1, (2014) 1-6
I. PENDAHULUAN
START
Menentukan Parameter
dan Set-up Pengukuran
Menentukan Parameter
Karakterisasi Kanal
Kalibrasi Sistem
& Validasi Program
Implementasi Sistem
Pengukuran
Analisa Karakteristik
Kanal Sistem
Pengukuran HF
Penarikan Kesimpulan
END
2
pengukuran agar memiliki daya transmisi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Sebelum implementasi pengukuran, diperlukan
beberapa skenario pada perancangan sistem pengukuran
dimulai dengan menentukan spesifikasi sistem pengukuran
seperti panjang PN-sequence, symbol rate, sampling rate
seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Diagram alir pengerjaan tugas akhir
Parameter
PN Sequence
Symbol rate
Sampling rate
Modulasi
Demodulasi
Value
Stage (m) = 12
500 KBps
1 MHz
BPSK
IQ-Demodulator
Sinyal
dibangkitkan
menggunakan
sinyal
Pseudorandom Binary Sequence (PRBS). Pseudorandom
Binary Sequence (PRBS) adalah sinyal biner yang memiliki
pola tertentu dan periodik tetapi mempunyai sifat sebagai
sinyal acak. Jumlah sequence yang dibangkitkan sebesar
(M=12) atau 1 periode yang ekuivalen dengan jumlah 4095
bit. Deretan bit dikirim dengan laju bit rate 500 kb/s. Sistem
pengukuran diintegrasikan dengan perangkat Universal
Software Radio Peripherals (USRP) N210 dan perangkat
lunak LabVIEW. Kemudian sinyal tersebut dimodulasi dengan
menggunakan modulator BPSK. Sebelum sinyal dipancarkan,
sinyal dikuatkan dengan menggunakan power amplifier.
Sistem pemancar maupun sistem penerima menggunakan
antena HF yang terpolarisasi dipole .
Pada sistem penerima, sinyal yang diterima oleh antena
berupa sinyal bandpass. Antena diintegrasikan dengan LNA
agar level sinyal bandpass yang diterima diperbesar untuk
memudahkan proses akuisisi data. Setelah itu, sinyal akan
didemodulasi
menggunakan IQ demodulator untuk
memisahkan sinyal Inphase dan Quadrature. Sesuai dengan
teorema Nyquist, sinyal IQ di sampling dua kali sinyal
informasi menjadi 1 MS/s sehingga jumlah 1 periode
berjumlah 8190 sampel.
Untuk dapat melihat respon kanal maka dilakukan
korelasi silang antara sinyal yang dikirim dan diterima, oleh
karena itu dibutuhkan sub-sistem akuisisi data. Sub sistem ini
didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk
mengambil, mengumpulkan data, serta memprosesnya untuk
menghasilkan data yang dikehendaki. Pada penelitian ini,
sistem akuisisi data melakukan penyimpanan sinyal hasil
demodulasi yang berupa sinyal Inphase dan Quadrature.
C. Validasi Sistem
Sebelum mengimplementasikan pengukuran dalam
kondisi real, sistem pengukuran harus divalidasi untuk
memastikan bahwa sistem pengukuran bekerja dengan baik
dan kinerja sistem sesuai dengan yang diharapkan [7].
Validasi dilakukan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Mendapatkan keaslian dari sinyal yang ditransmisikan.
Untuk memastikan bahwa sistem mentransmisikan PNsequence dengan benar, sinyal yang ditransmisikan harus
berauto-korelasi. Dengan melakukan auto-korelasi maka dapat
Power Amplifier
1 watt
Power Amplifier
30 watt
Personal
Computer
fix
attenuator
Measured
power
Tx-laptop
Rx-USRP
Spektrum
Analyzer
LPF
Digital
Up-Converter
(I)
DAC
Digital
Up-Converter
(Q)
DAC
RF
Amplifier
40 MHz
LPF
40 MHz
MIXER
LNA
Variable
attenuator
Actual
Power
Personal
Computer
Tx
Antena
MIXER
Transmitter
Tx-USRP
LPF
Gigabit Ethernet Interface
Tx-laptop
Digital
Down-Convert
(I)
ADC
Digital
Down-Convert
(Q)
ADC
USRP
Rx
Antena
MIXER
Low
Noise
Amplifier
40 MHz
LPF
40 MHz
MIXER
USRP
Receiver
D. Kalibrasi Sistem
Proses kalibrasi berbeda dengan pengukuran secara
actual karena sistem di set-up secara back-to-back antara
transmitter dan receiver, tanpa mengintegrasikan antena
dengan menggunakan variable attenuator.
Konfigurasi
kalibrasi sistem dijelaskan pada gambar . Kalibrasi dilakukan
untuk mengetahui rentang operasi linear sistem untuk
menentukan daya pancar yang tepat ketika kanal mengalami
fading. Selain itu, kalibrasi bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara sinyal terima secara actual yang terbaca di
spectrum analyzer dan daya di bagian baseband yang diterima
di sistem penerima.
Proses kalibrasi berbeda dengan pengukuran secara
actual karena sistem di set-up secara back-to-back antara
transmitter dan receiver, tanpa mengintegrasikan antena
dengan menggunakan variable attenuator.
Konfigurasi
kalibrasi sistem dijelaskan pada gambar 3. Kalibrasi dilakukan
untuk mengetahui rentang operasi linear sistem untuk
menentukan daya pancar yang tepat ketika kanal mengalami
fading. Selain itu, kalibrasi bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara sinyal terima secara actual yang terbaca di
spectrum analyzer dan daya di bagian baseband yang diterima
di sistem penerima.
4
x(t ) sedemikian
1.5
Inphase
Quadrature
rupa
yx ( )
Amplitudo
0.5
-0.5
-1
-1.5
didapatkan xx (t ) dimana xx (t )
50
100
150
200
250
Sample
300
350
400
450
500
xx
(t ).h(t )
(3)
Menentukan
Parameter
karakterisasi
kanal
Pengolahan Power
delay profile
thresholding
mengolah data
pengukuran dengan
parameter delay
spread
Plot Cummulative
distribution function
(CDF) &
Probabilty
Distribution
Function (PDF)
Analisa distribusi
kanal HF
KANAL HF
end
xx ( )
x(t ).x(t )
(1)
yx ( )
yx ( )
x(t ). y(t )
Analisa karakteristik
kanal HF &
kesimpulan
(2)
Ppulse ai2
i 0
(4)
5
Varians pertama yaitu rms delay spread siang hari antara
pukul 11.00-17.20 WIB dan rms delay spread malam hari
hingga dini hari antara pukul 22.00-04.00 WIB. Berdasarkan
hasil uji statistik (T-test), dapat disimpulkan bahwa rata-rata
rms delay pada rentang pengukuran malam hingga dini hari
memiki nilai yang lebih besar daripada rms delay pada rentang
pengukuran siang hingga sore hari.
0.9
Relative power
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3
4
Delay (sec)
8
-3
x 10
2
P
(
)
a
k
k
k
2 ( ) 2
dimana
2 2
k k
2
k
P( )
P( )
2
k
(7)
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
03.00-04.00
11.00-12.00
15.20-17.20
22.00-00.00
0.2
0.1
0.5
1.5
2
rms delay spread (ms)
2.5
WIB
WIB
WIB
WIB
3.5
Gambar 9. CDF rms delay untuk akumulasi tiga frekuensi pada periode
pengukuran pagi, siang, sore, dan malam hari.
x 10
Sample
Theoretical
1.8
1.6
Bin frecuencies
1.4
1.2
1
0.8
IV. KESIMPULAN
0.6
0.4
0.2
0
3
4
Normalized signal level
2
dengan r
atau
r
2 2
dimana r dan
0
Setelah mengetahui karakteristik statistik suatu
parameter yang diperoleh dari hasil pengukuran diperlukan
pengujian kebenaran dengan model distribusi teoritis yang
mampu merepresentasikan distribusi data. Berdasarkan uji
distribusi kolmogorov-smirnov-test, dengan taraf signifikan
sebesar 0.05 dihasilkan p_value sebesar 0.2023 sehingga dapat
disimpulkan bahwa sinyal yang terima pada sistem penerima
berdistribusi rayleigh. Hal ini dapat disebabkan oleh
karakteristik kanal HF lintasan Surabaya - Merauke
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
1
Theoretical
Sample
0.9
[3]
0.8
[4]
0.7
0.6
[5]
0.5
[6]
0.4
0.3
[7]
0.2
0.1
0
[8]
0
3
4
normalized signal level
[9]