A. Tes Uraian
Tes uraian yang dalam literatur disebut juga (essay examination) merupakan alat penilaian hasil
belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pernyataan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan penyataan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
b. Uraian Terbatas
Dalam uraian terbatas, dalam bentuk ini pernyaaan telah diarahkan kepada kepada hal-hal
tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembantasan bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut
padang menjawabnya,serta indikator-indikatonya.
Contoh:
Sehubungan dengan kedua bentuk uraian diatas, Depdikbut sering menyebutkan dengan istilah
lain, yaitu Bentuk Uraian Objektif (BUO) dan Bentuk Uraian Non Objektif (BNUO).
Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya dimungkinkan menggunakan dua
kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang benar diberi skor 1 (satu) dan untuk
kata kunci yang dijawab salah atau tidak dijawab diberi skor 0 (nol).
a. Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.
b. Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban
yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 adalah jawaban sempurna, jawaban lainya
adalah 0.
c. Jika satu pertanyaan memiliki beberapa subpetanyaan, perincilah kata kun ci dari jawaban soal
tersebut menjadi beberapa kata kuunci subjawaban dan buatkan skornya.
d. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor ini
disebut skor maksimum.
Contoh :
Langkah
Kriteria Jawab
Skor
= 100 cm x 70 cm x 60 cm
= 420.000 cm3
= 420 liter
Skor maksimum
Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif,skor di jabarkan dalam rentang. Besarnya
rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban, seperti 0-1, 0-4, 0-6, 0-8,010 dan lain-lain. Skor minimal harus 0, karena peserta didik yang tidak menjawab pun akan
memperoleh skor minimal tersebut, sedangkan skor maksimum ditentukan oleh penyusunan soal
dankeadaan jawaban yang ditentukan dalam soal tersebut.
Adapun langkah-langkah pemberian skor untuk soal bentuk uraian nonobjektif adalah sebagai
berikut:
a.
Tulisan garis garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam
pemberian skor.
g. Jumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal. Jumlah nilai ini disebut nilai akhir dari
suatu perangkat tes yang di berikan.
Contoh:
Indikator : menjelaskan alasan yang membuat kita harus bangga sebagai bangsa
Indonesia.
Soal
Rentang Skor
0-2
0-2
0-3
0-2
Indonesia
Skor Maksimum
Untuk meningkatkan objektivitas hasil pemeriksaan jawaban, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
1. Untuk memperoleh soal bentuk uraian yang baik harus disusun rencana yang baik pula. Untuk itu ,
harus diingat kembali prinsip-prinsip penyusunan tes dan langkah-langkah pengembangan tes
secara umum
2. Dalam menulis soal bentuk uraian, guru harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi
yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalam dan panjang jawaban atau
perincian jawaban yang mungkin diberikan oleh peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar dapat
menghindari kemungkinan terjadinya keracunan soal dan dapat mempermudah pembuatan
kriteriaatau pedoman penskoran
3. Setelah menulis soal, guru harus menyusun kunci jawaban atau pokok-pokok jawabandan pedoman
penskoran. Pedoman penskoran ini berisi tentang:
a. Batasan atau kata-kata kunci untuk melaksanakan penskoran terhadap soal bentuk uraian
objektif.
b. Kriteria jawaban digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal bentuk uraian nonobjektif
4. Semua identitas peserta didik harus disembunyikan agar tidak terlihat sebelum dan selama
memeriksa, Jika memungkinkan, identitas peserta didik cukup diganti dengan kode tertentu
5. Jauhkanlah hal-hal yang dapat mempengaruhi subjektivitas pemberian skor, seperti bentuk tulisan/
huruf, ukuran kertas, ejaan, struktur kalimat, kerapian, dll
2. Metode Pengoreksian Soal Bentuk Uraian
c. Metode bersilang
Agar diperoleh soalsoal bentuk yang dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar,
hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya misalnya pemahaman
konsep, aplikasi suatu konsep, analisi suatau permasalahan, dan aspek kongnitif lainnya.Setelah
abilitas yang hendak diukur cukup jelas, tetapkan materi yang ditanyakan.
1.
Kelompok yang akan dites kecil, dan tes itu tidak akan dilakukan berulang-ulang.
2.
3. Guru ingin menglebih mengetahui lebih banyak tentang sikap-sikap siswa dari pada hasil yang
telah dicapai.
4.
B. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. hal ini
memang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai (uraian). Dalam
penggunaan tes objektif ini jumlah soal yag diajukan jauh lebih banyak dari tes uraian. Kadangkadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal.
1. Jenis- jenis tes objektif :
a. Tes Benar Salah (B-S)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes benar salah adalah:
1) Buatlah pernyataan secara jelas, benar atau salah. Butir tes benar salah ini harus dinyatakan
secara jelas dan bebas dari pengertian ganda. Ungkapan yang samar-samar hanya akan
mengecoh para siswa dan menimbulkan kebingungan.
2) Hindarilah penentu-penentu yang bersifat spesifik, misalnya semua, selalu, tidak, tidak pernah,
biasanya, kadang-kadang.
3) Hindari pernyataan-pernyataan negatif ganda.
4) Hindari petunjuk luar yang mengarah pada jawaban.
5) Bila mengukur hubungan sebab akibat gunakan satu proposisi yang benar.
6) Gunakan kalimat yang sederhana.
7) Hal-hal yang bersifat teknis lainnya perlu juga diperhatikan: jumlah soal hendaknya cukup
banyak, soal yang harus dijawab dengan benar dan yang harus dijawab dengan salah,
jumlahnya hendaknya seimbang, dan urutan soal-soal yang harus dijawab dengan benar dan
harus dijawab dengan salah hendaknya tidak merupakan pola yang tetap.
Kelebihan dan kelemahan Tes Benar Salah disajikan pada bagan berikut:
jawaban
maksud ganda
Tes pilihan ganda mengacu pada tes yang diujikan di mana siswa harus memilih salah satu dari
beberapa pilihan. Tes ini mempunyai dua bagian, yaitu:
1.
Batang tubuh, yaitu yang mengikutsertakan semua informasi yang diperlukan untuk
memperkenalkan pertanyaan.
2.
dapat dipercaya
c. Tes Menjodohkan
Tes menjodohkan merupakan variasi dari tes pilihan ganda. Dengan mengubah ke dalam
bentuk menjodohkan dapat dihindari pengulangan dari jawaban alternatif dan menyajikan soal-soal
sama dalam bentuk yang lebih komplek. Tes menjodohkan terdiri dari serangkaian pernyataan yang
disebut premis dan serangkaian jawaban alternatif yang disebut respons. Ini semua disusun dalam
kolom dengan petunjuk-petunjuk yang mengatur aturan-aturan untuk memasangkan/menjodohkan.
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis tes menjodohkan:
a. Diusahakan hanya materi-materi yang homogen dalam serangkaian soal.
b. Diusahakan urutan-urutan soal singkat dan tempatkan jawaban secara singkat di sebelah
kanan.
c. Jumlah respon lebih banyak dari premis.
d. Petunjuk harus jelas, apakah satu respon hanya dipakai satu kali atau lebih dari satu kali.
e. Serangkaian soal menjodohkan ditulis dalam halaman yang sama.
Kelebihan dan kelemahan tes menjodohkan sebagai berikut:
Kelebihan Tes Menjodohkan
ingatan/pengetahuan yang
membuat tafsiran
2. Sulit menyusun soal yang
mengandung sejumlah respons yang
homogen
3.Mudah terpengaruh dengan
petunjuk yang tidak relevan
Hati-hati terhadap soal-soal isian yang terbuka. Jawaban yang diinginkan harus benar-benar
dibatasi.
b) Titik-titik lebih baik diletakkan pada ujung pernyataan dari pada di depan.
c)
Pendek
Pendek
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Latihan Soal :
1.
2.
b.
Uraian Terbatas
Sebutkan ketentuan ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis tes menjodohkan ?
Jawab :
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis tes menjodohkan:
1.
2. Diusahakan urutan-urutan soal singkat dan tempatkan jawaban secara singkat di sebelah kanan.
3. Jumlah respon lebih banyak dari premis.
4. Petunjuk harus jelas, apakah satu respon hanya dipakai satu kali atau lebih dari satu kali.
5. Serangkaian soal menjodohkan ditulis dalam halaman yang sama.
4.
Dari segi apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal bentuk uraian ?
Jawab :
Yang harus diperhatikan dalam bentuk soal uraian, yaitu:
Jawab :
Butir soal tipe pilihan ganda dapat dikontruksi dan digunakan untuk mengukur segala level tujuan
instruksional, mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks.
Setiap perangkat tes dapat mencakup hampis seluruh cakupan bidang studi.
Penskoran hasil kerja peserta dapat dikerjakan secara objektifa.
Tipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan
jawaban.
Informasi yang diberikan lebih kaya. Butir soal ini dapt memberikan informasi tentang peserta tes lebih
banyak kepada dosen, terutama bila butir soal itu memiliki homegenitas yang tinggi.
Kekurangan butir soal pilihan ganda
Sukar dikonstruksi. Kesukaran dalam mengkonstruksi butir soal tipe ini terutama untuk menemukan
alternative jawaban yang homogen. Acapkali dosen mengkonstruksikan butir soal dengan hanya satu
alaternatif jawaban yang tersedia, yaitu kunci jawaban.
Ada kecendrungan bahwa dosen mengkonstruksi butir soal tipe ini dengan hanya menguji atau
mengukur aspek ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.
Testwise memepunyai pengaruh yang berarati terhadap hasil tes peserta. Jadi, makin terbiasa
seseorang dengan bentuk tes tipe pilihan ganda, makin besar kemungkinan ia akan memperoleh skor
yang lebih baik.
Ragam Tipe pilihan ganda
Pilihan ganda biasa
Pilhan ganda analisis hubungan antar hal
Pilihan ganda analisis kasus
Pilihan ganda kompleks
Pilihan ganda yang menggunakan diagram, gambar, grafik atau table.