ANALISIS KASUS
(Studi Kasus Putusan No.120/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel)
A. Posisi Kasus
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana pada peradilan tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah
menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut dibawah ini dalam perkara terdakwa:
Nama
Tempat Lahir
Umur/Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
Kebangsaan
Tempat tinggal
Agama
Pekerjaan
: Udin Syarifudin
: Bekasi
: 50 Tahun/14 Desember 1958
: Laki-laki
: Indonesia
: Pemutung Lor RT. 003/04 Desa Kemutung Lor.
Kec. Raden Banyumas, Jawa Tengah atau Palang
Pintu Kereta Api, Tebet Jakarta Selatan
: Islam
: Penjaga palang pintu kereta api Tebet
Pada hari Senin tanggal 15 Mei 2006 sekitar pukul 11.00 WIB atau
setidak-tidaknya tahun 2006 bertempat di Jl. Kampung Melayu Barat RT. 001/06
Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet, Kodya Jakarta Selatan yang termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dengan sengaja
melakukan kekerasan atau anacaman kekerasan memaksa anak melakukan
persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Adapun perbuatan terdakwa
lakukan dengan cara sebagai berikut:
30
31
Pada hari Senin tanggal 15 Mei 2006 sekitar pukul 11.00 WIB ketika istri
terdakwa yang bernama saksi Suwarni sedang pergi berjualan, terdakwa Udin
Syarifudin menarik tangan anak tirinya yang bernama Vitina Yugisia (wanita
yang berumur 14 tahun) untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam kamar tidur
rumah yang terletak di Jl. Kampung Melayu Barat RT. 001 RW 06 Kelurahan
Bukit Duri Kecamatan Tebet Kodya Jakarta Selatan, lalu berkata, Kalau kamu
bilang sama orang lain akan saya bunuh. Setelah mengeluarkan kata-kata ancaman
tersebut, terdakwa membuka dengan paksa cela pendek dan celana dalam saksi
Vitina Yugisia Dewi. Selanjutnya terdakwa membuka kaos yang dikenakan saksi
Vitina Yugisia Dewi ke atas dan membuka BH saksi Vitina Yugisia Dewi dan
kemudian terdakwa meremas-remas dan menghisap payudara saksi Vitina Yugisia
Dewi. Lalu terdakwa menjilati alat kemaluan saksi Vitina Yugisia Dewi.
Selanjutnya setelah alat kemaluan terdakwa dalam keadaan menegang, terdakwa
kemudian memasukkan alat kemaluannya tersebut ke dalam alat kemaluan saksi
Vitina Yugisia Dewi berulang kalii dengan cara menggerakkan naik turun hingga
terdakwa merasakan nikmat dan mengeluarkan sperma.
Berdasarkan hasil Visum Et Repertum dari RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo No.4939/1/PKT/X/08 tanggal 20 Oktober 2008 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Dr. Fransiska Kaligis diperoleh kesimpulan hasil pemeriksaan
korban seorang perempuan berusia enam belas tahun ini ditemukan adanya
robekan lama di selaput dara yang sampai ke dasar akibat kekerasan tumpul yang
melalui liang vagina (penetrasi).
berkali-kali lalu pantat terdakwa naik turun berulang kali sehingga saksi
merasakan sakit di alat kemaluannya yang tidak lama kemudian terdakwa
mengeluarkan sperma di alat kemaluan saksi. Saksi menerangkan bahwa
perbuatan terdakwa dilakukan berulang kali sejak saksi duduk di bangku kelas
2 SMP sampai dengan saksi duduk di kelas 3 SMP yang dilakukan di rumah
terdakwa.
3. Saksi Suwarni
Saksi kenal dengan terdakwa tetapi saksi ada hubungan keluarga dengan
terdakwa adalah sebagai suami saksi. Saksi tinggal bersama dengan terdakwa
dan anak saksi yang bernama Vitina Yugisia Dewi. Saksi membenarkan telah
terjadi tindak pidana kejahataan terhadap kesopanan yang dilakukan oleh
terdakwa ter saksi korban Vitina Yugisia Dewi setelah pada tanggal
18 Oktober 2008 saksi didatangi oleh saksi Vitina Yugisia Dewi yang tak lain
adalah mantan suminya ke warung saksi di kolong jembatan Tebet kemudian
pada saat itu saksi Eko Yugiharno marah-marah kepada saksi dan kemudian
menyuruh saksi datang kerumahnya dan memberitahu saksi bahwa saksi
korban Vitina Yugisia Dewi telah disetubuhi oleh terdakwa. Saksi mengetahui
korban akibat perbuatan terdakwa adalah saksi Vitina Yugisia Dewi yang
tidak lain adlah anak kandung sendiri. Saksi memperoleh keterangan dari saksi
korban Vitina Yugisia Dewi bahwa vagina saksi korban dimasukkan jari
terdakwa sejak kelas 3 SD sampai dengan 1 SMP dan sejak kelas 2 SMP
samapi dengan kelas 3 SMP saksi Vitina Yugisia Dewi disetubuhi oleh
terdakwa. Saksi tidak mengetahui cara terdakwa melakukan perbuatannya,
saksi pernah melihat terdakwa mengangkangi saksi Vitina Yugisia Dewi pada
saksi akan membuang sampah dan kemudian saksi memarahi terdakwa hanya
ingin mencium saksi Vitina Yugisia Dewi lalu saksi percaya begitu saja
dengan pernyataan terdakwa.
4. Saksi Widianto
Saksi kenal dengan terdakwa tetapi saksi tidak ada hubungan keluarga dengan
terdakwa. Saksi pernah melihat terdakwa bersama saksi Vitina Yugisia Dewi
berada di dalam kamar saksi sekitar pukul 11.00 Wib sewaktu pulang ke Solo
bersama saksi Suwarni, namun saksi tidak berfikiran macam-macam karena
saksi mengira bahwa terdakwa adalah bapak angkat/orang tua dari saksi Vitina
Yugisia Dewi. Saksi mengetahui kejadian tersebut pada bulan Oktober 2008
dari saksi Vitina Yugisia Dewi yang pada saat itu datang ke Solo dan pada
saat di dalam kamar saksi Vitina Yugisia Dewi menangis lalu saksi
mendekatinya dan saksi Vitina Yugisia Dewi menceritakan bahwa saksi Vitina
Yugisia Dewi sudah tidak perawan lagi dan yang melakukan perbuatan
tersebut adalah terdakwa. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2008 saksi
menelepon saksi Vitina Yugisia Dewi yang adalah bapak kandung saksi Vitina
Yugisia Dewi setelah saksi Vitina Yugisia Dewi kembali ke Jakarta. Saksi
mengetahui peristiwa tersebut dari saksi korban Vitina Yugisia Dewi yang
memberitahu bahwa terdakwatelah melakukan perbuatan tindak pidana
kejahatan terhadap kesopanan yang dilakukan sejak saksi korban Vitina
Yugisia Dewi duduk dibangku SD dengan cara vagina saksi Vitina Yugisia
Dewi dimainkan oleh terdakwa dengan menggunakan jari dan pada saat
masuk ke SMP saksi Vitina Yugisia Dewi disetubuhi oleh terdakwa.
Di persidangan memberikan keterangan terdakwa yang pada pokoknya
sebagai berikut:
Terdakwa mengakui telah melakukan perbuatan tersebut di Kp. Melayu
Barat RT 01/06 Kel. Bukit Duri Tebet Jakarta Selatan sejak saksi Vitina
Yugisia Dewi berusia 9 tahun ketika saksi Vitina Yugisia Dewi menginjak
bangku SD dengan cara menyuruh saksi Vitina Yugisia Dewi tiduran
di kasur setelah itu celana pendek dan celana dalamnya terdakwa lepas dan
selanjutnya terdakwa memasukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam alat
kemaluan saksi Vitina Yugisia Dewi dan perbuatan tersebut terdakwa
lakukan berulang kali sehingga saksi Vitina Yugisia Dewi lulus SD dan
masuk
bangku
SMP.
Terdakwa
membenarkan
bahwa
terdakwa
menyetubuhi saksi Vitina Yugisia Dewi sejak saksi Vitina Yugisia Dewi
menginjak bangku SMP kelas II di Kp. Melayu Barat RT 01/06 Kel. Bukit
Duri Tebet Jakarta Selatan ketika saksi Vitina Yugisia Dewi habis mandi
dan terdakwa menidurkannya di kasur setelah itu terdakwa menjilati alat
kemaluan saksi Vitina Yugisia Dewi kemudian menghisap payudara saksi
Vitina Yugisia Dewi dan selanjutnya memasukkan alat kelamin terdakwa
yang sudah tegang ke dalam alat kelamin saksi Vitina Yugisia Dewi serta
menaik
turunkan
pantat
terdakwa
berkali-kali
hingga
terdakwa
tentang
Perlindungan
Anak
dan
peraturan
perundang-undangan
yang
B. Analisis Kasus
Dalam kasus Putusan Perkara Nomor: 120/PID.B/2009/PN.Jak.Sel tentang
tindak pidana pencabulan terhadap anak dibawah umur yang dilakukan terdakwa
Udin Syarifudin didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan Pasal 81 UndangUndang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi:
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa anak melakukan melakukan persetubuhan dengannya
atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama
15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit
Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 81 Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu:
1. Unsur barang siapa;
Yang dimaksud dengan unsur barang siapa, adalah menunjuk kepada
subyek hukum yaitu orang yang telah melakukan suatu tindak pidana dan
sudah tegang ke dalam alat kelamin saksi Vitina Yugisia Dewi serta menaik
turunkan pantat terdakwa berkali-kali hingga terdakwa mengeluarkan
spermanya di luar alat kemaluan saksi Vitina Yugisia Dewi dan perbuatan
tersebut terdakwa lakukan berulang kali hingga saksi Vitina Yugisia Dewi
menginjak kelas III SMP. Perbuatan terdakwa tersebut dilakukan ketika situasi
rumah sepi karena isteri terdakwa sedang berjualan di kolong jembatan Tebet.
Dalam melakukan perbuatannya terdakwa mengancam kepada saksi korban
dengan ancaman, Kalau kamu bilang sama orang lain kamu akan saya bunuh,
sehingga saksi mengalami trauma dengan kejadian tersebut.
Dengan demikian, maka unsur ini telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum.
3. Unsur melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain;
Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan saksi yang
didengar, keterangan terdakwa dihubungkan pula dengan adanya petunjuk dan
barang bukti yang menyatakan bahwa dilakukan ketika saksi duduk di kelas
3 SD yang pada awalnya saksi dipanggil oleh terdakwa kemudian celana
pendek serta celana dalam saksi dibuka yang selanjutnya saksi disuruh tidur di
kasur dan kemudian terdakwa memasukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam
alat kemaluan korban dan perbuatan terdakwa tersebut dilakukan berkali-kali
hingga saksi duduk kelas I SMP.
Kemudian ketika saksi berumur 13 tahun dan duduk di kelas 3 SMP ketika
saksi mau mandi lalu dipanggil terdakwa yang pada saat tersebut sedang
menganalisis
terhadap
putusan
perkara
pidana
Nomor
melenyapkan
faktor-faktor
penyebab
kejahatan
itu, sebab
psikologi, sosiologi, dan lain-lain. Jadi kejahatan itu sudah terjadi, lalu
ilmu-ilmu tersebut melihat bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi supaya tidak timbul kejahatan serupa dikemudian hari.
Pendekatan secara abolionistik ini harus mencari faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya kejahatan pancabulan terhadap anak di bawah
umur. Setelah diketahui faktor-faktor penyebab kejahatan tersebut,
kemudian dilakukan upaya penanggulangan dan pemberantasan. Untuk
dapat melenyapkan kejahatan tersebut. Selama masih ada faktor-faktor
negatif dalam masyarakat maka kejahatan akan sulit ditanggulangi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu faktor
yang menyebabkan timbulnya kejahatan pencabulan terhadap anak di
bawah umur yaitu faktor lingkungan. Di samping itu sebagai akibat dari
rasa keingintahuan yang besar terhadap hal yang belum pernah dialami
dan juga akibat dari tontonan film-film porno yang mereka saksikan
mendorong mereka untuk berbuat hal-hal negatif. Khusus untuk peredaran
VCD porno dan buku-buku porno yang banyak dijumpai di tengah-tengah
masyarakat saat ini, sangat diperlukan peranan aparat hukum (polisi) untuk
mengantisipasi
peredarannya
dengan
mengadakan
razia
terhadap
akan
bersifat
represif
ini
adalah
berupa
tindakan
Bila melihat ancaman hukuman yang terdapat pada pasal 290 KUHP
dimana bagi pelaku yang melanggar pasal tersebut diancam dengan
hukuman penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun. Namun dalam
pelaksanaannya, hukuman yang dijatuhkan hakim sangat jauh berbeda dari
ancaman hukuman yang sesungguhnya. Akan tetapi dapat dipahami bahwa
beratnya ancaman hukum tidak menjamin untuk membuat seseorang
menjadi jera tetapi dapat menekan jumlah kejahatan tersebut. Sesuai
dengan faktor-faktor penyebab timbulnya kejahatan pencabulan terhadap
anak di bawah umur yang telah disebutkan di atas, maka usaha-usaha
represif harus pula bergerak dari faktor-faktor yang menimbulkan
kejahatan tersebut. Dalam faktor kurangnya kesadaran akan norma-norma
dan kaedah agama, maka orang yang telah melakukan kejahatan tersebut
harus dibina. Pembinaan mana adalah untuk merehabilitasi para pelaku
sehinnga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan dapat bertingkah
laku yang baik di dalam masyarakat. Rehabilitasi terhadap pelaku
kejahatan pencabulan terhadap anak di bawah umur dapat dilakukan
dengan cara mengajarkan/menanamkan norma-norma agama dalam
dirinya. Pengajaran norma agama ini biasanya dilakukan oleh pemuka
agama melalui ceramah-ceramah agama yang dilakukan di Lembaga
Pemasyarakatan maupun di luar Lembaga Pemasyarakatan.
Salah satu segi penanggulangan represif ini adalah tindakan curativ
yaitu suatu usaha untuk menanggulangi kejahatn dengan menyembuhkan
kondisi pelaku. Dalam hal ini, harus diketahui apa yang menyebabkan