PENDAHULUAN
Kelahiran prematur spontan (SPTB) adalah sindrom dengan
banyak
penyebab.1,2
Dua
puluh
tahun
yang
lalu,
Romero
dkk.
serviks
membran
yang
atau
pendek,
robekan
serviks
serviks
yang
adalah
berdilatasi,
sugestif
dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 . 1. PERSALINAN PREMATUR
2.1.1. Definisi
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum 37
minggu kehamilan.7
2.1.2. Insiden
Pada tahun 2005, 12,7 persen dari kelahiran di Amerika adalah
prematur. Tingkat kelahiran prematur meningkat 20 persen sejak tahun
1990; kenaikan baru-baru ini telah dikaitkan terutama dengan kelahiran
prematur akhir (yaitu, kehamilan 34-36 minggu) (Gambar 1) .7,8
2.1.4. Diagnosis
Menegakkan diagnosis persalinan prematur terlalu cepat atau
lambat mempunyai risiko meningkatkan morbiditas dan mortalitas
6
Perubahan serviks
2.1.5. Penatalaksanaan
Manajemen persalinan prematur terdiri dari kortikosteroid untuk
meningkatkan luaran janin, antibiotik untuk profilaksis infeksi GBS, dan
tokolisis yang terbatas.8
Terapi Kortikosteroid Antenatal Untuk Maturasi Janin
Ketika diberikan pada wanita dengan persalinan prematur antara
24 - 34 minggu kehamilan, betametason (dua dosis 12 mg intramuskular
terpisah 24 jam) atau deksametason (6 mg intramuskuler setiap 12 jam
sebanyak empat dosis) menghasilkan penurunan insiden kematian
neonatal, sindrom distress pernapasan, dan perdarahan intraventrikuler.
Kortikosteroid antenatal juga bermanfaat bagi pasien dengan PPROM dan
pasien dengan sindrom hipertensif. Pemberian ulang kortikosteroid tidak
direkomendasikan.17
pasien dengan kultur positif untuk GBS, yang memiliki bakteriuria GBS
sebelum lahir, atau yang memiliki bayi sebelumnya yang terinfeksi dengan
GBS. Antibiotik tidak mempengaruhi luaran persalinan prematur pada
pasien dengan membran intak, kecuali ketika diberikan untuk pengobatan
suspek infeksi (misalnya, korioamnionitis) atau untuk profilaksis GBS.8,18
Tokolisis
Berbeda dengan pemberian steroid antenatal, tokolisis tidak
memiliki dukungan penelitian berbasis luaran yang kuat. Penggunaan
tokolitik mengurangi kemungkinan persalinan dalam 48 jam, namun belum
secara konsisten menunjukkan peningkatan luaran neonatal dan perinatal.
10
menggunakan
model
yang
awalnya
11
Gambar 2. Pesarium cincin (kiri atas), pesarium Hodge (kanan atas) dan pesarium
donat (kiri bawah), semua awalnya dirancang untuk mencegah prolaps genital atau
retrofleksi uterus, dan pesarium berbentuk kupu-kupu untuk mendukung serviks
menurut Jorde dan Hamann (kanan bawah)6
Pada
tahun
1978,
Jorde
dan
Hamann
di
Jerman
Timur
12
yang tidak jelas atau metodologi yang tidak memadai untuk randomisasi,
penelitian ini tidak dianggap memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam
tinjauan Cochrane berjudul Cervical pessary for preventing preterm birth.5,6
Pada akhir tahun 1970-an, Hans Arabin di Jerman Barat merancang suatu pesarium berbentuk kerucut bulat yang terbuat dari silikon
fleksibel. Desain kubahnya seperti menyerupai forniks vagina, dengan
tujuan untuk mengelilingi serviks sedekat mungkin dengan os interna
(Gambar 3). Bukaan dalam proksimal yang lebih kecil dalam permukaan
yang rata harus diarahkan ke serviks, sedangkan cincin distal dengan
bukaan yang lebih lebar tetap dalam vagina. Pesarium Arabin dirancang
dengan maksud tidak hanya untuk mendukung dan mengompresi, tetapi
juga untuk memiringkan serviks dan mungkin memutarnya lebih menghadap sakrum. Awalnya, efek yang dijelaskan ini disarankan oleh
pemeriksaan klinis dan dengan sonografi transabdominal (TAS). Baru di
kemudian hari sonografi transvaginal dilakukan untuk memvisualisasikan
13
yang
berbeda
dari
pesarium
telah
tersedia
untuk
14
15
Tabel 3.
Ukuran pesarium Arabin yang diusulkan untuk situasi klinis yang berbeda 6
16
pemeriksaan
digital
ekstensif
harus
dihindari
jika
memungkinkan.6
17
pesarium
tersebut.
Jika
seorang
wanita
mengeluh
18
terutama pada usia kehamilan dini.6 Dalam RCT yang dilakukan oleh
Goya dkk., pesarium dibiarkan di tempatnya pada wanita dengan PPROM
tanpa tanda kontraksi atau korioamnionitis. Bukaan dari pesarium
memungkin-kan cairan melewatinya; Namun, jika ada faktor risiko
tambahan untuk infeksi, disarankan untuk mengeluarkannya.22
19
20
nilai
cut-off
tetap
memungkinkan
setiap
perjalanan
21
Kehamilan Kembar
Dalam sebuah penelitian percontohan kasus-kontrol di mana, untuk
pertama kalinya, pesarium diterapkan berdasarkan pada temuan TVS,
disarankan bahwa pesarium secara signifikan dapat mengurangi SPTB
dalam kehamilan kembar dengan serviks yang pendek. Dua puluh tiga
wanita dengan panjang serviks < 25 mm sebelum 24 minggu dan
manajemen ekspektatif dicocokkan dengan 23 wanita yang diobati
dengan pesarium. Rata-rata usia kehamilan saat melahirkan adalah 35
22
twintwin
transfusion
syndrome,
dengan
rata-rata
usia
ada
bukti
kuat
bahwa
17-hidroksiprogesteron
kaproat,
23
24
25
dalam
penelitian
observasional
dengan
menggunakan
magnetic
rongga
intrauterin
dari
infeksi
asending
dan
dengan
26
pada
serviks
atau
dinding
vagina
dikomunikasikan
ke
dengan
baik.
Pada
tahun
1959,
Cross
pertama
kali
27
kelahiran
prematur
pada
tiga
pasien
dengan
serviks
28
29
Wanita dengan kehamilan tunggal dan panjang serviks antara 1530 mm sebelum 28 minggu kehamilan diterapi dengan pesarium dalam
penelitian oleh Sieroszewski dan rekannya (2009). Sembilan (16,7%)
wanita melahirkan sebelum 37 minggu kehamilan. Rata-rata usia
kehamilan pada saat persalinan adalah 35,3 4,4 minggu. Dua (3,9%)
anak dirawat di NICU, tidak ada kematian neonatal.36
Pada tahun 2010, Kimber-Trojnar dkk menggunakan pesarium
serviks pada 56 wanita dengan peningkatan risiko kelahiran prematur
(seperti riwayat keguguran, PTB sebelumnya <34 minggu, jahitan serviks
pada kehamilan sebelumnya, riwayat laserasi serviks atau konisasi
serviks, dan kehamilan kembar). Hasil menunjukkan dua (3,6%)
persalinan sebelum 34 minggu dan delapan (15%) sebelum 37 minggu
kehamilan. Rata-rata usia kehamilan pada saat persalinan adalah 38.3
(30,4-41). Dari semua bayi yang lahir, ke-58 (100%) nya masih hidup.37
Penelitian PECEP merupakan RCT multicenter yang mengacak
385 wanita dengan kehamilan tunggal dan CL yang pendek (<25 mm)
pada ultrasonografi rutin trimester kedua (18-22 minggu) untuk menerima
pesarium (n = 192) atau manajemen ekspektatif (n = 193). Lima wanita
hilang dari tindak lanjut. Wanita dengan kelainan janin mayor, kontraksi
uterus yang teratur dan nyeri, perdarahan pervaginam aktif, ruptur
membran, plasenta previa, dan riwayat cone biopsy atau cervical cerclage
in situ tidak dimasukkan. Luaran primer, yaitu, persalinan sebelum 34
minggu kehamilan, terjadi lebih sedikit dalam kelompok pesarium
dibandingkan dengan kelompok manajemen ekspektatif (6% vs 27%, RR
30
tidak
dimasukkan.
Peneliti
melakukan
upaya
untuk
31
32
33
meta-analisis
pada
penggunaan
pesarium
untuk
34
dalam pengaturan yang berbeda dan pada wanita dengan faktor risiko lain
untuk kelahiran prematur termasuk kehamilan ganda. 17
BAB III
KESIMPULAN
35
menggunakan
model
yang
awalnya
dirancang untuk menangani prolaps genital. Saat ini, beberapa jenis dan
ukuran yang berbeda dari pesarium telah tersedia untuk memungkinkan
adaptasi yang lebih baik terhadap karakteristik setiap pasien.
Pesarium dapat diindikasikan untuk kelompok wanita dengan
kehamilan tunggal dengan riwayat SPTB dan pemendekan serviks,
kehamilan kembar, dan pasien dengan cone biopsy besar sebelumnya.
Sebaliknya, kontraindikasinya meliputi adanya kelainan janin yang
mematikan, kecurigaan akan korioamnionitis, ballooning membran di luar
serviks ke dalam vagina dan nyeri, kontraksi uterus yang teratur.
Hipotesis
tentang
bagaimana
pesarium
dapat
membantu
36
rekomendasi
penggunaannya
dalam
praktek
klinis.
DAFTAR PUSTAKA
37
1. Villar J, Papageorghiou AT, Knight HE, Gravett MG, Iams J, Waller SA,
Kramer M, Culhane JF, Barros FC, Conde-Agudelo A, Bhutta ZA,
Goldenberg RL. The preterm birth syndrome: a prototype phenotypic
classification. Am J Obstet Gynecol 2012; 206: 119123
2. Goldenberg RL,Gravett MG, Iams J, PapageorghiouAT, Waller SA,
Kramer M, Culhane J, Barros F, Conde-Agudelo A, Bhutta ZA, Knight
HE, Villar J. The preterm birth syndrome: issues to consider in creating
a classification system. Am J Obstet Gynecol 2012; 206: 113118
3. Blencowe H, Cousens S, Oestergaard MZ, Chou D, Moller AB, Narwal
R, Adler A, Vera Garcia C, Rohde S, Say L, Lawn JE. National,
regional, and worldwide estimates of preterm birth rates in the year
2010 with time trends since 1990 for selected countries: a systematic
analysis and implications. Lancet 2012; 379: 21622172
4. Liu L, Johnson HL, Cousens S, Perin J, Scott S, Lawn JE, Rudan I,
Campbell H, Cibulskis R, Li M, Mathers C, Black RE. Global, regional,
and national causes of child mortality: an updated systematic analysis
for 2010 with time trends since 2000. Lancet 2012; 379: 21512161
5. Abdel-Aleem H, Shaaban OM, Abdel-Aleem MA. Cervical pessary for
preventing preterm birth. Cochrane Database of Systematic Reviews
2013,
Issue
5.
Art.
No.:
CD007873.
DOI:
10.1002/14651858.CD007873.pub3.
6. Arabin B, Alfirevic Z. Cervical pessaries for prevention of spontaneous
preterm birth: past, present and future. Ultrasound Obstet Gynecol
2013; 42: 390399
38
7. Martin JA, Hamilton BE, Sutton PD, et al., for the Centers for Disease
Control and Prevention National Center for Health Statistics National
Vital Statistics System. Births: final data for 2005. Natl Vital Stat Rep.
2007;56(6):1-103.
8. Sayres WG. Preterm Labor. Am Fam Physician. 2010;81(4):477-484
9. Lawn JE, et al. Global report on preterm birth and stillbirth (1 of 7): defi
nitions, description of the burden and opportunities to improve data.
BMC Pregnancy and Childbirth 2010, 10(Suppl 1):S1
10. The SEA-ORCHID Study Group (2008) Use of Evidence-Based
Practices in Pregnancy and Childbirth: South East Asia Optimising
Reproductive and Child Health in Developing Countries Project. PLoS
ONE 3(7): e2646. doi:10.1371/journal.pone.0002646
11. Goldenberg RL, Culhane JF, Iams JD, Romero R. Epidemiology and
causes of preterm birth. Lancet. 2008;371(9606):75-84
12. Smith GC, Pell JP, Dobbie R. Interpregnancy interval and risk of
preterm birth and neonatal death: retrospective cohort study [published
correction
appears
in
BMJ.
2003;327(7419):851].
BMJ.
2003;327(7410):313-316
13. Adams MM, Elam-Evans LD, Wilson HG, Gilbertz DA. Rates of and
factors associated with recurrence of preterm delivery. JAMA. 2000;
283(12):1591-1596.
14. Cnattingius S. The epidemiology of smoking during pregnancy:
smoking
prevalence,
maternal
characteristics,
and
pregnancy
39
Pengelolaan
Persalinan
Preterm Nasional.
Himpunan
40
41
42
Z.,
Patro-Maysza
J.,
Leszczyska-Gorzelak
B.,
Marciniak B., and Oleszczuk J., Pessary use for the treatment of
cervical incompetence and prevention of preterm labour, Journal
ofMaternal-Fetal and Neonatal Medicine 2010; 23(12): 14931499
(Abstract)
38. Crane J. M. G. and Hutchens D., Transvaginal sonographic
measurement
of
cervical
length
to
predict
preterm
birth
in
43
39. Chang H. H., Larson J., Blencowe H. et al., Preventing preterm births:
analysis of trends and potential reductions with interventions in 39
countries with very high human development index, Lancet 2013;
381(9862): 223234
44