Anda di halaman 1dari 25

BELAJAR SEPANJANG

MASA

M AN U SIA:IN D IVID U YAN G


BELAJAR
INDIVIDU YANG UNIK
INDIVIDU YANG MEMPUNYAI RASA

INGIN TAHU
INDIVIDU YANG BERKEMBANG
INDIVIDU YANG INGIN MENYATAKAN
EKSISTENSI DIRI

M AN U SIA:M AKH LU K SO SIAL


PERILAKUNYA DIPENGARUHI

LINGKUNGANNYA
LINGKUNGAN MEMBERIKAN
PENGALAMAN
LINGKUNGAN MEMBERIKAN
TANTANGAN
LINGKUNGAN MERUPAKAN ARENA
BELAJAR DAN MENYESUAIKAN DIRI
LINGKUNGAN MEMBANTU
PENGEMBANGAN DIRI DAN POTENSI

BERPIKIR D AN LO G IKA
MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG

BERPIKIR (R ene Descartes)


Manusia bepikir maka menghasilkan
pengetahuan
Pengetahuan yang sahih yang
diperoleh dari proses berpikir yang
benar dan akurat disebut logika
Logika bisa almiah dan ilmiah

PEN G ETAH U AN
SEGENAP APA YANG DIKETAHUI

MANUSIA
DIBANGUN ATAS KERJA SAMA YANG
MENGETAHUI (SUBYEK) DAN YANG
DIKETAHUI (OBYEK)- JADI BISA
SUBYEKTIF-OBYEKTIF ATAU OBYEKTIFSUBYEKTIF
SUBYEK MEMAKAI DAYA UNTUK
MENGETAHUI DAN SUBYEK MEMILIKI
DAYA UNTUK DIMENGERTI DAN

CARA M EM PERO LEH


PEN G ETAH U AN
REVELASI: tahu berdasarkan pengalaman

pribadi dengan yang ilahi - agama


OTORITAS: tahu berdasarkan informasi dari yang
berkuasa,- pemerintahan
INTUISI: mencari tahu secara yang diluar rasio
personal - intuitif
COMMON SENSE: tahu dari ingatan akan faktor
yang pernah dialami di masa lalu pengalaman
kongkrit
SAINS: mencari tahu secara rasional,
mempertimbangkan kemungkinan, tidak mutlak.
penalaran rasional

ILM U PEN G ETAH U AN


CONTOH TEORI GRAVITASI NEWTON:
Apel jatuh menimpa kepalanya saat ia duduk
dibawah pohon apel. Ia berpikir tentang
peristiwa itu.
Pertanyaan: kenapa ia jatuh kebawah
Peristiwa ini diobservasi secara cermat dan
diteliti
Kesimpulan atau dinyatakanlah sebuah konsep
Dilihat atau dikaitkan dengan kehidupan
selanjutnya

epistem ologi
Filsafat yang megkaji hakikat

pengetahuan: apa itu ilmu


kedokteran, hukum, dsb (ontologi).
Bagaimana cara memperoleh ilmu
atau teori tersebut (metodologi), dan
apa gunanya bagi manusia
(aksiologi).
Kita pelajari karena pengetahuan
mempunyai kekuatan (untuk
mencipta, mengubah dsb), untuk

ILM U H ARU S BERKEM BAN G


Manusia (subyek ilmu) terbatas daya

indrawi dan intelektualnya


Obyek yang diketahui (alam
semesta) sangat kompleks.
Pengetahuan manusia tentang obyek
tertentu (kedokteran misalnya) tidak
pernah sempurna dan tuntas.
Immanuel Kant menyebutnya hanya
tahu yang fenomenal dan bukan
yang hakiki

VALID ITAS ILM U


PANDANGAN RASIONALISME
PANDANGAN EMPIRISME
PANDANGAN POSITIVISME DAN

NEOPOSITIVISME
KRITISISME

RASIO N ALISM E
Aliran yang meyakini hanya rasio

yang menjadi dasar kepastian


Indra hanya merangsang dan
memberikan pada rasio bahan-bahan
untuk di kerjakan. Rasio dapat
menghasilkan pengetahuan yang
benar yang tidak berasal dari indra,
misalnya matematika
Tokoh-tokoh ini misalnya Plato dan
Rene Descartes

Lanjutan:
PLATO (427-347 SM): dunia fana

adalah bayangan dari apa yang


terdapat dalam ide abadi. Karena ini
maka yang diamati secara indrawi
itu berubah karena hanya bayangan.
Dan pengetahuan yang dihasilkan
indra bersifat dangkal
Descartes (1596-1650): kebenaran
dapat dicari berdasarkan penalaran
yang terlepas dari pengalaman

EM PIRISM E
Aliran ini menekankan bahwa

pengalaman indrawi (emperia)


sebagai sumber kebenaran. Awal
pemikiran ini sudah dimulai oleh
murid Plato yaitu Arsitoteles (ia
terkenal dalam temuannya di bidang
logika dengan pemikiran deduktif
yang berciri rasional), yang
menyatkan ilmu adalah hasil
kegiatan manusia yang mengamati
kenyataan yang banyak dan

Lanjut:tokoh-tokoh
JOHN LOCKE (1632-1704): Semua

pengetahuan berasal dari pengalaman.


Jiwa manusia tatkala dilahirkan kosong
seperti kertas putih, dan ide ide yang
datang dari pengalaman tertulis
diatasnya (teori tabula rasa)
David Hume (1711-1776). Pengalaman
indrawi sebagai dasar dari semua
pengetahuan, hukum sebab akibat bisa
diterangkan melalui pengalaman.

PO SITIVISM E D AN
N EO PO SITIVISM E
POSITIVISME: Aliran yang dimotori

August Comte (1798-1857) yang


menekankan segala kebenaran ilmu
harus dapat dibuktikan secara positif
( eksperimen terhadap bahan faktual
yang terdapat dalam kenayataan
empiris)
Positivisme diperkuat oleh kelompok
Wina ( Victor Kraft 1880-1975, Hans
Reichenbach 1891-1955).

Lanjutan:
Neo Positivisme WINA:
-Sumber pengetahuan adalah pengalaman
-Dalil-dalil matematika yang tidak dihasilkan
melalui pengalaman diakui keberadaannya
untuk mengolah data
-Pernyataan-pernyataan bermakna hanya jika
diverifikasi secara empiris. Yang tidak
diverifikasi secara empiris seperti Estetika,
Etika dipandang tidak bermakna
-Menolak perbedaan ilmu alam dan sosial
-Ilmu harus disusun berdasarkan logika
formal yang menekankan bentuk, bukan isi
proposisi dan argumen

KARL PO PER > <


N EO PO SITIVISM E
Bermakna dan tidak bermakna suatu ungkapan

tidak ditentukan oleh verifikasi empiris.


Sebuah pernyataan hanyalah dapat
digolongkan ilmiah dan tidak ilmiah
Pernyataan itu ilmiah dan benar jika ia
dibuktikan tidak salah, bukan mengumpulkan
data pembenaran. Misalnya dengan observasi
terhadap angsa putih, betapapun banyaknya
(jumlahnya) tidak dapat dikatakan bahwa
semua angsa berwarna putih dengan melihat
satu kali saja adanya angsa hitam

KRITISISM E
KRITISIISME dipelopori oleh Immanuel Kant

(1724-1804).
Pemikir sebelumnya melihat isi (obyek)
pengetahuan, sebaliknya Kant
menekankan subyek yang mengetahuinya.
Yang diperhatikan adalah sejauh mana
kemampuan dan batas rasio atau
pernyataannya terhadap kebenaran dapat
dipertanggung jawabkan. Peran akal dan
empiris dipadukan dan difungsikan secara
benar.

Lanjutan:
PEMIKIRAN: Manusia mendapat

berbagai kesan dari berbagai obyek


dan peristiwa yang diterima manusia
sebagai bahan. Manusia sebagai
subyek mengatur secara aktif bahan
mentah tadi dalam berbagai kategori
yang telah dimiliki. Jadi hasil
perpaduan aktifitas subyek dan
kenyataan obyek itulah pengetahuan

Kritisim e Frankfurt:
Membebaskan ilmu-ilmu sosial dari

pandangan Positivisme.
Semua Ilmu tidak bebas nilai
Ada tiga bidang ilmu:
a. Ilmu-ilmu empiris analitis yang
memiliki kepentingan teknis,
merupakan pengetahuan yang
bersifat informatoris dan berusaha
merumuskan hukum-hukum
(deduktif nomologis) dengan metode

lanjutan
B. Ilmu-ilmu historis-hermeneutis

(sosial budaya) yang memiliki


kepentingan praktis, bersifat
interpretatif, dan menggunakan
metodologi historis hermeneutis
C. ilmu-ilmu kritis: yang memiliki
kepentingan emansipatoris, yang
merupakan pengetahuan yang
bersifat analitis, dengan metode
refleksi diri

KEG IATAN ILM IAH


Ada MINAT atau PERHATIAN terhadap obyek
Muncul PENGAMATAN yang melihat masalah
Ada keinginan untuk memecahkan masalah
Susunlah kerangka konseptual penelitian
Buat hipothesis
Ada empirisasi variable
Uji hipothesis (diterima atau ditolak)
Pembahasan
kesimpulan

lanjutan
Topic: masalah ilmu dan

agama/worldview
Gejala: pemisahan masalah ilmu dan
agama
. jula beli organ semakin marak
Masalah:
Sampai saat ini jual beli organ dalam
masyarakat belum dapat dijelaskan
Tujuan: menjelaskan masalah
perpisahan ilmu pengetahuan dan

Lanjutan:
Kerangka Konseptual:

Jaman modern masyarakat semakin


materialistis, ilmu maju sehingga
kehidupan tercukupi dan kepusasn
duniawi terpenuhi maka agama pun
terpisah dari ilmu
Rumusan masalah:
Pembuatan hipotesa
Dst.

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai