Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan

millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia


melalui komitmen

bersama

antara

189

negara

anggota

PBB

untuk

melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu meniadakan kemiskinan


dan kelaparan eksterem,memperoleh pendidikan dasar secara universal,
meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan, mengurangi
tingkat kematian anak, memperbaiki kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS,
malaria, dan penyakit-penyakit lainnya, menjamin kelestarian lingkungan hidup,
membangun kerja sama global untuk pembangunan (BPPN, 2007).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mengalami penurunan dari
307/100.000 pada tahun 2002-2003 menjadi 228/100.000 pada tahun 2009.
Meskipun angka perhitungan nasional tersebut menunjukan penurunan,Bappenas
mengisyratkan bahwa Indonesia akan sulit mencapai target MDG untuk
menurunkan AKI samapai ke angka 102 pada tahun 2015.Diperkirakan tahun
2015 AKI di Indonesia masih akan berkisar di angka 163.Indonesia tertinggal
jauh dari Malaysia dan Thailand yang angka AKI nya masing-masing 30 dan 24.
(Bappenas, 2009)
Berdasarkan laporan analisis uji coba di Indonesia pada tahun 2005-2006
yang disusun oleh WHO (World Health Organization) yang berkerja sama
dengan departemen kesehatan Republik Indonesia, tetanus masih merupakan
penyebab utama kematian dan kesakitan maternal dan neonatal.Kematian akibat

tetanus di Negara berkembang 135 kali lebih tinggi di bandingkan Negara


maju.Di Indonesia sekitar 9,8% (18.032) dari 184 ribu kelahiran bayi
menghadapi kematian karena cakupan imunisasi tetanus toxoid yang rendah
(DepKes RI-WHO,2006)
Tetanus adalah penyakit yang disebab oleh tetanospasmin,suatu toksin
protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme.Penyakit ini dapat menyerang bayi baru
lahir dikenal dengan istilah tetanus neonartum.Penyakit ini dapat menular dan
menyebabkan

resiko

kematian.Walaupun

mendapatkan

perawatan

yang

baik,angka kematiannya tinggi dan tanpa penanganan 95% diantaranya bisa


meninggal.
Kasus tetanus terbanyak dijumpai di sejumlah Negara tropis dan negera
yang masih memiliki kondisi kesehatan lingkungan rendah.Data organisasi
kesehatan dunia WHO menunjukkan,kematian akibat tetanus negara berkembang
adalah 135 kali lebih tinggi di bandingkan negara maju.Tetanus adalah salah satu
penyakit menular dan paling beresiko mengakibatkan kematian.
Pada tahu 2010, Tetanus neonartum terjadi 7 negara ASEAN, dengan
jumlah kasus tertinggi di Indonesia yang melebihi 100 orang.Di singapura dan
Brunai Darussalam dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonartum.Berdasarkan
Vaccine-Preventable Disease Monitoring System 2011,tahun 2010 pada kawasan
SEARO jumlah kasus tetanus neonartum yang terjadi di india jauh melebihi
kasus di negera lain di kawasan ASEAN, yaitu 373 kasus. Indonesia dan
Banglades menempati urutan kedua dan ketiga terbesar dengan masing-masing
137 dan 117 kasus.Sedangkan di Bhutan,Korea Utara dan Maladewa dilaporkan
tidak ada kasus tetanus neonartum.Jumlah kasus penyakit menular yang dapat

dicegah dengan melakukan imunisasi tetanus. (Depkes 2011).


Imunisasi adalah dimana seseorang memperoleh kekebalan tubuh (daya
tahan) terhadap penyakit infeksi, biasanya dengan melakukan vaksinasi/antigen.
Vaksin menstimulasikan sistem kekebalan tubuh (antibody) untuk melindungi
seseorang dari infeksi yang menyusul atau penyakit (WHO).
Tujuan imunisasi atau vaksinasi adalah meningkatkan derajat imunitas,
memberikan proteksi imun dengan menginduksi respon memori terhadap
pathogen tertentu/toksik dengan menggunakan preparat antigen non-virulen/non
toksik.Antibodi yang di produksi oleh imunisasi harus efektif terutama terhadap
mikroba ekstraselular dan produknya.Antibodi akan mencegah adherennsi atau
efek yang merusak sel dengan menetralisasi toksin.IgA berperan di permukaan
mukosa, mencegah virus/bakteri.Mengingat respon imun baru timbul beberapa
minggu, imunisasi aktif biasanya di berikan jauh sebelumnya pajanan dengan
patogen
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelah
dalam

mengukur

tingkat

pembangunan

manusia

suatu

negera.Melalui

pengetahuan,pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.


Pengetahuan yang dipengaruhi tingkat pendidikan merupakan salah satu factor
pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan
seseorang untuk berperilaku sehat.(Depkes 2008).
Dari hasil data bahwa target cakupan imunisasi pada TT1 ibu hamil dan
WUS adalah 90%, dan TT2, TT3, TT4, dan TT5 adalah 80%. Dan dari cakupan
sudah melakukan imunisasi TT1 di kota lhoksemawe tahun 2010 adalah 44,1%
dan TT2 adalah 44,5%. Pada tahun 2011 TT1 TT5. (Dinkes Lhoksemawe).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan

Ketaatan Imnuisasi Tetanus Toxoid (TT) di Pusekesma Banda Sakti Tahun 2012
1.2

Perumusan Masalah
Adakah hubungan antara Pedidikan,Pengetahuan Ibu Hamil terhadap

Ketaatan pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Ibu Hamil di Puskesmas


Banda Sakti?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya hubungan antara pendidikan, pengetahuan ibu
hamil terhadap ketaatan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil
di Puskesmas Banda Sakti.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan
ketaatan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) di Puskesmas
Banda Sakti.
1.3.2.2. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan ibu hamil

dengan

ketaatan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) di Puskesmas


Banda Sakti.
1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti


Menambah pengetahuan penulis tentang hubungan antara pendidikan,
pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan pemberian imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) di Puskesmas Banda Sakti.
1.4.2 Bagi ibu-ibu hamil
Terutama

bagi

ibu-ibu

hamil

dapat

mengerti

dan

memahami

manfaat imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bagi dirinya dan janin yang
dikandungnya sehingga ke depannya di dalam masyarakat bisa lebih

aktif lagi baik dalam segi kegiatan pemeriksaan ibu hamil itu sendiri
maupun dari segi penyuluhan- penyuluhan dari kinerja nyata program
pemerintah.
1.4.3 Bagi Mahasiswa PSPD
Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan referensi pustaka
kepada mahasiswa di Indonesia terutama di mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter.
1.4.4 Bagi Puskesmas Banda Sakti
Menjadi bahan masukan dan sumber informasi tentang hubungan
antara pendidikan,

pengetahuan

Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil.

dan ketaatan

pemberian Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai