Anda di halaman 1dari 20

NUTRIENT DALAM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Efisiensi proses menyingkirkan polutan bergantung pada interaksi 3 faktor: organisme,


polutan, dan lingkungan. Untuk membuang polutan yang tersedia sebagai nutrisi secara
efisien, organisme harus tumbuh di dalam lingjungan dengan nutrisi, temperatur, pH ,
dan intensitas pencampuran di dalam kesetimbangan. Medium tempatnya tumbuh
harus memiliki sumber karbon yang cukup, sumber energi yang cukup, dan suplai
ample dari nutrisi anorganik, serta dalam beberapa kasus dibutuhkan pula sumber
nutrisi organik.
Tanpa lingkungan pertumbuhan yang cukup baik dan kesetimbangan kondisi nutrisi,
efisiensi pengolahan limbah yang dari konversi yang kurang sempurna dari sumber
organik dan anorganik menjadi produk dan penghilangan padatan tersuspensi yang
tdk efisien. Dalam beberapa kasus, operator harus dapat mengenali kondisi yang akan
menyebabkan kegagalan proses.
Komposisi sel:
Sel terdiri dari 70-90% air, dan 10-30% berat material kering. Material kering terdiri dari
70-95% bahan organik dan 5-30% bahan inorganik. Karbon, oksigen, nitrogen, dan
hidrogen menjadi pengisi bahan inorganik sebanyak 92% . komposisi sel bakteri
bervariasi berdasarkan tipe bakteri dan kondisi pertumbuhan seperti konsentrasi
berbagai nutrisi, temperatur, pH , intensitas pencampuran, dan tahapan pertumbuhan
bakteri itu sendiri. Oleh karena terdapat elemen yang tidak lebih penting secara
kuantitatuf, fraksi organik dalam biomassa diasumsikan terdiri dario karbon, oksigen,
nitrogen, dan hidrogen. Fraksi organik dari lumpur aktif rata-rata terdiri dari 49.2%
karbon, 34.6% oksigen, 8.8%nitrogen, dan 7.4% hidrogen, dengan variasi yang
bergantung faktor yang sebelumnya telah disebutkan.
limbah domestik dapat didefinisikan menjadi C 10H19O3N, limbah lemak C8H16O, dan
limbah karbohidrat C6H12O6, limbah protein sbagai C16H24O5N4. persamaan 3.1 dapat
dituliskan untuk perubahan limbah cair domestik dalam sintesis sel yang memiliki
komposisi C5H7O3N.
C10H19O3N + 3.625 O2 + 0.774NH4+ + 0.775 HCO3 1.775 C5H7O2N + 1.9 CO2 + 5.225 H2O

Komposisi unsure dalam biomassa dapat juga diperoleh dari kondisi defisit nutrisi yang
terjadi.
Komposisi biokimia sel
Prekursor inorganik seperti amonia (NH3), ortoposfat (PO43-), Sulfida (HS-), air, dan
nutrisi lain yang diambil dari sel dan disintesis pertama kali menjadi building block yang
disebut monomer. Nutrisi lain harus dibuat atau direduksi dengan menggunakan
tingkat oksidasi atau reduksi yang setara dengan unsur yang hadir dalam monomer
sebelum digunakan dalam biosintesis. Nutrisi ini meliputi karbondioksida (CO2), nitrat
(NO3-), nitrit (NO2-), nitrogen, sulfat, unsur belerang (S), dan tiosulfat (S2O32-). CO2
dapat direduksi dengan level oksidasi yang sama sebagai karbohidrat atau lebih rendah
seperti NO3-, NO2-, dan N2 menjadi senyawa golongan amino (-NH2); dan SO42-, S,
dan S2O32- menjadi senyawa golongan sulfhidril.
Molekul-molekul besar yang disuplai sebagai protein, polisakarida, dan lipid harus
dipecah terlebih dulu menjadi senyawa yang lebih kecil dan senyawa inorganik yang
disintesis menjadi monomernya. Nutrisi yang lain pun sama, harus disuplai
sebagai senyawa dengan molekul yang cukup sederhana seperti asam amino, purin,
atau pirimidin, dan vitamin karena senyawa-snyawa ini tak dapat disintesis oleh
beberapa organisme.
Terdapat 4 kelas monomer yang penting yaitu: asam amino, gula sederhana, asam
lemak, dan nukleotida yang kemudian akan disintesis sel menjadi molekul yang lebih
besar
Bentuk dan Fungsi Nutrisi dalam Metabolisme Bakterial
Ketika makromolekul-maromoekul dibentuk, mereka dirakit menjadi senyawa yang
memiliki struktur yang lebih rumit seperti penyususn dinding sel, membrane, ribosom,
dan kromososm yang dibentuk menjadi sel dan organel.
Temperature memiliki pengaruh yang cukup signifkan dalam komposisi sel. Ketika
kanduungan RNA dalam sel bertambah karena pengurangan temperature, kandungan
DNA dalam sel hamper constant.
Bentuk dan fungsi nutrisi dalam metabolism bacteria.

Senyawa-senyawa yang diambil dari lingkungan dibawa dengan menggunakan dua


mekanisme aktifitas metaolisme.: produksi energy (bioenergetka) dan embuatan sel
baru dari bahan material sel (biosintesis).organisme memproduks eneri berbantukan
cahaya, bahan organic dan inorganic. Bahan inrganik yang teribat dalam pembuatan
energy tersebut, misalnya ammonium, nitrit, sulfide, unsure belerang, thiosulfat, dan ion
ferro. Senyawa-senyawa ini diksidasi dan energy dileaskan selama oksidasai dan
digunakan untuk pertahanan sel seperti sintesis ahan baku pembuatan sel yang baru,
dan pergerakan sel jika sel termasuk ke dalam jenis sel yang motil.
Karbon
Merupkan unsure utama dalam pembentukan sel baru selama biosintesis karbon
merupakan sumber dari bebagai senyawa organic seperti asam amino, asam lemak,
gula, basa nitrogen senyawa-senyawa aromatic, dan berbaga substansi organic
lainnya, serta karbon dioksida. Selama proses biosintesis dari senyawa organic
sebagian karbon diekskresikan dari sel, baik sebagai karbo dioksida, maupun produk
limbah organic. Karbon dioksida, pada gilirannya digunakan oleh bakteri autotrof
maupun jenis baktei lainnya sebagai sumber karbon utama dalam pembentukan sel. Ini
diperoleh dari lingkunganakuatik dari sel bakteri bukan dari udara.
Oksigen dan hydrogen
Osksigen dan hisrogen adalah juga bahan utama pembuatan sel. Adapun sumbernya
dapat berasa dari molekul oksigen dan molekul air, dan senyawa-senyawa organic.
Oksigen sebagai akseptor electron, digunakan sebgai dasar klasifikasi organism, yaitu
aerob dan anaerob. Obligat aerob tidak dapat tumbuh tanpa oksigen, sementara
obliigat anaerob justru akan terbunuh dengan adanya iksigen.
Anaerob aerotolerant dapat mentoleransi oksigen kadar rendah tanpa terjadinya
kerugian besar pada organisme. Mikroaerofilik adalah organism yang tumbuh pada
level oksigen rendah pula, sedangkan organism fakultatif dapat tumbuh pada kondisi
hadirnya oksigen maupun ketidakhadiran oksigen.
Nitrogen
Nitrogen memeiliki komposisi sebesar 14% dari keseluruhan bahan pembangun sel.
Dan merupakan konstituen utama dari protein dan asam nukleat dari sel. Nitrogen juga

ditemukan di dalam peptidoglikan, dinding sel sebagian besar bakteri. Nitrogen terdapat
di alam dalam bentuk s senyawa organic dan senyawa inorganic. Bentuk organic
nitrogen misalnya asam amino, dan basa nitrogen, serta produk mineralisasi dari
organism yang telah mati. Nitrogen organic dalam limbah cair secara parsial tersedia
untuk digunakan sebagai suber makanan.
Nitrogen inorganic dapat digunakan dalam bentuk gas nitrogen, ammonia-nirogen
(NH3+NH4+), nirit, dan nitrat. gas nitrogen diperoleh dari udara yang diperoleh melalui
proses fiksasi nitrogen, Azotobacter, Bacillus, cyanobakteri, Clostridium, dan
Rhodobacter. Dalam proses fiksasi, gas nitrogen pertama direduksi menjadi ammonium
(NH4+), dan kemudian dikonversi menjadi nitrogen organic. Ammonia-nitrogen dapat
ditemukan dala limbah organic sebagai ammonia yang dapat dibentuk melalui proses
unionisasi gas nitrogen atau ion ammonium:
NH3 + H2O NH4+ + OH
Ion ammonium memeiliki Ph di bawah 9 dan ammonia memiliki Ph dia atas 9.7. ion
ammonium adalah bentuk nitrogen inorganic ion yang selalu paling siap digunakan
karena tidak membutuhkan reaksi oksidasi-reduksi, atom nitrogen ion ammonium
terdapat pada derajat oksidasi yang sama dengan nitrogen dalam asam amino, purin,
dan pirimidin. Asam amino merupakan precursor untk protein, purin, pirimidin yang
merupakan precursor bagi pembentukan nukleotida. Ion ammonium dapat diasimilasi
oleh mikroorganisme melalui tiga reaksi yaitu aminasi yang berisi pembentukan grup
asam amino dari asam glutamate, asparagin, dan glutamine. Banyak bakteri
menggunakan nitrit dan nitrat sebagai satu-satunya sumber nitrogen. Proses reduksi ini
dikenal sebagi proses reduksi asimilasi nitrat, yang membutuhkan energy. Organism
yang membutuhkan energy dari sumber lain seperti proses oksidasi senyawa organic
harus menggunakan energy yang lebih besar ketika nitrat atau nitrit yang tersedia
sebagai stu-satunya sumber nitrogen jika dibandingkan dengan ketika nitrogen tersedia.
Hasilnya adalah perolehan biomassa yang lebih rendah daripada biomassa yang
diperoleh dari proses nitrogen yang bersumber dari ammonia-nitrogen.
Fosfor
Kandungan fosfor dalam sel kering adalah sekitar 3% massa. Kompenen selular
mengandung senyawa fosfor berenergi tinggi yang disebut Adenosin Triphosfat (ATP)
dan adenosine diphosfat (ADP), nukleotida seperti nikotinamida adenine dinukleotida

(NAD), dan flavin adenine dinukleotida (FAD), asam nukleat, dan phosfolipid. Phosphor
tersedia di alam dalam bentuk garam phosfat dari kalsium, besi, aluminium phosfat dan
turunan organic dan inorganic lainnya. Phosfat inorganic meliputi orthophosfat yang
bersifat mudah larut dalam air, serta poliphosfat dan metaphosfat yang keduanya
relative tidak mudah larut. Poliphosfat dihidrolisis dalam larutan akan menghasilkan
orthophosfat. Kebanyakan phosfat inorganic tidak dapat digunakan sebelum dipecah,
melepaskan organic phosfat bebas dengan menggunakan enzim phosfatase.
Sulfur
Sulfur memeiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan asam amino sistein
dan metionin yang di dalam keduanya terdapat unsure sulfur. Sulfur juga hadir dalam
sejumlah vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan. Sulfur terdapat di alam dalam
berbagai bentuk seperti: sulfuhidril (R-SH), sulfide (HS ), unsur sulfur (S), dan sulfat
(SO42-)
Bahan makanan yang lain
Karbon, oksigen, nitrogen, hydrogen, phosphor, dan sulfur dibutuhkan untuk sintesis sel
secara makromolekul. Terdapat elemen yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi
tiga tugas berikut: activator enzim atau koenzim atau kofaktor logam, mentransfer
electron dalam reaksi oksidasi reduksi, dan pengaturan tekanan osmososis.
Kalium dibuthkan untuk mengaktivasi enzim dalam berbagai proses sintesis protein,
mempertahankan tekanan osmosis dan mengatur Ph. Magnesium mengaktivasi
berbagai enzim terutama yang berkaitan dengan transfer phosfat, mengikat enzim
dengan substrat masing-masing, dan merupakan bahan pembentuk klorofil serta
terdapat dalam dinding sel, membrane, ribososm, dan ester phosfat. Kalsium adalah
kofaktor untuk enzim bernama proteinase yang terdapat dalam dinding sel, tempat di
mana terdapat integritas struktur, dalam endospora bakteri dorman sebagai kalsiumdipokolinat, yang akan menambah hambatan panas dari spora. Natrium dibuthkan
dalam pertumbuhan terutama di wilayah laut, dan lingkungan bergaram, serta hasil
produksi bakteri methane. Klorin penting sebagai anion dalam sel, besi penting sebagai
sejumlah enzim seperti enzim transport electron dalam respirasi protein besi- sulfur dan
sitokrom. Besi dalam alam yang berupa ion Ferri (Fe 3+), ion Ferro (Fe 2+), dan bentuk
senyawa organic besi, bentuk ion ferri berada dalam kondisi aerob dan berfungsi
mereduksi bentuk ferro yang ditemukan dalam kondisi anaerob. Kobalt diperlukan

untuk membentuk vitamin B12 dan seng essensial untuk aktifitas berbagai enzim
seperti karbonik anhidrase, alcohol dehidrogenase, dan polymerase RNA-DNA.
Molibdenum memeiliki fungsi dalam mengasimilasi reduksi nitrat dan resuksi nitrogen.
Tembaga memiliki fungsi yang hamper sama dengan besi yaitu dalam respirasi,
sebagai sitokrom oksidase. Mangan berfungsi sebagai activator dalam enzim tertentu
yang berfungsi dalam proses detoksifikasi racun menjadi oksigen,. Nikel berfungsi
sebagai bahan penyusun enzim hidrogenase yang berfungsi menangkap hydrogen.
Tungsten dan Selenium merupakan bagian enzim yang berfungsi dalam metabolism
format.
Asam amino, purin, pirimidin, dan vitamin
Asam amino, purin, pirimidin, tersedia sebagai bahan nutrisi untuk organism yang tak
mampu mensintesis bahan ini sendiri. Ketiganya berfungsi sebagai precursor dalam
building blok dan bahan penyusun berbagai senyawa organic dalam pembangun sel.
Vitamin merupakan senyawa organic yang berfungsi sebagai bukan sumber energy
maupun building blok dari makromolekul melainkan sebagai bagian dari enzim baik itu
berupa koenzim maupun grup proshetik yang merupakan katalis dari berbagai macam
reaksi biologis.
Transportasi Bahan Makanan
Senyawa-senyawa yang memiliki ukuran molekul yang cukup besar dipecah terlebih
dulu sebelum ditransportasikan dengan menggunakan aktifitas ekstraseluler (di luar sel)
dari enzim yang disebut eksoenzim yang diproduksi di dalam sel dan disekresikan
melalui membrane sel untuk bertugas memecah molekul besar.
Adapun mekanisme transportasi yang dapat dilakukan adalah dengan transport aktif
dan transport pasif. Transport pasif merupakan mekanisme transportasi yang tidak
memerlukan energy dari sel untuk mendorong nutrisi masuk ke dalam sel. Yang
termasuk ke dalam transport pasif adalah difusi sederhana dan difusi terfasilitasi. Difusi
sederhana terjadi pada membrane semipermabel secara langsung berdasarkan driving
force berupa perbedaan konsentrasi yaitu pergerakan nutrisi di luar sel yang
berkonsentrasi tinggi ke dalam sel yang memiliki konsentrasi nutrisi rendah. Sedangkan
difusi terfasilitasi adalah difusi yang menggunakan fasilitas pergerakan tanpa energy
yang berupa protein pembawa atau permease. Protein pembawa adalah protein

spesifik terhadap satu atau beberapa jenis protein tertentu yang akan mengikat nutrisi
tersebut dan membawanya ke dalam sel.
Transport aktif, merupakan mekanisme transportasi yang melibatkan kombinasi antara
protein pembawa dengan energy karena terjadi perlawanan terhadap gradient
konsentrasi sehingga diperlukan beberapa mekanisme kimiawi seperti pelibatan phosfat
berenergi tinggi berupa ATP, dan lainnya.
Sumber Nutrisi yang Terdapat dalam Limbah Cair
Karbon, oksigen, dan hydrogen terdapat dalam berbagai senyawa organic yang
menjadi bagian dari limbah cair, misalnya dalam limbah domestic, limbah komersial,
limbah industry, dan limbah pertanian dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak, minyak
dan pelumas. Bahan ini juga ditemukan dalam bentuk inorganiknya. Karbon ditemukan
dalam bentuk utama seperti bikarbonat, asam karbonat, dan karbonat. Oksigen tersedia
dalam bentuk oksigen terlarut, air, dan bikarbonat. Sementara hydrogen tersedia dalam
bentuk gas dan air.
Senyawa nitrogen dalam limbah cair tersedia dalam bentuk organic (urea) dan
inorganic (ammonia, nitrit, dan nitrat). Senyawa phosfat dalam limbah cair tersedia
dalam bentuk orthophosfat (PO43-, HPO42-, H2PO4, H3PO4)dan phosfat organic. Phosfat
organic dikonversi menjadi orthophosfat melalui reaksi hidrolisis, oksidasi, dan
polimerisasi. Sumber utama senyawa phosfat dari limbah cair adalah limbah manusia
dan limbah deterjen. Bahan kimia mengandung senyawa phosfat kadang digunakan
untuk mengendalikan korosi dan pembentukan kerak yang terjadi dalam sistem
perpipaan.
Senyawa belerang terdapat dalam limbah domestic, komersial, dan industry berupa
senyawa sulfide, sulfat, sulfit, dan sulfur organic (berupa merkaptan, thioester, dan
disulfide). Nutrisi lain dalam limbah organic misalnya kalium, magnesium, sodium,
kalsium, mangan, seng, tembaga, klorida, nikel, selenium, kobalt, selenium terpat
dalam limbah domestic, limbah bahan kimia dalam perpipaan air, limbah industry,
limbah hasil irigasi, infiltrasi sumur, dan air bawah tanah.
Kebutuhan Nutrisi dalam pengolahan limbah secara biologi

Untuk menunjang seluruh sistem kehidupan mikroba mulai dari energi maupun
makanan, maka nutrisi yang diperlukan harus dalam keadaan dengan jumlah yang
cukup penelitian terakhir menyebutkan, untuk mencukupi kebutuhan senyawa nutrisi
selama 5 hari, dibutuhkan nutrisi dengan perbandingan BOD 5: N: P sebesar 100:5:1
untuk memperoleh pengolahan limbah yang efisien. Rasio ini dapat bertambah seiring
dengan pertambahan usia sludge. Nitrogen dan Phosfor yang dibutuhkan akan
berkurang pada pertambahan sludge karena jumlah sel yang dihasilkan lebih sedikit
pada usia sludge yang cukup lama.
Proses anaerob pada umumnya digunakan untuk menstabilisasi lumpur limbah cair dan
lumpur limbah teraktifkan, baik itu diasumsikan mengandung nutrisi yang cukup untuk
mendukung proses stabilisasi anaerob.
Namun, jumlah sel yang baru yang dihasilkan dalam proses anaerob lebih sedikit
daripada yang dihasilkan melalui proses aerob, lebih sedikit jumlah nitrogen dan
phosphor yang dibutuhkan untuk membangun sel baru. Dengan kata lain, proses
anaerob membutuhkan jumlah nitrogen dan phosphor yang jauh lebih sedikit. Proses
anaerob memiliki koefisien perolehan karena sebagian besar energy dalam substrat,
hilang dari sistem sebagai metana, dengan energy yang lebih sedikit yang tersedia
untuk sintesis sel baru daripada proses anaerob.
Defisiensi nutrisi
Defisiensi nutrisi dapat terjadi dan dapat menimbulkan konversi yang kurang sempurna
dari substansi organic maupun inorganic menjadi produk. Selain itu, hal inio akan
menyebabkan ketiideakefisienan dalam menyingkirkan padatan tersuspensi.
Sludge bulking
Peristiwa ini terjadi ketika organism berfilamen jumlahnya sangat berlebih, lumpur aktif
tidak dapat mengendap saat melalui klarifier sehingga proses akan menjadi terganggu.
Kondisi seperti ini disebut sludge bulking. Proses fisika, kimia, dan biologi dapat terjadi
sebelum pengolahan limbah secara biologi dilakukan sehingga konsentrasi nutrisi yang
akan diproses dapat berkurang.
Sludge Foaming

Defisiensi nutrisi tidak hanya diakibatkan oleh berlebihnya pertumbuhan organism


berfilamen, tetapi juga karena aktifitas busa dari lumpur atau disebut sludge foaming.
Sludge foaming ini dapat disebabkan mikroorganisme seperti Microtrhrix
Parvicella yang kekurangan nutrisi. Adapun penyelesaiannya adalah dengan
menambahkan vitamin misalnya asam folat kedalam lumpur sekunder yang secara
signifikan dapat mengurangi keberadaan organisme Microtrhrix Parvicellatersebut.
Penambahan Nutrisi
Tingginya nilai BOD dalam limbah dan deteriorasi dari karakteristik limbah lumpur aktif
dapat mengurangi nutrisi dalam limbah, sedangkan untuk menyelenggarakan proses
yang memadai dibutuhkan nutrisi memadai pula yang dapat membuat mikroorganisme
dapat hidup secara optimum. Jika defisiensi nutrisi terjadi, jumlah sebagian partikel
nutrisi harus segera didefinisikan jumlahnya dan diketahui di mana kekaurangannya
untuk selanjutnya dilakukan tindakan berupa penambahan nutrisi atau yang dikenal
sebagai nutrient addition atau penambahan nutrisi.
Dosis Nutrisi pada Basis Rasio Influent BOD terhadap massa Nutrisi
Adapun jumlah nutrisi yang ditambahkan diketahui dengan mengurangkan jumlah
nutrient yang dibutuhkan dengan jumlah nutrient yang tersedia.
Jumlah Oksigen yang dibuthkan oleh mikroorganisme
Oksigen yang dibutuhkan organisme dapat didefinisikan dari persamaan pertumbuhan
yang dituliskan sebagai oksidasi substrat dan sintesis material sel baru. Oksigen yang
dibutuhkan untuk proses lumpur aktif tanpa nitrifikasi dapat didefinisikan dari jumlah
substrat berkarbonat yang dioksiodasi per hari.
Nutrisi berlebih
Kelebihan input nutrisi dalam limbah juga dapat mempengaruhi lingkungan secara
signifikan. Jumlah karbon berlebih misalnya, dapat mengurangi oksigen terlarut dalam
sistem air tempat limbah secara keseluruhan, membunuh organism makro seperti ikan.
Tingginya konsentrasi nitrogen dan phosphor yang masuk ke dalam sistem sungai akan
menyebabkan sungai mengalami overfertilisasi atau terlalu subur sehingga
menyebabkan timbulnya eutrofikasi dan blooming alga yang akan menyebabkan efek

ikutan yang juga mengganggu lingkungan. Konsentrasi nitrat berlebih juga dapat
menimbulkan methemoglobinemia, yaitu sejenis penyakit kerusakan darah bayi yang
kurang dari usia 3 tahun. Nitrit berlebih yang masuk ke dalam usus manusia dapat
bereaksi dengan amina menghasilkan nitroamina yang bersifat karsinogenik. Selain itu,
sulfide berlebih juga menyebabkan bau di plant pengolahan, bersifat toksik, edema,
aprea, dan sampai kematian. Nutrisi berlebih lainnya juga menimbulkan efek yang
merugikan baik untuk lingkungan maupun untuk manusia.
Penyingkiran Karbon
Proses biologi digunakan untuk menyingkirkan karbon organic dalam bentuk koloid
maupun tersuspensi. Dalam proses, karbon organic dikonversi manjadi gas terutama
karbon dioksida. Proses pengolahan biologi dapat menyingkirkan 80-95% dari influent
BOD5. Adapun proses yang dapat dilakukan misalnya pengendpan, filtrasi, transfer gas,
adsorpsi, pertukaran ion, fotosintesis, fotooksidasi, dan lain-lain
Penyingkiran Nitrogen
Proses penyingkiran nitrogen secara biologis misalnya dengan menyingkirkan alga
secara manual, assimilasi bakteri, dan pengolahan alami. Proses-proses ini
membutuhkan sumber karbon untuk ditambahkan ke dalam sistem.
Penyingkiran Phosfor
Penyingkiran Phosfor dilakukan dengan menyelenggarakan metabolism organism yang
disebut sebagai luxury uptake misalnya Acinetobacter, Pseudomonas, dan Moraxella.
Factor yang berpengaruh terhadap Penyingkiran Phosfor adalah komposisi dan
konsentrasi substrat, konsentrasi nitrit dan sulfide, serta tingkat DO (kadar Oksigen
terlarutkan).
Penyingkiran Element Minor
Penyingkiran Element Minor dilakukan dengan pengambilan secara biologi dan
adsorpsi

Pengolahan Limbah Cair dan Beberapa


Faktor Yang Berpengaruhi pada Jumlah
dan Jenis Mikroorganisme dalam Air
Pengolahan limbah secara biologi adalah pengolahan air limbah dengan menggunakan
mikroorganisme seperti ganggang, bakteri, protozoa, untuk menguraikan senyawa organik
dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana. Pengolahan tersebut mempunyai tahapan
seperti pengolahan secara aerob, anaerob dan fakultatif.
Pengolahan air limbah bertujuan untuk menghilangkan bahan organik, anorganik, amoniak,
dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau filter telah dikenal luas
guna menangani air untuk keperluan industri dan rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan
untukpengolahan air limbah yaitu dengan memakai berbagai jenis media filter seperti pasir dan
antrasit. Pada penggunaan sistem saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu
bak atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah bawah ke atas (Laksmi
dan Rahayu, 1993).
Bau : Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air
limbah kegiatan industri, atau dapat juga berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh
mikroba yang hidup di dalam air (Wardhana, 1999). Zat organik dalam limbah, yang secara
umum mewakili bagian yang mudah menguap dari seluruh benda padat yang terdiri dari senyawa
nitrogen,karbohidrat, lemak-lemak dan minyak-minyak mineral, bentuknya tidak tetap dan membusuk
dan mengeluarkan bau yang tidak sedap (Mahida, 1993).
Timbulnya bau pada air limbah secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya
tingkat pencemaran air yang cukup tinggi (Wardhana, 1999 ). Beberapa karakteristik fisik ini
mencerminkan kualitas estetik dari air limbah(seperti warna dan bau ), sedangkan karakteristik
lain seperti pH dan temperatur dapat memberikan dampak negatif pada badan air penerima.

Menurut Sunu (2001), faktor


mikroorganisme di dalam air adalah :

faktor

yang

mempengaruhi

jumlah

dan jenis

Water Micro Organism

Sumber air :Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh sumber air
seperti air laut, air hujan, air tanah dan air permukaan.Komponen nutrient dalam
air Secara alamiah air mengandung mineral-mineral yang cukup untuk kehidupan
mikroorganisme. Air buangan sering mengandung komponenkomponen yang dibutuhkan
oleh spesies mikroorganisme tertentu.Komponen beracun Bila terdapat di dalam air
akan mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam air
sebagai contoh asam-asam organik dan anorganik dapat membunuh mikroorganisme
dan kehidupan lainya dalam air.Organisme air Adanya organisme lain di dalam air
dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme air, seperti protozoa dan plankton
dapat membunuh bakteri.Faktor fisik Faktor fisik seperti suhu, pH, tekanan osmotik
tekanan hidrostatik, aerasi dan penetrasi sinar matahari dapat mempengaruhi jumlah dan
jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam air.
Tujuan pemrosesan air limbah secara biologi adalah untuk menghilangkan bahan
organik dan anorganik yang terlarut dalam air yang sukar mengendap melalui proses
penguraian biologis, penguraian ini memerlukan oksigen pada proses aerobik dan pada
proses anaerobik berlangsung tanpa oksigen, proses biologis dapat digunakan
untuk meniadakan pospat kebanyakan sistem biologis dapat mentolerir naik turunnya
suhu. Pada pengolahan biologi air limbah, perlu dipertahankan agar mikroorganisme dapat
menunjukkan kemampuannya yang optimal seperti bakteri untuk mengambil bahan-bahan
organik dengan merancang peralatan dan sistem pengolahan yang sesuai untuk pertumbuhan
bakteri.
Sebelum melakukan pengolahan perlu ditinjau bahwa pada proses pengolahan air limbah
pH harus berkisar 7 atau 6,5 9,5 karena semua proses berlangsung pada suasana netral.
Proses netralisasi pada umumnya dilakukan dengan penambahan Ca(OH)2 kemudian

dilakukan pengadukan agar reaksi antara asam dan basa dapat berlangsung dengan baik
(Djabu et al.,1 990).

Pengolahan
Anaerob

Aerob

VS

August 15, 2010Pengolahan Air Limbah, Secondary Treatmentproses biologi

Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada
kondisi lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen
mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri, sementara pada kondisi
anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara
pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :
Temperatur
Temperatur mempengaruhi proses aerob maupun anaerob. Pada proses
anaerob, diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi
yang diperlukan. Pada proses anaerob, penambahan temperatur dapat
dilakukan

dengan

memanfaatkan

panas

dari

gas

methane

yang

merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.


pH dan Alkalinitas
Proses aerob bekerja paling efektif pada kisaran pH 6,5 8,5. Pada reaktor
aerob yang dikenal dengan istilah completely mixed activated sludge (CMAS),
terjadi proses netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan
tambahan bahan kimia selama BOD kurang dari 25 mg/L.
Sementara itu proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih
sensitif pada pH dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 7,5. Sekurang-

kurangnya, pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup
tinggi maka kisaran pH sebaiknya berada pada pH 7 8 untuk menghindari
keracunan H2S. Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500
hingga 5000 mg/L untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil dengan
menjaga penurunan pH sekecil mungkin. Biasanya dilakukan penambahan
bikarbonat ke dalam reaktor untuk mengontrol pH dan alkalinitas.
Produksi Lumpur dan Kebutuhan Nutrien
Bagi kebanyakan air limbah, produksi lumpur yang dihasilkan dari pengolahan
aerob adalah sebesar 0,5 kg VSS/ kg COD tersisihkan. Sementara itu, pada
pengolahan anaerob, produksi lumpur adalah sebanyak 0,1 kg VSS/kg COD
tersisihkan. Pada pengolahan aerob, konsentrasi nitrogen yang perlu
ditambahkan adalah 8-12 persen dan fosfor sebesar 1,5-2,5 persen. Sebagai
rule of thumb, kebutuhan nutrien pada pengolahan anaerob adalah
seperlima dari proses aerob.
Tabel berikut menunjukkan perbandingan antara pengolahan secara aerob
dan anaerob (sumber : Eckenfelder, et.al , 1988)

Parameter

Aerob

Anaerob

Kebutuhan energi

Tinggi

Rendah

Tingkat pengolahan

60-90%

95%

Produksi lumpur

Tinggi

Rendah

Stabilitas

proses

terhadap Sedang sampai tinggi

Rendah sampai sedang

toksik dan perubahan beban


Kebutuhan nutrien

Tinggi

untuk

beberapa Rendah

limbah industri
Bau

Tidak

terlalu

berpotensi Berpotensi menimbulkan bau

menimbulkan bau
Kebutuhan alkalinitas

Rendah

Tinggi

untuk

beberapa

limbah industri
Produksi biogas

Tidak ada

Ada

(dapat

dimanfaatkan

sebagai sumber energi)


Start-up time

2 4 minggu

2 4 bulan

Perbandingan antara proses aerob dan anaerob tersebut menjadi dasar


pemilihan unit-unit pengolahan biologi pada secondary treatment. Pemilihan
akan tergantung dari karakteristik air limbah yang akan diolah. Bahkan, untuk
karakteristik limbah tertentu diperlukan kombinasi dari kedua proses tersebut.
Sumber

: Eckenfelder,

W.W.,

Patoczka,

J.B.,

and

Pulliam,

G.W.

(1988).Anaerobic Versus Aerobic Treatment In The USA.in: Anaerobic


Digestion 1988, E.R.Hall and P.N.Hobson(eds.),Pergamon Press New York.
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/06/jumlah-dan-jenis-mikroorganismedalam-air.htmlv
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/06/jumlah-dan-jenis-mikroorganismedalam-air.html

Starter & Nutrisi Bakteri


1.

STARBAK 07

Keterangan

: Starbak 07 merupakan bakteri untuk pengolahan air

limbah yang dibiakkan oleh CV. Banyu Biru. Starbak 07 mengandung


biakan koloni yang dapat melakukan adsorpsi nitrogen bebas di udara
dan micro nutrient yang berfungsi sebagai pengoptimal kinerja bakteri
sehingga sangat membantu pihak pengelola instalasi pengolahan air
limbah

dalam

hal

menjaga

stabilitas

microorganisme

dalam

pengolahan biologi.
Starbak 07 juga mengandung precusor yang dapat memberikan efek
proteksi sel bakteri, sehingga bakteri tahan terhadap kondisi ekstrim.
Koloni bakteri ini bentuknya kompleks, dan dapat menyesuaikan
dengan kondisi ataupun jenis air limbah.
Bentuk
Dosis
Kemasan
Harga
Negara asal

: Cairan
: 400 ppm
: 20 30 liter / jerigen
: NEGO SESUAI JUMLAH
: Indonesia

2. STARBAK 19

Keterangan

: Starbak 19 merupakan bakteri untuk pengolahan air

limbah yang dibiakkan oleh CV. Banyu Biru. Starbak 19 mengandung


biakan koloni yang dapat melakukan adsorpsi nitrogen bebas di udara
dan micro nutrient yang berfungsi sebagai pengoptimal kinerja bakteri
sehingga sangat membantu pihak pengelola instalasi pengolahan air
limbah

dalam

hal

menjaga

stabilitas

microorganisme

dalam

pengolahan biologi.
Starbak 19 juga mengandung precusor yang dapat memberikan efek
proteksi sel bakteri, sehingga bakteri tahan terhadap kondisi ekstrim.
Koloni bakteri ini bentuknya kompleks, dan dapat menyesuaikan
dengan kondisi ataupun jenis air limbah.
Bentuk
Dosis
Kemasan
Harga
Negara asal

: Cairan
: 1000 ppm
: 20 30 liter / jerigen
: SANGAT MURAH, NEGO SESUAI JUMLAH
: Indonesia

3. BIONUTRI 07

Keterangan
bahan

: Bionutri 07 merupakan nutrisi lengkap terbuat dari

organik

alam

mikroorganisme
meningkatkan

pilihan

Lumpur

dan

Aktif

dan menjaga

sangat

secara

kinerja

mudah

efektif

lumpur

diserap

sehingga

aktif

dalam

oleh
dapat

proses

pengolahan limbah secara biologi secara berkesinambungan. Bionutri


07 tidak memberikan dampak warna hitam pada lumpur aktif.
Bentuk

: Cairan

Dosis

: 20 40 ppm

Kemasan

: 20 30 liter / jerigen

Harga

: MURAH, NEGO SESUAI JUMLAH

Negara asal

: Indonesia

4. BIONUTRI 09

Keterangan
bahan

organik

mikroorganisme

: Bionutri 09 merupakan nutrisi lengkap terbuat dari


alam

pilihan

Lumpur

Aktif

dan

sangat

secara

mudah

efektif

diserap

sehingga

oleh
dapat

meningkatkan

dan menjaga

kinerja

lumpur

aktif

dalam

proses

pengolahan limbah secara biologi secara berkesinambungan. Bionutri


09 tidak memberikan dampak warna hitam pada lumpur aktif.
Bentuk

: Cairan

Dosis

: 40 60 ppm

Kemasan

: 20 30 liter / jerigen

Harga

: SANGAT MURAH, NEGO SESUAI JUMLAH

Negara asal

: Indonesia

5. BIONUTRI 19
Keterangan
bahan

: Bionutri 19 merupakan nutrisi lengkap terbuat dari

organik

alam

mikroorganisme
meningkatkan

pilihan

Lumpur

dan

Aktif

dan menjaga

sangat

secara

kinerja

mudah

efektif

lumpur

diserap

sehingga

aktif

dalam

oleh
dapat

proses

pengolahan limbah secara biologi secara berkesinambungan. Bionutri


19 tidak memberikan dampak warna hitam pada lumpur aktif.
Bentuk
Dosis
Kemasan
Harga
Negara asal

: Powder
: 40 60 ppm
: polybag 20 kg
: SANGAT MURAH, NEGO SESUAI JUMLAH
: Indonesia

http://konsultanlingkunganhidup.com/produk/
http://ikk357.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/313/2012/11/Limbah-Cair-Industri1.pdf

Anda mungkin juga menyukai