Mencegah
kanker,
dan penyakit lainya
DLL
mengalami
asma
Hipoksia merupakan kondisi berbahaya, karena otak, hati, dan organ lainnya bisa rusak
dengan cepat ketika tidak mendapat oksigen yang cukup. Kondisi ini juga bisa terjadi
pada bayi prematur, disebabkan paru-parunya belum berkembang sempurna.
2.2 Fisiologi
Gejala Hipoksia
Gejala hipoksia bisa mendadak muncul, cepat memburuk (akut), atau bersifat
kronis. Berikut ini beberapa gejala hipoksia yang umumnya terjadi:
Napas pendek.
Halusinasi.
Kebingungan.
Batuk-batuk.
Berkeringat.
Kelelahan.
2.3 Jenis
Diagnosis hipoksia
Analisa gas darah, Sampel darah dari pembuluh arteri diperiksa untuk mengetahui kadar
oksigen yang terikat di sel darah merah.
Pemasangan monitor oksigen, pada jari atau telinga penderita untuk mendeteksi kadar
oksigen dalam darah.
Tes fungsi paru. Tes ini dilakukan untuk mengetahui penyebab berkurangnya oksigen
dalam tubuh.
2.4 Penatalaksanaan
Penanganan:
Memasok oksigen ke dalam tubuh. Tubuh penderita hipoksia akan dipasok oksigen
menggunakan selang atau masker oksigen. Semakin cepat kadar oksigen dalam tubuhnya
kembali normal, semakin kecil risiko kerusakan organ tubuh.
Ruang hiperbarik. Penderita hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbonmonoksida
biasanya akan dimasukkan ke dalam ruang hiperbarik, yang berfungsi meningkatkan okigen
dalam darah.
Intubasi. Membuat saluran udara mekanis yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen
dengan kadar di atas normal.
Seringkali, munculnya hipoksia disebabkan oleh hipoksemia. Namun, bisa juga
terjadi sebaliknya. Selain hipoksemia, beberapa hal yang bisa menyebabkan hipoksia adalah:
Gangguan jantung berupa detak jantung melambat cukup parah (severe bradycardia) dan
kontraksi bilik jantung (ventrikel) terlalu cepat dan tidak teratur (ventricular fibrillation).
Gangguan paru-paru, contohnya penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis, emfisema,
kanker paru-paru, pneumonia, asma, edema pulmonari, dan sleep apnea.
Berhenti atau berkurangnya aliran darah menuju organ tertentu.
3.1 Definisi
Hemoglobin adalah tetramer yang terdiri dari pasangan dua subunit polipeptida
yang berlainan. Pada orang dewasa yang normal, kebanyakan hemoglobin berisi dua
rantai alfa dan dua rantai beta. Protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paruparu ke
jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
3.2 Struktur
Molekul hemoglobin memiliki dua bagian: (1) bagian globin, suatu protein yang
terbentuk dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat lipat; dan (2) empat gugus
nonprotein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan masingmasing terikat ke salah satu polipeptida. (fisiologi Sherwood jilid6)
Masing masing subunit dari hemoglobin mengandung satu bagian heme dan suatu
polipeptida yang secara kolektif disebutglobin, terdapat dua pasang polipeptida dalam
setiap molekulhemoglobin dimana 2 dari subunit tersebut mengandung satu
jenis polipeptida dan 2 lainnya mengandung poipeptida jenis lain. Pada orang dewasa
normal 2 subunit mengandung polipeptida rantai sedangkan subunit lainnya
mengandung polipeptida , sehinggahemoglobin jenis ini disebut hemoglobin A dengan
kode 22 . Namun pada darah orang dewasa ditemukan sekitar 2,5% hemoglobin
dengan polipeptida rantai yang disubtitusikan polipeptida rantai . Tiap hemoglobin
dapat mengikat empat molekul O2, satumolekul untuk tiap subunit/hemenya. (Ganong,
1999).
3.3 Fisiologi
Fungsi:
1.
Mengikat Oksigen. Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi sebagai mengikat
oksigen yang akan disirkulasikan ke paru-paru.
2.
Pertahanan Tubuh. Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat
mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri. Darah tersebut
nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan dikeluarkan melalui urine sebagai hasil toksin
dari tubuh.
3.
Menyuplai nutrisi. Selain mengangkut oksigen, darah juga akan menyuplai nutrisi ke
jaringan tubuh dan mengangkut zat sebagai hasil dari metabolisme
Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang berikut:
1. Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut gas ini dari sel jaringan kembali
ke paru.
2. Bagian ion hidrogen asam (H-) dari asam karbonat terionisasi, yang dihasilkan di tingkat
jaringan dari CO2. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak
menyebabkan perubahan pH darah, (BUFFER)
3. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam darah,
tetapi jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang berikatan
dengan O, sehingga terjadi keracunan CO
4. Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan dengan
hemoglobin. NO ini dibebaskan di jaringan, tempar zar ini melemaskan dan melebarkan
arteriol lokal (lihat h. 382). Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa darah kaya O,
dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu menstabilkan tekanan darah.
(Fisiologi Sherwood jil 6)
Daftar Pustaka
http://kliksma.com/2015/02/pengertian-oksigen-dan-kegunaan-oksigen.html
http://www.alodokter.com/hipoksia
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/biokimia-respirasi/
http://www.academia.edu/9701131/struktur_dan_fungsi_hemoglobin
http://manfaat.co.id/20-manfaat-oksigen-bagi-manusia