Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN KULIT MUKA .............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
RINGKASAN ..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .....1
I.1
LATAR BELAKANG.....2
I.2
TUJUAN PENELITIAN......2
I.3
KEUTAMAAN PENELITIAN...2
I.4
LUARAN.2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2
II.1
KALIBRASI.2
II.2
FOTOGRAMETRI...3
II.3
TEKNOLOGI AUTOMATIC DENSES SURFACE..3
BAB III METODE PENELITIAN.4
III.1 TAHAPAN PELAKSANAAN.4
III.2 VARIABEL PENELITIAN..5
III.2.1 VARIABEL BEBAS.5
III.2.2 VARIABEL TERIKAT.5
III.2.3 VARIABEL KONTROL...5
III.3 LUARAN...6
III.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA.6
III.5 ANALISIS DATA.6
III.6 TEKNIK PENAFSIRAN DAN PENYIMPULAN DATA...7
III.7 KESIMPULAN.7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL..7
IV.1 ANGGARAN7
IV.2 JADWAL...8
DAFTAR PUSTAKA9
LAMPIRAN..10

RINGKASAN MATERI

Terjadinya bencana alam di Indonesia dewasa ini telah merenggut jumlah


korban jiwa yang tidak sedikit. Selain korban jiwa, korban materi dan kerusakan
lingkungan juga menjadi dampak negatif dari bencana alam yang terjadi di Indonesia.
Untuk bencana yang terjadi dalam skala besar, tentu menimbulkan dampak korban
jiwa dan korban materi yang sangat besar pula. Oleh karena itu diperlukan suatu
media pemetaan TKP bencana dan korban jiwa bencana secara 3D. Sebenarnya telah
dikembangkan alat bernama Terestrial Laser Scanner (TLS) untuk memenuhi
kebutuhan di atas, namun pemanfaatan alat ini di Indonesia masih sangat jarang
karena harganya yang sangat mahal dan teknologi yang baru, jumlah lulusan ahli
geodesi dan geomatika tiap tahunnya relatif kecil, sehingga sedikit tenaga ahli yang
bisa mengoperasikan TLS.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memetakan TKP bencana dan korban jiwa
bencana secara cepat dan akurat tapi dengan biaya yang terjangkau. Oleh karena itu,
kami menggunakan aplikasi foto digital untuk memetakan TKP bencana dan korban
jiwa bencana secara 3D. Apabila biasanya kamera digital hanya digunakan untuk
memodelkan bentuk secara 2D, maka kami akan memaksimalkan peran foto digital
untuk memodelkan bentuk secara 3D. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya
perpotongan dua atau lebih sinar dari beberapa kedudukan kamera dapat membentuk
suatu kumpulan titik titik tiga dimensi. Dengan meneliti aplikasi teknologi automatic
dense surface (ADS) based fotogrametri untuk pemodelan obyek secara 3D.Kami
berusaha menawarkan solusi yang tepat untuk pemodelan 3D dengan biaya yang
murah, cepat dan efektif serta dapat menghasilkan model 3D dengan sangat detail.

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Bencana merupakan kejadian yang tidak diharapkan kehadirannya dalam
kehidupan manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat memperkirakan kapan
bencana akan terjadi dan menimpa diri maupun lingkungan. Menurut UU No. 24
Tahun 2007 pengertian bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Berdasarkan pengertian diatas, bencana mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. Untuk bencana dalam skala besar maka mengakibatkan dampak yang
besar pula. Situs news.liputan6.com memuat berita bahwa salah satu bencana
alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia yaitu Tsunami Aceh 2004 telah
merenggut sekitar 230.000 korban jiwa. Selain bencana yang disebabkan oleh
alam seperti tsunami, di Indonesia juga pernah terjadi bencana akibat perbuatan
manusia yang merenggut korban dalam jumlah besar. Situs wikiperdia.com
menyebutkan bom bali pada tahun 2002 merupakan salah satu ledakan bom
terparah di Indonesia dengan jumlah 202 korban jiwa dan 209 korban cedera.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh bencana baik yang disebabkan alam
maupun faktor lain seperti manusia, diperlukan suatu analisis mendalam
mengenai bencana yang terjadi. Dalam melakukan analisis, pihak terkait
memerlukan gambaran mengenai kondisi tempat kejadian perkara secara cepat
untuk dilakukan penanganan lanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, saat ini
telah dikembangkan suatu metode menggunakan alat Terestrial Laser Scanner
(TLS). Sehingga Pemodelan obyek 3D secara akurat dan detail biasanya dilakukan
dengan menggunakan laser scanner, dimana bisa memodelkan berbagai macam
obyek secara digital dalam waktu yang singkat dan dengan tingkat kerapatan
sangat tinggi. Hanya saja, teknologi laser scanning memerlukan biaya yang
sangat mahal. Penelitian ini akan mengkaji aplikasi teknologi automatic dense
surface (ADS) based fotogrametri untuk pemodelan obyek secara 3D. Teknologi
ADS menawarkan solusi yang tepat untuk pemodelan 3D dengan biaya yang
murah, cepat dan efektif serta dapat menghasilkan model 3D dengan sangat detail.

I.2

Tujuan Penelitian
1 Menciptakan suatu cara permodelan 3D yang dapat menggambarkan kondisi
Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan kondisi fisik korban jiwa dari suatu
kejadian melalui foto digital.
2 Mengkaji kinerja aspek praktis teknologi foto digital sebagai salah satu
alternatif untuk pembuatan model 3D khususnya dalam bidang Forensik.
3 Mempermudah pengidentifikasian kondisi TKP dan kondisi fisik korban
jiwa secara digital karena model yang terbentuk sesuai dengan keadaan asli
baik ukuran, warna, maupun geometrinya.
4 Pengefisiensian asksessibilitas untuk menekan waktu dan biaya olah TKP.

I.3

Keutamaan Penelitian
Penelitian ini dibutuhkan untuk mendapatkan metode alternatif teknik
permodelan 3D untuk keperluan forensik yang lebih terjangkau secara ekonomis
dengan kualitas yang tetap terjaga.

I.4

Luaran
1. Model 3D kondisi TKP beserta kondisi fisik korban jiwa dari foto digital
2. Penerapan teknologi permodelan 3D dari foto digital untuk keperluan
forensik khususnya di lembaga hukum Negara Republik Indonesia.
3. Mempermudah pihak berwenang dalam proses olah TKP.
4. Mempermudah pihak berwenang menjelaskan keadaan korban dan kondisi
TKP kepada keluarga korban.
5. Mempermudah pengarsipan bukti untuk menunjang proses hukum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Kalibrasi
Pada tahap ini dilakukan kalibrasi kamera digital dengan menggunakan
software photogrammetry. Metode kalibrasi pada prinsipnya menghitung
parameter interior kamera secara analistis dengan menggunakan self calibration
bundle adjustment terhadap titik target. Kalibrasi kamera dilakukan untuk
mengetahui nilai parameter interior dari kamera. Indikator capaian terukurnya
adalah diperolehnya parameter kamera yang digunakan (panjang fokus, titik
tengah, dan nilai distorsi kamera). Obyek kalibrasi berupa pola dari software
PhotoModeler Scanner. Pemotretan dilakukan dari keempat sisi obyek. Dan pada
tiap sisi dilakukan dua kali pemotretan dengan kamera pada posisi menghasilkan
foto portrait dan kamera menghasilkan foto landscape.

II.2

Fotogrametri
Fotogrametri adalah ilmu dan teknologi pembuatan model data spasial dari
foto digital. Perpotongan dua sinar atau lebih dari beberapa kedudukan kamera
dapat membentuk suatu kumpulan titik-titik tiga dimensi. Sarinurrohman (2005)
dalam penelitiannya memodelkan obyek dengan bentuk geometri sederhana
dengan meode fotogrametri jarak dekat. Obyek yang digunakan berbentuk kubus,
bola dan tabung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model 3D
dari obyek dengan bentuk geometri yang sederhana, dan kemudian melakukan
analisis dimensi hasil pemodelan dengan membandingkan ukuran jarak, luas dan
volume dari hasil pemodelan dengan ukuran obyek yang sesungguhnya. Dari hasil
penelitian didapatkan selisih volume kubus memiliki perbandingan paling kecil
dengan ukuran sebenarnya dan bola memiliki perbandingan paling besar.
Heri (2005) dalam penelitiannya menggunakan fotogrametri jarak dekat
untuk memodelkan obyek yang mempunyai relief dengan bentuk yang
mengandung jumlah titik detil yang banyak. Dari hasil pemodelan dilakukan
orientasi absolut sehingga dimensi dari pemodelan sesuai dengan dimensi obyek
sesungguhnya. Dari kegiatan pemodelan diperoleh hasil yang cukup mewakili
bentuk obyek yang sesungguhnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa fotogrametri jarak dekat bisa digunakan untuk memodelkan obyek dengan
bentuk yang tidak teratur dan kemudian dapat dilakukan perhitungan volume.

II.3

Teknologi Automatic Denses Surface (ADS)


Model 3D dengan metode ADS diperoleh dengan cara memproses beberapa
pasang citra stereo secara fotogrametrik. Citra/foto ini diperoleh dari hasil
pemotretan menggunakan kamera digital. Foto-foto ini kemudian diorientasikan
satu dengan yang lainnya, sehingga model 3D bisa dibentuk pada areal yang
saling bertampalan. Secara umum modelling dilakukan melalui 3 tahap utama;

(1) Pemotretan. (2) Penentuan orientasi dalam dan orientasi luar pada masingmasing foto (3) referencing feature interest pada foto dan penentuan koordinat
untuk titik-titik yang diukur. Proses referencing menggunakan metode auto
referencing sehingga proses pembentukan detail 3D akan lebih cepat dengan
resolusi tinggi. Hasil model 3D berupa titik point cloud sepertihalnya pada
pengukuran dengan laser scanning.

BAB III
METODE PENELITIAN
III.1

Tahapan Pelaksanaan

PERSIAPAN

DIGITAL
CAMERA
Pemotretan pattern
kalibrasi kamera
PEMOTRETAN OBYEK

Photogrammetric
Processing

Orientasi dalam
(penentuan
parameter
Marking obyek & referencing

Model 3D

Visualisasi & Analisa

Dalam
Pelaksanaan
Penelitian
ini
dibagi
kedalam
tahap
persiapan/perencanaan, tahap pelaksanaan dan penyajian data. Tahap persiapan
ini melputi studi literatur, diskusi, penyiapan alat- alat yang akan digunakan
sebagai penunjang kegiatan seperti kamera digital yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Kamera harus melalui proses kalibrasi terlebih dahulu.
Tahap pelaksanaan yang dimaksud disini adalah proses akuisisi data dan proses
pengumpulan data foto yang digunakan untuk pemodelan 3D kondisi tempat
kejadian perkara pembutan model 3D obyek tersebut dengan menngunakan
software tertentu. Pada tahap akhir penyelesaian dan penyajian data ini
dihasilkan sebuah model yang mampu digunakan untuk pengambilan keputusan
mengenai kondisi TKP dan kondisi fisik korban jiwa.
III.2

Variabel Penelitian
III.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini
foto yang dihasilkan dengan kamera digital yang harus mencakup atau
terlihat dari berbagai sudut pandang merupakan variable bebas. Hal ini
termasuk dalam tahap pengumpulan data dan pelaksanaan .
III.2.2 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kenampakan model 3d
yang dihasilkan dari hasil orientasi beberapa foto sehingga menghasilkan
produk model 3D pada area yang bertampalan. Hal ini sesuai tahap
penyelesaian dan penyajian data yang dibuat sehingga dapat digunakan
untuk membuat keputusan.

III.2.3 Variabel Kontrol


Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas dan terikat tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini
yaitu Premark yang akan dijadikan sebagai titik kontrol serta digunakan
untuk kalibrasi foto digital.

III.3

Luaran
Dengan kamera yang telah di kalibrasi maka foto yang dihasilkan tidak
terdapat distori yang besar. Maka dari itu dibutuhkan Premark yang sebagai
titik - titik acuan saat kalibrasi. Hasil foto dari berbagai sudut pandang
dapat membantu dalam proses pembuatan model 3D. Hal ini dikarenakan
foto - foto yang ada akan diorientasikan sama lain. Sehingga model 3D
dapat dibentuk pada bagian-bagian yang bertampalan.

III.4

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dan penentuan informasi dalam penelitian ini
yaitu menggunakan teknik purposive sampling . Purposive sampling atau
yang disebut sampel pertimbangan bertujuan merupakan teknik penentuan
informasi dengan mengambil informasi hanya yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Sehingga penelitian ini dapat terfokus dalam kajian yang
dijadikan bahasan dalam masalah yang peneliti inginkan.
Selain Teknik dengan teknik purposive sampel kita juga langsung terjun
kelapangan untuk memperoleh informasi tentang keadaan lokasi Tempat
Kejadian Perkara (TKP) serta korban Pembunuhan sangat lah banyak.
Sehingga disini kami pilih sesuai dengan judul penelitian kami Aplikasi
Foto Digital untuk pemodelan 3D guna keperluan Forensik . Maka kami
disini hanya mengambil data mengenai keadaan fisik dan ciri-ciri dari
korban kematian serta lokasi TKP dengan menggunakan Foto digital yang
kemudian akan peneliti olah menjadi model 3D untuk mempermudah
dalam proses pengidentifikasian di kemudian hari. Adapun kriteria
informasi yang akan peneliti gunakan sebagai acuan :
1 Keadaan fisik korban ( ciri-ciri korban ) yang didapat dari Foto digital

III.5

Lokasi tempat terbunuhnya korban

Informasi diri korban apabila masih ada kartu tanda pengenal dari korban
sehingga akan lebih mudah dalam proses pegidentifikasian

Analisis Data
Metode yang digunakan adalah interpretasi pendekatan dengan
keadaan sebenarnya dengan cara pembuatan model 3D dari foto digital
yang merupakan tujuan dari penelitian ini. Foto yang digunakan harus

mencakup berbagai sudut pandang dari objek yang di foto. Karena model
3D dapat dibentuk dari area foto yang overlap.

III.6

Teknik Penafsiran dan Penyimpulan Data


Kesesuaian model 3D dari Tempat Kejadian Perkara dan korban meninggal
sangat bergantung dari foto yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
model 3D. Beberapa foto yang dihasilkan harus mempunyai area yang sama
antara satu foto dengan foto yang lain. Sehingga dari foto tersebut dapat
dihasilkan model 3D.
Dengan metode automatic denses surface maka akan dihasilkan
banyak titik titik yang sangat rapat yang akan menggambarkan bentuk dari obyek
dalam hal ini lokasi TKP dan jasad korban maka dapat dibentuk model 3D nya.
Untuk selanjutnya disesuaikan dengan keadaan sebenarnya di lapangan dan
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

III.7

Kesimpulan
1. Model 3D mempunyai tingkat ketelitian relatif baik dan visualisasi yang
mewakili bentuk dari obyek aslinya.
2. Tekstur model 3D yang dihasilkan sangat realistis dengan tingkat radiometrik
yang sangat baik.
3.
Fotogrametri dengan automatic dense surface dapat digunakan sebagai
alternatif pembentukan model 3D, dimana proses pembentukan model bisa
dilakukan secara efisien dan otomatis.

BAB IV
No

Jenis Pengeluaran

Biaya(Rp)

Peralatan penunjang ( selama 3 bulan )

8.100,000.00

Biaya habis pakai (selama 3 bulan)

1,100,000.00

Akomodasi perjalanan ke tempat penelitian


Laporan evaluasi, publikasi , revisi laporan, ATK , Laporan
Akhir

1,000,000.00

300,00.00

Jumlah
BIAYA DAN JADWAL
IV.1

Anggaran

IV.2

Jadwal

No
.

Nama Kegiatan
Perencanaan :
a. Studi Literatur
b. Diskusi
c. Pencarian Tempat
d. Persiapan alat penelitian
yang di butuhkan
e. Persiapan metode penelitian
Akuisisi data :
a. Perizinan penelitian
b. Pengumpulan data primer
c. Pengumpulan data skunder
Pemrosesan :
a. Pengolahan data yang di
dapat dari lapangan
b. Penyelesaian model 3D
Penyajian data :
a. Pengamabilan keputusan
b. Presentasi hasil

10,500,000.00

Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Anda mungkin juga menyukai