Pekanbaru, Indonesia
November 21, 2015
Komite Organisasi
Dr. Reni Suryanita, MT, Ketua Pelaksana;
Yohanna Lilis Handayani, MT, Bendahara;
Yosi Alwinda, MT, Sekretaris
Komite Eksekutif
Prof. Dr. Adrianto Ahmad, MT, Dekan Fakultas Teknik UR (Pelindung);
Dr. Fajril Akbar, MT, Wakil Dekan I Fakultas Teknik UR (Penasehat);
Dr. Manyuk Fauzi, MT, Ketua Jurusan Teknik Sipil UR;
Dr.Eng. Sigit Sutikno, MT, Ketua Program Studi S2 Teknik Sipil UR;
Dr. Ferry Fatnanta, MT, Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil UR;
Dr. Imam Suprayogi, MT, Ketua Program Studi D3 Teknik Sipil UR
Pendanaan/Sponsorhip
Ir. Alfian Malik, MM; Hendra Taufik, MSc; Ir. Enno Yuniarto, MT; Ir. Alfian
Kamaldi, MT
Publikasi
Ir. Agus Ika Putra, MPhil; Indra Kuswoyo, MT; Hendra Jingga, ST
Konsumsi
Ir. Ermiyati, MT; Yuliati, Amd
Acara/Perlengkapan
Iskandar Romey Sitompul, MSc; Alex Kurniawandy, MT; Dr. Muhammad Yusa,
MSc
Transportasi
Rinaldi, MT
Kesekretariatan
Widya Apriani, MT; Fatiha Nadia, ST; Citra Pramuhardini, ST; Sri Wahyuni, ST
Editor
November 21, 2015, Program Book and Abstract
Bambang Sujatmoko, MT; Andy Hendri, MT; Dr. Gunawan Wibisono, MSc;
Nopember Toni, ST
Foreword
Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam Sejahtera bagi kita semuanya.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga Seminar
Nasional dengan nama 1st Annual Civil Engineering Seminar (1 st ACES) 2015 dapat
terlaksana. Kegiatan seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas publikasi dan
ajang pertukaran informasi bagi dosen, peneliti, mahasiswa dan praktisi Teknik Sipil.
Disamping itu kegiatan ini juga bertujuan mempererat kolaborasi penelitian dan
publikasi antar perguruan tinggi dan praktisi terkait dengan bidang ilmu Teknik Sipil.
Seminar Nasional ini bertemakan Inovasi Rekayasa Sipil dalam Menunjang
Pembangunan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana di Lahan Gambut dengan
menghadirkan 4 orang keynote speaker yaitu Prof Koichi Yamamoto dari University
of Yamaguchi Jepang, Ir. Darmanto, Dipl HE, MSc dari Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Dr. Ari Sandyavitri, MSc dari Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau dan
Dr. Haris Gunawan, MSi dari Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau.
Selain tema utama, seminar ini juga menyajikan tema-tema yang terkait dengan
bidang rekayasa Teknik Sipil yaitu Hidroteknik, Struktur, Geoteknik, Manajemen
Konstruksi dan Transportasi. Tema-tema ini akan disampaikan dan didiskusikan oleh
pemakalah dan peserta seminar yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia yaitu
Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta dan
Jawa Tengah.
Akhir kata, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para sponsor yang telah turut
berpartisipasi dalam menyukseskan acara ini yaitu Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK) Provinsi Riau, PT. Mitra Beton Mandiri, PT. Panairsan Pratama,
PT. Harista Karsa Mandiri dan PT. Delta Systech Indonesia. Semoga kegiatan ini
dapat memberikan manfaat dan berkontribusi dalam peningkatan penelitian dan
publikasi bidang ilmu Teknik Sipil di Indonesia.
Emerald
LPJK
Gold
PT. Mitra Beton Mandiri
PT. Panairsan
Silver
PT. Harista Karsa Mandiri
PT. Delta SI
Seminar Program
Waktu
07.30 08.00
08.00 08.15
08.15 08.30
08.30 08.45
08.45 09.05
09.05 09.15
09.15 09.30
09.30 09.45
Kegiatan
Tempat
Registrasi peserta
09.45 10.05
10.05 10.25
10.25 10.40
(University of Yamaguchi)
Pakar: Longsor di Rawa Gambut (Peat Soil
Land Slide)
Keynote Speaker 2, Dr. Haris Gunawan, S.Si.,
M.Si. (Koordinator Pusat Studi Bencana LPPMUR)
Diskusi Sesi 1
Bertuah
Hall
10.40 11.00
11.00 11.20
11.20 -
11.35
Kegiatan
Penyerahan cendera mata kepada Sponsor
dan Keynote Speaker
Tempat
Bertuah
Hall
Mushalla
Hotel
Bertuah
Hall
ISHOMA
Sesi 3 (Sesi Paralel)
Bertuah
Hall
Ruang 1
Moderator oleh Dr. M. Yusa, M.Sc.
Ruang 2
13.00 15.00
Bertuah 1
Bertuah 3
Bertuah 5
Cofee Break
Sesi 4 (Sesi Paralel)
Bertuah
Hall
Ruang 1
Moderator oleh Alex Kurniawandy, M.T.
Ruang 2
15.15 16.30
Bertuah 1
Bertuah 3
Bertuah 5
Bertuah
Hall
14.45
15.00
Paper/Authors
EVALUASI KERENTANAN BANGUNAN GEDUNG TERHADAP GEMPA BUMI
DENGAN RAPID VISUAL SCREENING (RVS) BERDASARKAN FEMA 154
Alex Kurniawandy, Andy Hendri, dan Rahmatul Firdaus
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT PASIR ALAM TERHADAP KINERJA LAPISAN
PERMUKAAN ASPHALT TREATED BASE
Alfian Malik
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PADA LAHAN GAMBUT YANG
BERKELANJUTAN
Sondang M. Napitupulu dan Bagus Mudiantoro
ANALISIS TINGKAT KERUNTUHAN ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG AKIBAT
PEMBEBANAN STATIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ELEMEN HINGGA
Nopember Toni, Reni Suryanita, dan Ismeddiyanto
ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN
KERETA API TRAYEK KOTA PADANG - KOTA PARIAMAN)
Oktaviani dan Andre Yudi Saputra
PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA
LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN
Yulia Setiani
RESPONS STRUKTUR BANGUNAN BERDASARKAN SPEKTRA GEMPA INDONESIA
UNTUK IBUKOTA PROVINSI DI PULAU SUMATERA
Hendra Jingga, Reni Suryanita, dan Enno Yuniarto
MODEL PENILAIAN PENAWARAN TERENDAH YANG RESPONSIF PADA
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH BERBASIS TEKNOLOGI
KOMPUTASI
Alfian Malik dan Haji Gussyafri
ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED
TIPE FAN DAN TIPE RADIAL AKIBAT BEBAN GEMPA
Masrilayanti dan Navisko Yosen
Break
Session 4
Moderator: Alex Kurniawandy, M.T
15.15
15.30
15.45
16.00
16.15
13.30
13.45
14.00
14.15
14.30
14.45
Paper/Authors
EKSTRAKSI MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI WILAYAH KOTA
PEKANBARU UNTUK ANALISIS HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
Fatiha Nadia, Manyuk Fauzi, dan Ari Sandhyavitri
EVALUASI RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI EKSISTING
MENGGUNAKAN PERATURAN KEGEMPAAN SNI 03-1726-2012
Widya Apriani dan Sjahril A Rahim
KAJIAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI PENGHAMPARAN DAN MIX DESIGN
PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (ACWC) GRADASI
HALUS
Lusi Dwi Putri, Sugeng Wiyono, dan Anas Puri
ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA
INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK
Sri Fatma Reza, Reni Suryanita, dan Ismeddiyanto
STUDI PARAMTERIK PERKERASAN JALAN BETON SISTEM PELAT TERPAKU PADA
TANAH DASAR LUNAK
Anas Puri
EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK
Harnedi Maizir, Hendra Jingga, dan Nopember Toni
HYBRID DATA HUJAN ARR DAN SATELIT GUNA PENINGKATAN EFEKTIFITAS
MODEL IFAS
Yuli Hendra, Manyuk Fauzi, dan Sigit Sutikno
PREDIKSI KERUSAKAN MODEL TIANG JEMBATAN BETON BERTULANG
BERDASARKAN MUTU BETON DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN
Reni Suryanita
15.30
15.45
16.00
16.15
14.00
14.15
14.30
14.45
Paper/Authors
ANALISIS METODE INTENSITAS HUJAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR
Andy Hendri
TINJAUN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH
(ZOSS) DI KOTA PADANG
Nadra Mutia Sari, Oktaviani, dan Ali Novia
TAHANAN CABUT TULANGAN BAJAPADA TANAH BERPASIR
Ferry Fatnanta, Muhardi, dan Hadiyan Putra
EVALUASI KEKUATAN LATERAL DINDING BATA DALAM STRUKTUR RANGKA
BETON BERTULANG DENGAN STUDI EKSPERIMEN DAN MODEL NUMERIK
Januarahmad Erva, Maidiawati, dan Jafril Tanjung
ANALISA VARIABEL KEGAGALAN DALAM PROSES PENGADAAN PEMILIHAN
PENYEDIA JASA PELAKSANA KONTRUKSI SECARA ELEKTRONIK (EPROCUREMENT) DI KOTA PEKANBARU
Sri Djuniati, Rian Trikomara, dan Ni WahyuDyah
STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI
DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON
BERTULANG
Jafril Tanjung dan Maidiawati
KAJIAN PERBANDINGAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI CAMPURAN AC-WC
GRADASI KASAR DENGAN CAIRAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN BENSIN
Fitridawati Soehardi, Sugeng Wiyono, dan Arhan Wanim
KINERJA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN METODE RESPON
SPEKTRUM DAN TIME HISTORY
Rezky Rendra, Alex Kurniawandy, dan Zulfikar Djauhari
16.15
13.45
14.00
14.15
14.30
14.45
Paper/Authors
MODEL HIDROLOGI UNTUK ANALISIS BANJIR BERBASIS DATA SATELIT
Yohanna Lilis Handayani, Sigit Sutikno, Fitriani, dan Ariani Kurnia
IDENTIFIKASI MODAL PARAMETER STRUKTUR
Geofrie Azarya Putra dan Ediansjah
TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (SMK)
Hendra Taufik, Rian Trikomara, dan Nora Efpridawati
ASESMEN POTENSI RECOVERY ENERGI DARI SAMPAH PERKOTAAN DI TPA
(TEMPAT
PEMROSESAN
AKHIR)
SAMPAH
UNTUK
INFRASTRUKTUR
PERSAMPAHAN BERKELANJUTAN
Bismi Annisa
KAJIAN NILAI BANDING DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DARI DATA UJI CPT,
SPT, PDA, LOG BOR, DAN PILE DRIVING FORMULA DI LAHAN GAMBUT
PEKANBARU
Muhammad Shalahuddin
KAJIAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI PENGHAMPARAN CAMPURAN AC-WC
GRADASI KASAR DENGAN JOB MIX FORMULA
Muthia Anggraini, Sugeng Wiyono, dan Arhan Wanim
PERBANDINGAN PENGGUNAAN DATA HUJAN LAPANGAN DAN DATA HUJAN
SATELIT UNTUK ANALISIS HUJAN-ALIRAN MENGGUNAKAN MODEL IHACRES
Reza Ahmad Fadhli, Bambang Sujatmoko, dan Sigit Sutikno
PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE
DENGAN RANGKA PRATT
Azhari dan Alfian Malik
15.45
16.00
10
16.15
11
Abstrak
12
Abstrak
13
Abstrak
14
Abstrak
15
Perencanaan dan pelaksanaan suatu pondasi tiang pancang pada lahan gambut
untuk bangunan dengan beban yang lebih besar memerlukan data tanah seperti data
CPT, SPT, PDA, Log bor dan Pile driving formula atau data yang lainnya. Datadata ini dengan formulanya menghasilkan nilai daya dukung yang berbeda-beda,
maka diperlukan evaluasi untuk membandingkan nilai daya dukung ijin (Qall)
yang dihasilkan. Membandingkan nilai daya dukung ijin tiang pancang (Qall), dari
data daya dukung ujung tiang (Qp) dan daya dukung gesekan kulit tiang (Qs) pada
lokasi pengujian Pasar Cik Puan Pekanbaru. Daya dukung ijin rata-rata dari uji
CPT 36,27 ton, dari uji SPT 33,29 ton, dari uji PDA 33,15 ton, dari uji log bor 46,3
ton dan dari uji pile driving formula dengan data kalendring 46,5 ton. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai daya dukung ijin rata-rata dari uji CPT, SPT, PDA, log
bor dan pile driving formula variatif dan tidak dapat menjadi data cross-check.
Nilai daya dukung ijin tiang pancang dapat di-cross check dari data CPT, SPT dan
PDA atau dari data Kalendering dan Log Bor karena perbedaan nilai daya dukung
ijinnya tidak signifikan.
16
17
DAN
18
Project Housing development has growing fast in Pekanbaru. It is not only in the
central city but also in the suburbs area. PT. Tiga Berlian Sejahtera is developing
housing project at Jl. Pekanbaru-Bangkinang, Rimbo Panjang, Kab. Kampar. The
object object of this research is Berlian Kuok sejahteras housing with 3 Ha area
and 141 housing units will be marketed. This construction by using alternative is
30% equity and 70% loan. The purpose of this thesis is to determine investment
feasibility of project housing development Berlian Kuok Sejahtera with indicator
of investment feasibility using method Net Present Value (NVP), Benefit Cost
Ratio (BCR), and Internal Rate of Return (IRR). Then, sensitivity level will be
tested of investment, interest rate, benefit, and cost. From the financial terms, the
return on investment with a period of 3 years can be fulfilled with a value of NPV
Rp 2.141.123.359,44, IRR amount to 20,42%, and the BCR at 1,07. From the
sensitivity analysis, housing development Berlian Kuok sejahtera still feasible to
limit investment costs increased to 11,32%, the interest rate increased to 63,38%,
the sensitivity of benefit decreased 9,47% and sensitivity of cost increased by
136,34%.
19
20
Salah satu tahapan yang paling penting dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa pemerintah adalah penetapan calon pemenang lelang. Perpres Nomor
54 Tahun 2010 menyatakan bahwa ULP mengusulkan penawar terendah yang
responsif sebagai calon pemenang. Mengingat tidak adanya definisi dan rumusan
yang jelas tentang maksud kata-kata penawaran terendah yang responsif, maka
ketentuan tersebut memiliki peluang untuk diinterpretasikan secara berbeda
menurut kepentingan pihak pengguna dan penyedia barang/jasa. Hasil penelitian
tahun pertama (2014) menunjukkan bahwa penawaran harga pemenang lelang pada
pemilihan pengadaan barang dan jasa pemerintah di Provinsi DKI Jakarta, Provinsi
Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau sangat
varaitif dan memiliki rentang diferensiasi harga antara 71% s/d 98% terhadap HPS.
Hasil ini memperkuat dugaan bahwa penetapan pemenang lelang ditetapkan secara
subjektif, tidak konsisten, dan tidak memiliki acuan yang baku. Dalam penelitian
tahun kedua dikembangkan sebuah sistem dan model penilaian harga responsif
berbasis komputasi dengan menggunakan koefisien penyeimbang c sebesar
0,01161 yang diperoleh dari hasil penelitian tahun pertama. Harga penawaran yang
responsif diformulasikan dengan
. Pemenang lelang
21
TATA
22
Ketersedian data yang terbatas menyebabkan kesulitan dalam hal menganalisa dan
melakukan pemodelan hidrologi. Salah satu upaya untuk mengatasinya dapat
menggunakan data-data bersumber dari data satelit, sehingga dapat mempercepat
proses pengumpulan data-data yang diperlukan untuk pemodelan hidrologi dengan
menggunakan metode penginderaan jauh. Dari penelitian sebelumnya hanya
menggunakan data yang bersumber dari data-data satelit, dimana masih belum
tercapainya tingkat akurasi dan korelasi model yang diinginkan. Hal ini dapat
disebabkan salah satunya oleh kendala cuaca, sehingga pada saat perekaman dan
pengundahan data satelit menjadi kurang optimal. Oleh karena itu penelitian akan
melakukan pemodelan hujan-aliran untuk meningkatkan efektifitas model hujan
satelit dengan memanfaatkan data hujan lapangan atau ARR, yaitu dengan cara
hybrid data hujan ARR dan satelit atau memodifikasi data hujan satelit untuk
meningkatkan akurasi dan korelasi model dengan menggunakan program
Integrated Flood Analysis System (IFAS) di DAS Indragiri, Provinsi Riau. Pada
penelitian akan dilakukan tahap simulasi, kalibrasi yaitu pada tahun 2004 dan
verifikasi pada tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap modifikasi
hujan satelit tahun 2004 terjadi peningkatan efektifitas model hujan satelit dengan
meningkatnya akurasi dan korelasi pada pemodelan hidrologi, dengan nilai
koefisien korelasi (R) = 0,811, nilai selisih volume (VE) = 0,099% dan nilai
koefisien efisiensi (CE) = 0,520.
23
Embung sungai Paku terbentuk sebagai akibat dari pembendungan pada sungai
Paku yang awalnya diperuntukkan sebagai sumber air tanaman pada 830 Ha lahan
produktif di DI Sungai Paku. Alih fungsi lahan menjadi kolam dan kebun kelapa
sawit menyebabkan lahan produktif berkurang menjadi 373 Ha. Wacana embung
ini sebagai sumber air baku bagi masyarakat muncul akibat sudah tidak
maksimalnya pemanfaatan sumber air pada embung. Pengukuran bathimetri
embung dilakukan untuk mendapatkan kurva lengkung kapasitas embung.
Pengukuran debit keluar juga dilakukan untuk mengetahui besarnya pengurangan
air embung untuk kebutuhan air tanaman. Air masuk ke dalam embung bersumber
dari hujan pada daerah aliran sungai Paku. Metode debit andalan F.J. Mock
digunakan untuk mengetahui besarnya debit andalan maksimum yang terjadi yakni
pada bulan April sebesar 2,5217 m3/detik dan minimum pada bulan Desember
sebesar 0,7150 m3/detik. Kebtuhan air baku bagi masyarakat dihitung berdasarkan
jumlah penduduk 3 desa di sekitar embung dengan tahun 2015 sebagai tahun dasar
dan menghasilkan debit kebutuhan sebesar 0.0066 m3/detik. Analisis neraca air
memperlihatkan bahwa terjadi defisit air pada bulan Agustus sebesar 0,1087
m3/detik dengan volume kekurangan sebesar 291,124.914 m3. Sedangkan dari nilai
kapasitas tampungan hidup yang ada pada embung ini sebesar 2,497,988.579 m 3
mampu menutupi kekurangan air yang terjadi. Sehingga embung ini selain sebagai
sumber air tanaman juga mampu memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat di
3 desa sekitar embung sungai Paku.
24
25
KOTA
PERTANIAN
(AGROPOLITAN)
26
Distribusi penyebaran beban pada pondasi dangkal terjadi sepanjang lebar pondasi.
Beberapa bentuk pondasi dangkal yaitu bujur sangkar, dan persegi panjang dibuat
untuk menganalisa pengaruh bentuk pondasi pada luasan yang sama terhadap
kapasitas dukung pondasi akibat beban aksial di atas tanah pasir. Kajian
eksperimental laboratorium dilakukan dengan membuat model pondasi dengan luas
100 cm2, 150 cm2 dan 200 cm2. Hasil eksperimen menunjukan, pada luasan yang
sama, bentuk bujur sangkar dapat mendukung beban yang lebih besar dari pada
bentuk persegi panjang. Penambahan luasan 50-100% akan membuat kapasitas
dukung bertambah 102,016-157,661% untuk bujur sangkar, 135,751-228,497%
untuk persegi panjang. Ada perbedaan hasil pengamatan dan rumus empirik,
dimana peningkatan kapasitas lebih signifikan dari hasil pengamatan. Peningkatan
kapasitas berbanding lurus dengan penambahan luasan dengan peningkatan paling
besar terjadi pada penurunan kecil dan peningkatan kapasitas makin kecil pada
penurunan yang semakin besar.
27
28
Column failure is one of failure condition in building where column cannot receive
anymore load from beam or another element. Therefore in designing column
required more accurate calculation which need more time with manual calculation.
The solution in designing column with accurate calculation and faster is using
finite element software. Finite element software can calculate column strain with
high precision result. In this paper, column failure determined with the result of
column strain. Column used in this paper using variation in: column section
dimension, concrete ultimate capacity, longitudinal reinforcement, and steel
ultimate capacity. With all variation, total data used in this research is 10962 data.
In this paper, column damage level noted as 0 if DL less than 1 and that mean
column do not reach failure level, while column damage level noted as 1 if DL
more equal than 1 and that mean column reach failure level. Result from finite
element software analysis shows that column strain increase with the increase of
column parameter such as column section dimension. And column strain results
from finite element software have similar result with analysis using flexure
method. This results shows finite element software can be used in column failure
analysis.
29
GEMPA
Sumatera Island is a very active seismic area in Indonesia, which is crossed by the
infamous Pacific Ring of Fire. The western side of Sumatera Island suffers more
from the ground shaking due to its closer distance to the epicenter. Combined with
huge coverage of soft soil, building structures built on this island may experience
excessive deformation and eventually collapse in brittle way. For high-rise
reinforced concrete (RC) building, the impact is even more devastating and may
endanger its occupants. Due to these facts, this study aims to analyze the
deformation characteristic (story-drift) of high-rise RC building under earthquake
loading in Sumatera Island. Modal response spectrum analysis is performed to
compute the maximum story-drift of three RC building models (10 story, 15 story,
and 20 story) used in this study. The seismic acceleration response spectrum
function is derived from the lastest Indonesias Seismic Hazard Map (2010) and
SNI 1726-2012. Eight capital cities in Sumatera Island and three soil conditions
(soft, medium, and hard soil) are selected to generate 24 seismic acceleration
response spectrum functions. Combined with three RC building model variations,
72 story-drift data are obtained for each X and Y horizontal direction. Based on the
analysis result, taller buildings in soft soil condition are at greater risk to
experience excessive deformation due to seismic loading. Seismic locations in the
western side of Sumatera Island is also observed to exhibit higher seismic hazard
compared to central and eastern side of Sumatera Island.
30
Spesifikasi Umum 2010 revisi 2 (dua) Direktorat Jenderal Bina Marga pada poin
dasar pembayaran menyebutkan bahwa sistem pembayaran pekerjaan aspal
terpisah antara pembayaran aspal dan pembayaran agregat. Pembayaran aspal
diberikan setelah dilakukan uji ekstraksi kadar aspal. Hasil ekstraksi kadar aspal
yang telah dihampar biasanya kurang dari spesifikasi yang telah ditetapkan. Untuk
itu perlu diketahui pengaruh pelaksanaan di asphalt mixing plant (AMP), asphalt
finisher dan setelah dipadatkan di lapangan serta pengaruh kadar pori agregat dan
filler terhadap kadar aspal hasil ekstraksi. Penelitian dilakukan pada laboratorium
AMP PT. Lutvindo Wijaya Perkasa dan di lapangan. Uji ekstraksi kadar aspal
menggunakan alat centrifuge extractor dengan pelarut bensin. Sample pengujian
ekstraksi adalah campuran ACWC dari AMP, dari belakang asphalt finisher dan
setelah dipadatkan di lapangan. Sample pengujian kadar pori berasal dari agregat
quarry Ujung Batu, Bangkinang dan Solok. Berdasarkan hasil penelitian, kadar
aspal rata-rata hasil ekstraksi di AMP sebesar 5,85%, 5,80% di belakang asphalt
finisher dan 5,72% dari hasil core. Kadar aspal ekstraksi untuk campuran di
belakang asphalt finisher memiliki deviasi -0,05% terhadap kadar aspal campuran
di AMP. Kadar aspal hasil ekstraksi dari core memiliki deviasi -0,08% terhadap
kadar aspal campuran di belakang asphalt finisher. Kadar pori agregat quarry
Ujung Batu 0,995%, quarry Bangkinang 1,306% dan quarry Solok 0,863%. Hasil
ekstraksi kadar aspal dipengaruhi oleh lokasi pengerjaan ACWC. Kadar aspal hasil
ekstraksi semakin berkurang antara pengujian di AMP, di belakang asphalt finisher
dan setelah dipadatkan di lapangan. Kadar aspal hasil ekstraksi juga dipengaruhi
oleh kadar pori agregat dan filler yang dihasilkan. Dari pengujian kadar pori
diperoleh semakin tinggi kadar pori agregat maka semakin berkurang kadar aspal
hasil ekstraksi. Berdasarkan gradasi ekstraksi diperoleh semakin banyak filler
maka semakin tinggi kadar aspal hasil ekstraksi.
31
Asphalt treated base (ATB) adalah beton aspal campuran panas (hot mix) yang
berfungsi sebagai lapis pondasi. ATB tersusun dari fraksi-fraksi material berbutir
(agregat) dan aspal sebagai bahan pengikat sesuai dengan spesifikasi campuran
yang telah ditentukan. Sebagai komponen utama dalam campuran, kandungan
agregat mencapai 90-95% terhadap satuan berat atau 70-85% terhadap satuan
volume campuran. Untuk pekerjaan lapisan permukaan jalan dengan spesifikasi
tertentu, seringkali harus menggunakan agregat olahan yang didatangkan dari luar
daerah sehingga akan menambah waktu dan biaya konstruksi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pasir alam terhadap kinerja
campuran beton aspal (asphalt concrete) jenis ATB. Penggunaan pasir alam
dimaksudkan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kelangkaan material
agregat olahan serta mereduksi biaya konstruksi lapis pemukaan, khususnya lapis
pondasi aspal. Jumlah pasir alam yang digunakan dalam campuran adalah 15% dari
volume total agregat sesuai dengan batas yang ditentukan dalam Spesifikasi Umum
Bina Marga 2010. Kinerja campuran beraspal dengan menggunakan pasir alam
ditentukan melalui pengujian material, penentuan kadar aspal optimum, pembuatan
jobmix design ATB, dan pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pasir alam
sebagai fraksi IV dalam campuran ATB menghasilkan nilai stabilitas sebesar
2154,85 kg, nilai flow sebesar 4,31 mm, nilai Marshall Quotient sebesar 370,86
kg/mm, dan kadar aspal optimum 5,58%. Nilai karakteristik Marshall
menunjukkan bahwa penggunaan pasir alam asal Sungai Kampar sampai batas
maksimum dapat digunakan dalam campuran beton aspal jenis ATB, dan
menghasilkan campuran beraspal yang stabil, lentur, tahan dan kuat terhadap
ruting (alur) dan retak.
32
33
Tujuan dari penelitian ini adalah perbandingan kadar aspal hasil ektraksi dan
perbandingan kadar pori dan filler sebelum dan sesudah ektraksi, pada campuran
Asphalt concrete-wearing coarse (AC-WC) bergradasi kasar sesuai dengan
speksifikasi 2010 revisi 2. Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan cara
ektraksi menggunakan alat centrifuge extractor pada tiga benda uji yaitu benda uji
yang berasal dari AMP, campuran aspal yg berasal dari belakang mesin Asphalt
Finisher dan hasil pemadatan yang diambil menggunakan Coredrill dengan
menggunakan pelarut bensin. Penelitian ini meliputi pengujian kadar aspal, analisa
berat jenis dan penyerapan Air sebelum dan sesudah Ektraksi.Berdasarkan hasil
penelitian Persentase hasil ekstraksi kadar aspal dari ke 6 benda uji dari masingmasing sampel didapat nilai rata- rata yaitu dari AMP, finisher,dan coredrill adalah
5,51%, 5,46%, 5,34%. Dengan deviasi rata-rata sebesar 0,12 % dari kadar aspal
JMF 5,56%. Kadar pori setelah ektraksi mengalami penurunan dari nilai kadar pori
JMF benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 1,062%, 0,823%, 0,878%,
dengan nilai rata rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dengan nilai rata-rata kadar pori
untuk benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 0.673%, 0,667%, 0,602%
dengan nilai rata rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dan nilai filler setelah ektraksi
mengalami peningkatan dari nilai filler pada JMF dengan nilai rata-rata deviasi
sebesar 1,07 %. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perbandingan kadar aspal hasil
ekstraksi dengan menggunakan pelarut bensin, dapat disimpulkan bahwa kadar
aspal (KA): KA JMF < KA AMP < KA Saat penghamparan < KA Hasil Core, Nilai
kadar Pori (KP) hasil ekstraksi sebagai berikut: KP JMF < KP AMP < KP Saat
penghamparan < KP Hasil Core, dan Kadar filler menjadi bertambah setelah di
ekstraksi . Ini membuktikan bahwa aspal masih meresap kedalam pori, dan tidak
semuanya terekstraksi secara sempurna. Berdasarkan kesimpulan diatas penulis
menyarankan untuk menggunakan pelarut yang mempunyai oktan lebih tinggi.
34
Indonesia memiliki kekayaan sumber alam yang tinggi, termasuk sumber mineral
yang menjadi bahan baku perkerasan jalan. Pemanfaatan sumber alam berupa
bahan baku perkerasan jalan masih belum banyak dikembangkan, terlebih
kaitannya untuk mengatasi permasalahan kerusakan dini pada perkerasan jalan.
Aspal Pen. 60/70 dan zeolit alam merupakan salah satu kekayaan alam yang bisa
digunakan, namun penelitian terkait kedua bahan tersebut masih belum banyak
dilakukan.Penggabungan kedua bahan dalam pengujian dilakukan dengan
perancangan benda uji menggunakan 5 variasi kadar filler, yaitu variasi 1 (100%
debu batu : 0% zeolit alam), variasi 2 (75% debu batu : 25% zeolit alam), variasi 3
(50% debu batu : 50% zeolit alam), variasi 4 (25% debu batu : 75% zeolit alam)
dan variasi 5 (0% debu batu : 100% zeolit alam). Setelah diperoleh kadar aspal
optimum setiap variasi kemudian dilakukan pengujian Marshall dengan lama
perendaman 0,5 jam dan 24 jam,kemudian pengujian Indirect Tensile
Strength.Hasil penelitian diperoleh kadar aspal optimum untuk variasi 1 sebesar
5,8%, variasi 2 sebesar 6,0%, variasi 3 sebesar 6,1%, variasi 4 sebesar 6,4% dan
variasi 5 sebesar 6,5%. Nilai VMA, VITM, VFWA, stabilitas, flow, MQ, indeks
stabilitas Marshall sisa dan rasio kuat tarik secara berurutan untuk variasi 1 sebesar
16,04%; 4,53%; 69,56,82%; 1229,05 kg; 3,80%; 323,43 kg/mm; 94,46%; 74,87%,
variasi 2 sebesar 14,69%; 4,74%; 68,02%; 1348,40 kg; 4,27%; 316,03 kg/mm;
92,06%; 79,92%, variasi 3 sebesar 16,14%; 4,41%; 69,69%; 1364,69 kg; 3,93%;
346,95 kg/mm; 89,64%; 72,75%, variasi 4 sebesar 16,89%; 4,82%; 69,31%;
1304,30 kg; 4,03%; 326,07 kg/mm; 88,04%; 68,82% dan variasi 5 sebesar 16,42%;
5,18%; 64,55%;1248,64 kg; 4,5%; 277,48 kg/mm; 86,78%; 66,22%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa campuran AC-BC yang menggunakan zeolit alam
pada variasi 2 (75% debu batu + 25% zeolit alam) dan variasi 3 (50% debu batu +
50% zeolit alam) merupakan komposisi yang optimum dalam menggunakan zeolit
alam sebagi filler.
35
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sangat sulit diprediksi kapan dan
dimana lokasi kejadiannya, proses terjadinya relatif singkat tetapi akibat yang
ditimbulkan bisa sangat berbahaya. Desain bangunan tahan gempa menjadi suatu
hal yang wajib untuk diterapkan dalam perancangan suatu bangunan. Untuk
mengetahui perilaku struktur akibat beban gempa perlu dilakukan analisis dinamik.
Dalam penelitian ini terdapat dua metode dinamik yang digunakan yaitu metode
respon spektrum dan time history. Struktur yang dianalisis dalam penelitian ini
adalah Gedung Hotel SKA Pekanbaru. Penelitian ini mengkaji kinerja struktur
gedung yaitu story shear, displacement dan simpangan lantai ketika menerima
beban gempa. Respon spektrum yag digunakan adalah respon spektrum kota
pekanbaru berdasarkan SNI 1726-2012 sedangkan riwayat gempa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah riwayat Gempa El Centro, Gempa Mentawai, Gempa
Aceh dan Gempa Padang. Analisis dengan metode respon spektrum menghasilkan
level kinerja Damage Control (DC) pada arah X maupun arah Y. Analisis dengan
meggunakan metode time history menghasilkan level kinerja yang berbeda-beda
untuk masing-masing gempa. Level kinerja tertinggi yaitu Structural Stability (SS)
terjadi pada gempa El Centro dan Gempa Padang. Level kinerja Damage Control
(DC) terjadi pada gempa Aceh. Level kinerja paling rendah yaitu Immediate
Occupancy (IO) terjadi pada gempa Mentawai. Level kinerja pada arah X dan Y
sama untuk setiap data time history gempa.
36
PASANG
37
Due to limited availability of vehicle load data, estimator often use standard load in
order to calculate the pavement thickness and overlay course thickness. This
certainly makes the calculation of pavement thickness and overlay course thickness
become not accurate. Inaccurate calculation results less capability of the pavement
to endure the traffic load, as of the pavement become damaged before it reach it
life service as planned. The aim of this study is to calculate overlay course
thickness of flexible pavement based on actual load, standard load and remaining
life service. The standard load that has been used based on form letter (Surat
Edaran) Directorate General of Perhubungan Darat, Department of Public Works
No. 2, 2008. The actual load was obtained by vehicle load survey using Portable
Weighter instrument. Overlay course thickness was calculated using Manual
Design of Pavement No. 02/M/BM/2013. The study case was conducted on four
road segments, those are Tanah Badantung Kiliran Jao road, Batas Kota Padang
Kota Painan road, Batas Provinsi Riau Payakumbuh road and Sicincin Lubuk
Alung road. The traffic load estimation shows that the actual traffic load is greater
than standard load. This results the overlay course thickness based on actual load is
greater than the overlay course thickness based on the standard load. The greater
distinction is on Tanah Badantung Kiliran Jao load, wherein the thickness of
overlay course that results by actual load is 56.4% greater than the thickness of
overlay course that results by standard load. The greater traffic load also results
reduction on pavement life service. Due to overloading, life service of Tanah
Badantung - Kiliran Jao road is reduces 56.8 % of 5 years life service (2 years and
10 months).
38
Makalah ini memuat hasil pengujian struktur dan analisis numerik untuk struktur
rangka beton bertulang yang diisi dengan dinding bata terhadap beban lateral.
Dalam penelitian ini diuji struktur rangka beton bertualang tanpa dinding bata dan
dengan dinding bata yang merupakan model struktur dengan skala kecil dari
struktur rangka yang umum pada gedung beton bertulang. Pengujian dilakukan
secara push over dengan memberikan beban lateral secara monotonic. Hasil
pengujian mendapatkan bahwa dinding bata memberikan konstribusi yang cukup
siknifikan terhadap kekuatan lateral struktur rangka secara keseluruhan. Hasil
pengujian struktur dibandingkan dengan hasil analisis numerik dengan pemodelan
dinding. Dalam pemodelan, dinding bata dianalisis dengan model strut diagonal
ekivalen dimana kekuatan lateral dinding bata dievaluasi berdasarkan lebar strut
diagonal yang dinyatakan dalam fungsi tinggi kontak antara kolom dan dinding.
Tinggi kontak antara kolom dan dinding dianalisis berdasarkan tegangan tekan
yang terjadi pada daerah kontak antara dinding dan kolom. Sebagai hasilnya
didapatkan kekuatan lateral dan daktilitas dinding bata hasil model yang cukup
mendekati hasil eksperimen.
39
40
41
Kajian karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Provinsi Riau belum
banyak diteliti. Kebutuhan akan informasi karakteristik DAS sangat penting guna
analisis pengalihragaman hidrograf menjadi debit. Khusus untuk Sungai Siak yang
mengalir di wilayah Kota Pekanbaru, memiliki beberapa sub DAS diantaranya sub
DAS Sibam, sub DAS Air Hitam, sub DAS Senapelan, sub DAS Sail, sub DAS
Tenayan, sub DAS Pendanau. Salah satu cara untuk menganalisis karakteristik
sungai menggunakan data Digital Elevaltion Model (DEM). Data DEM dapat
diolah menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Ketersediaan
data DEM dan Sistem Informasi Geografis digunakan untuk ekstraksi morfometri
DAS yang cepat, otomatis dan terintegrasi dengan data DAS lainnya. Data
karakteristik DAS dapat digunakan untuk menghitung debit banjir dengan metode
hidrograf satuan sintetik. Metode hidrograf satuan sintetik yang sering digunakan
di Indonesia yaitu Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I dan Nakayasu. Konsep
unit hidrograf satuan dengan nilai kontrol volume/limpasan langsung (H DRO)1 mm
digunakan untuk mengetahui metode HSS mana yang sesuai diterapkan pada suatu
sub DAS. Pada studi kasus dapat dilihat metode HSS yang bisa diterapkan pada
sub DAS Sibam 1,041, sub DAS Air Hitam 1,034, sub DAS Senapelan 1,045, sub
DAS Sail 1,011, sub DAS Tenayan 1,019, sub DAS pendanau 1,032 dengan
menggunakan metode Nakayasu dengan nilai volume error dibawah 5 % dan nilai
HDRO 1 mm.
42
Perilaku daktail suatu balok beton bertulang salah satunya dapat dilihat dari nilai
daktilitas kurvatur. Parameter yang digunakan untuk menentukan nilai daktilitas
kurvatur adalah momen dan kurvatur. Salah satu alat bantu yang memudahkan
untuk menganalisis parameter tersebut adalah Response2000. Program
Response2000 merupakan salah satu program yang dapat digunakan untuk
menganalisis berbagai perilaku balok beton bertulang, salah satu output yang dapat
dihasilkannya adalah kurva hubungan momen dan kurvatur. Penelitian ini
dilakukan untuk mengkaji output dari Response2000 tersebut. Oleh karena itu
untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pemodelan balok beton bertulangan
tunggal tanpa sengkang, dengan pemberian variasi pada mutu beton, mutu baja
tulangan longitudinal, dan diameter tulangan longitudinal. Model yang dianalisis
berjumlah 12 model. Hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan mutu beton
diikuti dengan meningkatnya daktilitas kurvatur. Sementara peningkatan mutu baja
tulangan dan diameter tulangan longitudinal menyebabkan penurunan daktilitas
kurvatur.
43
Due to limited availability of vehicle load data, estimator often use standard load in
order to calculate the pavement thickness and overlay course thickness. This
certainly makes the calculation of pavement thickness and overlay course thickness
become not accurate. Inaccurate calculation results less capability of the pavement
to endure the traffic load, as of the pavement become damaged before it reach it
life service as planned. The aim of this study is to calculate overlay course
thickness of flexible pavement based on actual load, standard load and remaining
life service. The standard load that has been used based on form letter (Surat
Edaran) Directorate General of Perhubungan Darat, Department of Public Works
No. 2, 2008. The actual load was obtained by vehicle load survey using Portable
Weighter instrument. Overlay course thickness was calculated using Manual
Design of Pavement No. 02/M/BM/2013. The study case was conducted on four
road segments, those are Tanah Badantung Kiliran Jao road, Batas Kota Padang
Kota Painan road, Batas Provinsi Riau Payakumbuh road and Sicincin Lubuk
Alung road. The traffic load estimation shows that the actual traffic load is greater
than standard load. This results the overlay course thickness based on actual load is
greater than the overlay course thickness based on the standard load. The greater
distinction is on Tanah Badantung Kiliran Jao load, wherein the thickness of
overlay course that results by actual load is 56.4% greater than the thickness of
overlay course that results by standard load. The greater traffic load also results
reduction on pavement life service. Due to overloading, life service of Tanah
Badantung - Kiliran Jao road is reduces 56.8 % of 5 years life service (2 years and
10 months).
44
45
46
47
Besarnya dampak kerugian yang dihasilkan baik materi maupun non materi serta
sulitnya menentukan skala prioritas penganganan banjir di kota Pekanbaru, maka
kajian analisis dan penyusunan peta indeks resiko banjir pada kawasan drainase
kecamatan Sukajadi perlu dilakukan. Peta indeks resiko banjir disusun berdasarkan
indeks kerentanan, indeks kerawanan dan indeks kapasitas di daerah studi.
Penyusunan indeks kerawanan, kerentanan dan kapasitas di kawasan drainase
kecamatan Sukajadi berdasarkan pembobotan parameter dilakukan dengan bantuan
teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
indeks kerawanan (berdasar parameter tinggi genangan, lama genangan dan
frekuensi genangan) di kecamatan Sukajadi termasuk kategori III (cukup rawan)
dari 5 kategori, indeks kerentanan (berdasar parameter kepadatan penduduk,
kepadatan bangunan, rasio jenis kelamin dan rasio kelompok umur) termasuk
kategori IV (rentan), indeks kapasitas (berdasar parameter kondisi pompa, pintu
air, tanggul dan drainase) termasuk kategori IV (baik). Dari analisis indeks
kerawanan, kerentanan dan kapasitas tersebut dihasilkan peta indeks resiko banjir
di kecamatan Sukajadi dengan kategori I dan III (tidak berisiko dan cukup
berisiko).
48
Rawa gambut merupakan lingkungan tanah organik dengan kadar air tinggi, daya
dukung rendah dan derajat keasaman tinggi. Struktur beton di lingkungan asam
rentan mengalami kerusakan jangka panjang akibat asam-asam organik dan nonorganik seperti asam humat dan asam sulfat dapat menyerang kalsium pada beton
membentuk garam, meningkatkan porositas, menurunkan kekuatan beton, serta
berpotensi mempercepat korosi tulangan pada beton. Ketahanan konstruksi di
lingkungan asam, seperti tanah gambut, merupakan permasalahan infrastruktur
dengan dampak signifikan karena material yang digunakan sebaiknya ekonomis
dan memiliki durabilitas tinggi. Geopolimer dihasilkan dari proses geopolimerisasi
bahan kaya silikat dan alumina, seperti abu terbang dan abu sawit, menggunakan
larutan aktivator. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa material
geopolimer memiliki sifat fisik dan mekanik yang sebanding dengan material
berbasis semen OPC (Ordinary Portland Cement), serta tahan terhadap lingkungan
agresif seperti suhu tinggi, lingkungan asam dan air laut. Tulisan ini mengkaji
potensi geopolimer sebagai material untuk aplikasi infrastruktur di lingkungan
asam rawa gambut. Material geopolimer memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap
lingkungan asam karena memiliki ikatan aluminosilikat yang stabil dan tidak
mudah bereaksi langsung dengan senyawa asam di lingkungan gambut.
49
Pada umumnya ada 2 (dua) penyebab utama terjadinya banjir di Kota Pekanbaru,
pertama dikerenakan curah hujan yang tinggi didaerah hulu DAS Siak dan Kota
Pekanbaru, sehingga daerah yang merupakan hamparan datar dan berelevasi
rendah tidak dapat membawa air dengan cepat ke saluran pembuang yang sering
menimbulkan bajir dadakan di jalan-jalan tertentu dan juga pada kawasan
permukiman padat. Pemetaan daerah-daerah yang memiliki tingkat kerentanan
banjir dapat dilakukan menggunakan perangkat GIS secara cepat mudah dan akurat
terhadap parameter-parameter penyebab banjir yang dapat mempermudah
penyajian informasi spasial khususnya yang terkait dengan penentuan tingkat
kerentanan banjir dalam suatu wilayah. Metode yang dilakukan dalam pemetaan
kawasan rentan banjir di Kota Pekanbaru menggunakan perangkat GIS dalam
pengolahan dan pembuatan peta curah hujan, peta penggunaan lahan, peta
ketinggian (kontur), peta kelerengan, dan peta satuan lahan. Analisa keruangan
yang berhubungan dengan data vektor maupun raster melalui proses
klaisfikasi/reklasifikasi serta overlay antar peta dalam bentuk luasan (poligon)
maupun irisan, sedangan analisa atribut merupakan proses pemberian nilai harkat,
bobot dan skor pada tiap kelas masing-masing parameter yang besarnya
disesuaikan dengan pengaruh terjadinya banjir. Hasil yang didapat dari analisa
secara keruangan dan atribut berupa Peta Kawasan Rentan Banjir dalam Kota
Pekanbaru, terdiri dari tingkat kerentanan sangat rentan banjir seluas 123,336 km
(19,32), rawan dengan luas 429,655 km, Kurang Rawan 85,074 km, dan Tidak
rawan hanya dengan luas 0,182 km tidak terlihat didalam peta karena
persentasenya yang sangat kecil.
50
51
52
Pada umumnya bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan acuan
pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002. Peraturan tersebut belum
menerapkan konsep perencanaan bangunan tahan gempa secara eksplisit. Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam upaya memitigasi kerusakan akibat beban gempa maka
telah diterbitkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung yaitu SNI 03-1726-2012. Bangunan yang telah ada boleh jadi tidak
memenuhi standar baru. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi respons gedung bertingkat (Gedung X) terhadap beban gempa.
Gedung X dievaluasi menurut gaya geser dasar dan kekakuan struktur. Hal-hal
tersebut diteliti dengan membandingkan antara struktur eksisting dengan struktur
yang baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika dilakukan analisa statik
nonlinier (pushover analysis), struktur eksisting tidak memiliki kekuatan dan
kekauan yang cukup dalam menahan beban gempa nominal akibat gempa rencana
sesuai dengan SNI 03-1726-2012.
53
54
55
The applications of chiken foot foundation (sistem cakar ayam) are shown
successfully on run way, taxi way, and apron of airport and gave services more
than 30 years. This system is also shown the satisfy performance for high way
construction. One of developing of this system was changing the concrete
cylindrical foundation by galvanized cylindrical steel and it is named modified
chiken foot foundation (CAM). Hardiyatmo (2008) proposed Nailed-slab System
for more practical application by changing the cylindrical foundation by concrete
pile foundation. Based on model tests and analysis, the Nailed-slab is promising for
application. This research is aimed to learn the behavior of Nailed-slab by
conducting parametric study. This study was using the full scale test results of
chiken foot foundation in Waru, East Java. Results show that the performance of
Nailed-slab system (4 4 piles and 5 5 piles) with similar slab width with
CAM was better than CAM performance. Slab deflections of Nailed-slab tend to
be lower than CAM. Similar behaviors were for moment of slab. Additional of pile
length and decreasing the pile spacing can increase the performance which
indicated by decreasing the deflections.
56
Kelangkaan bahan baku kayu saat ini telah berimplikasi terhadap harga kayu
komerial yang semakin mahal, disisi lain, kebutuhan masyarakat akan kayu olahan
semakin meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Salah satu teknologi
untuk mengoptimalkan sisa kayu gergajian yang berupa sisa potongan kayu
sebagai produk papan blok (block board) yang lapisan inti (core) berongga. Bahan
panel blok berongga sangat menguntungkan diaplikasikan sebagai komponen
bangunan agar supaya mengurangi bobot berat sendiri elemen konstruksi,
pemanfaatan bahan kayu sisa gergajian diharapkan akan dapat mengoptimalkan
limbah kayu serta dapat mengurangi biaya produksi. hasil penelitian akan
diperoleh efisiensi produksi dari segi biaya bahan baku serta optimalisasi
pemanfaatan limbah kayu gergajian pada industri saw mill. Metode Penelitian
terdiri dari survey potensi sisa kayu olahan saw mill, dan uji laboratorium meliputi
uji sifat fisik dan mekanik produk panel standar SNI uji lentur statik kayu
struktural. Hasil pengujian dibandingkan dengan berbagai spesifikasi teknis produk
pembanding: produk panel yakni papan partikel (Standar JIS A5908-2003);
komposit kayu plastik (WPC) Standar SNI 8154:2015; dan produk kayu lapis
(plywood) standarSNI 01-5008.7-1999. Hasil penelitian diperoleh Potensi limbah
sisa olahan saw mill yang memproduksi palet kayu sangat potensial untuk diolah
kembali menjadi produk bernilai ekonomis (dapat mencapai 20 M3 sisa potongan
papan/balok kayu pendek tiap bulan. Perbandingan hasil panel ringan berongga
yang dihasilkan lebih tinggi dari kuat lentur produk papan partikel dan WPC,
namun lebih rendah dari kuat lentur produk kayu lapis. Kuat lentur panel ringan
berongga berdasarkan kriteria PKKI 1961 termasuk kategori kelas kuat III untuk
panel bentuk susunan batu bata, sedangkan untuk panel bentuk susunan segi tiga
berada pada kisaran kayu kelas kuat III dan IV. Produk panel ringan berongga
dapat menjadi bahan alternatif kayu panel dan kayu solid.
57
Batang-batang suatu konstruksi rangka atap dapat disusun dengan berbagai cara
sehingga dikenal berbagai jenis rangka batang. Di antara jenis rangka yang umum
dipakai sebagai kuda-kuda atap adalah rangka Howe dan rangka Pratt. Mengingat
faktor ekonomi merupakan salah satu pertimbangan utama dalam menentukan
suatu pilihan, maka dalam hal ini perlu dihitung mana yang paling ekonomis
(murah) dari kedua jenis rangka tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis rangka atap yang paling ringan antara rangka Howe dengan
rangka Pratt, dimana umumnya pada konstruksi baja dengan mutu dan tingkat
kesulitan yang sama, konstruksi yang lebih ringanlah yang lebih murah. Tahapan
perencanaan diawali dengan menetapkan parameter-parameter yang sama terhadap
kedua jenis rangka berdasarkan hal-hal yang umum diterapkan dan mengacu pada
literatur-literatur terkait. Kemudian dihitung beban, gaya batang, hingga
pendimensian prol yang aman. Tahap terakhir dihitung berat total prol batang
dari masing-masing rangka batang. Hasil perencanaan ini menunjukkan bahwa
rangka Howe lebih ringan 20.7% dari rangka Pratt.
58
Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi.
Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik.
Ketika terjadi gempa, struktur akan mengalami perpindahan secara vertikal dan
horizontal. Gaya gempa arah vertikal jarang mengakibatkan keruntuhan struktur,
namun gaya gempa arah horizontal akan menyebabkan keruntuhan karena gaya ini
bekerja pada titiktitik lemah struktur. Rapid Visual Screening (RVS) adalah
metode identifikasi suatu bangunan secara cepat tanpa harus menganalisa
bangunan dengan menggunakan software. Untuk mengidentifikasi tingkat risiko
suatu bangunan terhadap ancaman gempa bumi, bisa dilakukan dengan RVS pada
tahap permulaannya. Kemudian hasil dari RVS bisa menentukan apakah gedung
yang di evaluasi tersebut berisiko atau tidak, kalau berersiko maka akan
dilanjutkan ke evaluasi FEMA berikutnya. Gedung yang mempunyai tidak
mempunyai resiko yaitu gedung Rusunawa dan Rektorat Universitas Riau (UR),
sedangkan gedung yang harus dilanjutkan untuk dievaluasi dengan FEMA lanjutan
adalah gedung Faklutas Pertanian (FAPERTA) UR. Gedung FAPERTA UR
dikatagorikan beresiko karena gedung FAPERTA UR memiliki komponen FEMA
154 yang menjadi faktor pengurang dari nilai basic score, seperti vertical
irregularity, plan irregularity dan tipe tanah.
59
LAHAN
GAMBUT
YANG
Lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta ha. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi, terbatasnya lahan mendorong terjadinya alih fungsi lahan gambut menjadi
lahan pertanian, industri kertas, pengembangan bioenergi serta permukiman. Lahan
gambut memiliki fungsi strategis, seperti fungsi hidrologis, penambat (sequester)
karbon dan biodiversitas. Dampak penggunaan lahan gambut dapat berupa
subsiden, meningkatnya kebakaran dan emisi gas rumah kaca. Lahan gambut
menyimpan C jauh lebih tinggi dibanding tanah mineral. Di daerah tropis C yang
disimpan tanah dan tanaman pada lahan gambut besarnya 10 kali C yang disimpan
oleh tanah dan tanaman pada tanah mineral. Pengelolaan sumber daya air pada
lahan gambut sangat penting, selain untuk penyerapan C, air pada lahan gambut
berfungsi sebagai sumber air tawar (mencapai 8-13 kali volume gambut itu
sendiri). Air faktor penting dalam proses pembentukan kubah gambut; dan drainase
(walaupun tidak selalu) menjadi penyebab terjadinya subsidensi permukaan tanah.
Disamping itu, gambut menjadi sangat rapuh setelah mengering (fragile) dan
mudah terbakar, sehingga pengelolaan air di lahan gambut sangat penting.
Pemanfaatan lahan gambut menimbulkan dampak positif dan negatif, yaitu
memberikan keuntungan ekonomi, tetapi menimbulkan penyusutan keaneka
ragaman hayati, kerusakan tata air, dan peningkatan emisi CO 2. Pengelolaan lahan
gambut harus mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan agar
sumber daya alam dan lingkungannya berkesinambungan. Penggunaan lahan
gambut menjadi budi daya seharusnya dilakukan pada lahan yang telah rusak
(kedalaman <1m). Pembukaan lahan baru yang masih berbentuk hutan harus
dilarang, karena sebaik apapun sistem yang digunakan akan tetap menimbulkan
kerusakan pada lahan gambut serta lingkungan sekitarnya. Konsep pengelolaan
berkelanjutan pada lahan gambut sebenarnya bukan merupakan istilah tepat, karena
lahan gambut bersifat labil terutama karena adanya penurunan permukaan tanah
(subsident) yang disebabkan oleh pemadatan (consolidation), tidak porous dan
mengeluarka emisi CO2 selama proses penggunaan lahan pertanian dan
perkebunan. Ditinjau dari aspek sosial dan perekonomian rakyat, sebaiknya
pengelolaan lahan gambut melibatkan penduduk setempat dimana penduduk ikut
memiliki hak pengelolaan (dengan luasan yang cukup untuk memberikan
penghasiltan yang baik) sebagai mitra dibawah Perusahaan Inti sebagai pengelola
perkebunan dan industri pengolahan hasil kebun. Perusahaan inti berkewajiban
membangun infrastruktur pendukung yang ramah lingkungan, meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam mengelola lahan, membeli hasil kebun dengan harga
yang wajar, serta menyediakan fasilitas penunjang lainnya (fasos dan fasum) serta
meningkatkan pengetahuan dan awareness penduduk pentingnya menjaga
keseimbangan lingkungan agar usaha bersama mereka dapat sinambung hingga
generasi yang mendatang.
60
Bata merah merupakan bahan bangunan yang umum digunakan sebagai dinding
pengisi pada struktur bangunan beton bertulang di negara berkembang dan rawan
bencana gempa bumi seperti Indonesia. Harga yang murah, mudah didapat dan
mudah dalam proses konstruksi merupakan alasan utama penggunaan bata merah
ini. Dalam proses perencanaan yang umum digunakan saat ini, adanya dinding
hanya diperlakukan sebagai komponen non-struktur. Akibatnya, dinding
direncanakan tidak mempunyai kontribusi dalam ketahanan struktur dalam
menerima beban lateral seperti beban gempa. Akan tetapi, hasil observasi lapangan
pasca bencana gempa bumi menunjukkan bahwa banyak struktur bangunan dengan
bata merah sebagai dinding pengisi dapat bertahan terhadap gempa bumi
dibandingkan dengan struktur bangunan tanpa dinding. Dalam makalah ini, hasil
serangkaian pengujian laboratorium akan dibahas untuk mengetahui pengaruh
adanya dinding pengisi pada struktur beton bertulang. Pengujian laboratorium
difokuskan pada pengaruh ukuran bata merah yang digunakan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa adanya dinding pengisi akan menunda terjadinya keruntuhan
pada struktur beton bertulang yang dikenai beban lateral. Hasil pengujian juga
menunjukkan bahwa ketahanan struktur beton bertulang akan meningkat seiring
dengan peningkatan ukuran bata merah yang digunakan. Penggunaan ukuran bata
merah yang lebih besar juga akan mereduksi kemungkinan terjadinya keruntuhan
dinding dalam arah out of plane.
61
Artikel ini memuat tentang kapasitas geser balok beton bertulang dengan kait
sengkang 90 dan 135 berdasarkan hasil uji struktur dan analisis numerik. Untuk
pengujian struktur dibuat 2 (dua) buah model balok beton bertulang dengan
sengkang bentuk kait 90 dan balok dengan sengkang bentuk kait 135 yang
merupakan representative dari balok yang umum dibuat pada bangunan beton
bertulang. Pengujian lentur dilakukan pada masing-masing model balok di atas dua
tumpuan sederhana dengan dua buah beban terpusat (four pint bending test).
Kapasitas geser masing-masing balok diberikan dalam bentuk hubungan antara
beban geser dan lendutan. Sebagai hasilnya didapatkan bahwa balok dengan
sengkang bentuk kait 90o dan 135o memiliki kekuatan geser yang tidak berbeda
secara siknifikan, namun balok yang memiliki sengkang kait 135 o memiliki
daktilitas yang lebih tinggi dari balok dengan sengkang kait 90 o. Kapasitas geser
balok diverifikasi melalui hasil analisis numerik dengan yang mendapatkan
kekuatan geser dan daktilitas balok hasil analisis numerik yang cukup dekat
dengan hasil pengujian struktur.
62
63
Artikel ini bertujuan untuk memprediksi kerusakan pada tiang jembatan yang
dimodelkan dengan skala model kecil menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan
(JST). Model tiang jembatan skala kecil (mini scale) ini dimaksudkan untuk
menggambarkan perilaku struktur jembatan (prototype) dalam bentuk model
labroratorium. Prototype jembatan yang dianalisis berupa jembatan 1 bentang
berukuran 34 meter, sedangkan model jembatan menggunakan skala 1:34. Skala
model ini dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan ruang, bahan material dan
alat pengujian di laboratorium. Kinerja struktur jembatan dianalisis dengan metode
analisis beban dorong (Pushover Analysis). Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
berdasarkan standard FEMA 356 dimana level kerusakan dikategorikan kepada
Immediate Occupancy (IO), Life Safety (LS) dan Collapse Prevention (CP).
Arsitektural model Jaringan Saraf Tiruan yang digunakan terdiri dari input berupa
mutu beton, gaya geser dan perpindahan. Sedangkan output yang diprediksi adalah
tingkat kerusakan. Berdasarkan hasil analisis, kerusakan pada model tiang
jembatan dapat diprediksi menggunakan metode JST dengan tingkat kesalahan
(Mean Squared Error) sebesar 0.0106 dan nilai regresi (R) untuk proses training
dan testing masing-masing sebesar 0.986 dan 0.99. Dengan demikian dapat
disimpulkan metode JST dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan pada
tiang jembatan yang dimodelkan dengan skala laboratorium dengan prediksi
mendekati 99 persen nilai yang ditargetkan.
64
Identifikasi modal parameter sebuah struktur bisa didapatkan melalui dua tahapan
yaitu, pengukuran di lapangan dan analisis data hasil pengukuran tersebut dengan
menggunakan metode analisis modal. Metode analisis modal dikelompokan
menjadi dua yaitu, analisis modal pada frequency domain dan analisis modal pada
time domain. Salah satu metode analisis modal pada time domain adalah
Eigensystem Realization Algotrihm (ERA). Modal parameter struktur yang dapat
dicari adalah frekuensi alami, faktor redaman dan mode shape. Penelitian ini akan
mengidentifikasi parameter modal struktur dari Jembatan Siti Nurbaya, Padang.
Proses identifikasi menggunakan data pengukuran jembatan Siti Nurbaya yang
kemudian dicari free response-nya dengan Random Decrement Technique (RDT)
lalu dicari modal parameter-nya menggunakan ERA. Metode ERA pada penelitian
ini menggunakan Single Input Single Output (SISO). Validasi dari metode RDTERA dilakukan dengan mengidentifikasi modal parameter yang berupa frekuensi
alami dari benda uji yang berupa pelat tipis kantilever di laboratorium yang
kemudian dibandingkan dengan hasil analisis modal dengan Metode Elemen
Hingga dan Fast Fourier Transform (FFT). Validasi metode RDT-ERA di
laboratorium menghasilkan error dibawah 1% untuk nilai frekuensi alami
sedangkan untuk mode shape didapatkan bentuk yang tidak sesuai dengan hasil
mode shape pada MEH. Dengan demikian, pada Jembatan Siti Nurbaya digunakan
metode RDT-ERA untuk mengidentifikasi frekuensi alami sedangkan untuk mode
shape digunakan metode Frequency Response. Analisis data pengukuran jembatan
Siti Nurbaya, baik itu frekuensi alami dengan RDT-ERA dan mode shape dengan
Frequency Response, menghasilkan nilai yang tidak konsisten. Hal ini diduga
akibat data pengukuran lapangan yang tidak dilakukan filtering terlebih dahulu.
65
WILAYAH
ZONA
SELAMAT
Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi/wilayah di ruas jalan tertentu yang
merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di
lingkungan sekolah. Batas kecepatan izin maksimum memasuki ZoSS khususnya
di Kota Padang adalah 25 km/jam dan secara garis besar batas kecepatan izin
kendaraan yang melewati Zoss di Indonesia umumnya adalah 20-30 km/jam.
Secara garis besar kecepatan kendaraan yang melalui lokasi ZoSS lebih tinggi dari
kecepatan izin. Untuk memastikan kecepatan rata-rata kendaraan dan menentukan
tingkat pelanggaran kendaraan yang melintasi wilayah ZoSS maka diperlukan data
primer yang mana sampel diambil secara acak berdasarkan survey lapangan selama
3 hari pada lokasi Sekolah yang memiliki fasilitas ZoSS, yaitu SDN 03-04-13-21
Purus, SDN 10 Aur Duri, SDN 03 Alai. Sebagai pembandingnya adalah sekolah
yang tidak memiliki fasilitas ZoSS yaitu SDN 02 Ulak Karang, SDN 01-06-07-08
Pulau Air, dan SD Muhamadiyah 10 Padang. Data diambil pada kondisi sibuk yaitu
pukul 06.30-07.30 WIB dan pada pukul 12.00-13.30 WIB. Data yang didapat
adalah jarak tempuh dan waktu tempuh kendaraan. Kedua data tersebut dapat
menghasilkan nilai kecepatan baik itu kecepatan tiap kendaraan maupun kecepatan
rata-rata kendaraan yang melewati wilayah ZoSS. Hasil dari penelitian, kecepatan
kendaraan yang melewati wilayah ZoSS tidak sesuai dengan kecepatan izin yaitu
33 km/jam. dengan persentase rata-rata maksimum tingkat pelanggaran pada
wilayah ZoSS yaitu 96,5 % pelanggaran, sedangkan kecepatan rata-rata pada
wilayah yang tidak memiliki fasilitas ZoSS adalah 29 km/jam. Hal ini
menunjukkan bahwa pengguna kendaraan tidak peduli dengan adanya wilayah
ZoSS.
66
67
Salah satu jenis energi baru terbarukan adalah tenaga air skala kecil atau sering
disebut dengan mikrohidro atau disebut juga Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH). Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang
memiliki perbedaan tinggi tertentu dan kecepatan aliran. Energi yang dihasilkan
oleh model fisik kincir air merupakan energi terbarukan dapat diukur dengan
menggunakan digital torque tester yang dihubungkan dengan sumbu model kincir.
Kecepatan putaran yang tinggi belum tentu mempunyai energi yang besar karena
apabila diberi sedikit saja beban akan sangat mempengaruhi kecepatan putaran
tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan teknologi, material,
komponen mekanik, komponen elektronik dan rancang bangun sistem sumber daya
energi, sehingga mempunyai dampak strategis untuk perkembangan teknologi dan
dapat diterapkan di masyarakat. Pengukuran putaran kincir menggunakan
tachometer menghasilkan nilai putaran Radial Per Menit (RPM) yang
mempengaruhi nilai energi yang dihasilkan dari kincir tersebut. Model kincir yang
digunakan adalah undershot. Dari hasil penelitian diketahui kecepatan putaran
kincir tertinggi pada H1h1 (tinggi dasar kincir 1 cm terhadap dasar saluran dan 1
cm tinggi pintu air di hilir saluran) yaitu sebesar 13,76 RPM. Energi tertinggi yang
didapat dengan menggunakan alat torque tester pada H1h1 (tinggi dasar kincir 1
cm terhadap dasar saluran dan 1 cm tinggi pintu air di hilir saluran) yaitu sebesar
78,30 cNm atau 0,0002175 watthour.
68
69