Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRAKTIKUM PRAKTEK FISIKA FARMASI

PENENTUAN VISKOSITAS DENGAN VISKOMETER OSTWALD

DOSEN : IKA
KELOMPOK 2 kelas 2 A

NAMA

NIM

FATIHAH ALMUNAWARAH
HAYATI
NANI NUZRANI
NOVITA SARI
NUR ATIKA AFIFAH
YULIANI

149074
149076
149078

AKADEMI FARMASI YARSI


PONTIANAK
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya yang telah diberikan
kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PENENTUAN VISKOSITAS DENGAN VISKOMETER OSTWALD yang
merupakan tugas kami pada Semester III dalam mata kuliah PRAKTEK FISIKA
FARMASI guna memenuhi kegiatan belajar mengajar.
Kami ucapkan terima kasih pada dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingannya dan teman teman yang memberikan dukungan dan
masukannya kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat
terselesaikan oleh kami sebagaimana mestinya.
Namun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa kami terima
sebagai acuan untuk tugas-tugas kami selanjutnya.

Pontianak, 18 september 2015

Penulis
KELOMPOK 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan
Menentukan Viskositas beberapa sampel cairan dengan menggunakan
visometer ostwald.
B. Dasar Teori
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir ketidak
leluasaan aliran cairan dan gas yang disebabkan oleh gesekan antara bagian
cairan tersebut dan menyebabkan / disebut juga kekentalan .
Viskometer adalah besarnya gaya persatuan luas (dyne / cm ). Kecepatan
yang diperlukan untuk mendapatkan beda sebesar Iicm / dt antara 2 lapisan
sejajar yang berjarak 2cm.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir

dapat dikatakan memiliki viskositas yang

renadah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki


viskositas yang tinggi.
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gayagaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai: geseran dalam (Viskositas)
Fluida adalah konstan hubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut
berlaku untuk fluida newton, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser ( g ) nya konstan. Parameter inilan yang disebut
dengan viskositas.
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jauhnya benda melalui
medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum stokes. Gaya grafitasi melalui
fluida dengan rapat dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

Prinsip Viskometer Oswald


Viskometer Oswald untuk mengukur sampel yang encer ataupun kurang
kental. Berdasarkan persamaan poisseulle, dengan membandingkan waktu
alir cairan sampel dan cairan pembanding menggunakan alat yang sama.
n
n

p .t
p .t

n = viskositas cairan pembanding (poise)


n = viskositas cairan sampel (poise)
p = tekanan dalam cairan pembanding (dyne/cm2)
p = tekanan dalam cairan sampel (dyne/cm2)
t = waktu aliran cairan pembanding
t = waktu aliran cairan sampel
Uraian bahan
- Aquadest (depkes RI, 1979)
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
ket :

mempunyai rasa
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
Alkohol (depkes RI, 1979)
Nama resmi
: Aethanolum
Nama lain
: Etanol, Alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Pemerian
: cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas mudah terbakar dengan

memberikan nyal biru tidak berasap


Penyimpanan
: tertutup rapat terlindung dari cahaya
Kloroform (depkes RI, 1979)
BM/RM
: 119,38/ CHCL
Bobot
: 1,474 g 1,439 g
Pemerian
: cairan, mudah menguap, tidak berwarna, bau khas,
rasa manis dan membakar
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik bersumbet kaca,
terlindung dari cahaya

Paraffin cair (depkes RI, 1979)

Bobot
Pemerian

: 0,870 g 0,890 g
: cairan kental, transparan, tidak berfluoresinsi,

tidak berwarna, hampir tidak mempunyai rasa.


Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat
: loksativum
Gliserin
Pemerian : - Warna : putih
- Rasa : Rasa tawar seperti lendir
- Bau

: Hampir tidak berbau

- Bentuk : Butir, bentuk bulat (bulat telur)


Kelarutan :
- Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol 95 %
- praktis tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam minyak lemak
dan dalam minyak menguap.
Titik lebur : 18 0C
Titik didih : 290 0C
Massa molekular : 92,09382g/mol
Bobot jenis : 1,261 g/ml
pH larutan : 7
Stabilitas :
- Terhadap udara : Higroskopik dengan adanya udara dari luar (mudah
teroksidasi)
- Terhadap panas : mudah terdekomposisi dengan adanya pemanasan,
mengkristal dalam suhu rendah, kristal tidak akan mencair sampai dengan

suhu 20 0C akan timbul ledakan jika dicampur dengan bahan teroksidasi.


Inkompatibilitas :
- seperti kromium trioksid, kalium horat, atau kalium permanganat.
- Berubah warna menjadi hitam dengan adanya cahaya atau setelah kontak
dengan ZnO dan bisulfat.
- Gliserin + kontaminan yang mengandung logam akan berubah warna
dengan penambahan fenol salisilat dan tanin.
- Asam borat membentuk kompleks gliseroborik acid (lebih kuat dari pada
asam borat)
Sumber : - Farmakope Indonesia III hal. 413
- Handbook of pharmaceutical Excipient hal. 59 - See more at:
http://riyanpharmacy.blogspot.co.id/2012/03/suspensi.html#sthash.tB8wl1tS.
dpuf
C. Alat dan Bahan
Alat
- Viskometer Ostwald
- Ball pipet
- Gelas ukur
- Gelas Beaker
Bahan
- Alkohol
- Aquadest
- Paraffin cair
- Glyserrin

D. Cara Kerja

1.
Viskometer
-

Bersihkan dan bilas


Viskometer dengan
alkohol
Hasil
- Masukkan
air
suling
sebagai
cairan
2.
pembanding sebanyak
5ml ke dalam
Air Suling
- Dimasukkan kedalam Viskometer sebanyak 5ml( sebagai
pembanding )
- Isap cairan dari ujung tabung sebelah kanan hingga
permukaan berada diatas garis atas
19,61
- sTutup ujung tabung sebelah kanan, kemudian buka perlahanlahan
3.
Alkohol
- Di
catat waktu t1 dalam detik mulai dari cairan mengalir dari
tanda batas atas sampai batas bawah(ulangi percobaan
- Dimasukkan kedalam Viskometer sebanyak 5ml( sebagai
sebanyak 3 kali )
pembanding )
- Isap cairan dari ujung tabung sebelah kanan hingga
permukaan berada diatas garis atas
7,565 sTutup ujung tabung sebelah kanan, kemudian buka
4.
Paraffin
perlahan-lahan
- Di catat waktu t1 dalam detik mulai dari cairan mengalir
- Dimasukkan kedalam Viskometer sebanyak 5ml( sebagai
pembanding )
- Isap cairan dari ujung tabung sebelah kanan hingga
5.
Gliserin berada diatas garis atas
permukaan
516
s
- Tutup ujung tabung sebelah kanan, kemudian buka perlahan- Dimasukkan kedalam Viskometer sebanyak 5ml( sebagai
lahan
pembanding )
- Di catat waktu t1 dalam detik mulai dari cairan mengalir dari
- Isap cairan dari ujung tabung sebelah kanan hingga
tanda batas atas sampai batas bawah(ulangi percobaan
permukaan berada diatas garis atas
- Tutup
ujung tabung sebelah kanan, kemudian buka
1490
s
perlahan-lahan
E. Hasil Pengamatan
- Di catat waktu t1 dalam detik mulai dari cairan mengalir
dari tanda batas atas sampai batas bawah(ulangi
Zat cair

Waktu (s)

Rata-rata

Massa jenis

Air suling

19,62 s

19,61 s

1,032g/ml

7,565 s

0,9124 g/ml

8,36 menit x 60 = 501,6 s

0,8944 g/ml

19,61 s
19,52 s
alkohol

7,68 s
7,55 s
7,58 s

Paraffin

8,30 menit
8,42 menit
8,57 menit

24,56 menit

gliserin

24,44 menit
24,09 menit

F. Perhitungan
-

Alkohol
n2
n1

t 2. p 2
t 1. p 1

2
0,89

7,565 x 1,032
19,61 x 0,9124

2
0,89 =

7,81
17,89

2 . 17,89 = 6,951
6,951
2= 17,89 = 0,39
= 39 x 10-1 N/m2s
-

Paraffin
n2
n1
2
0,89

t 2. p 2
t 1. p 1

=
=

2
0,0080 =

501,6 x 1,032
19,61 x 0,894
517,65
17,54

2=17,54 = 460,7
460,7
2= 17,54 = 26,27

24,5 menit x 60 = 1470 s

1,2926 g/ml

2= 26,27 N/m2s
-

Gliserin
n2
n1
2
0,89

t 2. p 2
t 1. p 1

=
=

2
0,89 =

1470 x 1,032
19,61 x 1,29
1517,04
25,34

2 . 23,34 = 1350,166
1350,165
2=
= 53,28
25,34
2= 53,28 N/m2s

G. PEMBAHASAN
Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan
untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu
bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai
gaya tertentu.
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk
melawan aliran cairan karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk

mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar
resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya.
Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat
cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisanlapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam,
sedangkan lapisan atasnya bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap
lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan jaraknya
terhadap lapisan terbawah. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang
dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya per
satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair tersebut F/A atau tekanan
geser.
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,
viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus
dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki
viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula. Berat molekul solute, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel
solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi
beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan

bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka
semakin besar viskositas suatu zat cair.

Tabel viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987)
Cairan
0C
10 C
20 C
30 C
40 C
Air
0,0179
0,013
0,0101
0,0080
0,0065
Gliserin
105,9
34,4
13,4
6,29
2,89
Etanol
0,0177
0,0147
0,012
0,0100
0,0083
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairn untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.oleh sejumlah tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas disebut viscometer.
Metode pengukuran viskositas terdiri dari viknometer kapiler / Ostwald pada
metode ini viskositas ditetntukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui
satuan tabung kapiler vertical. Waktu alir dari cairan yang diuji, dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah
diketahui, biasanya air, untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika 1 dan 2
maing-masing adalah viskositas dari cairan yg tidak diketahui dan cairan standar,
p1 dan p2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 masing-masing
adalah waktu alir dalam detik.
Pada percobaan yang kami lakukan disiapkan dan bersihkan viskometer
dan bilas denagan alcohol,lalu buang alcohol, percobaan pertama dilakukan

50 C
0,0055
1,41
0,007

menggunakan air suling sebagai cairan pembanding, masukkan air suling 5 ml dan
hisap menggunakan ball pipet sampai menuju garis batas atas, siapkan stopwatch,
kemuadian bukan ball pipet dan langsung tekan stopwatch dan hitung waktu
berapa lama cairan air suling turun kebawah sampai menuju garis batas bawah,
setelah mendapat kan berapa lama waktu cairan turun, ulangi percobaan
menggunakan

cairan

air

suling

sebanyak

kali

percobaan.

Setelah percobaan menggunakan air suling, ulangi percobaan dengan cara


yang sama tetapi menggunakn alcohol, gliserin, dan paraffin cair sebelum
memasukkan cairan ke dalam viskometer, viskometer tetap harus di bersihkan
terlebih dahulu menggunakn alkohol , dan percobaan pada masing masing cairan
di lakukan sebanyak 3 kali percobaan,

Pada percobaan suhu

250 C

dengan viskositas cairan pembanding (air)

yang kami lakukan di dapat hasil air suling t 1= 19,61 S t2=19,62 dengan rata rata
19,61 S dan massa jenis 1g/ml (yang kami dapatkan dari kelompok yang
membahas massa jenis ). Hasil dari alcohol t 1=7,55 S t2=7,58 S dengan rata-rata
7,565 S dengan massa jenis 0,96 g/ml (yang kami dapatkan dari kelompok yang
membahas massa jenis ). Hasil dari perafin t 1 = 8,30 menit t2= 8,42 menit dengan
rata-rata 8,36 menit x 60 = 501,6 S dan massa jenis 0,85 g/ml (yang kami
dapatkan dari kelompok yang membahas massa jenis ). Hasil gliserin t 1= 24,56
menit t2= 24,44 menit dengan rata rata 24,5 menit x 60 = 1470 S, dan massa jenis
1,22 g/ml (yang kami dapatkan dari kelompok yang membahas massa jenis ).

H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan viskositas yang telah dilakukan, dapat di ambil
kesimpulan bahwa semakin kental suatu cairan, semakin besar viskositas suatu
cairan tersebut. Di dalam percobaan menggunakan air sebagai pembanding dari
cairan alkohol, parrafin cair dan gliserin. Di dapatkan hasil pengukuran viskositas
pada alcohol 0,39 N/m2s parrafin cair 26,27 N/m2s dan glyserin 53,28 N/m2s Dari

hasil dapat di ketahui bahwa gliserin memiliki viskositas yang besar dan alkohol
viskositas nya rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I. Universitas Muslim


Indonesia
Ansel, C Howard. 2006. Kalkulasi Farmasetik. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta

Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.:Jakarta


Martin,Alfred.1990.Farmasi Fisika I.Penerbit universitas Indonesia : Jakarta
Lachman,Leon.1994.Teori Dan Praktek Farmasi Industri.Jakarta:Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai