Anda di halaman 1dari 22

OKTOBER 2013

TUGAS KOMUNIKASI BERGERAK

Persamaan
PersamaanLink
LinkBudget
Budgetmenggunakan
menggunakanModel
ModelPath
Path
Loss
Lossdan
danModel
ModelPropagasi
PropagasiOutdoor
Outdoor

AISYAH NOVFITRI

115060300111018

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1. Persamaan Link Budget menggunakan Model Path Loss

1.1 Pengertian Path Loss


Path Loss adalah loss (hilang) yang terjadi ketika data / sinyal melewati
media udara dari antenna ke penerima dalam jarak tertentu. Path loss dapat
timbul
yang

disebabkan
berbeda,

antara

antena

Path

loss

oleh

medium
pemancar
merupakan

analisis

desain

dengan

menggunakan

Model

Hata

link

banyak

faktor,

seperti

propagasi

(udara

yang

dengan
komponen

budget

didasarkan

sistem

rumus
atas

penerima,

kontur
kering

lokasi

penting

pengukuran

lembab),

dan

tinggi

untuk

ekstensif

path
urban

yang

jarak
antena.

perhitungan

Perhitungan

model

empiris

lingkungan

atau

dalam

telekomunikasi.

Okumura-Hata

tanah,

dan
loss
area.

dilakukan

di lingkungan perkotaan. Dengan jarak antara mobile station ke base station dibuat teratur,
mulai dari jarak 0,1 km sampai dengan jarak 20 km.
Dengan menggunakan model Path Loss yang digunakan untuk memperkirakan level
sinyal yang diterima sebagai fungsi jarak, maka ada kemungkinan dapat memperkirakan
besar SNR dalam komunikasi bergerak
1.2 Link Budget
Path loss sangat penting dalam perhitungan Link Budget, ukuran cell, ataupun
perencanaan frekuensi. Factor-faktor yang mempengaruhi nilai level daya dan path loss
adalah jarak pengukuran antara Tx dan Rx, tinggi antenna (Tx dan Rx) serta jenis area
pengukuran.

Link Budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua

parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx samapai Rx melalui
media transmisi. Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang
menggunakan media transmisi berbagai macam. Link Budget ini dihitung berdasarkan jarak
antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget juga dihitung karena adanya
penghalang antara Tx dan Rx, misal gedung atau pepohonan, dan dengan melihat spesifikasi
yang ada pada antenna.
Manfaat Link Budget antara lain :

Untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di
receiver

Mengetahui radius sel maksimum sebab loss yang diperoleh

1.3 Log-distance Path Loss Model


Kedua model propagasi baik secara teoritis maupun pengukuran menunjukkan bahwa
rata-rata kekuatan sinyal yang diterima menurun secara logaritmis dengan jarak, apakah di
saluran radio dalam atau luar. Rata-rata path loss skala besar untuk pemisahan T-R
(Transmitter-Receiver) yang berubah-ubah dinyatakan sebagai suatu fungsi dari jarak yang
menggunakan eksponen path loss, n.
Atau
Dimana n adalah eksponen path
loss yang
mengindikasikan tingkat path
loss
meningkat bersamaan dengan
jarak, d0
adalah jarak referensi dekat yang ditentukan dari pengukuran dekat dengan pemancar, dan d

adalah jarak pemisahan T-R.


Gambar.1 : : E-lapangan di bidang kedatangan, polarisasi paralel)

Gambar.2 : E-lapangan normal pada kejadian di pesawat . (polarisasi tegak lurus)


Kedua persamaan di atas menunjukkan rata-rata ensemble dari seluruh kemungkinan besar
path loss untuk jarak d. Saat diplot pada skala log-log, path loss digambarkan dengan garis
lurus dengan kemiriangan sama dengan 10n dB per decade.
1.4 Path loss pada jarak referensi dekat
Seperti yang diketahui bahwa d0 merupakan jarak referensi pada ruang hampa yang
sesuai untuk daerah propagasi. Pada daerah cakupan system seluler yang luas, 1 km
merupakan referensi jarak yang umum digunakan. Sedangkan dalam system mikroseluler,
jarak yang digunakan jauh lebih kecil ( 100 meter atau 1 meter). Jarak referensi harus selalu
berada jauh dari medan antenna sehingga efek near-field tidak mengubah besar path loss.
Referensi path loss dihitung menggunakan persamaan path loss pada ruang hampa yaitu Friis
Free Space Equation atau melalui pengukuran lapangan pada jarak d0.

Di bawah ini merupakan daftar besar eksponen path loss yang diperoleh dari berbagai
lingkungan radio mobile :

1.5 Log-normal Shadowing


Jarak log model path loss tidak mempertimbangkan fakta, bahwa kekacauan lingkungan di
sekitarnya mungkin akan sangat berbeda di dua lokasi yang berbeda dengan pemisahan T-R
yang sama. Pengukuran menunjukan bahwa pada setiap nilai d, path loss PL(d) pada lokasi
tertentu adalah acak dan terdistribusi log secara normal (normal dalam dB) tentang nilai ratarata tergantung pada jarak itu yaitu :

dan

(Gain antenna termasuk dalam PL (d)) dimana X merupakan variable acak zero-mean
distribusi Gaussian (dB) dengan devisiasi standar (dalam dB).
Distribusi log-normal menggambarkan efek bayangan random yang terjadi sepanjang
pengukuran lokasi yang memiliki jarak pemisahan T-R yang sama, tetpai memiliki berbagai
macam tingkat kekacauan pada jalur propagasi. Secara sederhana, Log-normal shadowing
menunjukkan bahwa pengukuran tingkat sinyal pada pemisahan T-R telah mengalami
ditribusi Gaussian tentang rata-rata jarak tergantung dimana tingkat sinyal tersebut diukur
(satuan dE).
Dikarenakan PL(d) merupakan suatu variable acak dengan distribusi normal dalam dB
mengenai titik tengah jarak dependen, Pr(d) dan fungsi Q atau fungsi error (erf) dapat
digunakan untuk menunjukkan probabilitas level sinyal yang diterima akan melalui level
tertentu.
Dimana,

Probabilitas level sinyal yang diterima yang akan melampaui nilai tertentu dapat dihitung
dengan :

Dengan cara yang sama, probabilitas level sinyal yang diterima akan dibawah yaitu :

Dibawah ini merupakan gambar dari plot penghamburan pengukuran data dan disesuaikan
dengan MMSE model path loss untuk beberapa kota di Jerman. Dimana pada data tersebut, n
= 2,7 dan = 11,8 dB.
Dibawah ini merupakan gambar dari plot penghamburan pengukuran data dan disesuaikan

dengan MMSE model path loss untuk beberapa kota di Jerman. Dimana pada data tersebut, n
= 2,7 dan = 11,8 dB.
1.5 Presentase Penentuan Area Cakupan

Hal ini menjelaskan bahwa karena efek bayangan random, beberapa lokasi dalam area
cakupan akan berada di bawah nilai ambang batas tertentu yang diinginkan untuk menerima
sinyal. Sekarang sering digunakan untuk menghitung bagaimana batas cakupan berkaitan
dengan presentase area cakupan yang terbatas. Untuk jangkauan area lingkaran memiliki
radius R dari base station.

Gambar diatasmerupakan representasi dari persamaan :


Dimana n = 4 dan = 8 dB dan memiliki daerah batasan 75%, maka area cakupan sama
dengan 94%. Jika n = 2 dan = 8 dB, batas daerah cakupan 75% menyediakan daerah
cakupan 91%. Jika n =3 dan = 9 dB, maka batas daerah cakupan 50% menyediakan daerah
cakupan 71%.

2.

PERMODELAN PERAMBATAN GELOMBANG LUAR RUANGAN


Fungsi

utama

permodelan

perambatan

gelombang

adalah

memperkirakan kekuatan daya sinyal yang diterima oleh receiver. Seringkali


hal ini dihitung dari besarnya daya yang hilang selama perambatan, yang
disebut path loss. Path Loss merupakan perbedaan (dalam dB) antara daya
efektif yang ditransmisikan dengan daya yang diterima pada receiver. Path
Loss merepresentasi atenuasi sinyal sebagai suatu nilai positif dalam dB.
Perhitungan Path Loss dapat menyertakan efek gain antenna maupun tidak.
Ada banyak permodelan yang dapat digunakan untuk memperkirakan
path loss. Diantaranya adalah permodelan-permodelan yang akan kita bahas
pada makalah ini ;

Longley-Rice Model
Durkins Model
Okumura Model
Hata Model
PCS Extension to Hata Model
Wideband PCS Microcell Model
Masing-masing permodelan berbeda dari segi metode, keakuratan, maupun
segi lainnya. Namun semua permodelan ini tetap mempunyai tujuan yang

sama, yaitu memperkirakan kekuatan sinyal yang diterima oleh receiver pada
sebuah area atau sektor tertentu.

1. Longley-Rice Model
Disebut juga ITS irregular terrain model. Permodelan ini cocok
digunakan untuk sistem komunikasi point-to-point dengan frekuensi 40 MHz
hingga 100 Ghz pada bermacam jenis permukaan tanah. Rata-rata daya yang
hilang selama transmisi (median trasmission loss / median pat loss) diprediksi
dengan berdasar pada geometri path pada profil permukaan tanah, serta
refraktivitas trophosfer pada saat transmisi dilakukan.
Lonley-Rice model menggunakan metode;

2-ray ground reflection model (reflection)

forward scatter theory (scattering)

Fresnel-Kirchoff knife-edge (isolated-obstacle diffraction)

Van der Pol-Bremer (diffraction in double horizon path)

Permodelan Longley-Rice berbentuk program komputer, yang dapat


digunakan untuk menghitung large-scale median transmission loss relatif
terhadap free space loss untuk berbagai kondisi permukaan tanah, pada
frekuensi 20 MHz hingga 10 GHz. Parameter masukan yang digunakan untuk
menghitung path loss antara lain;
- frekuensi gelombang
- polarisasi gelombang
- refraktivitas permukaan

- panjang path
- tinggi antenna
- konstanta dielektrik

tanah
- konduktivitas tanah
- kondisi iklim

tanah
- radius efektif bumi

Program komputer untuk permodelan Longley-Rice dapat bekerja pada


dua mode; mode point-to-point dan mode area.
Mode point-to-point
Mode point-to-point digunakan ketika parameter-parameter detail
mengenai profil path telah tersedia. Dengan demikian, parameterparameter spesifik dari path tersebut (seperti jarak horizon antenna,
sudut elevasi horizon, jarak angular trans-horizon, dan sebagainya)
dapat langsung ditentukan dengan mudah.
Mode area
Area mode digunakan ketika jika

parameter-parameter detail

mengenai profil path tersebut ternyata tidak tersedia.

2. Durkins Model
Durkin's Model digunakan oleh Joint Radio Committee (JRC) untuk
mengestimasi area cakupan efektif dari mobile radio. Bentuknya adalah
simulator komputer.
Langkah eksekusi simulator path loss pada permodelan Durkins terdiri
atas dua bagian. Pada bagian pertama, simulator akan mengakses database
data topografi dari service area yang ingin disimulasikan, kemudian simulator
akan merekonstruksi informasi profil permukaan tanah antara transmitter ke
receiver sepanjang jalur radial. Pada proses ini, diberlakukan asumsi bahwa
energi gelombang yang diterima receiver hanya melewati jalur radial tersebut,
tidak ada jalur yang lain (tidak ada multipath). Sehingga, perambatan

gelombang seolah dianggap LOS tanpa ada penghalang di sepanjang jalur


maupun dari objek-objek disekelilingnya.
Pada bagian kedua, sebuah algoritma akan digunakan untuk
mengkalkulasi perkiraan path loss sepanjang radial tersebut. Setelah itu, lokasi
receiver pada simulasi dapat dipindahkan secara iteratif ke lokasi yang
berbeda di sepanjang service area tersebut, sehingga akan didapatkan kontur
kekuatan sinyal di service area secara keseluruhan.
Selanjutnya, simulator akan menentukan apakah hubungan antara
transmitter dan receiver benar-benar LOS dengan melakukan interpolasi data
profil permukaan tanah. Jika simulator medeteksi bahwa hubungan tersebut
memang LOS, simulator kemudian akan menghitung efek zona Fresnel.
Jika ternyata simulator mendeteksi bahwa hubungan antara transmitter
dan receiver berpenghalang (non-LOS), simulator akan membaginya pada 4
kategori ;

o Single diffraction edge


o Two diffraction edge

o
o Three diffraction edge
o More than three diffraction edge

Simulator akan menggunakan algoritma tertentu (misalnya metode Epstein


dan Peterson) untuk menghitung efek diffraction tersebut, kemudian
menggunakannya untuk menentukan ulang prediksi path loss.

3. Model Okumura
Model Okumura merupakan salah satu jenis permodelan yang paling
banyak digunakan untuk prediksi median transmission loss terutama di daerah
perkotaan. Model ini dapat digunakan untuk ketinggian antenna base station
antara 30 m hingga 1000 m, jarak antara 1 km hingga 100 km, serta frekuensi

antara 150 MHz hingga 1920 MHz. Meski demikian, model ini terkadang
masih juga digunakan untuk frekuensi hingga lebih dari 3000 MHz.
Untuk menghitung besarnya median transmission loss (path loss) pada
Model Okumura dirumuskan dengan ;

L50 menyatakan 50th percentile (dengan kata lain; median) dari nilai
path loss. LF merupakan free space propagation loss. Amu merupakan median
atteniation relatif terhadap free space, yang merupakan fungsi dari frekuensi
dan jarak. G(hte) merupakan gain factor ketinggian antenna base station. G(hre)
merupakan gain factor ketinggian antenna perangkat mobile. GAREA adalah
gain berdasarkan tipe lingkungan tempat perambatan gelombang.
Pada persamaan di atas, LF dapat kita tentukan dengan menggunakan
rumus perambatan gelombang secara free space. G(hte) dapat kita tentukan
dengan rumus ;

Sedangkan G(hre) dapat kita tentukan dengan rumus ;

dan

Model Okumura telah menyediakan kurva yang dapat digunakan untuk


menghitung median attenuation relatif terhadap free space (Amu). Kurva
tersebut didapatkan dari hasil pengukuran dengan tinggi efektif antenna
base station (hte) sebesar 200 m dan tinggi efektif antenna perangkat
mobile (hre) sebesar 3 m. Jenis antena yang digunakan pada penguuran tersebut
adalah antena omni-directional vertikal, baik di sisi base station maupun di
perangkat mobile.

Gambar 2
Pada kurva tersebut, median attenuation (Amu) digambarkan sebagai
fungsi atas frekuensi (dalam rentang 100 MHz hingga 1920 MHz) dan fungsi
atas jarak antara base station dengan perangkat mobile (dalam rentang 1 km
hingga 100 km). Kurva Amu ditunjukkan pada Gambar 2.
Satu kurva lain yang digunakan pada permodelan Okumura adalah
kurva GAREA. Kurva tersebut menggambarkan nilai G AREA untuk tiga jenis
kondisi lingkungan (Open Area, Quasi-Open Area, dan Suburban Area) pada

berbagai frekuensi dari rentang 100 MHz hingga 3 Ghz. Sama seperti kurva
Amu, kurva GAREA juga didapatkan semata dari hasil pengukuran. Kurva G AREA
ditunjukkan pada Gambar 3.
Model Okumura sepenuhnya berdasar pada hasil pengukuran, sehingga
tidak memiliki penjelasan analitis. Meskipun demikian, model ini sering
dianggap sebagai salah satu model perambatan yang paling sederhana dan
terbukti memiliki keakuatan yang sangat baik. Besar perbedaan antara path
loss yang diprediksi dengan model Okumura dan path loss yang diukur
sebenarnya di lapangan hanya berkisar 10 dB hingga 14 dB. Sehingga
kemudian model ini digunakan sebagai standar sistem komunikasi bergerak
modern di Jepang.
Kelemahan model Okumura adalah bahwa model ini tidak dapat
mengikuti cepatnya perkembangan kondisi area, sehingga bagus digunakan di
daerah perkotaan (yang perubahannya sudah relatif melambat) tetapi kurang
bagus digunakan di daerah pedesaan (yang perubahannya masih sangat cepat).

Gambar 3
3. Model Hata
Model Hata merupakan perkembangan dari model Okumura.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, model Okumura merepresentasikan
Amu dan GAREA dalam bentuk kurva, sehingga kurang praktis ketika digunakan
dalam perhitungan dan rentan terjadi kesalahan paralaks.
Untuk itu, model Hata mengembangkan model Okumura dengan
menyajikannya dalam bentuk rumusan matematis. Model Hata dapat
menggantikan model Okumura secara valid untuk perambatan gelombang
dengan frekuensi 150 MHz hingga 1500 MHz.
Pada Model Hata, median path loss untuk daerah perkotaan (urban
area) diprediksi dengan rumus ;

Keterangan :

L50

median path loss (dalam dB)

fc

frekuensi gelombang, dalam rentang 150 MHz


hingga 1500 MHz.

hte

a(hre) :

ketinggian efektif antenna base station (meter)


factor koreksi terhadap ketinggian efektif antenna
mobile

jarak antara base station dan perangkat mobile


(dalam kilometer)

Untuk kota kecil dan sedang, besarnya faktor koreksi a(hre) ditentukan
oleh rumus ;

Untuk kota besar dengan frekuensi kurang dari 300 MHz, faktor
koreksi a(hre) ditentukan oleh rumus ;

Untuk kota besar dengan frekuensi lebih dari 300 MHz, faktor koreksi
a(hre) ditentukan oleh rumus ;

Perumusan median path loss untuk daerah suburban dan open rural
area berbeda dengan perumusan di atas. Untuk daerah suburban, perumusan
median path loss-nya adalah ;

Sedangkan untuk open rural area, perumusan median path loss-nya adalah ;

Model Hata dapat menggantikan model Okumura dengan baik untuk d


(jarak antara base station dengan perangkat mobile) lebih dari 1 km. Untuk itu,
model Hata cocok digunakan untuk sistem selular yang besar, namun tidak
cocok digunakan pada personal communication system (PCS) yang memiliki
radius kurang dari 1 km.

4. PCS Extention to Hata Model


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, model okumura merupakan
salah satu permodelan path loss pada transmisi perambatan gelombang
elektromagnetik yang cukup akurat dan banyak digunakan. Model Okumura
dikembangkan

menjadi

bentuk

matematis

dengan

Model

Hata.

Pada

perkembangan selanjutnya, Model Hata sendiri dinilai kurang mencukupi


perkembangan sistem telekomunkasi wireless, antara lain karena rentang
frekuensi pada Model Hata masih terbatas.
Untuk itulah The European Co-operative for Scientific and Technical
Research (EURO-COST) membentuk sebuah kelompok kerja COST-231 untuk
melakukan pengembangan terhadap model Hata. Hasilnya, COST-231 membuat
sebuah formula baru untuk permodelan Hata yang dapat digunakan hingga
frekuensi 2 Ghz. Formula pengembangan dari Model Hata tersebut dirumuskan
ulang sebagai berikut.

Nilai a(hre) sama seperti pada permodelan Hata sebelumnya. C M


merupakan konstanta koreksi yang nilainya 0 dB untuk daerah suburban hingga
kota menengah, dan 3 dB untuk kota metropolitan.
Rentang berlakunya model ini adalah ;
fc

1500 MHz 2000 MHz

hte

30 m 200 m

hre

1 m 10 m

1 km 20 km

5. Walfisch and Bertoni Model


Pelanggan sistem telekomunikasi selular sebagian besar berada di
daerah perkotaan, di mana banyak gedung-gedung dan bangunan yang tinggi
yang dapat mengakibatkan peningkatan path loss pada gelombang
elektromagnetik. Ilustrasinya ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4
Pada gambar tersebut, terlihat bahwa penghalang seperti gedung dan
bangunan tinggi lainnya dapat menyebabkan sinyal sampai pada receiver

dengan jalur yang berbeda-beda (multipath) dan daya sinyal telah berkurang
akibat terpantul atau terhalangi.
Atas

dasar

pertimbangan

tersebut,

Wallfisch

dan

Bertoni

mengembangkan sebuah permodelan yang menyertakan pertimbangan adanya


dampak atap dan ketinggian gedung dengan menggunakan difraksi untuk
memprediksi kekuatan sinyal yang diterima pada ketinggian jalan raya
(perkiraan ketinggian receiver adalah sekitar ketinggian jalan raya). Model ini
dikenal sebagai Model Wallfisch dan Bertoni (Wallfisch and Bertoni Model).
Model Wallfisch dan Bertoni merepresentasikan path loss (S) sebagai
hasil perkalian tiga buah faktor, yaitu ;

P0 merupakan nilai path loss pada perambatan free space dengan


antenna isotropic. Nilainya dapat dicari dengan menggunakan rumus ;

Q2 merupakan faktor yang mewakili pelemahan sinyal akibat atap


bangunan yang menghalangi atau menutupi receiver. Sedangkan P1 merupakan
faktor yang menyatakan besarnya difraksi yang terjadi dan besarnya signal
loss dari atap hingga ke level ketinggian jalan raya.
Dalam notasi desibel, besarnya path loss berdasar model Wallfisch dan
Bertoni dapat dirumuskan ;

Model Wallfisch dan Bertoni menjadi salah satu pertimbangan ITU-R


dalam satandar IMT-2000.

6. Wideband PCS Microcell Model


Model ini dikembangkan oleh Feuerstein pada 1991. Sama seperti
halnya Model Okumura, model ini juga merupakan hasil pengukuran path
loss, outage, dan delay pada sistem mikroselular di lapangan. Pengukuran
dilakukan di San Fransisco dan Oakland dengan menggunakan transmitter
pulsa 20 MHz pada band 1900 MHz. Dari hasil pengukuran tersebut,
didapatkan data statistik mengenai path loss, multipath, dan coverage area baik
untuk kondisi perambatan line-of-sight (LOS) atau perambatan dengan ada
penghalang (obstructed environtment OBS ).
Pengkuran yang dilakukan Feuerstein menunjukkan bahwa path loss
pada perambatan gelombang secara LOS dapat diprediksi dengan cukup
akurat menggunakan 2-ray ground reflection model. Sedangkan untuk kondisi
OBS, nilai path loss dapat lebih akurat diprediksi dengan simple log-distance
path loss model.
Untuk flat earth reflection model, zona Fresnel pertama oleh
permukaan tanah terjadi pada jarak df, yang dirumuskan :

Prediksi nilai path loss untuk kondisi LOS (line of sight) dengan 1 < d
< df dirumuskan ;

Untuk kondisi LOS di mana d > df, dirumuskan ;

Sedangkan untuk kondisi OBS, nilai path loss dirumuskan ;

Nilai n1, n2, dan n pada rumus-rumus di atas merupakan konstanta.


Nilai masing-masing konstanta tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1
Tinggi Antenna
Transmitter
Rendah (3,7 m)
Medium (8,5 m)
Tinggi (13,3 m)

n1
2,18
2,17
2,07

1900 MHz LOS


n2
3,29
3,36
4,16

(dB)
8,76
7,88
8,77

1900 MHz OBS


N
(dB)
2,58
9,31
2,56
7,67
2,69
7,94

Anda mungkin juga menyukai