Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang
menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal.
Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat
diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan
selama mungkin didalam mulut. Hal ini berarti gigi tersebut tidak menimbulkan keluhan
dan dapat berfungsi baik. Perawatan endodontik terdiri dari perawatan nonbedah yaitu
perawatan kaping pulpa, pulpotomi, mumifikasi, perawatan saluran akar dan perawatan
endodontik bedah.Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak
dilakukan dalam kasus perawatan endodontik.
Perawatan saluran akar dapat dibagi atas tiga tahap utama yaitu :
1. preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan pembentukan (cleaning
dan shaping)
2. disinfeksi saluran akar dan obturasi saluran akar.
Obturasi saluran akar yang hermetis merupakan syarat utama keberhasilan
perawatan saluran akar, hal ini tidak mungkin dicapai bila saluran akar tidak dipreparasi
dan dipersiapkan untuk menerima bahan pengisi(Anusavine KJ.,1996).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan obturasi?
2. Apa alat dan bahan untuk obturasi?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian dari obturasi?
4. Faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan obturasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obturasi.
2. Untuk mengetahui alat dan bahan untuk obturasi.
1

3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari obturasi.


4. Untuk mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhi keberhasilandan kegagalan
obturasi.

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Obturasi Saluran Akar
Obturasi saluran akar adalah pengisian secara tiga dimensi seluruh system
saluran akar sedekat mungkin dengan cemento dentinal junction menggunakan bahan
obturasi beserta sealer dengan biokompatibel minimal sehingga dicapai penutupan
yang adekuat. Tahapan ini dilakukan setelah preparasi saluran akar dengan cara
menutup seluruh sistem saluran akar secara hermetis hingga kedap cairan (tight fluid
seal).
Syarat untuk melakukan pengisian saluran akar
-Tidak ada keluhan penderita
-Tidak ada gejala klinik
-Tidak ada eksudat yang berlebihan (saluran akar kering)
-Tumpatan sementara baik
-Hasil perbenihan negatif
Tujuan pengisian saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupun
kuman dari jaringan periapikal kedalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang.
2.2 Alat alat dan Bahan Obturasi
Alat Obturasi:
1
2
3
4
5
6

Sonde lurus
Pinset
Glass slab
Semen spatula
Bunsen burner
Spreader / Plugger

Bahan Pengisi Saluran Akar


Pengisian saluran akar

dilakukan untuk

mikroorganisme ke dalam saluran akar


multiplikasi mikro-organisme
cairan jaringan ke dalam

yang
pulpa

melalui

tertinggal,

mencegah masuknya
koronal, mencegah
mencegah

masuknya

melalui foramen apikal karena dapat

sebagai media

bakteri, danmenciptakan lingkungan biologis yang sesuai

untuk proses penyembuhan jaringan. Hasil pengisiansaluran akar


kurang

baik

tidak hanya disebabkan

teknik

preparasi

dan

yang
teknik

pengisianyang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan


pengisi saluran akar.
Pasta saluran akar
untuk

merupakan bahan pengisi yang

mengisi ruangan antarabahan

pengisi (semi

solid

digunakan
atau solid)

dengan dinding saluran akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau
tidak

teratur. Kalsium

hidroksida [Ca(OH)2]

merupakan bahan yang

sering digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi akar


Syarat Bahan Pengisi Saluran Akar
1.
a.
b.

Memiliki sifat biokompatibilitas


Bahan tersebut tidak boleh membahayakan pulpa dan jaringan lunak
Bahan tersebut tidak boleh mengandung substansi kronik yang larut

dalam air, yang dapat dilepas dan diserap kedalam system sirkulasi sehingga
menimbulkan respon toksisitas sistemik.
c.
Bahan tersebut harus bebas dari bahan berpotensi menimbulkan
sensitivitas yang dapat menyebabkan suatu alergi.
d.
Bahan tersebut harus tidak memiliki potensi karsinogenik
2.
Mudah dimasukkan kedalam saluran akar
3.
Rapat ke lateral maupun apical
4.
Tidak mengerut setelah dimasukkan
5.
Tidak dapat ditembus oleh air dan memiliki kelembapan
6.
Bersifat bakteriosit, atau paling tidak menghambat pertumbuhan
bakteri (bakteriostatik)
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Bersifat radiopak
Tidak menyebabkan perubahan warna gigi
Tidak mengiritasi jaringan periapeks atau mengganggu struktur gigi
Steril atau mudah disterilkan
Tidak larut dalam cairan rongga mulut
Bukan penghantar panas
Pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid

dan sesudahnya menjadi keras


14.
15.
16.

Mudah dikeluarkan dari saluran akar


Tidak menimbulkan respon imun
Mempunyai sifat adhesive pada saluran akar

Jenis Bahan Pengisi Saluran Akar


4

Bahan pengisi saluran akar utama biasanya bahan padat atau semi padat (pasta
atau bentuk padat yang dilunakkan) dan disertai dengan semen saluran akar (sealer).
1.
Bahan Pengisi Padat
a. Cone Perak
Keuntungan pemakaian cone perak yaitu mudah digunakan dan dapat
disesuaikan

dengan

panjang

kerja.Kekakuan

dan

fleksibelitasnya

memungkinkan pengisian saluran akar yang bengkok dan sempit, silver cone
fleksibel tetapi tidak resilien sehingga mudah mengadaptasi kurvatur saluran.
Silver cone sesuai dengan bagian apical bila saluran dipreparasi ke bentuk
standar, tanpa pelebaran servikal saluran dengan aksi reaming. Silver cone
sangat populer karena mudah dimasukkan kesaluran yang sempit atau
berkelok-kelok karena cone terkecil sekalipun mempunyai kekakuan yang
baik, dapat dimasukkan ke saluran pada panjang yang tepat, dapat terlihat pada
radiograf.
2.
Bahan Pengisi Pasta
a. Zinc Oksida

Zinc oksida eugenol ( tanpa modifikasi )


Oksida seng dapat dicampur dengan eugenol membentuk
campuran murni (tanpa aditif) yang kental.Formula lain berupa
campuran oksida eugenol (OSE) dengan berbagai aditif.Tipe yang
umum dikenal adalah N2 atau RC2B.Jenis ini merupakan derifat dari
formula Sargenti dan mengantung opaker, oksida metalik (timah)
atau

klorida

(mercuri),

steroid

(sekali-kali),

plasticizers,

paraformaldehid, dan berbagai bahan lainnya.

Grossman Sealer
Grossman
liqiud.Powder

memiliki

terdiri

dari

komposisi
ZnO,

yaitu

Staybellite

powder
resin,

dan

bismuth

subcarbonate, sodium borate anhydrous sedangkan liquid terdiri dari


Eugenol.Grossman membuat kriteria ideal untuk semen saluran
akar.Tidak ada satupun semen saluran akar yang dapat memenuhi
kriteria tersebut walaupun memiliki kelebihan.
Kriteria tersebut adalah:
5

a.

Toleransi jaringan, bahan tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan

maupun kematian sel


b.
Memiliki dimensi yang stabil, tidak mengerut sewaktu pengerasan
c.
Memiliki waktu pengerasan yang lama agar waktu kerja lama dan
hasilnya baik
d.
e.
f.
g.

Tidak mewarnai gigi dan jaringan sekitarnya


Tidak larut dalam cairan rongga mulut
Bersifat bakteriostatis
Memiliki daya adhesif yang kuat
Kalsium Hidroksid
Kalsium hidroksida merupakan senyawa kimia dengan rumus
Ca(OH)2, berwarna bubuk putih atau kristal dan terjadi oleh karena
reaksi pencampuran antara kalsium oksida dengan air. Kalsium
hidroksida juga bisa didapatkan dari reaksi antara larutan kalium
dengan sodium hidroksida.
Kalsium hidroksida memiliki sifat seperti :

a.

Kalsium hidroksida dapat menetralisir asam fosfor yang terlepas dari

semen fosfat
b.
Memiliki pH 11-12, kebasaan ini dapat menghancurkan daya tahan
mikroorganisme yang terdapat pada gigi yang karies
c.
Kelarutannya tinggi
d.
Penggunaannya mudah
e.
Radiopak
f.
Tidak iritasi
g.
Bakterisid
3. Bahan pengisi Plastis
a. Amalgam
Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental
amalgam, yaitu

suatu paduan antara merkuri (Hg) dan

suatu

alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam pertama kali


diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu
pertama kali diperkenalkan, amalgam disebut silver amalgam,
karena bagian terbesar
adalah orang yang
dengan bentuk

komponennya adalah perak. Black

pertama kali

partikel lathe

cut.

memperkenalkan amalgam
Dalam

publikasinya pada

tahun 1896, komposisi alloy amalgam adalah :


6

Ag (perak) 68,50%
Sn (Timah putih) 25,50%
Au (emas) 5%
Zn (seng) 1%
Amalgam

telah dikenal

retrograde sejak

lama.

Dewasa

sebagai
ini

bahan

para

pengisi

peneliti terus

berusaha mencari alternatif bahan pengisi retrograde selain


amalgam. Tidak ada bahan pengisi retrograde yang
Amalgam

sebagai

bahan pengisi retrograde memiliki

Kekurangan: yaitu kebocoran marginal, korosi,


merkuri pada

jaringan

ideal.

kontaminasi

periapikal, beberapa alloy

sensitif

terhadap kelembaban, memerlukan preparasi untuk undercut


dan

dapat

mewarnai jaringan lunak

dan

jaringan keras.

(Heptorina, 2007).
b. Gutta Percha
Gutta Percha adalah lateks koagulasi dari sejumlah pohon
tropis.Secara kimia merupakan transisomer karet.Gutta percha merupakan
suatu bahan alami yang terdiri dari eksudat koagulasi yang telah
dimurnikan dari pohon Mazer (Isonandra percha).Gutta percha yang biasa
digunakan dalam bidang kedokteran gigi terdiri dari dua bentuk yaitu
bentuk dan bentuk . Bentuk biasa digunakan untuk produk-produk
yang diinjeksikan karena memiliki sifat aliran yang lebih baik.Sedangkan
bentuk biasa digunakan untuk batangan gutta percha atau gutta percha
cone.
4. Bahan Pengisi Semen
a. Semen Seng Oksida Resin
Sebagian besar semen untuk penggunaan umum mengandung resin
seng-oksida sebagai dasar serbuk. Termasuk dalam kelompok ini adalah
semen Grossman, Sealer Saluran Akar Kerr, Tubli-Seal Kerr, Kloroperka NO, N2 normal, SemenWachs dan Endomethasone. Cairannya biasanya terdiri
dari hanya eugenol atau dalam kombinasi dengan cairan lain seperti balsam
Canada, eukaliptol, beechwood creosote, atau minyak amandel manis dalam
berbagai jumlah. Kloroperca N-O dan Kloroperca dicampur dengan
klorofom.
7

b. Semen Kalsium Hidroksida


Beberapa semen seng-oksida-eugenol telah dimodifikasi dengan
memasukkan

kalsium

hidroksida.Sealapex,

suatu

produk

Kerr

manufacturing.Company merupakan sealer saluran akar polimerik kalsium


hidroksida, non eugenol.
c. Semen glass-ionomer
Semen glass-ionomer terbukti lebih efektif dari pada semen zinc
oksida eugenol untuk mencegah kebocoran secara in vitro.
d. Semen polikarboksilat
Semen polikarboksilat merupakan sealer efektif asalkan ada kontak
yang cukup dengan dinding saluran akar.Kekurangannya adanya perlunya
alat plastic khusus karena sangat adhesive terhadap logam.
e. Semen kalsium fosfat
Semen kalsium fosfat mempunyai kemampuan yang baik untuk
membasahi dinding dentin dan membentuk hidrosiapatit sebagai produk
samping dari pengerasan, membuat semen ini dapat di toleir dengan baik
oleh jaringan vital.
5. Bahan yang ditambah obat-obatan
Dapat dibagi dalam dua kelompok :
a) Pertama yang merupakan desinfektan dan antiphlogistik yang
ditambahkan untuk menekan sakit pasca operatif.
b) Kedua yang ditambah dengan kalsium hidroksid untuk merangsang
sementogenesis

dan

dentinogenesis

pada

foramen,

sehingga

membentuk seal biologi permanen.


2.3 Keuntungan dan kerugian bahan pengisi saluran akar
a. Cone Perak
Keuntungan :
1. Mudah diletakkan dan dikontrol panjangnya.
2. Kekakuan dan fleksibilitasnya memungkinkan untuk obturasi saluran akar
yang sempit dan bengkok.
Kerugian :
1. Adaptasi buruk

Ini adalah masalah utama.Kon perak kaku dan tidak dapat beradaptasi
dengan baik pada dinding saluran akar yang tak teratur.
2. Toksisitas
Cone perak akan berkarat bila berkontak lama dengan cairan jaringan.
Produk karat akan menyebar dan merusak jaringan periapeks.
3. Sulit dikeluarkan
Pengangkatan kon perak untuk perawatan ulang atau pemasangan pasak
menjadi masalah utama.Kon perak sering kali terkunci dengan erat di saluran
akar sebelum disemen.Pangkalnya dapat berada di kamar pulpa atau saluran
akar bagian servikal sedemikian rupa sehingga sulit dipegang oleh
alat.Berbagai teknik telah diajukan untuk mengeluarkan kon perak dari saluran
akar, termasuk digetarkan dengan alat ultrasonic.
Kegagalan jangka panjang
Kerapatan

apeks

dan

mahkota

kurang

baik

dibandingkan

guttaperca.Keberhasilan untuk jangka pendek cukup baik, tetapi dalam jangka


panjang rawan kebocoran.
b. Gutta Percha
Keuntungan :
1
2
3

Bersifat plastis
Manipulasi mudah meskipun untuk pengisian saluran akar yang kompleks
Mudah dikeluarkan dari saluran akar misalnya pada pembuatan pasak atau

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

perawatan ulang
Toksisitas kecil dan relatif stabil bila berkontak dengan jaringan
Mudah ditekan
Mudah dirawat ulang
Mempunyai adaptasi yang baik pada dinding saluran akar bila ditekan
Mempunyai dimensi yang stabil
Toleransi jaringan yang baik
Mudah disterilkan
Tidak dapat ditembus oleh cairan
Tidak mewarnai struktur gigi
Mudah didapat
Relatif murah

Kerugian
1

Tidak melekat pada dentin dan sedikit elastis sehingga menjauhi dinding

2
3
4

saluran akar
Sulit mengisi salauran akar yang bengkok serta apeks terbuka
Mudah patah
Bila terlalu banya ditekan secara vertikal dapat masuk ke jaringan periapikal

c. Zinc Okside Eugenol


Merupakan bahan porus, relatif rapuh, dan larut dalam cairan
jaringan.Bila

masuk

ke

jaringan

periapikal

mudah

mengalami

pembusukan.Bersifat sitotoksik dan mutagenik, terutama pada dosis


tinggi.Semen seng oksida eugenol juga mempunyai waktu pengerasan yang
lambat. Bila sudah mengeras, bahan zinc oxide eugenol membentuk porus dan
lemah. Bahan dapat mengalami dekomposisi dalam cairan jaringan.Semen ini
tidak kuat (hanya 1/5 kekuatan semen zinc fosfat) dan tidak tahan erosi.ZOE
yang lebih baru mengandung polystirene, bahan-bahan kimia dan pengisi
dengan maksud untuk menambah kekuatan.
d. Kalsium Hidroksida
Keuntungan :
1 Dapat menetralisasi asam fosfor yang terlepas dari semen fosfat; ketebalan
2

sebesar 0,25mm sudah cukup efektif untuk menahan terobosan asam.


pH bahan ini adalah sekitar 11 sampai 12; kebasaan ini menghancurkan daya

tahanmikroorganisme yang terdapat pada karies gigi.


Sifat-sifat mekanis compressive strength selama 24 jam adalah sebesar 6-10

mn/m2, tensile strength 1-2 mn/m2.


Kelarutan tinggi; diperoleh angka 25-30% dalam air setelah 1 minggu.

e. Semen Glass ionomer


Glass ionomer cement adalah bahan yang dapat digunakan sebagai
pengisi saluran akar. Pada pengisian saluran akar dengan glass ionomer
cement, sebelum meletakkan cone, sealer glass ionomer cement diaduk sesuai
dengan aturan pabrik.Kemudian sealer dimasukkan ke saluran akar dengan
menggunakan lentulo supaya dinding saluran akar terlapisi glass ionomer
cement.Master cone diletakkan ke saluran akar sesuai dengan panjang kerja,
kemudian finger spreader dimasukkan ke saluran akar 1-2 mm lebih pendek
dari panjang kerja dan dikondensasi secara lateral.
2.4 Teknik Obturasi
10

1. Teknik Pengisian Gutta Point / Gutta Percha


Single cone.
Kondensasi
Kloropercha / eucapercha
Kompaksi
Termoplastis
a Teknik single cone :
Teknik ini dilakukan dengan memasuk kan kon gutta point tunggal ke
dalam saluran akar dengan ukuran sesuai dengan diameter preparasinya.
Untuk menambah adaptasi gutta point dan kerapatannya terhadap dinding
b

saluran akar ditambahkan semen saluran akar (sealer)


Teknik kondensasi
Teknik ini dilakukan dengan memasukkan guttap point ke dalam saluran
akar,kemudian dilakukan kondensasi atau penekanan kearah lateral
maupun kearah vertikal. Indikasi teknik ini jika bentuk saluran akarnya
oval atau tidak teratur.
Teknik kondensasi lateral :
Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama (#25) dimasukkan
sesuai dengan panjang preparasi, kemudian ditekan dengan spreader ke
arah lateral.Dengan cara yang sama dimasukkan guttap point tambahan
(lebih kecil darispreader) hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.
Teknik kondensasi vertikal :
Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama dimasukkan sesuai
dengan panjang preparasi, kemudian guttap point dipanaskan ditekan
dengan plugger ke arah vertikal ke bawah. Dengan cara yang sama Gutt ap
percha tambahan (dibuat seperti bola) dimasukkan dan ditekan hingga

seluruh saluran akar terisi sempurna.


c Teknik kloropercha / eucapercha
Teknik ini dilakukan dengan melunakkan ujung guttap point utama dengan
kloroform atau eucalyptol dan dimasukkan ke dalam saluran akar hingga
guttap point akan berubah bentuk sesuai dengan saluran akarnya terutama
daerah apikal. Kondikeluarkan lagi untuk menguapkan bahan pelarutnya.
Setelah saluran akar diulasi semen guttap point dimasukkan ke dalam
saluran aka r dan ditekan hingga seluruhsaluran akar terisi sempurna.
d Teknik Termokompaksi
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat McSpadden Compactor
atau E ngine Plugger yaitu alat yang mirip file tipe H (Hedstrom). Akibat
putaran dan gesekan dengan dinding saluran akar mampu melunakkan
guttap point dan mendorong ke arah apical
11

Teknik termoplastis
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau Obtura, yaitu
alat yang bentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan guttap point serta
mendorong ke dalam sakuran akar ke arah apikal

2. Teknik Pengisian Ag Point :


Grossman
Sommer
Nichols / sectional
Ag-Tip
a. Grossman

Asepsis
Memilih Ag-point
Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
Ag-point dipotong sebatas orifice
Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran

akar dengan tang Stieglietz forcep.


Basis dengan semen
Foto pengisian
b. Sommer

Asepsis
Memilih Ag-point
Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran

akar.
Sekitar orifice diberi gutta-percha
Basis dengan semen
Ag-point dipotong pada bidang oklusal
Foto pengisian

c. Nichols / sectional

Asepsis
Memilih Ag-point
Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
Ag-point pada 1/3 apikal digurat yang dalam dengan carborundum
Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran

akar.
Luksasi Ag-point agar terpotong pada daerah guratan.
Saluran akar diberi paper-point dan ditutup sementara
12

Foto pengisian
d. Ag-Tip

Asepsis
Memilih Ag-point
Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran

akar dengan aplikator.


Aplikator diputar
Saluran akar diberi paper-point dan ditutup sementara
Foto pengisian
3. Teknik Pengisian Amalgam :
Pengisian amalgam dari servikal (orthograde)
Indikasi : saluran akar pada 1/ 3 apikal sempit / buntu
Teknik pengisian : Amalgam dimasukkan ke dalam saluran akar dengan
menggunakan plugger / orthowire ukuran 1.0 dan dilakukan kondensasi
Pengisian amalgam dari apikal (retrograde)
Indikasi :
o Saluran akar bengkok
o Saluran akar melebar ke apical
o Terjadi kalsifikasi / terdapat pulp stone
Teknik pengisian dilakukan pada perawatan reseksi apeks. Setelah
pemotongan apeks, dibuat preparasi kavitas pada daerah apeks dan
ditumpat dengan amalgam melalui apikal.
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan obturasi
1. Faktor-faktor keberhasilan
Gejala

dapat

terjadi

jika

obturasi

tidak

mencapai

kerapatan

yang

diharapkan.Namun, adanya gejala untuk beberapa hari lamanya setelah obturasi adalah
hal yang biasa dan tidak berarti obturasinya tidak adekuat.Hal ini mencerminkan suatu
fenomena yang berbeda.
Obturasi yang baik yang benar - benar kedap cairan tidak dapat dilihat melalui
radiograf.Yang dapat dilihat hanyalah penyimpangan yang besar - besar saja, daerah
kosong atau defisiensi ini bisa terkait bisa tidak dengan kurangnya kerapatan dan dapat

13

menyebabkan kegagalan di masa mendatang. Kriteria untuk evaluasi berdasarkan


radiografis adalah sebagai berikut :
a. Daerah kosong di dalam badan atau pada antara muka material obturasi dentin
menandakan adanya abturasi yang tidak sempurna.
b. Material obturasi harus memperlihatkan densitas yang seragam dari korona sampai
apeks. Regio korona (dan bagian saluran akar yang besar) akan lebih radiopak
dibanding daerah apeks karena perbedaa ndalam massa materialnya. Tepi guta
perca harus tajam dan berbeda jelas disertai tidak adanya kekaburan, menandakan
adanya adaptasiyang sangat rapat.
c. Material obturasi harus mencapai panjang yang di preparasi dan dipotong di
daerah di bawah margin ginggiva untuk gigi anterior dandi bawah orifis untuk
gigi posterior.
d. Guta perca harus mencerminkan bentuk saluran akar yakni harus meruncing ke
arah apeks.Ketirusan ini tidak harus seragam tapi harus konsisten.Idealnya, regio
apeks harus meruncing hingga hampir mencapai suatu titik kecuali saluran akar
di regio ini sebelum preparasi memang tidak kecil.
e.Apakah restorasi permanen atau sementara, restorasinya harus benar - benar
berkontak dengan permukaan dentin untuk menjamin adanya kerapatan korona
yang baik.
Tes perkusi dan palpasi tersebut harus negatif karena jika kedua tes tersebut
positif atau menandakan ada suatu reaksi berarti masih terdapat inflamasi.
2. Faktor penyebab kegagalan pengisian saluran akar (obturasi)
a. Kesalahan dalam diagnosis dan rencana perawatan
b. Kebocoran tambalan di mahkota: kurangnya pengetahuan anatomi pulpa
c. Debridementyang tidak memadai: kesalahan selama perawatan
d. Kesalahan dalam obturasi
e. Proteksi tambalan yang tidak cukup
f. Fraktur akar vertikal
14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obturasi saluran akar adalah pengisian secara tiga dimensi seluruh system
saluran akar sedekat mungkin dengan cemento dentinal junction menggunakan bahan
obturasi beserta sealer dengan biokompatibel minimal sehingga dicapai penutupan
yang adekuat. Tahapan ini dilakukan setelah preparasi saluran akar dengan cara
menutup seluruh sistem saluran akar secara hermetis hingga kedap cairan (tight fluid
seal).
Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikro-organisme
ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi mikro-organisme yang
tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui foramen
apikal karena dapat sebagai media bakteri, danmenciptakan lingkungan biologis yang
sesuai untuk proses penyembuhanjaringan. Hasil pengisiansaluran akar yang kurang
baik tidak hanya disebabkan teknik preparasi dan teknik pengisianyang kurang baik,
tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi saluran akar.

15

DAFTAR PUSTAKA
Grossman, l.i., oliet, s. & del rio, c. e. 1988. Endodontic practice. 11 th ed. Lea and febiger.
263-285.
Grosman, 195, Ed.11 Ilmu Endodontic dalam Praktek, Raah Abiyono, Jakarta,EGC,
Hal:196-264
Harty, f.j. 1995. (penerjemah. L. Yuwono) endodonti klinis. Cetakan ke 3.
Penerbit hipokrates. 184-194. Ingle, j.i. & bakland, l.k. 1994. Endodontics. 4th ed.
Philadelphia. Lea and febiger. 228-251.
Walton, r.e. & torabinejad, m.1998. (penerjemah. N. Sumawinata) prinsip dan
praktek ilmu endodonsi. Cetakan ke i. Jakarta. Penerbit buku kedokteran egc. 305.hal 315
337
Walton dan Torabinejad, 2008, Ed.3, Prinsip dan Praktik Ilmu Edodontia, lilia
Juwono, Jakarta, EGC hal 204-266

16

Anda mungkin juga menyukai