ABSTRACT
This research purpose to prove the hypotesis that auditors competence and independence influence the
quality audit. This descriptive and verifikatif research give description above variables which investigated,
involved 51 auditors that working settled in Public Accountant Firm in Bandung, in May 2007 and have
three years minimum experience, as respondents. Using likert scale as an instrument for measure auditors
perceptions about the competence and independence that influence audit quality. Hypothesis analysis method
was tested used path analysis. The result of the analysis, showed empirical testimony that auditors competence
and independence significantly influence audit quality, according to auditors perceptions. The independence
extended more dominant influence (49%) than competence (28%), while the rest (23%) decided by another
factor that doesnt detect in this research. Auditor with good knowledge, experience and follow technical
training having ability more good to find insincerity or mistake in client financial statement, so that can yield
qualified audited process and financial report.
Keywords: competence, independence, audit quality, auditors perceptions, audited financial statement
PENDAHULUAN
114
METODE
Pada penelitian ini, konsep yang akan diteliti ada
tiga, yaitu (1) kompetensi auditor, (2) independensi
auditor, dan (3) kualitas audit. Kompetensi
auditor dan Independensi auditor sebagai variabel
bebas (variabel X1 dan X2), sedangkan Kualitas
audit (variabel Y) merupakan variabel terikat.
Kompetensi auditor diukur melalui tiga dimensi,
yaitu pendidikan formal, pengalaman, dan pelatihan
teknis. Independensi auditor diukur melalui dua
dimensi, yaitu independensi in fact dan independensi
in appearance; sedangkan kualitas audit diukur
melalui dua dimensi, yaitu proses audit dan hasil
audit. Dimensi pengukuran tersebut selanjutnya
diterjemahkan ke dalam indikator penelitian seperti
terlihat pada Tabel 1. Variabel-variabel ini diukur oleh
instrumen pengukuran dalam bentuk kuesioner yang
bersifat tertutup yang memenuhi pernyataan dengan
skala Likert. Untuk setiap pilihan jawaban diberi
skor, dan skor yang diperoleh mempunyai tingkat
pengukuran ordinal.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah
sampel acak sederhana (simple random sampling), tiap
elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun,
1998). Populasi sampling pada penelitian ini terdiri
dari 25 Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di kota
Bandung (Directory IAI, 2006), termasuk didalamnya
enam KAP yang merupakan cabang dari KAP di
Jakarta dan dua KAP non-aktif. Populasi sasarannya
adalah para auditor yang bekerja tetap dengan masa
kerja sekurang-kurangnya tiga tahun dan aktif bekerja
di KAP tersebut pada bulan Mei 2007. Setiap KAP
rata-rata memiliki tiga orang auditor yang memenuhi
persyaratan sebagai responden.
115
DIMENSI
INDIKATOR
1.
Pendidikan formal
Spesialisasi
Strata
Lama bekerja
Jenis perusahaan klien
2.
Pengalaman
3.
Pelatihan teknis
Frekuensi
Jenis
1.
2.
1.
Proses
Perencanaan
Pelaksanaan
Administrasi akhir
2.
Hasil
X1
(KOMPETENSI AUDITOR)
X2
(INDEPENDENSI AUDITOR)
Y
(KUALITAS AUDIT)
Corrected Item-Total
Corelation
Item 1
36.94
19.642
.585
.782
Item 2
37.45
20.003
.473
.791
Item 3
37.82
18.153
.487
.792
Item 4
37.43
20.208
.459
.793
Item 5
37.37
20.154
.453
.793
Item 6
38.29
18.292
.487
.791
Item 7
37.94
19.017
.335
.817
Item 8
37.12
19.568
.652
.777
Item 9
37.41
19.163
.607
.778
Item 10
37.67
19.891
.549
.785
Corrected Item-Total
Corelation
Item 11
32.00
13.447
.699
.765
Item 12
32.08
13.738
.600
.774
Item 13
32.94
14.102
.178
.842
Item 14
32.65
12.574
.385
.810
Item 15
31.69
13.453
.580
.774
Item 16
32.04
13.615
.704
.767
Item 17
32.08
13.482
.616
.771
Item 18
31.75
13.426
.439
.790
Item 19
31.77
12.053
.764
.745
116
Trikonomika
Justinia Castellani
Corrected Item-Total
Corelation
Item 1
74.21
73.360
.770
.928
Item 2
75.42
73.908
.409
.937
Item 3
74.21
71.828
.751
.927
Item 4
74.94
75.251
.414
.935
Item 5
74.54
72.211
.578
.932
Item 6
74.48
72.680
.620
.930
Item 7
74.38
71.984
.813
.927
Item 8
74.02
73.255
.750
.928
Item 9
74.13
73.856
.697
.929
Item 10
74.40
70.542
.805
.926
Item 11
74.27
73.180
.821
.927
Item 12
74.17
74.780
.613
.930
Item 13
74.19
73.219
.554
.932
Item 14
74.40
72.797
.648
.930
Item 15
74.63
72.878
.710
.928
Item 16
74.48
75.489
.462
.933
Item 17
74.19
74.709
.626
.930
Item 18
74.46
76.211
.588
.931
Item 19
74.27
74.031
.683
.929
Cronbach Alpha
Keterangan
Kompetensi
Auditor (X1)
0.807
Reliabel
Independensi
Auditor (X2)
0.802
Reliabel
0.933
Reliabel
HASIL
Uji validitas dan reliabilitas berhubungan dengan
sejauh mana sebuah instrumen penelitian yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid dan
reliabel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
117
1.000
X1
0.364
0.692
0.548
1.000
0.232
X2
Sum of Square
df
Mean Square
Sig
1 Regression
4757.869
2378.934
75.867
.000a
Residual
1442.404
46
31.357
Total
6200.272
48
a.
b.
Std.
Error
-5.104
5.369
Kompetensi Auditor
.775
.211
Independensi Auditor
1.316
.222
1. (Constant)
Coefficients
Corelations
t
Sig.
Beta
Zeroorder
Partial
Part
-.951
.347
.363
3.682
.001
.767
.477
.262
.585
5.938
.000
.836
.659
.422
Standarized Coefficients
Correlation Zero-order
Kontribusi Pengaruh
X1
0.36
0.77
0.28
X2
0.58
0.84
0.49
R-Square
118
0.77
Trikonomika
Justinia Castellani
PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diuraikan tanggapan
responden mengenai (1) kompetensi auditor yang
diukur melalui tiga dimensi yaitu pendidikan formal,
pengalaman dan pelatihan teknis; (2) independensi
auditor yang diukur melalui dua dimensi yaitu:
independensi in fact dan independensi in appearance,
dan (3) kualitas audit yang diukur melalui dua dimensi
yaitu, proses audit dan hasil audit.
Kompetensi Auditor
Berdasarkan tanggapan responden, diketahui
bahwa responden sangat setuju apabila latar belakang
pendidikan formal bidang akuntansi merupakan
persyaratan utama saat melamar menjadi auditor
karena melalui pendidikan formal diperoleh antara
lain pengetahuan mengenai apa dan bagaimana
audit, standar audit serta penerapan prosedur dalam
praktek audit. Pendidikan formal yang memadai juga
memberikan pengetahuan dasar akuntansi keuangan,
sistem akuntansi, auditing, termasuk standar dan
kode etik. Selain itu, auditor setuju strata atau tingkat
pendidikan formal merupakan salah satu pertimbangan
dalam menentukan po sisi di dalam tim audit.
Responden juga setuju bahwa pengalaman
auditor yang diukur berdasarkan lamanya bekerja akan
menghasilkan audit yang berkualitas. Auditor juga setuju
bahwa pengalaman dalam mengaudit sangat membantu
proses audit serta dengan pengalaman mengaudit
perusahaan yang lebih kompleks (perusahaan go public)
akan memudahkan untuk mengaudit perusahaan yang
lebih sederhana (belum go public) .
Di samping pendidikan formal dan pengalaman,
responden setuju bahwa auditor perlu secara rutin
mengikuti program pelatihan teknis audit. Auditor
dengan kemampuan teknis yang baik lebih mudah
menganalisa dan mendeteksi suatu penyimpangan.
Program pelatihan mempunyai andil yang cukup besar
dalam peningkatan keahlian. Selain itu, pengetahuan
lain diluar audit yang diperoleh melalui pelatihan,
seperti: sistem informasi dan perpajakan, dirasakan
sangat menunjang kemampuan dalam mengaudit.
Walaupun demikian, responden berpendapat, apabila
ada bidang audit yang tidak dikuasai maka tim audit
perlu dibantu oleh tenaga ahli dari luar.
Independensi Auditor
Berdasarkan tanggapan responden, dapat disimpulkan auditor setuju untuk memperhatikan
independensi in fact melalui pelaksanaan prosedur
peer review dan regulasi standar fee. Pelaksanaan
119
KESIMPULAN
Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh
kompetensi auditor terhadap kualitas audit, terbukti
bahwa kompetensi yang diukur melalui pendidikan
formal, pengalaman serta pelatihan teknis secara
signifikan mempengaruhi kualitas audit baik dari
segi proses maupun hasil audit. Independensi auditor
dalam melaksanakan pemeriksaan (in fact) maupun
menurut persepsi masyarakat (in appearance), secara
signifikan mempengaruhi kualitas audit baik dari
segi proses maupun hasil audit. Baik dari segi proses
maupun hasil audit, independensi auditor berpengaruh
lebih dominan terhadap kualitas audit dibandingkan
kompetensi auditor.
Dalam rangka meningkatkan kualitas auditnya,
Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memperhatikan
independensi in fact melalui pelaksanaan prosedur
peer review dan regulasi standar fee. Pelaksanaan peer
review mencerminkan kepatuhan suatu KAP pada
pengendalian kualitasnya dan KAP harus mengacu
pada peraturan mengenai standar fee, termasuk berani
melaporkan penyimpangan yang ditemukan. Untuk
menghindari tingginya tingkat financial interest, KAP
tidak menugaskan auditor yang memiliki keterkaitan
bisnis (financial interest) dengan kliennya.
Hasil penelitian ini diharapkan juga akan mendorong penelitian selanjutnya berkaitan dengan kualitas
audit, dengan memperluas responden, tidak terbatas
pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
pada satu kota saja. Selain itu, indikator yang digunakan
pada penelitian ini kemungkinan belum mencakup
seluruh segi yang perlu diteliti. Beberapa atribut yang
belum terukur sebaiknya dikembangkan agar dapat
mencakup atribut secara lebih lengkap sehingga hasil
penelitian menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulmohammadi, M. & Arnold, W. 1987. An
Examination of the Effects of Experience and
Task Complexity on Audit Judgements. The
Accounting Review, January: 1-13.
120
Trikonomika
Alia, A. 2001. Pendapat Auditor Tentang Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keahlian dan
Independensi Kualitas Audit. Tesis. Yogyakarta:
Program Studi Akuntansi Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: tidak
diterbitkan
Amin, W. T. 2000. Management Audit-Suatu
Pengantar. Bandung : Rineka Cipta.
Antle, R. 1984. Auditor Independence. Journal of
Accounting Research, Spring: 1-20.
Antle, R.. & Nalebuff, B. 1991. Conservatism
and Auditor-Client Negotiations. Journal of
Accounting Research. 29: 31-54.
Anwar. J. 2005. Kualitas Pelaporan keuangan:
Akuntan Kunci Utama. Media Akuntansi, 44.
Ashton, A. H. 1991. Experience and Error Frequency
Knowledge as Potential Determinants of Audit
Expertise. The Accounting Review, April: 218239.
Arens, A.A. 2006 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach (9th edition). New
Jersey: Prentice Hall. New Jersey.
Bambang, S. 2005. Membangun Struktur Pendidikan
Akuntan. Media Akuntansi, Maret: 44.
Behn, B.K. et al. 1997. The Determinants of Audit
Client Satisfaction Among Clients of Big 6
Firms. Accounting Horizons, March: 7-24.
Bernardi. A. R. 1994. Fraud Detection : The Effect
of Client Integrity and Competence and Auditor
Cognitive Style Auditing. A Journal of Practice
and Theory, 13: 69-101.
Bonner, S.E. 1990. Experience Effects in Auditing:
The Role of Task-Specific Knowledge. The
Accounting Review, January: 72-92.
Carcello. J.V., Hermanson, R.H., & Mc.Grath, N.T.
1992. Audit Quality Attributes : The perception
of Audit Partners, Prepares, and Financial
Statement Users. Auditing : A Journal of Practice
and Theory, 11: 1-15.
Charles, A.M. 1989. The Quality Audit, A Management
Evolution Toll. London: Mc Graw Hill Publishing
Company.
Cheney, W.D. 1993. International Competitiveness
and Sustainable Development. Journal Economic
Development Review, summer: 68-70.
Choo, F. & Ken, T. T. 1991. The Relationship Between
Knowledge Structure and Judgements for
Experienced Auditors. The Accounting Review,
July: 464-485.
Justinia Castellani
Nichols, D.R. & Kenneth, H.P. 1976. The AuditorFirm Conflict : An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory. The Accounting Review,
51:335-346.
Nichols. D. & Smith, D. 1983. Auditor Credibility
and Auditor Changes. Journal of Accounting
Research, 21: 534-544.
Palmrose, Z.V. 1988. An Analysis of Auditor Litigation
and Audit Sevice Quality. The Accounting
Review, 64: 55-73.
Palmrose, Z.V. 1986. Audit Fees and Auditor Size:
Further Evidence. Journal of Accounting
Research, 24: 97-110.
Sekar, M. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan
Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah
Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 6: 1-22.
Shafer, W.E., et al. 2001. Effects of Personal Values on
Auditorsethic Decisions. Accounting, Auditing
& Accountability Journal, 14(3): 254-277.
Sularso, S. & Ainun, N. 1999. Analisis Pengaruh
Pengalaman Akuntan Pemeriksa terhadap
Pengetahuan dan Penggunaan Intuisinya
mengenai Kekeliruan. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 2: 154-172.
Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntan: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Independensi
Penampilan Akuntan Publik (edisi ke-1).
Yogyakarta: BPFE.
Sutton, S. G. 1993. Toward an Understanding of
the Factors Affecting the Quality of the Audit
Process. Decision Sciences, 24: 88-105.
Swan, J. E. & Comb, L.J. 1979. Product Performance
and Customer Satisfaction: A New Concept.
Journal of Marketing, 40: 25-33.
Teoh, S.H & Wong, T.J. 1993. Perceived Auditor
Quality and the Earnings Response Coefficient.
The Accounting Review, 346-366.
Tubbs, R.M. 1992. The Effect of Experience on
the Auditors Organization and Amount of
Knowledge. The Accounting Review, October:
783-801.
Yulius, J.C. 2002. Kompetensi dan Independensi
Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian
Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4:
79-92
121