PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejahatan merupakan salah satu kenyataan dalam kehidupan yang mana
memerlukan penanganan secara khusus. Hal tersebut dikarenakan kejahatan akan
menimbulkan keresahan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Oleh
karena itu, selalu diusahakan berbagai upaya untuk menanggulangi kejahatan
tersebut, meskipun dalam kenyataannya sangat sulit untuk memberantas kejahatan
secara tuntas karena pada dasarnya kejahatan akan senantiasa berkembang pula
seiring dengan perkembangan masyarakat.
mereka.
Dadang Hawari, Kasus Perkosaan Makin Sering Terjadi, dalam Majalah Kartini, Edisi
525, 1994, hal. 25.
Tindak pidana pencabulan dalam lingkungan keluarga ini tidak luput dari
masalah tekanan ekonomi, misalnya kurang layaknya tempat tinggal sebuah
keluarga yang memiliki anak laki-laki dan anak perempuan, terutama yang telah
beranjak dewasa karena keadaan ekonomi yang tidak memadai sehingga
mengharuskan mereka (ayah, ibu serta anak-anaknya), tidur dalam satu ruangan
yang sama, keadaan seperti ini masih ditambah pula oleh rendahnya pemahaman
akan nilai-nilai agama serta moral dan juga faktor keadaan situasi rumah dan
psikologis si pelaku.
Masalah tindak pidana pencabulan dalam keluarga ini bukan menjadi
rahasia lagi hal ini terbukti dengan banyaknya pemberitaan di media massa
maupun elektronik, yang memuat kasus-kasus tindak pidana pencabulan. Pada
awalnya kasus pencabulan seperti ini sulit untuk diungkap karena masih dianggap
tabu untuk disebarluaskan, dan jika sampai diceritakan pada orang lain berarti
akan membawa aib keluarga dan rasa takut akan ancaman dari pelaku terhadap
korban sangat mempersulit pengungkapan kasus seperti ini. Hal ini merupakan
suatu tantangan bagi aparat penegak hukum dan lingkungan masyarakat. Oleh
karena itu, maka kejahatan ini sudah seharusnya mendapatkan sanksi hukuman
yang setimpal dengan perbuatannya.
Dalam Pasal 294 ayat (1) KUHP menyebutkan:
(1) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya, tirinya,
anak angkatnya, anak di bawah pengawasannya yang belum dewasa,
atau dengan orang yang belum dewasa yang pemeliharaannya,
pendidikan atau penjagaannya dianya yang belum dewasa, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
pelaku
yang
melakukan
suatu
tindak
pidana
dapat
Keadaan jiwanya:
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, Jakarta: Storia Grafika, 2002, hal. 249.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam suatu penulisan hukum diperlukan untuk
memberi kemudahan bagi penulis dalam membatasi permasalahan yang akan
ditelitinya sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang jelas serta
memperoleh jawaban sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah tersebut di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pertanggungjawaban pidana terhadap ayah yang melakukan
tindak pidana pencabulan terhadap anaknya?
2. Bagaimana
upaya
penanggulangan tindak
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi mahasiswa sangatlah bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang tindak pidana pencabulan yang dilakukan ayah terhadap
anaknya dengan mengacu kepada Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
b. Bagi masyarakat sangat berguna sebagai salah satu sumber informasi dan
pengetahuan mengetahui tindak pidana pencabulan terhadap anak.
berhubungan
dengan
nafsu
kekelaminannya.
Definisi
yang
2.
3. Pertanggungjawaban
pidana
10
adalah
pertanggungan terhadap
11
S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Storia Grafika, 2002, hal. 207.
R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentarkomentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Politeia, 1996, hal. 25.
11
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Op. Cit., hal. 249.
10
4.
12
F. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana yang dipergunakan oleh manusia, untuk
memperkuat, membina pemikiran rasional, serta di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Di dalam penelitian hukum pada konsepnya terdiri dari 2 (dua)
metode penelitian, yaitu:
1. Penelitian melalui studi lapangan atau penelitian empiris.
2. Penelitian kepustakaan atau penelitian normatif.
Penelitian melalui kepustakaan atau penelitian normatif adalah data yang
diperoleh dari literatur mengenai hukum, sedangkan yang dimaksud dengan
penelitian empiris adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung.
13
14
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Cet. II-IV, Jakarta: Balai Pustaka, 2004, hal. 374.
13
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuddji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Pengantar
Singkat, Cet. I, Jakarta: Rajawali Press, 1994, hal. 52.
14
Soerjono Soekanto (a), Pengantar Penelitian Hukum, Cet. III, Jakarta: UI Press., 1986,
hal. 21.
Ketiga alat tersebut dapat dipergunakan masing-masing atau bersamasama untuk dapat menelusuri data. Di dalam penulisan skripsi ini digunakan pula
data sekunder berupa, artikel-artikel yang bersumber dari internet, dan juga
dibarengi dengan data kepustakaan hukum melalui membaca buku-buku tentang
hukum untuk dijadikan bahan penulisan skripsi ini.
Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah:
1.
peraturan
dasar,
15
16
petunjuk
17
Sifat penulisan ini adalah deskriptif yaitu suatu metode yang mengambil
data secara tertulis untuk diuraikan sehingga memperoleh gambaran serta
pemahaman secara menyeluruh. Skripsi ini dianalisis secara kualitatif
15
yaitu
Soerjono Soekanto (b), Metode Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2001, hal. 24.
Ibid.
17
Ibid., hal. 52.
16
18
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab yang sedemikian dirinci
menjadi sub-sub bab dan masing-masing memiliki keterkaitan dengan bab-bab
yang diajukan. Selanjtnya secara umum sistematika penulisan dalam skripsi ini
diuraikan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai pendahuluan dari penelitian
ini yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, kerangka teoritis dan konsepsional,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian tindak
pidana, pengertian tindak pidana pencabulan dan pengertian anak
serta pengertian pertanggungjawaban pidana
18
Soerjono Soekanto (b), Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta:
Rajawali Press, 2006, hal. 17.
BAB III
BAB IV
UPAYA
PENANGGULANGAN
TINDAK
PIDANA
PENUTUP
Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari semua
permasalahan yang telah diuraikan dan juga mengenai saran-saran
dari penulis.