Anda di halaman 1dari 3

Trauma Uretra

Trauma uretra posterior


1. Emergensi
Syok dan perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu
Manajemen awal
Melakukan sistostomi suprapubis untuk mengeluarkan urine
Cara: lakukan insisi dibagian abdominal bawah bagian tengah dengan menghindari
daerah hematoma. Lakukan insisi pada vesika urinaria pada bagian tengah dan
periksa apakah terdapat laserasi. Jika terdapat laserasi, vesika urinaria harus dijahit
dengan benang yang dapat diserap dan pemasangan sistostomi untuk drainase
urine. Sistostomi suprapubis dipertahankan selama 2 bulan. Setelah resolusi dari
hematoma pelvic, prostat dan vesika urinary akan kembali ke posisi anatomis.
Laserasi inkomplit uretra posterior akan sembuh dengan sendirinya dan sistostomi
suprapubis dapat dilepaskan setelah 2-3 minggu. Tabung sistostomi tidak boleh
dilepas hinggi hasil sistouretrography menunjukkan tidak ada eekstravasasi

Rekonstruksi uretra tertunda


Rekosntruksi uretra akibat gangguan prostat dapat dikerjakan dalam 3 bulan, dengan
asumsi tidak terdapat abses pelvic atau kejadian infeksi pelvic persisten. Sebelum
konstruksi, sistogram dan uretrogram harus dilakukan untuk mengukur panjang dari striktur
uretra. Biasanya panjang strikut 1-2 cm. Cara yang dilakukan adalah 1 tahap rekonstruksi
daerah striktur dengan anastomosis bulbo uretra langsung ke apex dari prostat.
Pemasangan kateter 16F silicon dilakukan saat sistostomi suprapubis. Kateter dilepas dalam
waktu 1 bulan

Realignment uretra lansgung


Beberapa dokter memilih untuk perbaikan uretra langsung. Perdarah persisten dan daerah
hematoma merupakan masalah teknis. Kejadian striktur, impotensi dan inkontinesia lebih
tinggi pada sistostomi langsung dan konstruksi yang ditunda. Atetapi beberapa penulis
melaporkan kesuksesan dengan perbaikan uretra langung
3. Immediate urethral realignmentSome surgeons
prefer to realign the urethra immediately. Persistent bleeding
and surrounding hematoma create technical problems.
The incidence of stricture, impotence, and incontinence
appears to be higher than with immediate cystostomy and delayed reconstruction. However,
several authors have
reported success with immediate urethral realignment

Pengobatan Komplikasi
Sekitar 1 bulan setelah operasi rekonstruksi uretra tertunda, kateter uretra dapat dilepas
dan sistogram berkemih diambil dari tabung sistostomi. Jika sistogram pasien menunjukkan
daerah operasi bebas dari eksravasasi, sistostomi suprapubis dapat dilepas, jika ada
ekstrvasasi atau striktur, sistostomi suprapubik harus dipertahankan. Follow up uretrogram
dilakukan selama 2 bulan untuk melihat perkembangan striktur. Jika terdapat striktur (<5%)
biasanya sangat pendek dan dapat disembuhkan secara mudah dan penyembuhan
cepat.Pasien mungkun mengalami impotensi selama beberapa bulan setelah operasi
perbaikan. Impotensi permanene dapat muncul pada 10% pasien .Apabila impotensi masih
muncul setelah 2 tahun dapat dilakukan implantasi prostetik
Inkontinensia setelah operasi jarang terjadi (<2%) dan biasanya berhubungan dengan
penyakit daripada perbaikan

D. TREATMENT OF COMPLICATIONS
Approximately 1 month after the delayed reconstruction,
the urethral catheter can be removed and a
voiding cystogram obtained through the suprapubic
cystostomy tube. If the cystogram shows a patent
area of reconstruction free of extravasation, the
suprapubic catheter can be removed; if there is extravasation
or stricture, suprapubic cystostomy should be
maintained. A follow-up urethrogram should be
obtained within 2 months to watch for stricture
development.
Stricture, if present (<5%), is usually very short,
and urethrotomy under direct vision offers easy and
rapid cure. The patient may be impotent for several
months after delayed repair. Impotence is permanent
in about 10% of patients. Implantation of a penile
prosthesis is indicated if impotence is still present 2
years after reconstruction (see Chapter 38). Incontinence
after posterior urethral rupture and delayed
repair is rare (<2%) and is usually related to the extent
of injury rather than to the repair.
Penatalaksanaan Trauma Uretr Anterior
Tindakan umum
Kehilangan darah banyak biasanya bukan akibat dari cedera selangkangan. JIka terjadi
perdarahan hebab, diperlukan pemeriksaan tekanan untuk kontrol dan diikuti resusitasi bila
perlu
Tindakan spesfik
1. Kontusio uretra
Pasien dengan kontusio uretra tidak menunjukkan adanya ekstravasi dan uretra masih
bentuk utuh. Setelah uretrografi, pasien diperbolehkan untuk berkemih dan jika pasien
berkemih secara normal, tidak ada nyeri atau perdarahan, tidak diperlukan pengobatan
tambahan. Jika terdapat perdarahan, dapat dilakukan drainase kateter uretra.

2. Laserasi uretra
Penggunaan alat uretra seperti uretrografi harus dihindari. Insisi kecil pada area suprapubis
bagian tengah dapat menunjukkan kandung kemih kemudian dapat dilakukan pemasangan
tabung sistostomi untuk pengalihan kemih sampai laserasi uretra sembuh. Sistostomi
perkutan dapat dilakukan untuk cedera ini. Jika hanya terdapat ekstravasasi minor pada
pemeriksaan uretragram pemeriksaan berkemih dapat dilakuakn selama 7 minggu setelah
drainase sistostomi suprapubis untuk mengetahui ekstravassi. Pada cedera yang lebih berat,
pemeriksaan berkemih harus menunggu 2-3 minggu melalui katetr suprapubis.
Penyembuhan pada daerah cedera dapat menyebabkan striktur. Striktur yang cedera tidak
parah dan tidak memerlukan operasi rekonstruksi. Kateter sistostomi suprapubis dapaat
dilepas jika sudah tidak terdapat ekstravasasi. Untuk follow up dilakukan pemeriksaan flow
rate untuk mengetahui apakah terdapat obstruksi akibat striktur.
3. Laserasi uretra dengan ekstravasasi urine yang luas
laserasi uretra dengan ekstravasasi luas
Setelah laserasi utama, ekstravasasi urin dapat melibatkan perineum, skrotim dan
abdominal bagian bawah. Diindikasikan melakukan drainase pada daerah ini.Infeksi dan
abses umum terjadi dan membutuhkan terappi antibiotik
4. Perbaikan langsung
Perbaikan langsung dari laserasi uretra dapat dilakukan, tetapi prosedur sulit dilakukan dan
insidensi strikur tinggi

Anda mungkin juga menyukai