Pak Ali Civil Society
Pak Ali Civil Society
NIM
:1321305037
: Ilmu Politik
kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak
positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Berbagai argument bermunculan yang mendukung keberadaan CSR, seperti yang
pertama yakni perusahaan perlu untuk melakukan konsep tanggung jawab sosial karena
keberadaannya ditengah-tengah masyarakat (Budiman:2003), yang kedua yakni oganisasi bisnis
pada umumnya, maupun para pemimpin perusahaan merupakan anggota masyarakat, yang juga
memiliki kewajiban tanggung jawab moral terhadap masyarakat dalam kaitan dengan
perusahaan, maka perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kewajiban sosial-moral kepada
masyarakat karena akan mendukung dalam pengoperasian perusahaan (Keraf:1991).
Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab CSR :
1. Tanggung jawab ekonomi perusahaan, yakni modal yang ditanamkan dalam perusahaan
harus dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan tanggung jawab
perusahaan yang berkaitan erat dengan aspek sosial, dimana aktivitas bisnis perusahaan
akan mewarnai aktivitas perekonomian basional, misalkan bantuan ekonomi lemah, biaya
pendidikan dan yang lainnya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan citra perusahaan,
serta perasaan simpati masyarakat, terutama dari konsumen.
2. Tanggung jawab hukum, disini perusahaan harus memperhatikan operasinya berdampak
baik
atau
tidak
bagi
masyarakat,
seperti
misalnya
pencemaran
lingkungan,
resiko. Untuk itu CSR menjadi suatu strategi bisnis yang dapat diterima. Selain dari pada itu
CSR mampu memberikan dampak yang positif bagi lingkungan masyarakat dalam membantu
menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat, seperti: pendidikan, ekonomi, pembangunan,
lingkungan, dan persoalan lainnya.
CSR tengah menjadi trend di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Pada mulanya
CSR diterapkan oleh TNC-TNC (Trans National Corporation) yang ada di Indonesia dan
kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan domestik. Salah satu perusahaan yang
mengklaim
telah
melakukan
CSR adalah
PT. Freeport
Indonesia
dengan cara
Kesimpulan
Penerapan CSR di perusahaan-perusahaan di Indonesia ada atau tidak ada pengaturannya
dalam UUPT, sejatinya harus didukung oleh semua pihak tidak terkecuali oleh perusahaan. CSR
hendaknya tidak dipandang sebagai beban bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya
tetapi sebaliknya harus dipandang sebagi salah satu corporate strategy. Penerapan CSR
hendaknya beranjak dari filosfi jika masyarakat tidak berkembang, perusahaan juga akan sulit
berkembang. Karena itu, dalam menerapkan CSR bisa terjadi perusahaan memang tidak
mendapatkan profit, namun ada hal yang penting yang diraih yaitu citra perusahaan.
Agar CSR dapat berkembang, diharapkan setiap perusahaan yang telah menerapkan CSR
dengan baik, tidak hanya sekedar upaya untuk meraih citra positif dari masyarakat dan
pemerintah, seperti pengurangan pajak, pemberian fasilitas, dan sebagainya. Hal ini wajar
diberikan mengingat CSR yang dilakukan perusahaan secara tidak langsung telah membantu
tugas pemerintah di bidang sosial. Menerapkan paradigma lama yang menyebut bahwa kondisi
keuangan yang stabil akan mampu menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan,
sudah saatnya ditinggalkan karena keberlanjutan perusahaan dipengaruhi pula oleh seberapa
besar perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjosisworo Soejono, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal, di Indonesia,
(Bandung: Mandar Maju, 1999)
Moir, Lance, 2001, Journal of Corporate Governance 1-2, 2001, What Do We Mean By
Corporate Social Responsibility, the Measurement of Corporate Social Behavior.
Mowen, John C & Mihael Minor, 2002, Perilaku Konsumen, Terjemahan, Lina Salim,
Erlangga, Jakarta.
Tomotheus Lesmana, Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjutan, Majalah
Lensa Edisi 1 November 2006.