Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RESEPTIR DAN FARMASI

MANFAAT BUAH ANGGUR BALI (Vitis vinera cv Alphonso


Lavelle) SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

Disusun oleh :
Lutfi Widiarta
1209005114

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa


karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah
ilmu Reseptir dan Farmasi dengan judul Manfaat Buah Anggur Bali (Vitis
vinera cv Alphonso Lavelle) sebagai Obat Tradisional.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Reseptir dan farmasi tepat
pada waktunya.
Pada makalah ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberi pengetahuan
kepada masyarakat banyak dan semoga juga bermanfaat bagi penulis
sendiri.

Denpasar, 15 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................

i
ii

KATA PENGANTAR...............................................................................

ii

DAFTAR ISI...........................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................

1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................

1.3 Manfaat Penulisan..................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................

2.1. Bawang Putih (Allium sativum) .............................................

2.2 Brokoli (Brassica oleracea Var italica) ...................................

2.3 Jeruk Mandarin (Citrus reticulata) ..........................................

2.4 Kacang Panjang (Vigna cylindrica (L.) Skeels) ......................

2.5 Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) .........................................

2.6 Kunyit (Curcuma longa Linn) .................................................

2.7 Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) .............................

2.8 Mengkudu (Morinda citrifolia L) ..............................................

10

2.9 Selasih (Ocimum basilicum forma violaceum) .......................

11

2.10 Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso Lavelle) .....................

12

BAB III PEMBAHASAN........................................................................

13

3.1 Karakteristik Tanaman Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso


Lavelle)..........................................................................................

13

3.2. Kandungan Kimia Buah Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso


Lavelle) .........................................................................................
3.3

Manfaat

Buah

Anggur

Bali

(Vitis

vinera

cv

14

Alphonso

Lavelle)..........................................................................................

18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................

20

4.1 Kesimpulan..............................................................................

20

4.2 Saran.......................................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

21

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengobatan tradisional di Indonesia telah berlangsung sejak dahulu
dan telah digunakan secara turun-temurun. Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, atau campuran dari bahan - bahan tersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman (Yuliani, 2001). Menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO),

sekitar

80%

penduduk

dunia

masih

menggunakan

complementary and alternative medicine (CAM) atau obat-obat


tradisional (Northridge and Mack, 2002). Umumnya obat tradisional ini
digunakan

untuk

memelihara

kesehatan,

mencegah

penyakit,

mengobati penyakit, maupun memulihkan kesehatan. Banyak obatobatan sintetik yang telah beredar di masyarakat yang dikembangkan
dari tanaman obat tradisional dan telah ditelusuri berdasarkan
penggunaannya

secara

tradisional

(Williams,

2006).

Tanaman

tradisional ini umumnya digunakan dalam bentuk bahan segar,


simplisia, maupun ekstrak (Okigbo et al., 2009). Hal ini menunjukkan
bahwa tanaman merupakan sumber penting untuk penemuan dan
pengembangan obat yang berasal dari bahan alam.
Buah

anggur

merupakan

salah

satu

obat

tradisional

dan

merupakan sumber antioksidan dengan kandungan polifenol dan


antosianin yang cukup tinggi. Di Indonesia, buah anggur banyak
dikonsumsi karena rasanya yang manis dan segar serta memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan. Beberapa jenis anggur yang tumbuh
subur di Indonesia antara lain anggur bali, anggur probolinggo, anggur
caroline dan anggur prabu bestari (Tarmizi, 2010). Anggur Bali (Vitis
vinera cv Alphonso lavalle) lebih sering disebut dengan anggur
Buleleng karena banyak tumbuh di daerah tersebut dan merupakan
jenis buah yang terkenal sebagai buah khas Buleleng.

Pigmen antosianin merupakan senyawa yang menghasilkan warna


ungu, biru dan merah pada buah-buahan. Antosianin merupakan
antioksidan yang memiliki potensi tinggi sebagai scavenger radikal
bebas dan bersifat protektif terhadap stres oksidatif. Selain itu
antosianin mampu mencegah terjadinya peroksidasi lipid dalam tubuh
(Cao, et al., 2001; Yanjun, et al., 2009).
Ekstrak biji anggur sudah dikenal memiliki khasiat antioksidan yang
kuat dan memiliki manfaat proteksi dari premature aging, penyakit dan
kehilangan kekuatan fisik (Shi, et al., 2003). Biji anggur terutama
mengandung gugus fenol seperti proanthocyanidins. Beberapa studi
menunjukan bahwa kekuatan antioksidan pada proanthocyanidins lebih
besar jika dibandingkan dengan antioksidan lain seperti vitamin C,
vitamin E dan -karoten dalam melindungi sel dari kerusakan DNA dan
peroksidasi lipid akibat reaksi berantai radikal bebas (Bagchi, et al.,
2000; Pugliese, et al., 2013). Banyak penelitian juga memperkirakan
ekstrak biji anggur berperan dalam kesehatan seperti kandungan
pycnogenol pada biji anggur untuk meningkatkan elastisitas pembuluh
darah (Fitzpatrick, et al., 1998; Schini-Kerth, et al., 2011) dan kulit
anggur yang kaya akan flavonoid (Young, et al., 2000). Telah diketahui
secara umum bahwa flavonoid memiliki sifat antivirus, anti-alergi,
antiplatelet, anti-inflamasi, antitumor dan aktivitas antioksidan dengan
daya lebih tinggi daripada vitamin C (Tapas, et al., 2008).
Studi laboratorium pada mencit yang diinduksi hydrogen peroksida
3% menunjukan bahwa ekstrak anggur dapat mencegah terjadinya
stres oksidatif, ditandai dengan menurunnya kadar MDA pada eritrosit
Ghost Cell jika dibandingkan dengan mencit kontrol (Wongsodipuro,
2010). Penelitian lain juga melaporkan bahwa pemberian ekstrak etanol
buah anggur dapat mencegah penurunan fungsi hati akibat stres
oksidatif pada mencit yang diberikan pelatihan fisik berlebih (Siswanto,
et al., 2013). Ekstrak biji buah anggur juga terbukti memiliki aktifitas
antioksidan yang tinggi dan dapat mencegah terjadinya kerusakan hati
pada tikus putih yang diinduksi etanol dosis toksik (Hassan, 2012; Rathi

and Sawhni, 2013). Buah anggur merupakan sumber antioksidan


karena mengandung polifenol komplek dan flavonoid seperti gallic acid,
epicatechin, procyanidins dimmers, trimers, proanthocyanidin, the
monometric flavan-3-ols catechin (Shi, et al., 2003; Yilmaz and Toledo,
2004; Katalinic, et al., 2010).
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut.
Memberikan informasi berbagai tanaman yang memiliki potensi

sebagai obat tradisional


Menjabarkan manfaat buah anggur bali bagi kesehatan, khususnya
kesehatan hewan.

1.3. Manfaat Penelitian


Hasil penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat secara
akademik dengan menambah wawasan tentang berbagai macam
tanaman yang berpotensi sebagai obat tradisional, serta mengetahui
manfaat buah anggur bali bagi kesehatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bawang Putih (Allium sativum)

Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang memiliki aktivitas biologi


dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur.
Kandungan senyawa organosulfur ini antara lain:
a. Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya alliin
dan -glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam
bawang putih. Alliin bertanggung jawab pada bau dan citarasa
bawang putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan
digunakan sebagai prekusor allicin. Alliin dan senyawa sulfoksida
yang lain, kecuali sikloalliin, segera berubah menjadi senyawa
thiosulfinat, seperti allicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika
bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara
langsung (Amagase, 2006). Alliin memiliki potensi sebagai
antibakteri.
b. Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Allicin merupakan
senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas, oksigen
udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi
senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.
c. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS)
dan diallyl disulfide (DADS).
d. Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein
(SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik -glutamilsisteine
ketika bawang putih diekstraksi dengan air (Amagase, 2001). SAC
banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih,
merupakan senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga
adanya SAC dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar
4

bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak


(Amagase, 2006).
Umbi Allium sativum L. berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi,
meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol,dan obat maag.
Disamping itu digunakan pula sebagai ekspektoransia (pada bronkhitis
kronis), karminativa (pada keadaan dispepsia dan meteorismus).
Pengetahuan tentang manfaat Allium sativum L. dalam pengobatan sudah
ada sejak tahun 1550 sebelum masehi, dimana orang-orang Mesir
menggunakan bawang putih untuk mengobati berbagai penyakit (Yang,
2001).
2.2 Brokoli (Brassica oleracea Var italica)

Brokoli banyak mengandung Sulforapan (SFN). Selain itu dari


proses biosintesis di dalam brokoli juga dihasilkan 3,3-diindolilmetana
(DIM). Juga terdapat kandungan lemak, protein, karbohidrat, serat, air, zat
besi, kalsium, mineral, dan bermacam vitamin (A, C, E, Vitamin, ribofalvin,
nikotinamide).
Brokoli berkhasiat mempercepat penyembuhan penyakit serta
mencegah dan menghambat perkembangan sel-sel kanker di dalam
tubuh. Terutama penyakit kanker yang berkaitan dengan hormon, seperti
kanker payudara pada wanita, dan kenker prostat yang mengancam pria.
Manfaat lain, brokoli mampu mencegah serangan stroke. Ini
terbukti melalui penelitian yang dilakukan tim epidemologi dari Harvard
University. Tanaman ini sangat baik dikonsumsi penderita kencing manis.
Kandungan chromium dan seratnya dapat mengatur kadar gula darah.
5

Brokoli memperkuat sel-sel tulang. Mengkonsumsinya sejak muda,


mencegah penyakit pengeroposan tulang (osteoporosis) di usia tua
(Dalimartha, 2007).
2.3 Jeruk Mandarin (Citrus reticulata)

Kulit jeruk Citrus reticulata mempunyai berbagai macam senyawa


diantaranya

Tangeraxanthin,

Tangeritin,

Terpinen-4-ol,

Terpineolene,

Tetradecanal, Threonine, Thymol, Thymyl- methyl-ether, Tryptophan,


Tyrosine, Cis-3-hexenol, Cis-carveol, Citric-acid, Citronellal, Citronellicacid, Citronellyl-acetate, Cystine, Decanal, Decanoic- acid, Decanol,
Nobiletin. Salah satu senyawa dalam kulit jeruk Keprok (Citrus reticulata)
yang telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antikankernya adalah
tangeritin. Tangeritin dan nobiletin merupakan senyawa methoxyflavone
yang mempunyai potensi sebagai agen antikanker. Tangeritin dapat
menghambat aktivitas sel kanker pada fase G1 sehingga siklus selnya
terhambat. Pan et al.,(2002) melaporkan bahwa polimetoksi flavonoid
(tangeretin) yang terdapat pada kulit jeruk, dapat menginduksi G1 arrest
dengan adanya peningkatan ekspresi CDK inhibitors seperti p27, p21
pada colon cacer cell line (COLO 205). Nobiletin dapat menghambat kerja
COX-2 dengan cara inhibisi pada murine macrophage.
2.4 Kacang Panjang (Vigna cylindrica (L.) Skeels)

Kacang panjang mengandung enam antosianin (sianidin 3-Ogalaktosida, sianidin 3-O-glukosida, delfinidin 3-O-glukosida, malvidin 3-Oglukosida, peonidin3-O-glukosida, dan petunidin 3-O-glukosida), flavonol
atau glikosida flavonol (kaempferol 3-O-glukosida, quersetin, quersetin 3O-glukosida, kuersetin 3-O-6-asetilglukosida) (Wong and Chang, 2004),
aglikon flavonoid (kuersetin, kaempferol, isorhamnetin) (Lattanzio et al.,
2000). Daun dan akarnya mengandung saponin dan polifenol (Hutapea,
1994). Selain itu juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat,
kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C,
dan niasin (Handri and Rafira, 2003). Kandungan senyawa-senyawa di
dalam kacang panjang ini berperan dalam proses proliferasi, diferensiasi,
dan sintesis protein di sel target yang berbeda-beda. Secara empiris,
tanaman kacang panjang dimanfaatkan untuk merawat dan memperbesar
payudar.
2.5 Kenikir (Cosmos caudatus Kunth)

Daun Cosmos caudatus mengandung saponin, flavonoid polifenol


dan minyak atsiri. Akarnya mengandung hidroksieugenol dan koniferil
alkohol (Fuzzati et al., 1995). Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)
banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran. Secara tradisional daun
ini juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, lemah lambung,
penguat tulang dan pengusir serangga.
2.6 Kunyit (Curcuma longa Linn)

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah


sebagai berikut :
a. zat

warna

kurkuminoid

yang

merupakan

suatu

senyawa

diarilheptanoid 3-4% yang terdiri dari Curcumin, dihidrokurkumin,


desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.
b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan
fenilpropana turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta
turmeron), kurlon kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren,
zingiberin, aril kurkumen, humulen.
c. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar
d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium,
timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismuth.
Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang; untuk,
antikoagulan, antiedemik, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat
cacing, obat sakit perut, memperbanyak ASI, stimulan, mengobati
keseleo, memar dan rematik. Kurkuminoid pada kunyit berkhasiat sebagai

antihepatotoksik, enthelmintik, antiedemik, analgesic. Selain itu kurkumin


juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan. Menurut
Supriadi, kurkumin juga berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan
rasa kembung karena dinding empedu dirangsang lebih giat untuk
mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat
bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga mampu
mengobati diare. Selain itu, juga bisa digunakan untuk meredakan batuk
dan antikejang.
2.7 Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch)

Labu kuning megandung karotenoid (betakaroten), Vitamin A dan


C, mineral, lemak serta karbohidrat. Dua senyawa glikosida fenolik telah
diisolasi dari biji Cucurbita moschata yaitu (2-hydroxy) phenylcarbinyl 5-Obenzoyl-beta-D-apiofuranosyl(1>2)-beta-D-glucopyranoside (1) dan 4beta-D-(glucopyranosyl

hydroxymethyl)phenyl

5-O-benzoyl-beta-D-

apiofuranosyl(1>2)-beta-D-glucopyranoside (2) (Li et al., 2009).


Lima senyawa glikosida fenolik baru cucurbitosides AE (15),
diisolasi dari biji Cucurbita moschata yaitu 2-(4-hydroxy)phenylethanol 4O-(5-O-benzoyl)--D-apiofuranosyl(12)--D-glucopyranoside (1), 2-(4hydroxyphenyl)ethanol

4-O-[5-O-(4-hydroxy)benzoyl]--D-

apiofuranosyl(12)--D-glucopyranoside (2), 4-hydroxybenzyl alcohol 4O-(5-O-benzoyl)--D-apiofuranosyl(12)--D-glucopyranoside


hydroxybenzyl

alcohol

(3),

4-

4-O-[5-O-(4-hydroxy)benzoyl]--D-

apiofuranosyl(12)--D-glucopyranoside (4) dan 4-hydroxyphenyl 5-O9

benzoyl--D-apiofuranosyl(12)--D-glucopyranoside

(5)

(Koike et al., 2005).


Senyawa

glikosida

fenolik

yang

baru

ditemukan

adalah

phenylcarbinyl 5-O-(4-hydroxy)benzoyl-beta-D-apiofuranosyl (1>2)-betaD-glucopyranoside

selain

1-O-benzyl[5-O-benzoyl-beta-D-

apiofuranosyl(1-->2)]-beta-D-glucopyranoside 2, cucurbitosides C 3 and A


4 (Li et al., 2009).
Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk
dijadikan kuaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang
berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita. Daging buahnya pun
mengandung antiokisidan sebagai penangkal kanker. Labu kuning juga
dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam,
dan diare.
2.8 Mengkudu (Morinda citrifolia L)

Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan


antara lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan
kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit,
nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis
(diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit
pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan perut mulas karena masuk
angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit), menghilangkan ketombe,
antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan
buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada
10

difteri atau radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar
digunakan untuk mencuci luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996).
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan
merangsang sistem imun yang melibatkan makrofag dan atau limfosit
(Hirazumi et al., 1994). Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif
menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak
yang diuji (Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi
mengenai efek analgesik dan sedatif ekstrak tanaman mengkudu dan
menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai aktivitas analgesik
secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diantara 3 fraksi
ekstrak

metanolik

buah

mengkudu

yang

diuji,

fraksi

etil

asetat

menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai IC50 =


46,7 g/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7 g/ml,
sedangkan fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 g/ml (Abdul dan
Sugeng, 2004).
2.9 Selasih (Ocimum basilicum forma violaceum)

Daun mengandung: asam kafeat, p-asam kumarat, Myresin, Rutin,


Kuersetin. Seluruh herba mengandung minyak menguap yang terdiri dari:
1,8-Sineol, p-Cymene, Limonen, Linalool, Metilkaviol, Metil sinamat,
Pinen, Safrol, alfa-Terpinen (Anonim, 2005)

11

Berdasarkan hasil penelitian, minyak menguapnya beraktivitas


sebagai antibakteri yang telah diuji dengan S. aureus, S. enteritidis dan E.
coli dan aktivitas antifungalnya efektif terhadap C. albicans, P. notatum,
dan Microsporeum gyseum. Kamfor, d-limonen, myresen, dan timol
mempunyai

aktivitas

sebagai

antireppelant,

dengan

kemampuan

membunuh serangga sampai 90% pada konsentrasi 113-283 ppm. Selasih


juga telah digunakan sebagai antiekspektoran (Anonim, 2005).
2.10 Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso Lavelle)

Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso Lavelle) merupakan salah satu


tanaman yang mempunyai banyak khasiat. Anggur Bali mengandung
senyawa aktif seperti fenol, flavonoid yang mampunyai pengaruh sebagai
antibakteri dan antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ekstrak anggur Bali terhadap pertumbuhan Candida albicans
pada plat dasar gigi tiruan resin akrilik.

12

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Tanaman Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso
Lavelle)
Pohon anggur merupakan semak yang tumbuh memanjat dan
memiliki keistimewaan ranting-rantingnya yang mampu mengeluarkan
buah yang lebat dan lezat (Wongsodipuro, 2010). Karena keistimewaan
ini, anggur dibudidayakan sebagai tanaman penghasil buah (Nurcahyo,
2010). Di Indonesia terdapat dua jenis spesies anggur yang umum
dibudidayakan dan bisa dikonsumsi, yakni Vitis vinera dan Vitis labrusca.
Kedua jenis anggur ini memiliki karakter yang berbeda dengan kebutuhan
tempat hidup yang berbeda pula (Wiryanta, 2008).

Buah anggur berbentuk bulat. Buah yang matang kulitnya berwarna


ungu kehitaman dan mengandung tepung atau lilin yang tebal. Daging
buahnya berwarna putih dengan rasa manis. Setiap buah berisi 2-3 biji

13

yang ukurannya cukup besar, berbentuk lonjong, dan berwarna coklat


muda. Setiap 100 buah mempunyai bobot 535 g. Umur panennya antara
105-110 hari setelah pangkas (Yusuf, 2009).
Karakteristik tanaman anggur lainnya antara lain batang yang
berbentuk tegak, silindris, berkayu dan coklat kehijauan. Daunnya tunggal,
lonjong, berseling, tepi bergigi, berambut, panjang 10-16 cm, lebar 5-8 cm,
bertangkai panjang dengan panjang 10 cm dan berwarna hijau (Nurcahyo,
2010).
Klasifikasi ilmiah dari anggur adalah sebagai berikut (Depkes RI,
2013) :
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Vitales

Famili

: Vitaceae

Genus

: Vitis

Species

: V. vinera

Nama Binomial

: Vitis vinera

3.2. Kandungan Kimia Buah Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso


Lavelle)
Anggur telah dikenal sebagai buah yang memiliki rasa segar dan
manis, serta memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan. Manfaat ini
antara lain penghambat penuaan (Lastra and Villegas, 2005; Richard and
Baxter, 2008), sumber antioksidan yang tinggi (Jayaprakasha, 2001;
Hogan, et al., 2010), membantu mengontrol tekanan darah, menurunkan
kolesterol darah, melindungi jantung (Yadav, et al., 2009; Xia, et al., 2010),
anti kanker (Borska, et al., 2003; Kim, et al., 2003; Singletary, et al., 2007),
dan anti-mikroba (Baydar, et al., 2006; Thtmothe, et al., 2007).
Buah anggur memiliki banyak sekali kandungan nutrisi seperti
vitamin, mineral, karbohidrat, protein serta phytochemical. Senyawa
Phytochemical pada buah anggur yang memiliki nilai manfaat paling tinggi

14

adalah polifenol karena aktivitas biologisnya. Kandungan polifenol utama


pada buah anggur antara lain antosianin, proanthocyanidin, flavonol
resveratrol, dan asam fenol (Shi, et al., 2003; Xia et al., 2010). Secara
lebih rinci, komposisi kimia buah anggur dapat dilihat pada tabel 2.2.
Salah satu komponen buah anggur yakni biji anggur mengandung
lipid, protein, karbohidrat dan 5-8% polifenol tergantung varietasnya.
Polifenol dalam bibit anggur sebagian besar merupakan flavonoid yang
meliputi asam galat (gallic acid), the monometric flavan -3- ols catechin,
epicatechin, gallocatechin, epigallocatechin, epicatechin 3-0 gallated,
procyanidins dimmers, trimers dan polymerized procyanidins (Shi, et al.,
2003). Biji anggur terutama mengandung fenol seperti proanthocyanidins
(oligomeric proanthocyanidins) dan pada sebagian besar kulit anggur
ditemukan resveratrol (Romero-Perez, et al., 2001). Distribusi kandungan
polifenol pada bagian dari buah anggur dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan polifenol pada anggur dan produk anggur
Sumber
Kandungan polifenol
Biji

gallic acid, (+)-catechin, epicatechin, dimeric procyanidin,


proanthocyanidins

Kulit

Proanthocyanidins, ellagic acid, myricetin,

quercetin,
kaempferol, trans-resveratrol
Daun

myricetin, ellagic acid, kaempferol, quercetin, gallic acid

Batang

rutin, quercetin 3-O-glucuronide, trans-resveratrol, astilbin

Kismis

hydroxycinnamic acid, hydroxymethylfurfural

Red wine

malvidin-3-glucoside, peonidin-3-glucoside, cyanidin-3glucoside, petunidin-3-glucoside, catechin, quercetin,


resveratrol, hydroxycinnamic acid
(Sumber : Xia et al., 2010)

15

Tabel 2.2 Komposisi Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso Lavelle)


per 100g
Jenis Nutrisi

Total Kandungan
288 kL ( 69 kcal)
158,15 g
15,48 g
0,9 g
0,156 g
0,72
0,069 mg
0,007 mg
0,1588 mg
0,05 mg
0,086 mg

Energi
Karbohidrat
Gula
Serat pangan
Lemak
Protein
Vitamin B1 (thiamin)
Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B3 (niacin)
Vitamin B5 (pantothenic acid)
Vitamin B6
Vitamin B9 ( folate)
Vitamin B12
Vitamin C
Vitamin K
Kalsium
Iron
Magnesium
Mangan
Phosfor
Potassium
Sodium
Zinc
Proanthocyanidins
Polifenol
Resveratrol

2 g
0 g
10,8 mg
22 g
10 mg
0,36 mg
7 mg
0,0715 mg
20 mg
191 mg
3.02 mg
0,07 mg
61 mg
275,5 mg
0,5 mg

(Sumber: Gu, et al., 2004; Dewi, 2008; Yuliawati, 2011)

Proanthocyanidins dalam anggur merupakan campuran dari


procyanidins yang diekstrak dari biji anggur. Proanthocyanidins dari
biji anggur terdiri dari sekitar 60-70% polifenol (Handler and Rorvik,
2001). Senyawa bioaktif kedua yang merupakan senyawa dengan
komposisi mirip dengan pygnogenol adalah ekstrak biji anggur yang
mengandung anthocyanin paling tinggi. Ekstrak biji anggur ini
biasanya lebih poten dan mengandung 92-95% bioflavonoids, dengan
perbandingan 85% pygnogenol (Moss, 2000). Pygnogenol merupakan
16

nama dagang dari produk yang dihasilkan dari kulit kayu pohon pine
maritime Prancis (Pinus maritima) yang mengandung kurang lebih 50
kandungan kimia antioksidan berbeda yang dinamakan bioflavonoids.
Lester

Packer

mengemukakan

bahwa

pygnogenol

merupakan

antioksidan paling kuat dari semua kandungan natural dari antioksidan


dan dapat mendinginkan 3 macam radikal bebas termasuk yang
paling berbahaya yaitu dalam menyerang DNA (Moss, 2000).
Senyawa bioaktif lainnya yang terkandung dalam buah anggur
adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu kelas dari polifenol
yang terdiri dari beberapa sub kelas seperti flavones, flavonol,
flavanone, flavanol dan anthocyanin. Flavonoid merupakan kelompok
senyawa fenol dengan aktivitas antioksidan yang tinggi. Senyawa ini
ditemukan di dalam sel tumbuhan. Sebagai antioksidan, flavonoid
dapat menghambat reaksi peroksidasi lipid dan merupakan senyawa
pereduksi yang baik. Dalam hal ini flavonoid bertindak sebagai
penangkal radikal hidroksil dan superoksida sehingga membran lipid
terlindungi (Jovanis and Steenken, 1996; Rice, et al., 1996).
Resveratrol ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada pohon
anggur dalam tanaman, akar, biji dan tangkai bunga. Kandungan
tertinggi terdapat pada kulit buah anggur. Kandungan resveratrol
dalam kulit anggur yang segar berkisar 50-100 mikrogram per gram
dan pada red wine berkisar 0,6 - 0,8 mikrogram per milliliter (Handler
and Rorvik, 2001; Howes, 2006).
2.3 Manfaat Buah Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso Lavelle)
Telah diketahui secara luas bahwa buah anggur mengandung
berbagai macam zat gizi dan antioksidan yang berguna bagi kesehatan.
Berbagai kandungan vitamin, mineral, serta antioksidan dalam anggur
memiliki banyak sekali khasiat (Wiryanta, 2008).
Anggur memiliki kandungan vitamin A, B1, B2, B6 dan C. Selain itu,
buah anggur juga memiliki kandungan flavonoid. Semakin hitam warna
anggur maka semakin banyak kandungan atau konsentrasi flavonoid di

17

dalamnya (Ahira, 2010). Karena itu anggur Bali yang memiliki warna ungu
kehitaman mengandungan flavonoid yang tinggi.
Telah banyak dilakukan penelitian yang membuktikan bahwa
kandungan polifenol dalam buah anggur memiliki manfaat sebagai berikut:
antioksidan (Yanjun, et al., 2009; Nile, et al., 2013 )
anti-kanker (Kim, et al., 2003; Singletary, et al., 2007)
Meningkatkan daya tahan tubuh (Kim, et al., 2011; Vaid, et al., 2013
)
anti diabetes (Hnatush, et al., 2013)
anti-aging (Richard and Baxter, 2008; Das, et al., 2014)
neuroprotektif (Lobo, 2010)
anti-obesitas (Moreno, et al., 2003; Park, et al., 2008)
anti-infeksi (Baydar, et al., 2006; Thtmothe, et al., 2007)
membersihkan hati (Khoshbaten, 2010)
membantu fungsi ginjal (Kalantari, et al., 2007; Saldanha, et al.,
2013)
pembentukan darah (Mantrawadi, et al., 2005)
mencegah kerusakan gigi (Furiga, et al., 2013)
serta menurunkan kolesterol (Thiruchenduran, et al., 2011)

Antioxidant
Anti-infection

Anto-carcinogenic

Anti-obese

Anti-aging

Neuroprotective

Anti-diabetic

18

Anti-atherogenic

Gambar 2.2 Manfaat buah Anggur bagi kesehatan (Yadav, et al.,


2009)

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pohon anggur merupakan semak yang tumbuh memanjat dan
memiliki keistimewaan ranting-rantingnya yang mampu mengeluarkan
buah

yang

lebat

dan

lezat.

Karena

keistimewaan

ini,

anggur

dibudidayakan sebagai tanaman penghasil buah. Di Indonesia terdapat


dua jenis spesies anggur yang umum dibudidayakan dan bisa

19

dikonsumsi, yakni Vitis vinera dan Vitis labrusca. Kedua jenis anggur ini
memiliki karakter yang berbeda dengan kebutuhan tempat hidup yang
berbeda pula.
Anggur Bali (Vitis vinera cv Alphonso Lavelle) merupakan salah satu
tanaman yang mempunyai banyak khasiat. Anggur Bali mengandung
senyawa aktif seperti fenol, flavonoid yang mampunyai pengaruh sebagai
antibakteri dan antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ekstrak anggur Bali terhadap pertumbuhan Candida albicans
pada plat dasar gigi tiruan resin akrilik.
4.2 Saran
Setiap tanaman dan buah mempunyai manfaat dan fungsinya
masing-masing, sebaiknya lebih banyak peneliti yang meneliti teteng
kandung yang ada di dalamnya. Mengetahui bagaimana mengolahnya
tanaman dan buah yang berkasiat suapaya tidak menghilangkan
kandungan yang terdapat didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R., Sugeng, R., 2004, Aktivitas Antioksidan dan Antiradikal Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia, L), Laporan Penelitian, lembaga
penelitian UGM, Yogyakarta.
Ahira, A. 2010. Kandungan Anggur dan Manfaatnya. Available from :
http://www.anneahira.com/kandungan-anggur.htm. Accessed March
16, 2014
Dalimartha, S. 2001. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Dalimartha, S., Buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2.

20

Dewi, P.N.K. 2008. Penetapan Kadar Trans-Resveratrol dalam Ekstrak


Anggur Bali (Vitis vinera) dengan Metode KCKT (Tesis). Surabaya:
Universitas Airlangga.
Handri and Rafira, 2003, Mempercantik Diri dengan Buah dan Sayur,
Pikiran Rakyat Cyber Media, 22 Juni 2003.
Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III), Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Jakarta.
Nurcahyo, E.M. 2010. Anggur Dalam Pot cetakan ke-9. Jakarta: Penerbit
Swadaya, hal 3-10.
Siswanto, F.M., Pangkahila, J.A., Wirawan, T.H., Rochman, F., dan Wijaya,
N.R. 2013. Ekstrak Buah Anggur Menurunkan Kadar AST/SGOT
Darah Mencit Dengan Aktivitas Fisik Berlebih. Program Kreativitas
Mahasiswa Bidang Penelitian.
Tarmizi. 2010. Buah Anggur Berpotensi Anti Kanker. Available from :
http://kimia.unp.ac.id/?p=221. Accessed March 8, 2014.
Wirian, A., 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid ke-4,
Pustaka Kartini, Jakarta.
Williams, LAD. 2006. Ethnomedicine. West Indian Med. J. Vol. 55 (4): 215216
Wiryanta, B.T.W. 2008. Menumbuhkan Anggur di dalam Pot. Cetakan ke7. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Hal 7-12.
Wongsodipuro, A. 2010. Pemberian Ekstrak Anggur (Vitis vinera)
Menurunkan Kadar MDA pada Eritrosit Ghost Cell Tikus yang
Diinduksi Hidrogen Peroksida 3% (Tesis). Denpasar : Program
Pascasarjana, Program Studi Magister Kedokteran Anti Penuaan,
Universitas Udayana.
Yuliani, S. 2001. Prospek Pengembangan Obat Tradisional menjadi Obat
Fitofakmaka. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman
Rempah Bogor.
Yuliawati, E. 2011. Pemberian ekstrak etanol anggur (Vitis vinera)
memperbaiki profil lipid darah tikus jantan wistar dislipidemia (Tesis).
Denpasar : Universitas Udayana
Yusuf.
2009.
Anggur
Bali.
Available
from:
URL:
http://seputarjakarta.wordpress.com/2009/09/11/anggur-bali. Accesed
March 14th, 2014.

21

Anda mungkin juga menyukai