Anda di halaman 1dari 8

I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mahasiswa Politeknik Gajah Tunggal akan merasa nyaman berada di
lingkungan kampus yang lingkungannya bersih, bahkan bukan hanya para
mahasiswa saja yang merasa nyaman berada di tempat yang bersih, para dosen
pun akan merasakan nyaman dalam memberikan pelajaran kepada mahasiswa
mahasiswi didiknya. Namun pada kenyataannya lingkungan Politeknik Gajah
Tunggal belum menciptakan lingkungan yang bersih secara maksimal.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh para mahasiswa adalah harus
membiasakan diri dengan kehidupan sehari-hari yang bersih di lingkungan
sekita kampus. Caranya adalah membuang sampah pada tempatnya. Setelah
selesai membersihkan ruang kelas ataupun ruangan lainnya harus ada
kesadaran didalam diri tiap individu untuk selalu menjaga kebersihan dimanapun
berada dengan membuang sampah pada tempatnya.
Kesadaran mahasiswa Politeknik akan kebersihan sudah ditanamkan sejak
pertama kali memuli perkuliahan. Kebersihan yang sudah tercipta mesti
ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang bersih secara maksimal.
Kelompok Clean Master ingin meningkatkan kebersihan di lingkungan
kampus dengan cara mengingatkan mahasiswa secara tersurat. Yaitu dengan
membuat tanda peringatan untuk penempatan tempat sampah.
1.2 Alasan pemilihan nama kelompok
Clean Master memiliki dua suku kata yaitu Clean yang dalem bahasa
Indonesia berarti bersih dan Master yang dalam bahasa Indonesia berarti
menguasai. Jadi alasan pemilihan nama clean master adalah agar anggota
kelompok dapat menjadi pelopor kebersihan di kampus Politeknik Gajah
Tunggal.

1.3 Alasan pemilihan project


Kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya perlu adanya motivasi
secara terus menerus sehingga mahasiswa terbiasa dan diharapkan akan
menjadi budaya. Sarana motivasi dapat berbentuk lisan atau tulisan. Sarana

motivasi yang dipilih kelompok clean master adalah sarana motivasi dalam
bentuk tulisan.
Sarana berbentuk tulisan diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
mahasiswa setiap membacanya.
1.4 Tujuan Project
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah leadership
2. Membuat suatu sarana motivasi bagi mahasiswa
3. Meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk membuang sampah pada
tempatnya.
4. Mengingatkan mahasiswa untuk menjaga lingkungan kampus agar bersih
secara maksimal.

II
PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat


1. Waktu
Kegiatan dilaksanakan sejak pembuatan desain dan penentuan
target lokasi pemetaan. Dan peletakan tanda peringatan dilakukan
serentak pada tanggal
2. Tempat
Kegiatan dilaksakan di kampus Politeknik Gajah Tunggal. Berikut
adalah target lokasi yang telah di tentukan yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Selasar depan tingkat 1 mesin A


Selasar depan tingkat 1 mesin B
Selasar depan tingkat 1 elektro A
Selasar depan tingkat 1 elektro B
Selasar depan tingkat 2 mesin A
Selasar depan tingkat 2 mesin B
Selasar depan tingkat 2 elektro A
Selasar depan tingkat 2 elektro B
Selasar depan tingkat 3 Adv. Mechanical enggineering specialist
Selasar depan tingkat 3 Adv. Industrial enggineering specialist
Selasar depan tingkat 3 Adv. Electrical enggineering specialist
Selasar depan tingkat 3 Manufacturing Process

Target lokasi belum mencakup keseluruhan tempat yang di kampus


Politeknik
Gajah Tunggal. Dikarenakan keterbatasan biaya dan sarana informasi
perizinan.
2.2 Agenda (Mekanisme Pekerjaan)
1. Membuat proposal pemetaan tempat sampah
2. Membuat desain tanda pemetaan

3. Penentuan target lokasi


4. Print dan laminating
5. Pemasangan tanda di lokasi
2.3 Dana yang digunakan
N
O
1
2

ITEM

HARGA

JUMLAH

Lembar

(Rp)
1000

(Rp)
12000

Lembar

5000

60000
72000

KUANTITAS

SATUAN

Print objek

12

desain
Laminating
Total

12

Anggaran
2.4 Pelaksanaan
1. Pembuatan proposal pemetaan tempat sampah telah disetujui.
2. Pembuatan desain tanda pemetaan dan penempelan tanda.

III
ANALISIS KRITIK KELOMPOK TENTANG PROJECT

3.1 Teori Teori yang digunakan


a. Style Approach
Merupakan pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan
dua perilaku umum pemimpin :
-

Task behavior : memfasilitasi penyelesaian tugas. Membantu

para pengikut untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.


Relation behavior : membantu pengikut merasa nyaman dengan
diri mereka sendiri, satu sama lain dan dengan situasi dan
lingkungan.

b. Transformational Leadership
-

Transformational

leadership

adalah

proses

membangun

komitmen pada tujuan organisasi dan memberdayakan pengikut


-

untuk mencapai tujuan itu.


Transformational leadership adalah proses dimana pemimpin
dan pengikut saling meningkatkan ke tingkat moralitas dan

motivasi yang lebih tinggi.


Transformational leadership

adalah

proses

meningkatkan

kesadaran pengikut dengan menariknya


1. Ke arah cita cita dan nilai nilai moral yang lebih tinggi,
seperti kebebasan, persamaan (hak), perdamaian dan
kemanusiaan.
2. Bukan ke arah emosi-emosi dasar seperti rasa takut, tamak,
-

iri atau benci.


Mengubah dan memotivasi anggotanya dengan :
1. Membuat pengikut sadar terhadap pentingnya

hasil

usahanya.
2. Membujuk pengikut agar lebih mementingkan kepentingna
organisasi atau tim daripada kepentingan pribadinya.
3. Mengaktifkan kebutuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih
tinggi.
c. Delegatif Leader

Delegatif leader adalah sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan


oleh pimpinan kepada bawahannya yang memiliki kemampuan, agar
dapat menjalankan kegiatannya yang untuk sementara waktu tidak
dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai sebab.
Alasan memilih teori teori diatas:
Tiga pendekatan diatas dapat digunakan pada project kelompok clean
master karena pada dasarnya project kelompok clean master berbasis
demokrasi dimana semua tugas dikerjakan bersama sama dan saling
mengarahkan namun tetap berpusat pada satu komando atau perintah.
3.2 Aplikasi Teori
1. Style Approach
Teori ini diaplikasikan pada saat mengumpulkan anggota untuk
melaksanakan project dengan cara memberikan kepercayaan dan
kenyamanan kepada anggota. Dengan pendekatan ini diharapkan
para anggota dapat melaksanakan project bukan karena takut atau
segan

kepada

pemimpin

melainkan

melaksanakan

karena

memang ingin melaksanakan project dengan melihat visi project


sebagai goalnya dan tetap berpegang teguh pada prinsip kerja
sama bukan individu.
2. Transformational leadership
Teori ini digunakan ketika sedang menjalankan project. Hal ini
dikarenakan transformatioanl leadership lebih menekankan pada
komitmen untuk menuju perubahan yang lebih baik. Dengan
demikian project tidak akan berhenti ditengah jalan, namun terus
sampai ada project lain yang lebih inovatif.
3. Delegatif leader
Teori ini digunakan ketika semua anggota merasa sudah bisa
berkomitmen untuk terus melaksanakan dan menjaga project. Ini
dikarenakan anggota kelompok Clean Master tidak bisa selamanya
menghandle project ini karena keterbatasan waktu. Dengan
demikian project ini akan tetap ada.

3.3 Hubungan Teori dengan Project


Teori teori diatas yang kami gunakan memiliki keterkaitan dan
hubungan yang kuat. Hal ini dikarenakan project Clean Master ini
melibatkan seluruh mahasiswa politeknik gajah tunggal yang masing
masing mempunyai kompetensi yang berbeda beda. Dengan
menggunakan teori teori diatas kelompok kami dapat menjalankan
project dengan mengikut sertakan langsung para mahasiswa ke
dalam pelaksanaan project dengan intruksi kerja sesuai dengan
arahan kelompok clean master.

IV
PENUTUP DAN KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Project kelompok clean master dapat dilaksanakan dengan baik
dengan

menggunakan

teori

style

approach,

transformational

leadership, dan delegatif leader sebagai panduannya.


4.2. Penutup
Project ini tidak dapat dilaksanakan tanpa kerjasama antar pelaksana
dan pembuat project. Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih atas

kerjasama dari anggota sehingga project ini dapat berjalan dengan


semestinya. Kami ucapkan terimakasih juga atas arahan dan teoriteori yang diberikan oleh bpk. Yosephus laba simuor sehingga kami
dapat menjalakan project ini dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai