Anda di halaman 1dari 7

1.

Memahami dan Mengerti Oksigen


1.1 Definisi
Oksigen adalah gas unsur kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa yang muncul
dalam kelimpahan yang besar di bumi, terperangkap oleh atmosfer. Banyak orang yang akrab
dengan oksigen, karena merupakan komponen vital dari proses respirasi; tanpa itu, sebagian
besar organisme akan mati dalam beberapa menit.
Nomor atom oksigen adalah delapan (8), dan diidentifikasi oleh simbol O pada tabel periodik
unsur. Selain menjadi sangat luas didistribusikan di Bumi, juga merupakan unsur yang paling
melimpah ketiga di alam semesta, dan itu adalah katalis utama dalam banyak reaksi kimia.
Oksigen sebuah elemen gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa terdapat
pada udara bebas. 20% dari atmosfer terbentuk dari oksigen. (Dorland)
1.2 Fungsi

Salah satu komponen gas dan unsur


vital dalam proses metabolisme.
Oksigen memegang peranan penting
dalam semua proses tubuh secara
fungsional serta kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling
utama dan sangat vital bagi tubuh
(Imelda, 2009).
Oksigen diperlukan sel untuk
mengubah glukosa menjadi energi
yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas, seperti aktivitas
fisik,
penyerapan
makanan,
membangun
kekebalan
tubuh,
pemulihan kondisi tubuh, juga
penghancuran beberapa racun sisa
metabolisme.

1.3 Mekanisme Pertukaran Dalam Kapiler Darah

Terapi pasien yang


kesulitan bernapas.

Digunakan dalam campuran anestesi,

Mempercantik kulit dan mencegah


penuaan dini

Mengoptimalkan Daya Ingat

Mencegah
kanker,
dan penyakit lainya

Menjaga kekebalan tubuh

Membantu degenerasi sel secara


biology

DLL

mengalami

asma

2. Memahami dan Mengerti Hipoksia

2.1 Definisi Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen bagi tubuh untuk


menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia bisa merupakan kondisi lanjutan dari hipoksemia, yaitu
rendahnya pasokan oksigen pada pembuluh darah bersih (pembuluh arteri).

Hipoksia merupakan kondisi berbahaya, karena otak, hati, dan organ lainnya bisa rusak
dengan cepat ketika tidak mendapat oksigen yang cukup. Kondisi ini juga bisa terjadi
pada bayi prematur, disebabkan paru-parunya belum berkembang sempurna.

2.2 Fisiologi

Gejala Hipoksia

Gejala hipoksia bisa mendadak muncul, cepat memburuk (akut), atau bersifat
kronis. Berikut ini beberapa gejala hipoksia yang umumnya terjadi:
Napas pendek.

Halusinasi.

Kebingungan.

Batuk-batuk.

Berkeringat.

Kelelahan.

Detak jantung cepat.

Napas berbunyi (mengi).

Kulit berubah warna, menjadi biru


atau merah keunguan.
Sesak napas.

2.3 Jenis

Berdasarkan penyebabnya, hipoksia dapat dibedakan menjadi:

1. Hipoksia hipoksemik = disebabkan tekanan parsial O2 dalam darah arteri


2. Hipoksia anemik
= disebabkan karena berkurangnya kapasitas hemoglobin dalam
mengangkut O2 akibat anemia
3. Hipoksia iskemik
= disebabkan karena berkurangnya perfusi jaringan, baik umum
maupun lokal
4. Hipoksia histotoksik = disebabkan berkurangnya kemampuan jaringan menggunakan
sitotoksik
oksigen karena keracunan sel atau jaringan
5. Hipoksia difusi
= disebabkan gangguan difusi oksigen karena adanya aliran darah
yang berlawanan dalam pembuluh kapiler

Diagnosis hipoksia

Analisa gas darah, Sampel darah dari pembuluh arteri diperiksa untuk mengetahui kadar
oksigen yang terikat di sel darah merah.
Pemasangan monitor oksigen, pada jari atau telinga penderita untuk mendeteksi kadar
oksigen dalam darah.
Tes fungsi paru. Tes ini dilakukan untuk mengetahui penyebab berkurangnya oksigen
dalam tubuh.

2.4 Penatalaksanaan
Penanganan:
Memasok oksigen ke dalam tubuh. Tubuh penderita hipoksia akan dipasok oksigen
menggunakan selang atau masker oksigen. Semakin cepat kadar oksigen dalam tubuhnya
kembali normal, semakin kecil risiko kerusakan organ tubuh.
Ruang hiperbarik. Penderita hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbonmonoksida
biasanya akan dimasukkan ke dalam ruang hiperbarik, yang berfungsi meningkatkan okigen
dalam darah.
Intubasi. Membuat saluran udara mekanis yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen
dengan kadar di atas normal.

Pencegahan hipoksia dapat dilakukan dengan cara menghindari kondisi yang


menurunkan kadar oksigen, atau secepatnya memberikan pasokan oksigen sebelum
hipoksia muncul. Hipoksia yang disebabkan oleh asma bisa dihindari dengan cara
mengikuti terapi asma yang sudah diresepkan oleh dokter. Terapi tersebut juga bisa
membantu pasien mengendalikan asma.

2.5 Faktor Resiko


Seringkali, munculnya hipoksia disebabkan oleh hipoksemia. Namun, bisa juga
terjadi sebaliknya. Selain hipoksemia, beberapa hal yang bisa menyebabkan hipoksia adalah:

Keracunan gas atau zat kimia.

Rendahnya kadar oksigen.

Gangguan jantung berupa detak jantung melambat cukup parah (severe bradycardia) dan
kontraksi bilik jantung (ventrikel) terlalu cepat dan tidak teratur (ventricular fibrillation).
Gangguan paru-paru, contohnya penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis, emfisema,
kanker paru-paru, pneumonia, asma, edema pulmonari, dan sleep apnea.
Berhenti atau berkurangnya aliran darah menuju organ tertentu.

Obat-obatan apa pun yang mengganggu atau menghentikan napas.

Anemia atau kondisi yang merusak sel darah merah

3. Memahami dan Mengerti Hemoglobin

3.1 Definisi

Hemoglobin adalah tetramer yang terdiri dari pasangan dua subunit polipeptida
yang berlainan. Pada orang dewasa yang normal, kebanyakan hemoglobin berisi dua
rantai alfa dan dua rantai beta. Protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paruparu ke
jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).

3.2 Struktur

Molekul hemoglobin memiliki dua bagian: (1) bagian globin, suatu protein yang
terbentuk dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat lipat; dan (2) empat gugus

nonprotein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan masingmasing terikat ke salah satu polipeptida. (fisiologi Sherwood jilid6)

Hemoglobin adalah suatu stetramer yang mengandung 2 jenis rantai polipeptida


( dan ) yang berlainan , masing-masing terwakili 2 kali dalam molekulnya. Rantai memiliki
suaturangkaian 141 asam amino, dan memiliki 146 asam amino.

Masing masing subunit dari hemoglobin mengandung satu bagian heme dan suatu
polipeptida yang secara kolektif disebutglobin, terdapat dua pasang polipeptida dalam
setiap molekulhemoglobin dimana 2 dari subunit tersebut mengandung satu
jenis polipeptida dan 2 lainnya mengandung poipeptida jenis lain. Pada orang dewasa
normal 2 subunit mengandung polipeptida rantai sedangkan subunit lainnya
mengandung polipeptida , sehinggahemoglobin jenis ini disebut hemoglobin A dengan
kode 22 . Namun pada darah orang dewasa ditemukan sekitar 2,5% hemoglobin
dengan polipeptida rantai yang disubtitusikan polipeptida rantai . Tiap hemoglobin
dapat mengikat empat molekul O2, satumolekul untuk tiap subunit/hemenya. (Ganong,
1999).

3.3 Fisiologi

Fungsi:

1.

Mengikat Oksigen. Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi sebagai mengikat
oksigen yang akan disirkulasikan ke paru-paru.
2.
Pertahanan Tubuh. Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat
mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri. Darah tersebut
nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan dikeluarkan melalui urine sebagai hasil toksin
dari tubuh.
3.
Menyuplai nutrisi. Selain mengangkut oksigen, darah juga akan menyuplai nutrisi ke
jaringan tubuh dan mengangkut zat sebagai hasil dari metabolisme
Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang berikut:
1. Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut gas ini dari sel jaringan kembali
ke paru.
2. Bagian ion hidrogen asam (H-) dari asam karbonat terionisasi, yang dihasilkan di tingkat
jaringan dari CO2. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak
menyebabkan perubahan pH darah, (BUFFER)
3. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam darah,
tetapi jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang berikatan
dengan O, sehingga terjadi keracunan CO
4. Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan dengan
hemoglobin. NO ini dibebaskan di jaringan, tempar zar ini melemaskan dan melebarkan
arteriol lokal (lihat h. 382). Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa darah kaya O,
dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu menstabilkan tekanan darah.
(Fisiologi Sherwood jil 6)

3.4 Mekanisme Pengikatan O2

Mula-mula, hemoglobin (Hb) mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin,


kemudian di bawa ke seluruh tubuh melalui system peredaran darah. Mekanisme pengikatan
oksigen oleh hemoglobin merupakan reaksi kesetimbangan.
Hb + O2 HbO2
Reaksi pengikatan oksigen oleh Hb terjadi dalam paru-paru. Reaksi tersebut berjalan ke
arah ke kanan karena konsentrasi oksigen bertambah. Ketika oksigen mulai beredar ke dalam
jaringan tubuh, konsentrasi oksgen akan berkurang karena di gunakan untuk proses pembakaran.
Dengan demikian, reaksi di dalam jaringan berjalan ke arah kiri.

3.5 Faktor yang mempengaruhi


Ada empat kondisi penting yang mempengaruhi kurva disosiasi oksigen-hemoglobin,
yaitu:
1. Ph
pH semakin turun dan kadar ion H+ meningkat akan melemahkan ikatan antara oksigen
dan hemoglobin sehingga kurva disosiasi oksigen - hemoglobin bergerak ke kanan
(Afinitas Hb terhadap O2 berkurang ) sehingga menyebabkan hemoglobin melepaskan
lebih banyak oksigen ke jaringan.
2. Tekanan parsial karbon dioksida
pH akan turun saat kadar CO2 meningkat sehingga saat PCO2meningkat, kurva juga akan
bergeser ke kanan dan P50 meningkat (P50 merupakan PO2 saat hemoglobin tersaturasi
setengah dengan O2).
3. Suhu
Temperatur atau SuhuPanas yang dihasil reaksi metabolism dari kontraksi otot
melepaskan banyak asam & panas menyebabkan temperatur tubuh naik dan sel aktiv
perlu banyak O2 memacu pelepasan O2 dari oksiHb (afinitas Hb tehadap O2 berkurang)
kurva bergeser ke kanan.
4. Konsentrasi 2,3-bifosfogliserat (2,3-BPG).
2,3BPG dalam hemoglobin mempunyai fungsi regulasi penting terhadap
fungsihemoglobin yaitu jika konsentrasi 2,3 BPG yang tinggi di dalam sel
akanmengakibatkan afinitas hemoglobin terhadap oksigen rendah, ketika tidak adaBPG
hemoglobin mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen.
Peningkatan suhu atau penurunan pH akan menggeser kurva ke kanan. Pada
keadaan ini, semakin tinggi PO2 yang dibutuhkan hemoglobin untuk mengikat oksigen.
Peningkatan keasaman akan meningkatkan pelepasan oksigen dari hemoglobin. Peningkatan
keasaman akan meningkatkan pelepasan oksigen dari hemoglobin. Satu mol
deoksihemoglobin mengikat 1 mol 2,3-BPG.

Rumusnya => HbO2 + 2,3-BPG Hb 2,3-BPG + O2

Pada kesetimbangan ini, pengingkatan konsentrasi 2,3-BPG akan menggeser reaksi ke


kanan menyebabkan lebih banyak oksigen dilepaskan.

Daftar Pustaka

http://kliksma.com/2015/02/pengertian-oksigen-dan-kegunaan-oksigen.html

http://www.alodokter.com/hipoksia

Michiels C. Physiological and Pathological responses to Hypoxia. Am J Pathol. 2004;


164 (6) 1875-82

http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/biokimia-respirasi/

http://www.academia.edu/9701131/struktur_dan_fungsi_hemoglobin

http://manfaat.co.id/20-manfaat-oksigen-bagi-manusia

Anda mungkin juga menyukai