Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: By. A

RM

: 9017xx

Umur

: 30 menit

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Pekanbaru

Tgl. Masuk

: 1 Oktober 2015

Tgl. Periksa

: 5 Oktober 2015

ANAMNESIS
Keluhan Utama: Neonatus usia 30 menit masuk dari OK IGD RSUD AA dengan
masalah utama gawat napas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Neonatus lahir pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 23.05 WIB di OK IGD
secara SC atas indikasi kala II lama dan KPD >12 jam., Apgar Skor 3/7.
Resusitasi dilakukan sampai VTP. Keadaan setelah lahir merintih (+), sianosis
(+), letargi (+), retraksi (+), sesak (+), akral dingin (+). Sisa ketuban hijau
kental berbau. Sudah diberi vitamin K dan salep mata. Pada neonatus inisiasi
menyusui dini (-),

belum diberi ASI/susu formula. BAB dan BAK (+),

muntah (-), kembung (-), kuning (-), kejang (-).


Riwayat kehamilan
Ibu, usia 25 tahun, G1P1A0H0, kontrol kehamilan ke bidan praktek secara
teratur sebanyak 8 kali, USG dibidan 2x dikatakan kondisi janin baik.
Taksiran maturitas 40-42 minggu (berdasarkan USG, HPHT lupa). Riwayat
demam, hipertensi dan diabetes melitus selama hamil disangkal. Riwayat
keputihan selama hamil ada, tidak berbau, dan tidak gatal.

Riwayat penyakit keluarga


-

Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa

Riwayat orang tua


-

Ayah : wiraswasta
Ibu
: IRT

PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum:
Kulit tampak pucat, tonus lemah, gerakan letargi, tangis merintih, akral dingin, sesak
(+), kesadaran letargi.
Tanda-Tanda Vital:
-

Tekanan darah :
Frekuensi jantung
Nafas
Suhu
CRT
GD

: 160x/menit
: 46x/menit
: 35,3oC
: < 2 detik, akral dingin
: 59 mg/dl

Status pertumbuhan:
SSP

BBL
BBM
PB
LK
LD
LP
LILA

: 3.700 gram
: 3.700 gram
: 45 cm
: 34 cm
: 34 cm
: 32 cm
: 12 cm

: warna kulit tampak pucat, gerakan letargi, kesadaran letargi, ukuran pupil

dan reaksi terhadap cahaya normal, tidak ada kejang.


Kepala: fontanel datar, sutura normal, langit-langit normal, tidak ada sianosis sentral,
telinga tidak low set ear, terpasang ventilator, terpasang OGT, cairan berwarna kuning
Sistem Respiratorius: frekuensi nafas 46x/i, merintih (+), retraksi (+), nafas cuping
hidung(-), down score: 7

Sistem Kardiovaskuler: denyut jantung160x/i, bunyi jantung reguler, murmur dan


gallop (-), CRT <2 detik
Sistem Gastrointestinal: warna dinding abdomen pucat, LP 32cm, tidak ada massa,
tidak ada organomegali, bising usus normal, tidak ada edema tali pusat, ada anus
Genitalia: bentuk normal, tidak ada kelainan kongenital, jenis kelamin laki-laki
Ekstremitas: simetris, tidak ada CTEV, gerakan sendi normal, tidak ada spina bifida,
tidak ada polidaktili.
Tidak terdapat kelainan kongenital, tidak ada jejas persalinan, Ballad Score 40,
Taksiran Maturitas: 40-42 minggu.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin (01/10/2015)
-

Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit

: 16,91 mg/dl
: 51,42 %
: 24.500/mm3
: 222.300 /mm3

Infeksi (01/10/2015)
-

CRP reaktif

: 192 mg/dl

AGDA (01/10/2015)
-

Ph
pCO2
pO2
HCO3
TCO2
BE
SO2

: 7,20
: 44 mmHg
: 33 mmHg
: 17,2 mmol/L
: 18,6 mmol/L
: -10,6
: 48%

Elektrolit (01/10/2015)
-

Natrium
Kalium
Ca serum

: 129 mmol/L
: 3,8 mmol/L
: 0,50 mmol/L

IT Ratio (01/10/2015) : 0,8


Pemeriksaan radiologi

DIAGNOSIS KERJA:
-

Neonatus lewat bulan, sesuai masa kehamilan, berat badan lahir cukup
Infeksi neonatus
Gawat napas ec suspect sindroma aspirasi mekonium
hipotermi

TERAPI AWAL
-

Rawat instalasi perawatan neonatus (SCN)


Rawat inkubator
Ventilator
Kebutuhan cairan

Infus D10% : NaCl (4:1) / 100 cc + 4 cc Ca Gluconas 10% + 2 cc KCl

7,46% 9,5 cc/jam


Protein AF 3 gr 8,1 cc/jam
Lipid 2,5 gr 1,2 cc/jam
Produk darah (-)

Obat-obatan

Intra Vena

: Ampicillin 2 x 165 mg (H.5)


Gentamicin 16,5 mg/36 jam (H.5)
Sibital 2 x 5 mg

Monitor
Program

: Keadaan umum, tanda vital, capilarry reffil time, SD


: Fisioterapi
` Ct scan kepala

PROGNOSIS
-

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam

: dubia ad bonam

BAB IV
PEMBAHASAN
Dilaporkan neonatus yang dilahirkan tanggal 01 Oktober 2015 dengan berat
lahir 3700 gram dan panjang badan lahir 45 cm. Kelahiran dilakukan secara SC di
OK IGD RSUD AA atas indikasi kala II. Bayi dirawat di NICU dengan diagnosis
infeksi neonatal, gawat nafas dengan kecurigaan sindrom aspirasi mekonium serta
hipotermi.
Bayi didiagnosis infeksi neonatal karena saat lahir dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan salah satu indikator infeksi yaitu leukositosis, dimana
kadar leukosit darah bayi >12.000/ul yaitu sebesar 24.500/ul. Pada bayi ini juga
terjadi hiperbilirubinemia. Bayi ini lahir tidak menangis dan diduga ada campuran
mekonium pada air ketubannya karena berwarna hijau pekat berbau yang menyokong
adanya kecurigaan infeksi neonatal.

Infeksi neonatal dapat terjadi intrapartum dimana infeksi intrapartum dapat


terjadi pada saat melalui jalan lahir atau infeksi asendens bila terjadi partus lama dan
ketuban pecah dini. Kelompok virus yang sering menjadi penyebab termasuk herpes
simplex, HIV, cytomegalovirus (CMV), dan hepatitis B yaitu virus yang jarang
ditularkan secara transplasental. Sedangkan kelompok kuman termasuk Streptokokus
grup B Gram negatif, kuman enterik Gram negatif (terutama Escheria coli),
gonokokus dan klamidia.
Air ketuban keruh bercampur mekonium (AKK) dapat menyebabkan sindrom
aspirasi mekonium (SAM) yang mengakibatkan asfiksia neonatorum yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi infeksi neonatal.
Faktor risiko infeksi neonatal pada bayi ini ditambah dengan adanya ketuban
pecah dini >12 jam, dimana pada kasus ketuban pecah dini bakteri vagina dapat
bergerak naik dan pada beberapa kasus menyebabkan inflamasi pada membran janin,
tali pusat, dan plasenta. Infeksi pada janin dapat disebabkan oleh aspirasi air ketuban
yang terinfeksi, dapat mengakibatkan neonatus lahir mati, persalinan kurang bulan,
atau sepsis neonatal. Organisme yang paling sering ditemukan dari air ketuban yang
terinfeksi adalah bakteri anaerobik, streptokokus kelompok B, Eschericia coli, dan
mikoplasma daerah genital.
Sindrom aspirasi mekonium harus dipertimbangkan terjadi pada setiap bayi
baru lahir dengan AKK yang mengalami gejala gangguan napas atau distres respirasi.
SAM sendiri adalah sindrom atau kumpulan berbagai gejala klinis dan radiologis
akibat janin atau neonatus menghirup atau mengaspirasi mekonium. Sindrom aspirasi
mekonium dapat terjadi sebelum, selama, dan setelah proses persalinan.

Mekonium yang terhirup dapat menutup sebagian atau seluruh jalan napas
neonatus. Udara dapat melewati mekonium yang terperangkap dalam jalan napas
neonatus saat inspirasi. Mekonium dapat juga terperangkap dalam jalan napas
neonatus saat ekspirasi sehingga mengiritasi jalan napas dan menyebabkan kesulitan
bernapas. Tingkat keparahan SAM tergantung dari jumlah mekonium yang terhirup,
ditambah dengan kondisi lain seperti infeksi intrauterin atau lewat bulan (usia
kehamilan lebih dari 42 minggu). Secara umum, semakin banyak mekonium yang
terhirup, semakin berat kondisi klinis neonatus. Lingkaran kejadian yang terdiri dari
hipoksemia, shunting atau pirau, asidosis, dan hipertensi pulmonal sering
dihubungkan dengan SAM. Dan pada bayi ini terjadi ketidakseimbangan elektrolit
yang juga menyokong kecurigaan adanya aspirasi mekonium.
Analisis bivariat menunjukkan empat faktor risiko terjadi SAM adalah skor
Apgar <5 pada menit ke lima, mekonium kental, denyut jantung yang tidak teratur
atau tidak jelas, dan berat lahir. Dimana pada kelahiran bayi ini didapatkan mekonium
yang kental dan skor Apgarnya <5.
Mekonium kental merupakan faktor penyebab kematian yang penting, kurang
lebih sepertiga bayi dengan SAM memerlukan ventilator mekanik 13,3%.
Mekonium diduga sangat toksik bagi paru karena berbagai macam cara. Sulit
menentukan mekanisme mana yang paling dominan dalam suatu saat. Mekanisme
terjadinya SAM diduga melalui mekanisme, obstruksi mekanik saluran napas,
pneumonitis kimiawi, vasokonstriksi pembuluh darah vena, dan surfaktan yang
inaktif.

Anda mungkin juga menyukai