan transfer dalam membaca atau menulis data. Ditambah dengan

sinkronisasi pada rotasi masing-masing disk, maka kinerja dari disk dapat
ditingkatkan. Cara ini dikenal sebagai RAID. Selain masalah kinerja RAID juga
dapat meningkatkan realibilitas dari disk dengan jalan melakukan redundansi data.
Tiga karakteristik umum dari RAID ini, yaitu :
a. RAID adalah sekumpulan disk drive yang dianggap sebagai sistem tunggal
disk.
b. Data didistribusikan ke drive fisik array.
c. Kapasitas redunant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas,
yang menjamin recoveribility data ketika terjadi masalah atau kegagalan
disk.
Jadi, RAID merupakan salah satu jawaban masalah kesenjangan kecepatan
disk memori dengan CPU dengan cara menggantikan disk berkapasitas besar
dengan sejumlah disk-disk berkapasitas kecil dan mendistribusikan data pada
disk-disk tersebut sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dibaca kembali.
3. Level RAID
RAID dapat dibagi menjadi 8 level yang berbeda, yaitu level 0, level 1,
level 2, level 3, level 4, level 5, level 6, level 0+1 dan 1+0. Setiap level tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya. :
a) RAID level 0
RAID level 0 menggunakan kumpulan disk dengan striping pada level
blok, tanpa redundansi. Jadi hanya menyimpan melakukan striping blok
data ke dalam beberapa disk. Level ini sebenarnya tidak termasuk ke
dalam kelompok RAID karena tidak menggunakan redundansi untuk
peningkatan kinerjanya.

Gambar 3: RAID level 0


b) RAID level 1
RAID level 1 ini merupakan disk mirroring, menduplikat setiap disk.
Cara ini dapat meningkatkan kinerja disk, tetapi jumlah disk yang
dibutuhkan menjadi dua kali lipat, sehingga biayanya menjadi sangat
mahal. Pada level 1 (disk duplexing dan disk mirroring) data pada suatu
partisi hard disk disalin ke sebuah partisi di hard disk yang lain
sehingga bila salah satu rusak , masih tersedia salinannya di partisi
mirror.

Gambar 4: RAID level 1


c) RAID level 2
RAID level 2 ini merupakan pengorganisasian dengan error-correctingcode (ECC). Seperti pada memori di mana pendeteksian terjadinya
error menggunakan paritas bit. Setiap byte data mempunyai sebuah
paritas bit yang bersesuaian yang merepresentasikan jumlah bit di
dalam byte data tersebut di mana paritas bit=0 jika jumlah bit genap
atau paritas=1 jika ganjil. Jadi, jika salah satu bit pada data berubah,

paritas berubah dan tidak sesuai dengan paritas bit yang tersimpan.
Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan pada salah satu disk, data
dapat dibentuk kembali dengan membaca error-correction bit pada disk
lain.

Gambar 5: RAID level 2


d) RAID level 3
RAID level 3 merupakan pengorganisasian dengan paritas bit
interleaved. Pengorganisasian ini hampir sama dengan RAID level 2,
perbedaannya adalah RAID level 3 ini hanya memerlukan sebuah disk
redundan,

berapapun

jumlah

kumpulan

disk-nya.

Jadi

tidak

menggunakan ECC, melainkan hanya menggunakan sebuah bit paritas


untuk sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada setiap
disk yang berisi data. Selain itu juga menggunakan data striping dan
mengakses disk-disk secara paralel.

Gambar 6: RAID level 3


e) RAID level 4
RAID level 4 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok
interleaved, yaitu menggunakan striping data pada level blok,
menyimpan sebuah paritas blok pada sebuah disk yang terpisah untuk
setiap blok data pada disk-disk lain yang bersesuaian. Jika sebuah disk
gagal, blok paritas tersebut dapat digunakan untuk membentuk kembali

blok-blok data pada disk yang gagal tadi. Kecepatan transfer untuk
membaca data tinggi, karena setiap disk-disk data dapat diakses secara
paralel. Demikian juga dengan penulisan, karena disk data dan paritas
dapat ditulis secara paralel.

Gambar 7: RAID level 4


f) RAID level 5
RAID level 5 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok
interleaved tersebar. Data dan paritas disebar pada semua disk termasuk
sebuah disk tambahan. Pada setiap blok, salah satu dari disk
menyimpan paritas dan disk yang lainnya menyimpan data. Sebagai
contoh, jika terdapat kumpulan dari 5 disk, paritas blok ke n akan
disimpan pada disk (n mod 5) + 1; blok ke n dari empat disk yang lain
menyimpan data yang sebenarnya dari blok tersebut. Sebuah paritas
blok tidak menyimpan paritas untuk blok data pada disk yang sama,
karena kegagalan sebuah disk akan menyebabkan data hilang bersama
dengan paritasnya dan data tersebut tidak dapat diperbaiki. Penyebaran
paritas pada setiap disk ini menghindari penggunaan berlebihan dari
sebuah paritas disk seperti pada RAID level 4.

Gambar 8: RAID level 5

g) RAID level 6
RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi
menyimpan informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi
kegagalan dari beberapa disk sekaligus. RAID level 6 melakukan dua
perhitungan paritas yang berbeda, kemudian disimpan di dalam blokblok yang terpisah pada disk-disk yang berbeda. Jadi, jika disk data
yang digunakan sebanyak n buah disk, maka jumlah disk yang
dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2 disk. Keuntungan dari
RAID level 6 ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena
untuk menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah
disk dalam interval rata-rata untuk perbaikan data (Mean Time To
Repair atau MTTR). Kerugiannya yaitu penalti waktu pada saat
penulisan data, karena setiap penulisan yang dilakukan akan
mempengaruhi dua buah paritas blok.

Gambar 9: RAID level 6

Anda mungkin juga menyukai