Persamaan
PersamaanLink
LinkBudget
Budgetmenggunakan
menggunakanModel
ModelPath
Path
Loss
Lossdan
danModel
ModelPropagasi
PropagasiOutdoor
Outdoor
AISYAH NOVFITRI
115060300111018
disebabkan
berbeda,
antara
antena
Path
loss
oleh
medium
pemancar
merupakan
analisis
desain
dengan
menggunakan
Model
Hata
link
banyak
faktor,
seperti
propagasi
(udara
yang
dengan
komponen
budget
didasarkan
sistem
rumus
atas
penerima,
kontur
kering
lokasi
penting
pengukuran
lembab),
dan
tinggi
untuk
ekstensif
path
urban
yang
jarak
antena.
perhitungan
Perhitungan
model
empiris
lingkungan
atau
dalam
telekomunikasi.
Okumura-Hata
tanah,
dan
loss
area.
dilakukan
di lingkungan perkotaan. Dengan jarak antara mobile station ke base station dibuat teratur,
mulai dari jarak 0,1 km sampai dengan jarak 20 km.
Dengan menggunakan model Path Loss yang digunakan untuk memperkirakan level
sinyal yang diterima sebagai fungsi jarak, maka ada kemungkinan dapat memperkirakan
besar SNR dalam komunikasi bergerak
1.2 Link Budget
Path loss sangat penting dalam perhitungan Link Budget, ukuran cell, ataupun
perencanaan frekuensi. Factor-faktor yang mempengaruhi nilai level daya dan path loss
adalah jarak pengukuran antara Tx dan Rx, tinggi antenna (Tx dan Rx) serta jenis area
pengukuran.
parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx samapai Rx melalui
media transmisi. Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang
menggunakan media transmisi berbagai macam. Link Budget ini dihitung berdasarkan jarak
antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget juga dihitung karena adanya
penghalang antara Tx dan Rx, misal gedung atau pepohonan, dan dengan melihat spesifikasi
yang ada pada antenna.
Manfaat Link Budget antara lain :
Untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di
receiver
Di bawah ini merupakan daftar besar eksponen path loss yang diperoleh dari berbagai
lingkungan radio mobile :
dan
(Gain antenna termasuk dalam PL (d)) dimana X merupakan variable acak zero-mean
distribusi Gaussian (dB) dengan devisiasi standar (dalam dB).
Distribusi log-normal menggambarkan efek bayangan random yang terjadi sepanjang
pengukuran lokasi yang memiliki jarak pemisahan T-R yang sama, tetpai memiliki berbagai
macam tingkat kekacauan pada jalur propagasi. Secara sederhana, Log-normal shadowing
menunjukkan bahwa pengukuran tingkat sinyal pada pemisahan T-R telah mengalami
ditribusi Gaussian tentang rata-rata jarak tergantung dimana tingkat sinyal tersebut diukur
(satuan dE).
Dikarenakan PL(d) merupakan suatu variable acak dengan distribusi normal dalam dB
mengenai titik tengah jarak dependen, Pr(d) dan fungsi Q atau fungsi error (erf) dapat
digunakan untuk menunjukkan probabilitas level sinyal yang diterima akan melalui level
tertentu.
Dimana,
Probabilitas level sinyal yang diterima yang akan melampaui nilai tertentu dapat dihitung
dengan :
Dengan cara yang sama, probabilitas level sinyal yang diterima akan dibawah yaitu :
Dibawah ini merupakan gambar dari plot penghamburan pengukuran data dan disesuaikan
dengan MMSE model path loss untuk beberapa kota di Jerman. Dimana pada data tersebut, n
= 2,7 dan = 11,8 dB.
Dibawah ini merupakan gambar dari plot penghamburan pengukuran data dan disesuaikan
dengan MMSE model path loss untuk beberapa kota di Jerman. Dimana pada data tersebut, n
= 2,7 dan = 11,8 dB.
1.5 Presentase Penentuan Area Cakupan
Hal ini menjelaskan bahwa karena efek bayangan random, beberapa lokasi dalam area
cakupan akan berada di bawah nilai ambang batas tertentu yang diinginkan untuk menerima
sinyal. Sekarang sering digunakan untuk menghitung bagaimana batas cakupan berkaitan
dengan presentase area cakupan yang terbatas. Untuk jangkauan area lingkaran memiliki
radius R dari base station.
2.
utama
permodelan
perambatan
gelombang
adalah
Longley-Rice Model
Durkins Model
Okumura Model
Hata Model
PCS Extension to Hata Model
Wideband PCS Microcell Model
Masing-masing permodelan berbeda dari segi metode, keakuratan, maupun
segi lainnya. Namun semua permodelan ini tetap mempunyai tujuan yang
sama, yaitu memperkirakan kekuatan sinyal yang diterima oleh receiver pada
sebuah area atau sektor tertentu.
1. Longley-Rice Model
Disebut juga ITS irregular terrain model. Permodelan ini cocok
digunakan untuk sistem komunikasi point-to-point dengan frekuensi 40 MHz
hingga 100 Ghz pada bermacam jenis permukaan tanah. Rata-rata daya yang
hilang selama transmisi (median trasmission loss / median pat loss) diprediksi
dengan berdasar pada geometri path pada profil permukaan tanah, serta
refraktivitas trophosfer pada saat transmisi dilakukan.
Lonley-Rice model menggunakan metode;
- panjang path
- tinggi antenna
- konstanta dielektrik
tanah
- konduktivitas tanah
- kondisi iklim
tanah
- radius efektif bumi
parameter-parameter detail
2. Durkins Model
Durkin's Model digunakan oleh Joint Radio Committee (JRC) untuk
mengestimasi area cakupan efektif dari mobile radio. Bentuknya adalah
simulator komputer.
Langkah eksekusi simulator path loss pada permodelan Durkins terdiri
atas dua bagian. Pada bagian pertama, simulator akan mengakses database
data topografi dari service area yang ingin disimulasikan, kemudian simulator
akan merekonstruksi informasi profil permukaan tanah antara transmitter ke
receiver sepanjang jalur radial. Pada proses ini, diberlakukan asumsi bahwa
energi gelombang yang diterima receiver hanya melewati jalur radial tersebut,
tidak ada jalur yang lain (tidak ada multipath). Sehingga, perambatan
o
o Three diffraction edge
o More than three diffraction edge
3. Model Okumura
Model Okumura merupakan salah satu jenis permodelan yang paling
banyak digunakan untuk prediksi median transmission loss terutama di daerah
perkotaan. Model ini dapat digunakan untuk ketinggian antenna base station
antara 30 m hingga 1000 m, jarak antara 1 km hingga 100 km, serta frekuensi
antara 150 MHz hingga 1920 MHz. Meski demikian, model ini terkadang
masih juga digunakan untuk frekuensi hingga lebih dari 3000 MHz.
Untuk menghitung besarnya median transmission loss (path loss) pada
Model Okumura dirumuskan dengan ;
L50 menyatakan 50th percentile (dengan kata lain; median) dari nilai
path loss. LF merupakan free space propagation loss. Amu merupakan median
atteniation relatif terhadap free space, yang merupakan fungsi dari frekuensi
dan jarak. G(hte) merupakan gain factor ketinggian antenna base station. G(hre)
merupakan gain factor ketinggian antenna perangkat mobile. GAREA adalah
gain berdasarkan tipe lingkungan tempat perambatan gelombang.
Pada persamaan di atas, LF dapat kita tentukan dengan menggunakan
rumus perambatan gelombang secara free space. G(hte) dapat kita tentukan
dengan rumus ;
dan
Gambar 2
Pada kurva tersebut, median attenuation (Amu) digambarkan sebagai
fungsi atas frekuensi (dalam rentang 100 MHz hingga 1920 MHz) dan fungsi
atas jarak antara base station dengan perangkat mobile (dalam rentang 1 km
hingga 100 km). Kurva Amu ditunjukkan pada Gambar 2.
Satu kurva lain yang digunakan pada permodelan Okumura adalah
kurva GAREA. Kurva tersebut menggambarkan nilai G AREA untuk tiga jenis
kondisi lingkungan (Open Area, Quasi-Open Area, dan Suburban Area) pada
berbagai frekuensi dari rentang 100 MHz hingga 3 Ghz. Sama seperti kurva
Amu, kurva GAREA juga didapatkan semata dari hasil pengukuran. Kurva G AREA
ditunjukkan pada Gambar 3.
Model Okumura sepenuhnya berdasar pada hasil pengukuran, sehingga
tidak memiliki penjelasan analitis. Meskipun demikian, model ini sering
dianggap sebagai salah satu model perambatan yang paling sederhana dan
terbukti memiliki keakuatan yang sangat baik. Besar perbedaan antara path
loss yang diprediksi dengan model Okumura dan path loss yang diukur
sebenarnya di lapangan hanya berkisar 10 dB hingga 14 dB. Sehingga
kemudian model ini digunakan sebagai standar sistem komunikasi bergerak
modern di Jepang.
Kelemahan model Okumura adalah bahwa model ini tidak dapat
mengikuti cepatnya perkembangan kondisi area, sehingga bagus digunakan di
daerah perkotaan (yang perubahannya sudah relatif melambat) tetapi kurang
bagus digunakan di daerah pedesaan (yang perubahannya masih sangat cepat).
Gambar 3
3. Model Hata
Model Hata merupakan perkembangan dari model Okumura.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, model Okumura merepresentasikan
Amu dan GAREA dalam bentuk kurva, sehingga kurang praktis ketika digunakan
dalam perhitungan dan rentan terjadi kesalahan paralaks.
Untuk itu, model Hata mengembangkan model Okumura dengan
menyajikannya dalam bentuk rumusan matematis. Model Hata dapat
menggantikan model Okumura secara valid untuk perambatan gelombang
dengan frekuensi 150 MHz hingga 1500 MHz.
Pada Model Hata, median path loss untuk daerah perkotaan (urban
area) diprediksi dengan rumus ;
Keterangan :
L50
fc
hte
a(hre) :
Untuk kota kecil dan sedang, besarnya faktor koreksi a(hre) ditentukan
oleh rumus ;
Untuk kota besar dengan frekuensi kurang dari 300 MHz, faktor
koreksi a(hre) ditentukan oleh rumus ;
Untuk kota besar dengan frekuensi lebih dari 300 MHz, faktor koreksi
a(hre) ditentukan oleh rumus ;
Perumusan median path loss untuk daerah suburban dan open rural
area berbeda dengan perumusan di atas. Untuk daerah suburban, perumusan
median path loss-nya adalah ;
Sedangkan untuk open rural area, perumusan median path loss-nya adalah ;
menjadi
bentuk
matematis
dengan
Model
Hata.
Pada
hte
30 m 200 m
hre
1 m 10 m
1 km 20 km
Gambar 4
Pada gambar tersebut, terlihat bahwa penghalang seperti gedung dan
bangunan tinggi lainnya dapat menyebabkan sinyal sampai pada receiver
dengan jalur yang berbeda-beda (multipath) dan daya sinyal telah berkurang
akibat terpantul atau terhalangi.
Atas
dasar
pertimbangan
tersebut,
Wallfisch
dan
Bertoni
Prediksi nilai path loss untuk kondisi LOS (line of sight) dengan 1 < d
< df dirumuskan ;
n1
2,18
2,17
2,07
(dB)
8,76
7,88
8,77